SYARAT-SYARAT TEKNIS PELAKSANAAN PEKERJAAN PEMBUATAN SUMUR BOR

dokumen-dokumen yang mirip
TUGAS MATA KULIAH METODE KONSTRUKSI

Materi kuliah dapat didownload di

METODE PELAKSANAAN DRILLING & GROUTING WATERSTOP (TUBE A MANCHETTE METHOD)


PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH KERANGKA ACUAN KERJA ( TERM OF REFERENCE TOR ) KEGIATAN KEGIATAN PEMBANGUNAN SUMUR BOR DI DAERAH RAWAN KERING

BAB II PEMBAHASAN MATERI. fluida incompressible (fluida yang tidak mampu mampat) dari tempat yang rendah

Teknik Pemboran. Instruktur : Ir. Aris Buntoro, MSc.

DRILLING SERVICE BANDUNG

MAKALAH TEKNIK PENGEBORAN DAN PENGGALIAN JENIS-JENIS PEMBORAN

KERANGKA ACUAN KERJA ( TERM OF REFERENCE TOR )

BAB II HAND BORING. 2.1 Referensi. Tanah. ITB Dasar Teori

BAB VI SPESIFIKASI TEKNIS PASAL 1 LINGKUP PEKERJAAN

BAB IV TINJAUAN KONDISI PROYEK ALAT DAN BAHAN BANGUNAN

LAMPIRAN VII KEPUTUSAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL Nomor : 1451 K/10/MEM/2000 Tanggal : 3 November 2000

Laboratorium Geologi Minyak dan Gas Bumi 2017

HALAMAN JUDUL... i. KATA PENGANTAR... iv. RINGKASAN... vi. DAFTAR ISI... vii. DAFTAR GAMBAR... xi. DAFTAR TABEL... xii BAB I PENDAHULUAN...

Tata cara pembangunan sumur produksi dengan pengeboran sistem sirkulasi langsung

BAB VII PEMBAHASAN MASALAH. Pekerjaan pondasi dibagi menjadi dua bagian, yaitu pondasi dangkal dan pondasi

METODE PEKERJAAN BORE PILE

PEMBORAN EXPLORASI MANCARI DAN MENGGAMBARKAN BAGAIMANA PROSES PEMBORAN EXPLORASI

HASIL KOREKSI ARITMATIKA URAIAN PEKERJAAN SELISIH


II. PENGENALAN ALAT BOR DAN KOMPONEN ALAT BOR

METODE PELAKSANAAN DRILLING & GROUTING DOWNSTAGE METHOD

σa = Tegangan tarik ijin kg/cm 2

BAB IV PERANCANGAN GAMBAR

Evaluasi Penggunaan Rig 550 HP Untuk Program Hidrolika Pada Sumur X Lapangan Y

LAMPIRAN IX KEPUTUSAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL Nomor : 1451 K/10/MEM/2000 Tanggal : 3 November 2000

Seminar Nasional Cendekiawan 2015 ISSN: EVALUASI METODE CASING DRILLING PADA TRAYEK CASING 13-3/8 DI SUMUR SP-23

Seminar Nasional Cendekiawan 2015 ISSN:

BAB VII PEMBAHASAN MASALAH. Dalam setiap Proyek Konstruksi, metode pelaksanaan yang dilakukan memiliki

METODE PENYELIDIKAN DAN PENGUJIAN TANAH

BAB I PENDAHULUAN. air bersih semakin meningkat dan sumber-sumber air konvensional yang berupa

5- PEKERJAAN DEWATERING

125 SNI YANG SUDAH DITETAPKAN BSN DI BIDANG USAHA MINYAK DAN GAS BUMI

PERANCANGAN POMPA TORAK 3 SILINDER UNTUK INJEKSI LUMPUR KEDALAMAN FT DENGAN DEBIT 500 GPM

LAMPIRAN I KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR : KEP-170/PJ/2002 TANGGAL : 28 Maret 2002

BAB II I S I Kecepatan pemboran suatu alat bor juga dipengaruhi oleh beberapa factor antara lain :

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. sesuai dengan fungsi masing-masing peralatan. Adapun alat-alat yang dipergunakan

DCE - 09 Pengukuran dan Perhitungan Hasil Kerja

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

SPESIFIKASI TEKNIS. Pasal 1 JENIS DAN LOKASI PEKERJAAN

BAB IV MATERIAL DAN PERALATAN

BAB III ALAT PENGUJIAN

NO. JENIS PENGHASILAN PERKIRAAN PENGHASILAN NETO

METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN. Pekerjaan : PEMBANGUNAN SARANA AIR BERSIH SMK PENERBANGAN ACEH Lokasi : BLANG BINTANG - ACEH BESAR Tahun Anggaran : 2014

LAMPIRAN V KEPUTUSAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL Nomor : 1451 K/10/MEM/2000 Tanggal : 3 November 2000

JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 2, No.2, (2013) ( X Print) B-197

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB VI PENGENDALIAN DAN KEMAJUAN PROYEK. akan semakin diperlukan jika proyek termasuk dalam proyek yang kompleks dan

BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT YANG DIGUNAKAN. tinggi dapat menghasilkan struktur yang memenuhi syarat kekuatan, ketahanan,

BAB V METODE PELAKSANAAN. 5.1 Pekerjaan Pondasi Tiang Bor (Bored Pile) ke dalam tanah dengan cara mengebor tanah terlebihdahulu, lalu kemudian diisi

DAFTAR STANDAR NASIONAL INDONESIA (SNI) BIDANG BAHAN KONSTRUKSI BANGUNAN DAN REKAYASA SIPIL

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. Penyediaan alat kerja dan bahan bangunan pada suatu proyek memerlukan

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 3 TAHUN 2018 TENTANG PENGELOLAAN AIR TANAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TENGAH,

BAB III METODOLOGI DAN RANCANGAN PENELITIAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Instalasi air Bersih

BAB V. PEMBAHASAN. Tabel 5.1 Keakuratan Pengeboran Vertikal dari Pengukuran Lapangan. Keakuratan No. Blast

DAFTAR ISI. 1. Ruang Lingkup Acuan Normatif Istilah dan Definisi Ketentuan Umum KetentuanTeknis...2. Lampiran A...

BAB IV METODE PENGECORAN KOLOM, DINDING CORE WALL, BALOK DAN PLAT LANTAI APARTEMENT GREEN BAY PLUIT LANTAI 15 - LANTAI 25

3.7 Proses Pengadaan Alat, Bahan, dan Pembuatan Alat

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

HALAMAN PENGESAHAN...

BAB IV MATERIAL DAN PERALATAN

KEPUTUSAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR :1451 K/10/MEM/2000 TANGGAL : 3 November 2000

Tata cara pemasangan dan pembacaan alat ukur regangan tanah

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG PERIZINAN AIR TANAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI,

BAB IV: PENGAMATAN PROYEK

5.2. Pekerjaan Bore Pile dan Soldear Pile. Laporan Kerja Praktek Pekerjaan Bore Pile dan Soldear Pile ini melibatkan beberapa kegiatan antara lain ada

LAMPIRAN I KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR : KEP-176/PJ/2000 TANGGAL : 26 JUNI 2000

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL...i. HALAMAN PENGESAHAN...iii. PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH...iv. KATA PENGANTAR...v. HALAMAN PERSEMBAHAN...

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

KISI-KISI MATERI PLPG MATA PELAJARAN TEKNIK PENGEBORAN MINYAK DAN GAS

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL...i. HALAMAN PENGESAHAN...ii. KATA PENGANTAR...iii. HALAMAN PERSEMBAHAN...iv. PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH...

Metode Pelaksanaan Pembangunan Jalan Lingkungan Datuk Taib Desa Leuhan < SEBELUMNYA BERIKUTNYA >

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. manajemen yang baik untuk menunjang kelancaran

BAB V METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI KOLOM DAN BALOK. perencanaan dalam bentuk gambar shop drawing. Gambar shop

SISTEMATIKA DOKUMEN RENCANA PEMANTAUAN DAN PENGELOLAAN AIR TANAH

BAB IV PERALATAN YANG DIGUNAKAN. Pada setiap pelaksanaan proyek konstruksi, alat-alat menjadi faktor yang sangat

LAPORAN BULANAN AKTIVITAS EKSPLORASI PT ADARO ENERGY Tbk FEBRUARI 2013

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI NOMOR 32 TAHUN 2008

II. PEKERJAAN PENDAHULUAN

PERKIRAAN PENGHASILAN NETO ATAS SEWA DAN PENGHASILAN LAIN SEHUBUNGAN DENGAN PENGGUNAAN HARTA

WAE BOBO KEL. RANA LOBA KEC. BORONG KAB. MANGGARAI TIMUR

BAB IV PEKERJAAN PEMBUATAN PONDASI TIANG BOR DENGAN METODE ENLARGED BASE BORED PILE. Contoh pelaksanaan pekerjaan lubang bor No.

BAB VII TATA LAKSANA LAPANGAN

BAB I PENDAHULUAN. tekanan balik dari sumur yang biasa disebut kick. Kick merupakan tekanan balik

RENCANA KERJA DAN SYARAT SYARAT

MATA KULIAH PENGANTAR TEKNIK PERMINYAKAN 1 MATERI : PENGENALAN PERALATAN DI OPERASI PEMBORAN. 07 Desember 2012

SYARAT SYARAT TEKNIS PEKERJAAN. Pasal 1 PENJELASAN UMUM

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN. Mulai. Mempelajari Gambar Tender (Gambar Forkon) Survei Kondisi Lapangan. Studi Pustaka

LAPORAN BULANAN AKTIVITAS EKSPLORASI PT ADARO ENERGY Tbk SEPTEMBER 2012

BAB V METODE UMUM PELAKSAAN KONSTRUKSI. Untuk mengetahui metode pelaksanaan di lapangan, dibuatkan gambar shop

BAB VI TINJAUAN KHUSUS. (Secant Pile dan Soldier Pile)

BAB VI LAPORAN KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK. Dalam setiap proyek konstruksi, perencanaan, dan pengendalian merupakan

Dengan cara pemakaian yang benar, Anda akan mendapatkan manfaat yang maksimal selama bertahun-tahun.

Transkripsi:

SYARAT-SYARAT TEKNIS PELAKSANAAN PEKERJAAN PEMBUATAN SUMUR BOR PASAL 1 PENJELASAN UMUM 1. PENDAHULUAN Kegiatan penyediaan air bersih pada pekerjaan ini, bermaksud melaksanakan pembuatan sumur bor/ sumur dalam yang akan dilaksanakan oleh pemborong pengeboran sumur dalam. Uraian dan syarat teknis dibawah ini dimaksudkan untuk memberikan keterangan-keterangan kepada calon pemborong mengenai lokasi pekerjaan, gambaran secara umum mengenai macam-macam pekerjaan, jumlah pekerjaan yang akan dilaksanakan, bahan-bahan, peralatan yang harus digunakan untuk dapat menghasilkan sumur bor sesuai dengan rencana yang dikehendaki. 1.1 Lingkup Pekerjaan 1.1.1 Pekerjaan yang dilaksanakan seperti yang dimaksud dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) dan gambar-gambar rencana. 1.1.2 Pekerjaan ini meliputi Pembangunan Sumur Bor Hidrolik. 1.1.3 Lokasi Pekerjaan Kabupaten Pidie Jaya 1.2 Kewajiban Pemborong 1.2.1 Pemborong berkewajiban meneliti RKS, gambar-gambar rencana dan dokumen lainnya, memeriksa kebenaran dari kondisi pekerjaan, melakukan pengukuran dan mempertimbangkan seluruh lingkup pekerjaan yang dibutuhkan untuk kelancaran dan penyelesaian pekerjaan. 1.2.2 Pemborong harus mengerjakan seluruh pekerjaan sesuai dengan RKS, gambar-gambar pelaksanaan dan dokumen lainnya. 1.2.3 Pemborong harus menyediakan : a. Bahan-bahan yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan dengan persetujuan direksi/ pengawas. b. Tenaga kerja ahli yang cukup sesuai dengan bidangnya masing-masing, dan menunjuk seorang wakil yang harus ada di tempat untuk mempertanggung-jawabkan pekerjaan. c. Peralatan yang diperlukan untuk masing-masing jenis pekerjaan. 1.2.4 Pelaksanaan pekerjaan harus sesuai dengan ketentuan yang tertera dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat ini, gambar rencana termasuk gambar detail dan penjelasan/ keputusan Direksi.

1.3 Syarat-syarat Pelaksanaan : Dalam melaksanakan pekerjaan pemborong harus berpedoman pada ketentuan-ketentuan yang terdapat di dalam : a. Peraturan-peraturan dan persyaratan yang berhubungan dengan bangunan, tenaga kerja, dan petunjuk-petunjuk serta peringatan tertulis yang diberikan Direksi / Pengawas. b. Rencana Kerja dan Syarat-syarat pekerjaan serta risalah penjelasan pekerjaan. Jika ternyata dalam RKS ini terdapat kelainan atau penyimpangan dengan peraturan-peraturan sebagaimana yang dimaksud di atas, maka segala perubahannya tetap berlaku. c. Gambar-gambar pelaksanaan yang meliputi gambar-gambar rencana, detail dan gambar-gambar yang dibuat oleh pemborong yaitu Shop drawing dan as built drawing yang telah disetujui oleh direksi / pengawas. PASAL 2 PEKERJAAN PERSIAPAN Yang terdapat dalam daftar penawaran adalah termasuk pengangkutan, pemindahan, pengembalian peralatan, material, direksi keet, gudang, air untuk sirkulasi/ pencucian, personil dan lain-lain. Dimulai dari persiapan pekerjaan sampai terselesaikannya pekerjaan pemboran, pemborong bertanggung jawab dan menanggung semua biaya/ resiko yang diakibatkan oleh semua kecelakaan, pencurian dll. Pada pekerjaan persiapan pemborong harus mempersiapkan, semua peralatan dan bangunan kerja lainnya sehingga selalu dalam kondisi siap pelaksanaan. Pos ini juga termasuk pekerjaan pembersihan lapangan setelah pekerjaan pemboran selesai secara keseluruhan. PASAL 3 PEKERJAAN PENGEBORAN SUMUR 3.1. UMUM Pengeboran akan dilaksanakan dengan maksud untuk penyelidikan potensi air tanah didaerahnya, termasuk kondisi geologi/ hidrogeologi dan tes-tes permeabilitas a quifer. Spesifikasi teknis dibawah ini dimaksud untuk memberi keterangan kepada kontraktor mengenai lokasi dan kondisi proyek, gambaran umum macam pekerjaan, jumlah peralatan yang diperlukan, bahan-bahan lainnya guna menghasilkan data-data dan hasil sesuai dengan yang dikehendaki.

3.2. CARA PELAKSANAAN Semua bahan-bahan penunjang yang diperlukan disediakan sendiri oleh pemborong dan harus memenuhi persyaratan teknis yang telah ditentukan, pembiayaannya sudah harus termasuk dalam biaya pemboran permeter. Semua system pengamanan pada syarat pekerjaan pemboran adalah menjadi tanggung jawab pemborong. Pemborong harus dapat menjaga dan mencegah kemungkinan terjadinya hal-hal yang dapat merugikan hasil pekerjaan. Semua akibat dari kelalaian dan kelambatan dari persiapan pelaksana adalah menjadi tanggung jawab pemborong. 3.3. KEDALAMAN PENGEBORAN Maksimal kedalaman sumur bor explorasi atau sumur uji produksi adalah antara 100 s/d 150 meter. Pengamatan selama aktivitas pemboran seperti penetrasi perjam, contoh-contoh batuan dan sebagainya harus dilaksakan oleh pemborong dengan mengikuti tabel yang akan disetujui oleh pemberi tugas. 3.4. DIAMETER (GARIS TENGAH) 3.4.1. Diameter Final diameter dari sumur adalah 200 mm (8 Inchi), sedangkan sumur uji atau sumur uji produksi adalah 200 mm, diameter pipa saringan Screen sesuai dengan 150 mm. Selisih rongga antara pipa-pipa tersebut dengan lubang bor minimum adalah 50 mm/ 2 inchi keliling, yang dimaksudkan untuk ruang gravel pack 3.4.2. Kemiringan/ Deviasi Radial deviasi dari pusat lubang bor secara teoritis dari vertikal tidak lebih dari 0.5 % selaras dengan kedalam. 3.5. PERALATAN DAN MATERIAL Semua peralatan dan material mengikuti standar API atau yang sederajat. 3.6. DRILLING RIGS / ALAT BOR Pemborong harus meyediakan peralatan sesuai dengan sfesifikasi tehnik yang diminta. Adapun batasan-batasan tehnik secara umum dapat dijelaskan sbb : Untuk mesin bor atau Hydraulic Rotary harus mempunyai kapasitas minimum berkemampuan membor dengan diameter 450 mm/18 inch pada kedalam 200 meter.

Jika peralatan yang dipakai : a. Spindle Type : Minimum diameter dalam spindlennya adalah 93 mm atau mampu menggunakan stang bor / Driil Rod dengan diameter 89 mm. b. Rotary Table : Harus mempunyai pemberat / drill collar minimum 800 kg dan alat bor harus menggunakan stang bor/ drill rod dengan diamater 89 mm yang lengkap dengan stabilisatornya. c. Top Drive : Minimum troque kapasitas adalah 6.000 kg Untuk semua alat diatas harus mampu mengangkat beban seberat 6.000 kg (hoisting capasity) 3.7. POMPA LUMPUR / COMPRESSOR Sebagai penunjang utama drillling rig, kontraktor harus pula meyediakan pompa lumpur untuk pompa sirkulasinya atau compressor untuk sistem zair Flush. Pompa lumpur harus bertipe Piston kapasitas pompa adalah 500 1/ min pada 24 kg/cm2 didalam preparasi pompa lumpur dilapangan harus diperhitungkan panjang sirkulasi dari lubang bor kebak lumpur sehingga dipertibangkan dengan sample Cutting yang diperoleh cukup bisa mengwakili penetrasi kedalamannya dan juga efek perembesan kedalam lubang bor. Pemborong harus meyediakan pada setiap drilling unit alat pengetesan lumpur laboran seperti : - Mud balance / timbangan lumpur. - Marsh furnel - No 200 sicve (ayakan No 200) - ph indikator paper (kertas ph ), dsb Demi kelancaran pekerjaan pemeborongan diwajibkan membuat pengumpul lumpur cadangan yang diperhitungkan sesuai kebutuhan dan waktu gantinya. Bila pemborong dengan air flush maka harus meyediakan compressor dengan capasitas 600 cfm pada 12 bar. 3.8. STANG BOR/DRILL ROD, PEMBERAT /COLLAR DAN STABILIZER Untuk alat pembantu harus berstandar API atau lainnya yang sederajat. Minimum dari diameter stang bor/drill rod adalah 89 mm/3.5 inch. Dalam pelaksanaanya harus digunakan drill colars dan stabilization untuk mencengah kemungkinan tidak harus lubang bor. Sehingga akan merugikan pihak pemborong sendiri.

3.9. PIPA KONDUKTOR/SURFACE CASING / PIPA PELINDUNG. Untuk system bor putar pemakaian pipa konduktor untuk mencegah runtuhnya lubang bor adalah sangat penting. Pipa konduktor ini harus dipasang dalam keadaan yang normal minimum- 10 m, sebagai pengaman pada kondisi hal ini perlu untuk mencegah kemungkinan terjadinya keruntuhan kedalam lubang bor. 3.10. LUMPUR PEMBORAN Cara sirkulasi dengan lumpur atau udara mungkin akan dipakai tergantung pada pertimbangan tehnik dan kondisi geologi daerahnya. Pemilihan jenis lumpur harus medapat persetujuan dari pemberi tugas. Pemborongan memilih macam atau jenis dari lumpur pemborong yang sesuai dengan kondisi daerahnya/ formasi geologisnya. Pemborong harus selalu memonitor densitas dan viskositas dari lumpur pemborong tersebut yang dituangkan dalam laporan harian. Disarankan untuk menggunakan biodgradable mud. Syarat untuk pemboran harus mempunyai kuwalitas yang baik dan dapat hilang fungsinya dalam selang waktu tertentu harus sendiri dengan viskositas + 15 cm poince (40 second). Penggunaan bahan kimia tambahan seperti mika atau toxic tidak diizinkan, karena sumur ini adalah untuk kepentingan air minum. Bila terjadi Water Losse, agar segera dicatat dan di ukur. Penggunaan lumpur atau material pemboran atau material lainnya sudah masuk kedalam biaya parmeter pemboran. Untuk ini pemborong harus betul-betul mempelajari mencegah kemungkinan salah perhitungan. 3.11. PENCATATAN TINGGI MUKA AIR (STATIC WATER LEVEL) Pemborong harus meyediakan alat pegukur tinggi muka air yang eletronis dengan ketelitian 1 cm dan selalu berada dilapangan selama aktivitas pekerjaan berlangsung. Tinggi muka air harus selalu dicatat sebelum mulai pekerjaan pemboran dan sesudah pemboran setiap harinya. Bila keaadaan positive atesi maka yang diukur adalah tinggi kolom airnya atau debitnya. 3.12. ALAT PANCING Pemborong harus meyediakan satu set komplit alat pemancing termasuk Hydralic jak yang sesuai untuk mengamankan sewaktu-waktu yang diperlukan. Sehingga tidak banyak waktu yang terbuang untuk menunggu, apabila suatu diperlukan. Ketidaksamaannya peralatan ini dilapangan menjadi resiko pemborong. 3.13. PENYEMENAN (CEMENTING) Pada kondisi tertentu pengawas tehnik lapangan mungkin memerintahkan peyemenan, misalnya keperluan penanggulangan runtuhan/caving, dll. Pembungkus dibuat dengan

campuran semen + air pada keadaaan tertentu diperlukan penambahan Cemen Add, Post ini termasuk dalam pekerjaan pembuatan lubang bop. 3.14. SAMPLING (CONTOH HASIL PENGEBORAN) Contoh hasil pengeboran perlu diambil pada setiap meter kemajuan pengeboran dan pada setiap perubahan lapisan batuan. Minimum jumlah sample setiap contohnya adalah 0.5 kg, dimasukkan kedalam kantong plastik, dengan diberi identitas seperti nomor sample. 3.15. CONTOH AIR Pemberi tugas mengintruksikan pada pemborong untuk pengambilan contoh air dari lubang bor untuk diteliti dilaboratorium. Banyak contoh air adalah 5 liter pada setiap pengambilan sample. Semua kegiatan harus dikerjakan atas persetujuan direksi/ pengawas lapangan. 3.16. PRESTASI PEKERJAAN Hanya pekerjaan yang sempurna sesuai spesifikasi teknis yang dapat diterima oleh pemberi tugas. Bahwa diperhatikan adalah lubang sumur bor tersebut tidak diterima, maka pemborong harus menutup sumur tersebut dengan cara penyemenan, untuk itu cara dan metodenya akan diberi petunjuk oleh pemberi tugas sesuai kondisi lapangan. Resiko dari pekerjaan ini ada dipihak pemborong. 4.1. UMUM PASAL 4 PEKERJAAN INSTALASI PEMIPAAN UNTUK KONSTRUKSI SUMUR Maksud dari pekerjaan ini adalah seperti yang dijelaskan pada pasal-pasal sebelumnya, yaitu bila hasilnya tidak sesuai dengan perencanaan yang ada maka akan langsung dipakai sebagai sumur produksi, sehingga dalam pekerjaan ini termasuk penyediaan pipa pipa, pipa saringan, grevel pack dan lain-lain sesuai teknis sehingga siap untuk dilanjudkan dengan jenis pekerjaan yang lainnya. 4.2. KONSTRUKSI SUMUR Untuk sempurnanya konstruksi sumur bor harus terdiri dari bahan-bahan : - Pipa jambang/ pump House Casing - Pipa Buta/ Blank pipa casing - Pipa saringan/ Screen - Pipa observasi pada bagian bawah dilengkapi dengan syarat-syarat teknis pelaksanaannya.

PASAL 5 PEMBERSIHAN DAN PENGURASAN SUMUR Pembersihan lubang sumur yang telah dikonstruksikan adalah merupakan pekerjaan yang terpenting dalam pekerjaan sumur bor ini. dimaksud untuk mengeluarkan segala kotoran dan sisa lumpur yang masih tersisa dalam lubang sumur bekas pengeboran. Selain itu juga terpenting adalah membersihkan open area dari pipa saringan/screen, grevel pack dan lain-lain. Kesempurnaan dari pembuatan sumur bor adalah sangat tergantung dari pelaksaaan pekerjaan ini dengan baik dan benar sesuai petunjuk pekerjaan atau gambar kerja pekerjaan ini. PASAL 6 GEOFISIKA LUBANG BOR Geofisika lubang sumur dilakukan pada sumur-sumur exploitasi atau pilot hole sumur uji/ uji produksi. Maksud dari pekerjaan ini adalah untuk memperoleh informasi keadaan fisik lapisan tanah yang harus dilakukan secepat mungkin setelah pekerjaan lubang pilot hole selesai dikerjakan sesuai dalam persyaratan teknis pekerjaan. PASAL 7 PEMOMPAAN UJI Pekerjaan ini adalah merupakan pekerjaan yang sangat membutuhkan ketelitian dalam pelaksanaannya. Pemborong harus menyediakan peralatan dan tenaga ahli yang berpengalaman dalam menggunakan peralatan yang akan dipakai. Banyak air yang akan dipompa dari dalam sumur akan diukur dengan alat ukur yang disediakan oleh pemborong, tentang jenisnya harus disetujui oleh pemberi tugas. Demikian pula pemborong harus set peralatan yang elektronis untuk mengukur tinggi muka air dalam sumur secara teliti. PASAL 8 KONSTRUKSI SUMUR OBSERVASI Sumur observasi dimaksudkan untuk mengukur tinggi mengukur air selama pengujian sumur/ pumping test atau selama pemompaan pada waktu sumur bor tersebut diproduksi sebagai alat monitoring.

Jenis pipa yang digunakan untuk konstruksi sumur observasi adalah jenis pipa baja yang digalvanis atau material lain yang anti korosi. Adapun jenis saringan yang dipakai adalah juga dari bahan yang sama diatas. Diameter pipa antara 75-200 mm dari kelas medium. Sistem penyambungan adalah dengan sistem ulir atau pengelasan, yang penting disini harus diperhatikan bahwa sistem tersebut mampu untuk konstruksi sampai kedalaman 150 m. Dengan demikian semua jenis pekerjaan dapat terselesaikan sesuai dengan pemilik proyek, dengan memperhatikan spesifikasi teknis yang ada dan pekerjaan disetujui oleh pengawas lapangan. Banda Aceh, April 2014 Konsultan Perencana CV. MAHKOTA CONSULTANT HAMAR YANIS, A.Md Direktur