Tabel I.1 Stasiun dan Fungsinya (Sumber:Rekaman Data PG Tasikmadu)

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. yaitu pakan ternak berbentuk mesh, pellet, dan crumble. PT. Gold Coin memiliki

PERENCANAAN KETEL UAP PIPA API DENGAN KAPASITAS UAP HASIL 4500 Kg/JAM TEKANAN KERJA 9 kg/cm 2 BAHAN BAKAR AMPAS TEBU

BAB I PENDAHULUAN. Gula pasir merupakan kebutuhan pokok strategis yang memegang peran

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

- Menghantar/memindahkan zat dan ampas - Memisahkan/mengambil zatdengan dicampur untuk mendapatkan pemisahan (reaksi kimia)

BAB I PENDAHULUAN. Tabel I.1 Jumlah produksi listrik Perum Jasa Tirta II. Pembangkitan KWH

BAB I PENDAHULUAN. juga dapat digunakan untuk pemanas. menghasilkan uap. Dimana bahan bakar yang digunakan berupa

PENERAPAN RELIABILITY CENTERED MAINTENANCE II (RCM II) DALAM PERENCANAAN KEGIATAN PADA MESIN BOILER DI PT PG CANDI BARU SIDOARJO SKRIPSI.

BAB I PENDAHULUAN. melakukan produksi terus menerus. Mesin-mesin merupakan komponen

Penentuan Interval Waktu Optimum Penggantian Pisau Cane Cutter

BAB I PENDAHULUAN. meminimisasi terhambatnya proses produksi jika terjadi kerusakan.

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB I PENDAHULUAN. penggunaan mesin secara terus - menerus, maka dibutuhkan kegiatan

BAB III TEORI PENUNJANG 3.1 PROSES PEMBUATAN GULA DARI NIRA TEBU. Produknya adalah gula jenis SHS (Superior Hooft Suiker) 1-A dengan hasil samping

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Pembagian 17 mesin di PT. Dwi Indah Divisi Plastik (Sumber : Divisi Plastik PT. Dwi Indah)

BAB I PENDAHULUAN. berlomba untuk terus-menerus mencari usaha dan cara untuk mampu bersaing dan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan untuk menghasilkan suatu barang. Pentingnya masalah

BAB I PENDAHULUAN I. 1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. operasi pada suatu perusahaan adalah kesiapan mesin mesin produksi dalam. diperlukan adanya suatu sistem perawatan yang baik.

JURNAL REKAYASA DAN MANAJEMEN SISTEM INDUSTRI VOL. 3 NO. 3 TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS BRAWIJAYA

JURNAL REKAYASA DAN MANAJEMEN SISTEM INDUSTRI VOL. 3 NO. 2 TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS BRAWIJAYA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Bab I Pendahuluan. Recycle. 1.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN BAH I. 1.1 Latar Belakang Masalah. II frame. Dalam proses produksinya perusahaan ini menggunakan banyak mesin

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. sebelum mengambil keputusan. Baik keputusan untuk mengganti atau

Bab I Pendahuluan. Tabel I.1 Perkembangan dan Prakiraan Rasio Elektrifikasi Wilayah Indonesia

JURNAL REKAYASA DAN MANAJEMEN SISTEM INDUSTRI VOL. 3 NO. 3 TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS BRAWIJAYA

BAB 3 Metode Penelitian Persiapan Penelitian Berikut ini tahapan-tahapan yang dilakukan dalam persiapan penelitian ini: 1. Studi Lapangan.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. harus mampu meningkatkan efektivitas dan efisiensi dalam kegiatan

Analisis Penerapan Metode RCM Dan MVSM Untuk Meningkatkan Keandalan Pada Sistem Maintenance (Studi Kasus PG. X)

TUGAS AKHIR ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DI BAGIAN PRODUKSI

BAB I Pendahuluan. Gambar I.1 Jumlah penjualan ekspor microphone hasil Industri

BAB I PENDAHULUAN. antara perusahaan manufaktur menjadi semakin ketat. Setiap perusahaan berusaha

Tabel I-1 Aktivitas operasional Alat Berat CV Kurnia Gemilang. Jenis Pekerjaan. Komatsu Type PC Sumber : CV Kurnia Gemilang

Usulan Kebijakan Preventive Maintenance dan Pengelolaan Spare Part Mesin Weaving dengan Metode RCM dan RCS

BAB III METODOLOGI PENELITIAN...

PENGUKURAN PRODUKTIFITAS MESIN UNTUK MENGOPTIMALKAN PENJADWALAN PERAWATAN (STUDI KASUS DI PG LESTARI)

BAB I PENDAHULUAN. sangat penting dalam rangka mendukung kelangsungan produksi sebuah

TUGAS SARJANA Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik. Oleh : GIO FANDRI TARIGAN NIM.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

e-jurnal Teknik Industri FT USU Vol 3, No. 1, September 2013 pp

Objek dalam penelitian ini adalah mesin pendukung sistem boiler yang berbahan bakar batu bara di PT Indo Pusaka Berau.

BAB I PENDAHULUAN. berperan sebagai pengolah bahan mentah kelapa sawit untuk menghasilkan minyak

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PERENCANAAN PREVENTIVE MAINTENANCE KOMPONEN CANE CUTTER I DENGAN PENDEKATAN AGE REPLACEMENT (Studi Kasus di PG Kebon Agung Malang)

BAB I. Indonesia tidak dapat terus menerus mengandalkan diri dari pada tenaga kerja

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1

BAB 1 PENDAHULUAN. bergerak dalam dunia industri khususnya sebagai supplier bahan baku

PERENCANAAN WAKTU YANG OPTIMAL DALAM PEMBELIAN KOMPONEN BELT

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi yang semakin pesat, memacu industri-industri

I.1 Latar Belakang Industri telekomunikasi merupakan salah satu industri yang menuntut perkembangan teknologi dengan cepat. Perkembangan teknologi

DAFTAR ISTILAH. : Probabilitas suatu sistem beroperasi sesuai fungsinya dalam suatu waktu tertentu dalam kondisi operasi yang telah ditetapkan

PERENCANAAN PEMELIHARAAN PERALATAN BATCHING PLANT OPERATION DENGAN METODE MARKOV CHAIN GUNA MEMINIMUMKAN BIAYA PERAWATAN DI CV. PRIMADONA SNACK SKRPSI

ISSN : e-proceeding of Engineering : Vol.3, No.2 Agustus 2016 Page 2685

BAB I PENDAHULUAN I-1

SKRIPSI. Disusun Oleh : VIDIANTORO NPM :

ANALISIS ANGGARAN SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI (Studi Kasus PTP Nusantara IX (Persero) PG. Tasikmadu Karanganyar)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Tebu dari kebun dikirim ke pabrik menggunakan beberapa model angkutan : trailer (tebu urai), truk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan industri yang pesat saat ini, menimbulkan banyak persaingan yang

BAB I PENDAHULUAN. FREKUENSI KERUSAKAN PER BULAN (Times)

BAB I PENDAHULUAN. yang digunakan sebagai bahan bakar tungku alternatif baik skala kecil maupun

Diagram 3.1 Flowchart Metodologi Pemecahan Masalah (Lanjutan)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENERAPAN KONSEP RELIABILITY CENTERED MAINTENANCE (RCM) PADA SISTEM PERAWATAN MESIN DI PT. XYZ ALLAN BAGUS PRASETYO NIM

BAB III METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

Gambar 3.1 Diagram Alir Sistematika Pemecahan Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. (pemintalan), pertenunan, rajutan, dan produk akhir. intermediate dari industri tekstil dituntut untuk meningkatkan kualitas

Desy Ambar Yunanta ( )

BAB I PENDAHULUAN. Gula (PG) dan Pabrik Spirtus (PS) Madukismo. PG dan PS Madukismo

ROI ADENAN H / FTI / TI

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

MANAJEMEN PERAWATAN DENGAN METODE RELIABILITY CENTERED MAINTENANCE II (RCM II) PADA MESIN DEKOMPOSER DI PETROGANIK PT. PETROKIMIA GRESIK SKRIPSI

Perbandingan Efektivitas Mesin Gilingan Susunan 3 Rol dan 4 Rol dengan Penerapan Total Productive Maintenance (TPM) di PT. PG. Candi Baru Sidoarjo

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat dunia yang semakin berhubungan, juga saling terkait satu sama lain dalam

ANALISIS METODE ACTIVITY

STRATEGI BISNIS DALAM MENGHADAPI PELEMAHAN EKONOMI DUNIA 2017 CORPORATE ENTREPRENEURSHIP

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Kelancaran aliran produksi harus diperhatikan dalam perencanaan tata letak

Sekilas tentang Per-GULA-an Jember

Konsumsi Baja per Kapita Tahun 2014

PENENTUAN INTERVAL PERAWATAN PADA UNIT PRODUKSI BUTIRAN DENGAN BASIC RELIABILITY CENTERED MAINTENANCE (RCM) DI PT PETROKIMIA KAYAKU GRESIK SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB V ANALISA DATA. 5.1 Analisis Pengaruh Interval Waktu Perawatan Efektif (TP) Terhadap Keandalan Pada Komponen Pentagon Knife

BAB I PENDAHULUAN. Tingkat persaingan pada industri gula Indonsesia saat ini cukup tinggi. Tingkat

BAB II LANDASAN TEORI. tersebut dapat berfungsi dengan baik dalam kondisi siap pakai.

Transkripsi:

Bab I Pendahuluan Pada bab ini akan membahas mengenai latar belakang diadakannya penelitian. Bab ini mengangkat permasalahan yang terjadi di Pabrik Gula Tasikmadu dengan menyebutkan gejala-gejala yang muncul akibat dari permasalahan yang ada. Pada bab ini ditentukan pula apa yang menjadi perumusan masalah, tujuan dari penelitian, manfaat penelitian, dan batasan masalah dari penelitian ini. I.1 Latar Belakang Pabrik gula Tasikmadu atau biasa disebut PG Tasikmadu merupakan salah satu pabrik gula terbesar yang ada di wilayah Surakarta, Jawa Tengah. PG Tasikmadu berdiri sejak jaman pemerintahan Belanda, yaitu tahun 1871. Sampai saat ini PG Tasikmadu masih aktif memproduksi gula pasir untuk memenuhi permintaan konsumen yang pada umumnya tersebar di wilayah Surakarta dan sekitarnya. PG Tasikmadu melakukan giling tebu setiap satu tahun sekali selama masa panen tebu, yaitu pada bulan Juni sampai Oktober. Tabel I.1 menunjukkan data mesin yang dimiliki oleh PG Tasikmadu: Tabel I.1 Stasiun dan Fungsinya (Sumber:Rekaman Data PG Tasikmadu) No Stasiun Fungsi 1 Ketel Memproduksi uap sebagai bahan untuk menggerakkan mesin-mesin tenaga uap dan turbin uap 2 Gilingan Memerah nira dari batang tebu 3 Pemurnian Menghilangkan zat bukan gula dari nira Penguapan dan 4 Pemasakan Menguapkan air dar nira 5 Listrik Pemasok tenaga Kelancaran proses produksi adalah hal penting yang ingin dicapai oleh PG Tasikmadu agar proses produksi berjalan sesuai dengan rencana, yaitu 1

sesuai dengan waktu giling yang telah ditentukan. Agar proses produksi berjalan lancar maka PG Tasikmadu berusaha untuk meminimasi jumlah jam henti pabrik, yaitu keadaan dimana pabrik berhenti melakukan proses produksi dikarenakan hal yang tidak direncanakan, salah satunya adalah terjadinya kerusakan mesin. Namun pada kenyataannya, kerusakan mesin masih banyak terjadi di PG Tasikmadu. Tabel I.2 menunjukkan data kerusakan mesin berdasarkan rekaman data PG Tasikmadu: Tabel I.2 data Kerusakan Mesin Selama Bulan Juni-September 2010 Stasiun Jumlah kerusakan Ketel 12 Gilingan 78 Pemurnian 3 Penguapan dan Pemasakan 9 Listrik 2 Jumlah 104 PG Tasikmadu seharusnya menerapkan sistem perawatan terjadwal untuk meminimasi kerusakan mesin pada saat proses produksi berlangsung. Namun pada kenyataannya kebijakan perawatan mesin di PG Tasikmadu belum menerapkan sistem perawatan yang telah terjadwal dengan baik. Perawatan dilakukan dalam dua kondisi, yaitu perawatan di luar masa giling dan perawatan selama masa giling. Di luar masa giling perawatan dilakukan setiap hari, yaitu melakukan pemeriksaan di setiap stasiun dan memperbaiki komponen jika ada kerusakan. Ketika akan memasuki masa giling dan setelah selesai masa giling, dilakukan perawatan secara overhaull. Sedangkan selama masa giling, perawatan yang dilakukan adalah corrective maintenance,yaitu dilakukan perbaikan atau penggantian jika telah mengalami kerusakan. Kedua jenis perawatan yang dilakukan oleh PG Tasikmadu ini tidak mempertimbangkan probabilitas terjadinya suatu kondisi yang menandakan kerusakan akan terjadi. Probabilitas terjadinya kerusakan dapat digunakan sebagai dasar dalam penjadwalan perawatan 2

yang tepat. Penjadwalan perawatan yang tidak tepat akan menimbulkan beberapa permasalahan, seperti yang dialami oleh PG Tasikmadu, diantaranya adalah: 1. Biaya perawatan yang besar pada waktu di luar giling karena perawatan dilakukan setiap hari. 2. Loss of Revenue pada waktu giling. Kapasitas produksi PG Tasikmadu tiap harinya adalah 2.500 kuintal. Jika mesin mengalami kerusakan,maka proses produksi akan berhenti dan akan kehilangan kesempatan untuk memproduksi 2.500 kuintal tiap harinya. 3. Kerusakan yang tidak terduga. Hal ini menimbulkan risiko-risiko yang berbeda di tiap tingkat kerusakannya. Sebagai contoh, jika unit gilingan pada stasiun gilingan mengalami kerusakan, ada beberapa risiko yang mungkin ditimbulkan, yaitu: kinerja giling turun, giling berhenti, berbahaya bagi pekerja, berbahaya bagi alat tersebut, dan berbahaya bagi lingkungan. Beberapa hal di atas yang melatarbelakangi perlu diadakannya perencanaan penjadwalan perawatan yang tepat. Dari Loss of Revenue yang ditimbulkan, maka penelitian difokuskan pada waktu dalam masa giling, karena memiliki risiko Loss of Revenue yang besar, yaitu 2.500 kuintal gula tiap harinya. Sedangkan di luar masa giling, Loss of Revenue adalah nol. Pemeriksaan dilakukan pada semua stasiun, yaitu pada Stasiun Ketel, Gilingan, Pemurnian, Pemasakan, Penguapan, dan Stasiun Listrik. Masingmasing stasiun memiliki peran yang besar dalam sistem PG Tasikmadu. Akan tetapi jika dilihat dari Tabel I.2, terlihat bahwa jumlah gangguan mesin yang paling banyak adalah pada Stasiun Gilingan. Oleh karena itu pada tugas akhir ini, obyek penelitian adalah Stasiun Gilingan. Stasiun Gilingan adalah rangkaian suatu alat yang dipergunakan untuk memerah nira dari tebu sebanyak-banyaknya, dengan kerusakan dan atau 3

kehilangan gula sekecil-kecilnya, baik secara mekanis, khemis maupun yang terbawa ampas (Proses Pembuatan Gula PG Tasikmadu Karanganyar,2001). Stasiun Gilingan adalah stasiun pertama yang dilalui oleh tebu untuk diproduksi menjadi gula. Hasil dari Stasiun Gilingan akan masuk ke stasiun berikutnya, begitu seterusnya sampai didapat gula pasir di stasiun terakhir. Tabel I.3 menunjukkan data jumlah kerusakan mesin di Stasiun Gilingan: Tabel I.3 Data Kerusakan Mesin Stasiun Gilingan Selama Giling (Bulan Juni-September 2010) Jumlah Kerusakan Nama mesin Selama Giling Krane Tebu/Cane Crane 0 Meja Tebu 9 Cane Carrier 5 Unit Pisau Tebu/Cane Knife 5 Carding Drum 0 Hammer Shredder 4 Elevator Tebu 4 Unit Gilingan 51 DSM screen 0 Ada dua klasifikasi metode dalam mengukur dan menganalis ketepatan perawatan, yaitu secara kualitatif dan kuantitatif. Metode kualitatif terdiri dari Total Productive Maintenance (TPM) dan Reliability Centered Maintenance (RCM). Sedangkan metode kuantitatif biasanya memasukkan berbagai model deterministik atau stokastik seperti model keputusan markov dan model bayesian (Grag and Deshmukh, 2006). Namun ada satu metode kuantitatif baru yaitu pengembangan dari metode kualitatif RCM, yaitu metode Risk Based Maintenance (RBM). 4

Pada tugas akhir ini, di dalam mengukur dan menganalisis proses siklus kegiatan perawatan pada Stasiun Gilingan dilakukan secara kuantitatif. Hal ini bertujuan untuk mengurangi subyektifitas dalam hasil penelitian nanti. Metode yang dipilih adalah Risk Based Maintenance (RBM). Metode ini dipilih karena selain bersifat kuantitatif, metode ini menghasilkan rekomendasi yang mempertimbangkan risiko yang muncul akibat kerusakan mesin. Sedangkan metode kuantitatif lain,yaitu metode Markov tidak menghasilkan keputusan rekomendasi, melainkan hanya menunjukkan probabilitas terjadinya kerusakan mesin. Risk-Based Mintenance atau biasa disebut RBM adalah metodologi yang bertujuan untuk mengurangi keseluruhan risiko yang mungkin terjadi sebagai akibat dari kegagalan tak terduga fasilitas operasi. Metode ini dikenalkan oleh Faisal I. Khan dan Mahmoud R. Haddara. Penggunaan metode RBM pada penelitian ini dimaksudkan agar menghasilkan kebijakan yang tepat untuk perawatan di PG Tasikmadu dengan mempertimbangkan risiko-risiko yang mungkin terjadi. I.2 Perumusan Masalah 1. Apa yang menyebabkan sistem Stasiun Gilingan mengalami kegagalan? 2. Bagaimana karakteristik kerusakan mesin-mesin di Stasiun Gilingan? 3. Berapa risiko yang ditimbulkan akibat kerusakan mesin di Stasiun Gilingan? 4. Berapa durasi waktu optimal untuk melakukan perawatan mesin-mesin di Stasiun Gilingan? I.3 Tujuan Penelitian 1. Mengetahui penyebab terjadinya kegagalan sistem Stasiun Gilingan 2. Mengetahui karakteristik kerusakan mesin-mesin di Stasiun Gilingan 3. Mengetahui nilai risiko yang ditimbulkan akibat kerusakan mesin di Stasiun Gilingan 4. Menentukan durasi waktu optimal untuk melakukan perawatan mesinmesin di Stasiun Gilingan 5

I.4 Manfaat penelitian 1. Dapat menentukan kebijakan perawatan yang tepat di PG Tasikmadu dengan mempertimbangkan risiko-risiko yang akan timbul akibat kerusakan mesin Stasiun Gilingan. Kebijakan yang tepat dapat berupa durasi waktu optimal perawatan dan tindakan-tindakan perawatan yang lebih tepat untuk dilakukan di Stasiun Gilingan. I.5 Batasan Masalah 1. Hanya membahas risiko yang ditimbulkan oleh kerusakan mesin Stasiun Gilingan 2. Tidak membahas hal-hal teknis mengenai mesin 3. Tidak membahas tentang pengadaan suku cadang dan part-part mesin 4. Data yang digunakan adalah data kerusakan mesin selama periode giling 2010 (bulan Juni-September) 5. Risiko yang dihitung adalah system performance loss I.6 Sistematika Penulisan Penelitian ini dilakukan dengan urutan sistematika penulisan sebagai berikut: Bab I Pendahuluan Pada bab ini dijelaskan secara detail mengenai latar belakang yang menjadi alasan utama mengapa perlu dilakukannya peneletian ini. Selain itu terdapat perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan batasan masalah. Bab II Tinjauan Pustaka Pada bab ini dibahas mengenai teori dan metode yang digunakan dalam menyelesaikan permasalahan. Bab III Metodologi Penelitian 6

Pada bab ini dijelaskan langkah-langkah penelitian meliputi: model konseptual, kerangka penyelesaian masalah. Dalam bab ini kerangka penyelesaian masalah akan dijelaskan secara rinci dari setiap tahapantahapannya. Bab IV Pengumpulan dan Pengolahan Data Pada bab ini akan dilakukan pengumpulan data dan pengolahan data sehingga menghasilkan outputan berupa interval waktu optimal untuk dilakukannya perawatan mesin. Bab V Analisis Pada bab ini akan menjelaskan analisis dari pengolahan data mulai dari penentuan sistem kritis sampai analisis interval waktu optimal. Bab VI Kesimpulan dan Saran Pada bab ini akan membahas kesimpulan dan saran dari penelitian. Kesimpulan akan menjawab tujuan dari penelitian ini. Sedangkan saran adalah masukan yang diberikan oleh peneliti untuk PG Tasikmadu dan masukan untuk penelitian selanjutnya. 7