BAB I PENDAHULUAN. sangat mendukung berkembangnya sektor pertanian dan peternakan.

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. Industri susu di Indonesia merupakan salah satu industri pangan yang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan produktivitas serta pencapaian visi dan misi perusahaan tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengukuran kinerja merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan kebutuhan pokok bagi makhluk hidup di dunia ini termasuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan perekonomian dan dunia usaha akhir ini yang disertai

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Air merupakan sumber kehidupan bagi makhluk hidup di dunia ini termasuk

BAB I PENDAHULUAN. termasuk manusia. Tanpa air, manusia akan mengalami kesulitan untuk

BAB I PENDAHULUAN. dapat mengevaluasi kinerjanya sebagai bagian dari aktifitas perencanaan dan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia menuju era globalisasi memungkinkan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam memasuki lingkungan bisnis yang semakin kompetitif, manajemen. mampu bersaing dan berkembang dengan baik.

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki abad informasi saat ini, kita dihadapkan pada semakin ketatnya

I. PENDAHULUAN. Pasar bebas bukan saja merupakan peluang namun juga ancaman. yang harus dihadapi oleh industri yang berkeinginan untuk terus maju dan

BAB I PENDAHULUAN. termasuk manusia. Tanpa air, manusia akan mengalami kesulitan untuk

Farah Esa B

BAB I PENDAHULUAN. saham, kreditur, karyawan, pemerintah, dan pelanggan. Implikasinya,

I. PENDAHULUAN. Pembangunan sektor pertanian merupakan salah satu pilihan strategis untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan bisnis di Indonesia menunjukkan kemajuan pesat seiring

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian sesuai dengan selera konsumen pelanggan Hansen

BAB I PENDAHULUAN. perubahan besar dalam hal persaingan, produksi, pemasaran, pengelolaan sumber

BAB I PENDAHULUAN. dalam mengelola sumber daya yang dimilikinya. Untuk berhasil dan tumbuh dalam

BAB I PENDAHULUAN. dituntut untuk menempuh langkah-langkah strategik dalam bersaing pada kondisi

BAB I PENDAHULUAN. bisnis yang semakin kompetitif ini, tantangan yang dihadapi oleh organisasi baik yang

PENGUKURAN KINERJA DENGAN MENGGUNAKAN BALANCED SCORECARD PADA KOPERASI SERBA USAHA SINAR MENTARI KARANGANYAR TAHUN 2008

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Data Perkembangan Koperasi tahun Jumlah

BAB I PENDAHULUAN. bisnis, pengukuran kinerja merupakan usaha yang dilakukan pihak manajemen untuk

BAB I PENDAHULUAN. maka perusahaan akan mampu bersaing dan berkembang dengan baik. perusahaan sebagai alat untuk mengevaluasi pada periode yang lalu.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perkumpulan yang beranggotakan orang atau badan-badan yang memberikan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam lingkungan bisnis yang kompetitif, perusahaan harus memiliki kemampuan untuk membedakan dirinya dalam

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan pada tolak ukur keuangannya saja. pengukuran kinerja yang hanya berdasar pada tolak ukur keuangan sudah

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan subsektor peternakan merupakan bagian dari sektor

I. PENDAHULUAN. Sumber : BPS (2009)

BAB I PENDAHULUAN UKDW. pelanggan. Salah satu bisnis yang berkembang di perkotaan adalah retail. Hal ini

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. Dewasa ini dunia bisnis telah mengalami perkembangan yang sangat signifikan

BAB I PENDAHULUAN. tentang Sumber Daya Air dan Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang

BAB I PENDAHULUAN. Saat didirikan, pada umumnya perusahaan memiliki tujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. besar dalam hal persaingan, produksi, pemasaran, pengelolaan sumber

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan, maka perlu melakukan pengukuran kinerja. digunakan untuk menyusun suatu sistem penghargaan (reward system)

BAB 1 PENDAHULUAN. Seiring dengan berkembangnya perekonomian, keikutsertaan berbagai

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan pengukuran dari aspek keuangan, kurang memperhatikan. pengukuran tersebut dengan strategi badan usaha.

BAB I PENDAHULUAN. ukur yang telah ditetapkan (Widayanto, 1993). Pengukuran kinerja adalah suatu

PERTEMUAN KE-9 AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN BERDASARKAN STRATEGI & AKTIFITAS

BAB I PENDAHULUAN. menjadikan komoditas pangan lebih bermanfaat untuk pemenuh kebutuhan gizi dan

BAB II LANDASAN TEORI. dicapai pada suatu periode tertentu dan mengukur seberapa jauh terjadinya

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian telah berperan dalam pembangunan melalui. pembentukan Produk Domestik Bruto (PDB), perolehan devisa,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH. Persaingan dalam dunia bisnis semakin hari semakin menunjukkan

BAB I PENDAHULUAN. apakah bank tersebut berada dalam keadaan baik (sehat) atau mungkin dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. Melihat perkembangan yang saat ini terjadi dimana era globalisasi telah menyebabkan

I. PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian di Indonesia merupakan bagian integral dari

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kondisi Peternakan Sapi Perah di Indonesia

1.1. VISI DAN MISI DINAS PERTANIAN, PERIKANAN DAN KEHUTANAN KOTA PRABUMULIH. pedoman dan tolak ukur kinerja dalam pelaksanaan setiap program dan

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan berkelanjutan menjadi isu penting dalam menanggapi proses. yang strategis baik secara ekonomi maupun sosial politis.

BAB I PENDAHULUAN. entitas yang memiliki tanggungjawab kepada shareholder, dan stakeholder

BAB I PENDAHULUAN. kinerja suatu perusahaan adalah dengan melakukan pengukuran kinerja. Saat ini

BAB 1 PENDAHULUAN UKDW. menggunakan Balanced Scorecard. Penilaian kinerja memegang peranan penting

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Penilaian kinerja merupakan proses pengukuran organisasi dalam

BAB I PENDAHULUAN. di Bekasi, pada awalnya berdiri adalah sebuah lembaga keuangan dengan nama BPR

ALTERNATIF PENERAPAN BALANCED SCORECARD SEBAGAI PENILAIAN KINERJA PEMBERI LAYANAN KESEHATAN

BAB I PENDAHULUAN. layanannya dalam mencapai customer value (nilai pelanggan) yang paling tinggi

BAB I PENDAHULUAN. Berbicara mengenai bisnis, dewasa ini kita dapat merasakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan-perusahaan menghadapi lingkungan bisnis yang semakin kompleks

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha yang semakin melesat cepat sekarang ini, ikut UKDW

BAB I PENDAHULUAN. cermat dan bijaksana dalam merancang dan mengimplementasikan berbagai strategi

BAB I PENDAHULUAN Konteks Penelitian. Di masa sekarang dan di masa depan, perusahaan-perusahaan

PENERAPAN BALANCED SCORECARD SEBAGAI ALAT PENGUKURAN KINERJA PADA PT. KERETA API INDONESIA DAOP VII MADIUN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sosial juga menerapkan prinsip-prinsip ekonomi. Hal itu karena rumah sakit

dan produktivitasnya sehingga mampu memenuhi kebutuhan IPS. Usaha

BAB I PENDAHULUAN. tuntut untuk menempuh langkah-langkah yang strategik dalam kondisi apapun. Selain

BAB I PENDAHULUAN. bisnis dalam rangka memenangkan persaingan. Perusahaan juga

BAB I PENDAHULUAN. Sebagian besar organisasi mengukur kinerjanya dengan menitik beratkan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perusahaan baik jasa, dagang maupun industri selalu berusaha mengikuti

ABSTRAKSI. Kata kunci: sektor publik, kinerja, balance scorecard, PDAM

BAB 1 PENDAHULUAN. mendapatkan hasil yang optimal serta mampu menjaga kelangsungan hidupnya.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. efetivitas rantai pemasok. Menurut Wulandari (2009), faktor-faktor yang

BAB I. PENDAHULUAN. [Januari, 2010] Jumlah Penduduk Indonesia 2009.

BAB I PENDAHULUAN. unggul secara berkelanjutan, tak terkecuali organisasi sektor publik yang bertugas

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan bisnis yang semakin kompetitif merupakan tantangan yang harus

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. ketat. Untuk menghadapi tantangan persaingan tersebut, perusahaan harus mempunyai daya

PENDAHULUAN. Saat ini perusahaan-perusahaan dalam menjalankan usahanya haruslah. pelanggan maupun mitra usaha. Sistem komunikasi dan kemudahan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Dunia bisnis telah memasuki era persaingan bebas, di mana persaingan tidak lagi

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa sangat

BAB I PENDAHULUAN UKDW. akuntansi indonesia. Sejalan dengan perkembangan profesi akuntansi,

BAB I PENDAHULUAN. berkembang. Kondisi ini memicu perusahaan-perusahaan untuk terus

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewasa ini pengukuran kinerja menjadi suatu komponen penting bagi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Aktivitas bisnis pada era pasar persaingan sempurna saat ini semakin

I. PENDAHULUAN. sangat besar. Akan tetapi, potensi ini belum dapat diwujudkan secara optimal di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mencakup penekanan pada produk, biaya, harga, pelayanan, penyerahan tepat

I. PENDAHULUAN. Pertanian merupakan sektor potensial yang memegang peranan penting

BAB I PENDAHULUAN. oleh sebuah perusahaan untuk mengelola strategi-strategi perusahaan. Sistem

BAB 1 PENDAHULUAN. ditunjukkan banyak sekolah swasta yang terakreditasi A. Para pelanggan (orang

BAB 1 PENDAHULUAN. perekonomian suatu negara. Efektivitas dan efisiensi sistem perbankan di suatu

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan bisnis. Persaingan bisnis semakin tajam dan beragam. Pada dunia era informasi,

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya alam. Dimana sebagai negara agraris, memiliki letak geografis serta iklim yang sangat mendukung berkembangnya sektor pertanian dan peternakan. Kekayaan sumber daya alam yang ada, sudah seharusnya Indonesia berdiri sebagai negara swasembada pangan, tetapi seiring dengan pertambahan penduduk dan perkembangan ekonomi justru mendorong peningkatan impor beberapa komoditas pangan baik di sektor pertanian maupun beberapa sektor lainnya. Kebutuhan akan protein hewani dan beberapa komoditas ternak yang semakin meningkat, menuntut adanya peningkatan kuantitas maupun kualitas produksi sektor peternakan. Pengembangan sektor peternakan dari peternakan rakyat menjadi industri peternakan yang kreatif dan inovatif yang didukung teknologi tepat guna adalah salah satu solusi yang terbaik. Efektivitas kinerja dari industri peternakan akan mempengaruhi peningkatan kualitas dan kuantitas hasil produksi peternakan lokal, sehingga diharapkan mampu untuk memenuhi kebutuhan lokal dalam negeri dan mendorong Indonesia menjadi negara swasembada pangan, khususnya produk susu dalam negeri. 1

2 Ketatnya persaingan dalam industri susu memaksa perusahaan atau badan usaha untuk selalu meningkatkan kinerjanya. Kunci untuk bisa bertahan dalam ketatnya persaingan bisnis di industri susu adalah kualitas total yang mencakup penekanan-penekanan pada kualitas produk, kualitas biaya atau harga, kualitas pelayanan, kualitas penyerahan tepat waktu, serta kualitas lain yang terus berkembang guna memberikan kepuasan terhadap pelanggan. Menanggapi peluang ancaman dalam lingkungan bisnis yang tidak pasti diperlukan suatu sistem pengukuran kinerja yang mampu memberikan informasi yang dapat mengakomodir beberapa aspek lain secara menyeluruh baik aspek keuangan maupun non keuangan. Semakin baik tingkat kinerja suatu perusahaan maka semakin baik pula perkembangan perusahaan tersebut. Kinerja merupakan suatu tindakan pengukuran yang dilakukan terhadap berbagai aktivitas dalam rantai nilai yang ada pada perusahaan. Hasil pengukuran tersebut kemudian digunakan sebagai umpan balik yang akan memberikan informasi tentang prestasi pelaksanaan suatu rencana dan titik dimana perusahaan memerlukan penyesuaian penyesuaian atas aktivitas perencanaan dan pengendalian. Pengukuran kinerja merupakan usaha formal yang telah dilakukan manajemen untuk mengevaluasi hasil hasil kegiatan yang telah dilakukan dibandingkan dengan tolok ukur yang telah diterapkan, dan nantinya akan berguna untuk menentukan strategi perusahaan di masa yang akan datang (Yuwono, 2007:33).

3 Metode kinerja yang selama ini banyak digunakan adalah pengukuran tradisional, yang hanya menekankan pada aspek finansial saja dan dianggap tidak mampu mencerminkan kinerja perusahaan yang sebenarnya. Metode pengukuran yang dianggap tepat dan mengukur kinerja secara menyeluruh adalah dengan balance scorecard. Balance Scorecard merupakan sebuah metode pengukuran kinerja yang diperkenalkan oleh Robert S. Kaplan (2000:45) sebagai metode pengukuran kinerja yang komperhensif yang tersusun dalam 4 perspektif. Terdapat 4 perspektif dalam balanced scorecard, perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif bisnis internal, perspektif pembelajaran dan pertumbuhan. Keempat perspektif diatas dianggap mampu mencerminkan kinerja perusahaan yang sebenarnya karena dapat menggambarkan perusahaan baik dari keuangan maupun non keuangan. Pendekatan balanced scorecard ditujukan untuk menyediakan suatu rumusan jelas mengenai apa yang harus diukur perusahaan untuk menyeimbangkan perspektif dalam pelaksanaan dan pengendalian rencana-rencana strategis. Analisis balanced scorecard merupakan suatu metode penilaian kinerja perusahaan yang menyeimbangkan empat perspektif pengukuran tersebut, keseimbangan antara scorecard dari masing-masing perspektif dapat menentukan peningkatan kinerja yang berlipat ganda. Hal ini disebabkan karena peningkatan perspektif pertumbuhan dan pembelajaran akan mendorong peningkatan kinerja perspektif proses bisnis internal dan

4 perspektif customer yang akan mendorong kinerja keuangan perusahaan secara keseluruhan sehingga terjadi pelipatgandaan kinerja perusahaan. Pengukuran kinerja perusahaan dengan menggunakan Balanced Scorecard juga menyediakan tujuan-tujuan strategis organisasi kedalam seperangkat tolak ukur kinerja yang saling berhubungan. Metode pengukuran kinerja ini yang tidak hanya berfokus pada kinerja keuangan saja, tetapi juga kinerja non keuangan. Aspek non keuangan mendapat perhatian yang cukup serius karena pada dasarnya peningkatan kinerja keuangan bersumber dari aspek non keuangan, sehingga apabila perusahaan akan melakukan peningkatan kinerja maka fokus perhatian perusahaan akan ditujukan kepada peningkatan kinerja non keuangan, karena dari situlah sumber asal mula keuangan diperoleh. Balanced Scorecard memberikan suatu kerangka kerja bagi pihak manajemen untuk menerjemahkan misi dan strategi organisasi kedalam tujuan tujuan dan ukuran-ukuran yang dapat dilihat dari empat perspektif. Upaya peningkatan produksi susu dan kesejahteraan peternak sapi perah di Indonesia tidak terlepas dari keberadaan dan peran serta koperasi sebagai lembaga yang mewadahinya. Koperasi memiliki kedudukan yang khusus dalam perekonomian Indonesia. Pemberdayaan koperasi yang efektif dan berkelanjutan serta berkomitmen terhadap pengembangan ekonomi rakyat, diharapkan mampu mendukung percepatan pertumbuhan ekonomi

5 serta meningkatkan pemerataan pendapatan masyarakat khususnya di pedesaan. Pada awalnya peranan koperasi hanya sebatas penampungan dan pemasaran susu dari peternak ke Indeks Pengelolaan Susu (IPS). Hal ini dikarenakan adanya persyaratan jumlah minimal setiap penyetoran susu yang tidak mungkin dipenuhi oleh peternak perorangan. Seiring berjalannya waktu peranan koperasi semakin luas. Koperasi membantu peternak dalam penyediaan dan pendistribusian sarana produksi, sarana pemasaran, kesehatan hewan, dan lain sebagainya. Koperasi sebagai mediator antara peternak dan IPS, sangat menentukan posisi tawar peternak dalam menentukan jumlah penjualan susu, waktu penjualan dan harga yang diterima oleh peternak. Sebagai salah satu sentra industri susu di Jawa Timur, Kota Batu memiliki koperasi yang menaungi dan mewadahi para peternak sapi perah di wilayah Kota Batu. Koperasi Unit Desa Batu didirikan pada tanggal 20 Oktober 1972 dengan berstatus Badan Usaha Unit Desa (BUUD). Kemudian seiring munculnya Inpres No. 2 tahun 1978, tentang Pembentukan Koperasi Unit Desa (KUD), berubah status menjadi KUD Batu, dengan Badan Hukum No. 518/03-PAD/422-402/2004. KUD Batu mempunyai usaha inti dibidang penyerapan susu sapi perah dari anggota, produksi susu siap minum sekaligus mengelola peternakan sapi perah. KUD Batu juga mempunyai diversifikasi usaha di bidang pembuatan pakan ternak, hortikultura, warung serba ada, simpan pinjam, pelayanan

6 pembayaran rekening listrik, pengembangan pertanian, budidaya lebah dan usaha ritel atau swalayan. Beragamnya usaha yang dimiliki KUD Batu diharapkan mampu meningkatkan kesejahteraan anggotanya pada khususnya dan mayarakat kota Batu pada umumnya serta membuka lapangan pekerjaan baru. Tabel 1.1 Jumlah Produksi dan Pendapatan Penjualan Susu Sapi Perah di KUD Batu No. Wilayah 2012 2013 2014 1. Produksi Susu(liter) 7.180.597 6.365.393 5.765.434 Pendapatan 2. 39.681.737.450 41.787.426.387 50.895.180.757 Penjualan(Rp) Sumber :Laporan Keuangan KUD Batu Pada tabel 1.1 jumlah produksi susu sapi perah dari tahun 2012 hingga tahun 2014 mengalami penurunan yang signifikan. Ada berbagai faktor yang mempengaruhi penurunan produksi susu sapi perah di wilayah kerja KUD Batu antara lain, populasi ternak yang semakin berkurang dari tahun ketahun, pemenuhan kebutuhan pakan ternak yang semakin berkurang, dan penggunaan teknologi tepat guna yang kurang maksimal merupakan beberapa faktor yang mempengaruhi berkurangnya kuantitas produksi susu sapi perah. Sementara jumlah pendapatan penjualan produk susu di KUD Batu dari tahun 2012 hingga tahun 2014 mengalami peningkatan. Berkurangnya jumlah produksi tersebut menunjukkan menurunnya kemampuan produksi yang dimiliki oleh koperasi sehingga dapat memberikan

7 dampak yang kurang baik terhadap upaya koperasi untuk memaksimalkan hasil atau pendapatan. Berkurangnya jumlah produksi juga memberikan gambaran mengenai kurangnya upaya koperasi untuk melakukan inovasi produk sehingga kebutuhan konsumen akan produk belum sepenuhnya dapat terpenuhi. Selama ini bentuk inovasi produk yang dilakukan yaitu hanya mengenai rasa dan inovasi ini tidak mengalami perubahan selama empat tahun terakhir sehingga timbul kejenuhan konsumen atas produk yang ditawarkan. Kondisi ini menjadi salah satu pemicu adanya penurunan jumlah produksi. Permasalahan mengenai jumlah produksi tersebut lebih dikarenakan dengan adanya penurunan jumlah permintaan produk dipasar, hal ini ditunjukkan dari hasil wawancara yang dilakukan kepada Bapak H. Ismail Hasan selaku ketua koperasi yang mengatakan bahwa selama ini terdapat permasalahan terkait dengan aktivitas produksi dimana terjadi pengembalian susu disetiap pengiriman. Apabila dikaitkan dengan jumlah pendapatan dapat diketahui bahwa pada tahun 2012 sampai 2014 menunjukkan adanya peningkatan harga jual produk yang menyebabkan terjadinya peningkatan jumlah pendapatan. Pengukuran kinerja merupakan salah satu faktor penting di dalam suatu badan usaha ataupun organisasi. Yaitu sebagai tolok ukur untuk menilai keberhasilan, mengevaluasi kinerja pada tahun sebelumnya, serta untuk menentukan strategi dimasa depan. Munculnya sistem pengukuran kinerja dengan menggunakan balanced scorecard sebagai metode pengukuran kinerja

8 yang lebih komprehensif diharapkan dapat menjadi pilihan terbaik bagi KUD Batu dalam menghadapi persaingan bisnis yang semakin kompleks. Pengukuran kinerja menggunakan ratio keuangan, yang dilakukan oleh KUD Batu pada kurun waktu tiga tahun terakhir didapatkan hasil kinerja keuangan yang menurun. Hasil penilaian atau pengukuran kinerja yang dilakukan oleh KUD Batu tidak bisa mencerminkan kinerja KUD yang sesungguhnya, karena hanya diukur dari aspek finansial saja. Pengukuran kinerja dengan menggunakan balanced scorecard, maka kinerja KUD Batu dapat diukur secara menyeluruh dengan menggunakan empat perspektif, yaitu perspektif keuangan, perspektif customer, perspektif bisnis internal, dan perspektif pertumbuhan dan pembelajaran. Pengukuran empat perspektif pada balanced scorecard tersebut, diharapkan akan diketahui hasil kinerja KUD Batu yang bisa dijadikan dasar perumusan perencanaan strategi KUD Batu di masa yang akan datang. Berdasarkan latar belakang di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian terhadap KUD Batu dengan menerapkan metode balance scorecard untuk mengukur kinerja KUD Batu dengan judul, Analisis Kinerja Koperasi Unit Desa (KUD) Batu. B. Rumusan Penelitian Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka, dalam penelitian ini dapat dirumuskan masalah yaitu, bagaimana kinerja KUD BATU?

9 C. Batasan Penelitian Batasan penelitian diperlukan dalam penelitian ini agar tidak menyimpang dari tujuan. Maka peneliti melakukan batasan yaitu 1. Data perusahaan yang digunakan berdasarkan laporan keuangan Koperasi Unit Pengolahan Susu KUD Batu selama 3 tahun terakhir yaitu pada tahun 2012, 2013, 2014. 2. Penelitian diukur dengan menggunakan kriteria pengukuran dengan melibatkan empat perspektif kinerja konsep balanced scorecard, yaitu: perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif proses bisnis internal, perspektif pembelajaran dan pertumbuhan. D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan penelitian Sesuai dengan permasalahan yang dirumuskan, tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk menganalisis kinerja Unit Pengolahan Susu KUD BATU di Tahun 2012 2014. 2. Kegunaan penelitian a. Bagi Manajemen KUD BATU Penelitian ini dapat memberikan gambaran kepada manajemen KUD BATU mengenai kinerja selama 3 tahun terakhir, serta dapat juga digunakan sebagai evaluasi perusahaan.

10 b. Bagi Pemerintah Kota Batu (PEMKOT) Diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan dasar dalam penetapan kebijakan terkait dengan pengelolaan koperasi susu di Kota Batu. c. Bagi Peneliti Selanjutnya Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan referensi dalam melakukan penelitian selanjutnya, serta untuk media menambah wawasan.