BAB II TINJAUAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. sangat besar terhadap kualitas sumber daya manusia. Anemia pada ibu hamil

BAB I PENDAHULUAN. Angka Kematian Ibu (AKI) menjadi salah satu indikator penting dari

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. sangat besar terhadap kualitas sumber daya manusia. Menurut Manuaba (2010),

b) Anemia Megaloblastik Megaloblastik dalam kehamilan disebabakan karena defisiensi asam folik c) Anemia Hipoplastik

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Dr. Indra G. Munthe, SpOG DEPARTMENT OF OBSTETRICS AND GYNECOLOGY

BAB I PENDAHULUAN. melalui alat indra (Lukaningsih, 2010: 37). Dengan persepsi ibu hamil dapat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan kesehatan ibu merupakan salah satu tujuan Millenium Development

TINJAUAN PUSTAKA. a. Kehamilan adalah pertumbuhan dan perkembangan janin intra uterine mulai

BAB I PENDAHULUAN. hamil. Anemia pada ibu hamil yang disebut Potensial danger of mother and. intra partum maupun post partum (Manuaba, 2008).

2. Sebagai bahan masukan kepada pihak rumah sakit sehingga dapat melakukan. 3. Sebagai bahan masukan atau sebagai sumber informasi yang berguna bagi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka mencapai Indonesia Sehat dilakukan. pembangunan di bidang kesehatan yang bertujuan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. vitamin B12, yang kesemuanya berasal pada asupan yang tidak adekuat. Dari

BAB I PENDAHULUAN. yang berhubungan dengan kehamilan yang dapat menyebabkan kematian (Dinana,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. fisik maupun mental, sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan. perkembangan janin dalam kandungannya (Pinem, 2009).

ANALISIS FAKTOR ASUPAN GIZI DAN PEMAKAIAN ZAT BESI TERHADAP KEJADIAN ANEMIA PADA IBU HAMIL

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. anemia pada masa kehamilan. (Tarwoto dan Wasnidar, 2007)

BAB I PENDAHULUAN. Anemia gizi besi pada ibu hamil masih merupakan salah satu masalah

BAB I PENDAHULUAN. mengalami pubertas yang ditandai dengan terjadinya menstruasi. (Hani, 2011).

BAB 1 PENDAHULUAN. sehingga mampu untuk menekan AKI dan AKB. Angka Kematian Ibu (AKI)

KEJADIAN ANEMIA DI UPTD PUSKESMAS SINDANGWANGI KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung dengan baik, bayi tumbuh sehat sesuai yang diharapkan dan

BAB 1 PENDAHULUAN. partus lama karena inertia uteri, perdarahan post partum karena atonia. uteri, syok, infeksi (baik intrapartum atau post partum).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut W.J.S Poerwodarminto, pemahaman berasal dari kata "Paham

BAB 1 PENDAHULUAN. lahir dalam waktu yang cukup (Andriana, 2007). fisiologi, anatomi dan hormonal yang berbeda-beda. Salah satunya adalah

BAB I PENDAHULUAN. kehamilan. Dalam periode kehamilan ini ibu membutuhkan asupan makanan sumber energi

BAB I PENDAHULUAN. Angka Kematian Ibu (AKI) menjadi salah satu indikator penting. dalam menentukan derajat kesehatan masyatakat.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. dan Afrika. Menurut World Health Organization (dalam Briawan, 2013), anemia

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG MANFAAT TABLET FE DI DESA CANDI, KECAMATAN AMPEL, KABUPATEN BOYOLALI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kesadaran,

BAB I PENDAHULUAN. apabila seorang ibu hamil dapat mengatur makanan yang dikonsumsinya. secara sempurna. Kehamilan yang sehat dapat diwujudkan dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berarti bahwa perilaku baru terjadi apabila ada sesuatu yang diperlukan untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. akibat dari berbagai perubahan anatomik serta fisiologik yang terjadi dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. Angka Kematian Ibu (AKI) mengacu pada jumlah kematian ibu yang terkait

BAB II KAJIAN PUSTAKA. disepakati disebut Low Birth Weigth Infant atau Berat Bayi Lahir Rendah. Karena

Jangan buang waktu, tenaga dan biaya anda sia-sia. Solusi mencari KTI Kebidanan tercepat dan terlengkap di internet hanya di

BAB I PENDAHULUAN. pada ibu hamil disebut potensial danger to mother and child (potensial

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Anemia dalam kehamilan memberi pengaruh kurang baik bagi ibu, baik dalam

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Anemia adalah suatu kondisi medis dimana jumlah sel darah merah atau

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu indikator keberhasilan layanan kesehatan di suatu

HUBUNGAN PENDIDIKAN DAN SOSIAL EKONOMI DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA IBU HAMIL DI BPS T YOHAN WAY HALIM BANDAR LAMPUNG TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. proses selanjutnya. Proses kehamilan, persalinan, nifas dan bayi baru lahir

BAB 1 PENDAHULUAN. instrumental. Orang menghargai kesehatan karena kesehatan ikut mendasari

BAB I PENDAHULUAN. Ketidak cukupan asupan makanan, misalnya karena mual dan muntah atau kurang

Kehamilan Resiko Tinggi. Oleh Dokter Muda Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Andalas 2013

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengetahuan juga didapatkan dari tradisi (Prasetyo, 2007).

BAB IV PEMBAHASAN. dilakukan asuhan kebidanan pada Ny. N di Puskesmas Kedungwuni I mulai dari

BAB I PENDAHULUAN. ditentukan dalam tujuan pembangunan Millenium Development Goals

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA KEHAMILAN TRIMESTER III DI POLINDES JABUNG. Siti Aisyah*

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu komplikasi atau penyulit yang perlu mendapatkan penanganan lebih

sumsum tulang (Wikjosastro, 2005).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. karena itulah anemia memerlukan perhatian serius dari semua pihak yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. besi sering terjadi pada masa kehamilan (Cunningham, 2006; h.1465).

BAB I PENDAHULUAN. Masa kehamilan merupakan masa yang dihitung sejak Hari Pertama

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. darah merah (eritrosit) di dalam sirkulasi darah atau massa hemoglobin ibu hamil< 11

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. sel darah merah lebih rendah dari nilai normal, sebagai akibat dari defisiensi salah

HUBUNGAN ANTARA KONSUMSI TABLET Fe DAN FREKUENSI ANTENATAL CARE (ANC) DENGAN KADAR HEMOGLOBIN PADA IBU HAMIL DI DESA SENDANG PONOROGO NASKAH PUBLIKASI

BAB 1 PENDAHULUAN. terjadinya gangguan gizi antara lain anemia. Anemia pada kehamilan merupakan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG GIZI DENGAN KEJADIAN ANEMIA SELAMA KEHAMILAN

Untuk Memenuhi Persyaratan. Memperoleh Gelar Sarjana Saint Terapan

BAB I PENDAHULUAN. maternal (maternal mortality). Menurut definisi World Health Organization

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sehingga mampu menghadapi persalinan, kala nifas, persiapan. Tujuan ANC menurut Manuaba (2009) adalah :

BAB I PENDAHULUAN. spermatozoa dan ovum kemudian dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi.

BAB I PENDAHULUAN. membawa oksigen ke berbagai organ tubuh. trimester III atau kadar <10,5 gr% pada trimester II.

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan dalam sintesa hemoglobin. Mengkonsumsi tablet Fe sangat

Yane Liswanti, Dina Ediana 1Program Studi DIII Analis KesehatanSTIKes BTH Tasikmalaya *Coresponding author :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengetahuan atau kognitif merupakan dominan yang sangat penting untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia (SDKI, 2007), angka nasional untuk AKI sebesar 228 per

KARYA TULIS ILMIAH. Karya Tulis Ilmiah ini diajukan untuk memenuhi persyaratan Memperoleh Gelar Ahli Madya Kebidanan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. trimester I dan III atau kadar hemoglobin < 10,5 gr% pada trimester II ( Depkes RI, 2009 ).

BAB I PENDAHULUAN. 2012, angka kematian ibu di Indonesia masih sangat tinggi yaitu 359 per

BAB 1 PENDAHULUAN. kapasitas/kemampuan atau produktifitas kerja. Penyebab paling umum dari anemia

BAB I PENDAHULUAN. perubahan kondisi sosial ekonomi masyarakat. makin besar dengan adanya anemia 51%, nifas 45%.

BAB I PENDAHULUAN. hamil jika hemoglobinnya < 11 gr% (Manuaba, 2004). adalah lemahnya kontraksi rahim, tenaga mengejan yang lemah.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terutama diperlukan dalam hematopoiesis (pembentukan darah) yaitu dalam

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan permulaan suatu kehidupan baru. pertumbuhan janin pada seorang ibu. Ibu hamil merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. kematian ibu maupun perinatal (Manuaba 2010:109). Perlunya asuhan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 : PENDAHULUAN. kesehatan masyarakat. Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes RI) tahun 2010 menyebutkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Periode Kehamilan merupakan masa dimulainya konsepsi

BAB I PENDAHULUAN. Kasus anemia merupakan salah satu masalah gizi yang masih sering

BAB I PENDAHULUAN. trimester III sebesar 24,6% (Manuba, 2004). Maka dari hal itu diperlukan

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Anemia Pada Kehamilan Anemia atau sering disebut kurang darah adalah keadaan dimana darah merah kurang dari normal, dan biasanya yang digunakan sebagai dasar adalah kadar Hemoglobin ( Hb ). WHO menetapkan kejadian anemia hamil berkisar antara 20% sampai 89 % dengan menentukan Hb 11 gr% sebagai dasarnya. Anemia kehamilan adalah anemia karena kekurangan zat besi. Anemia pada kehamilan merupakan masalah nasional mencerminkan nilai kesejahteraan sosial ekonomi masyarakat, dan pengaruhnya sangat besar terhadap kualitas sumber daya manusia. Anemia hamil disebut potensial danger to mother and child anemia (potensial membahayakan ibu dan anak). Kerena itulah anemia memerlukan perhatian serius dan semua pihak yang terkait dalam pelayanan kesehatan pada masa yang akan datang (Manuaba, 1998). a. Macam-macam Anemia Selama Kehamilan 1) Anemia Defisiensi Besi Anemia jenis ini paling banyak dijumpai. Penyebab anemia defisiensi besi adalah kurang gizi, kurang besi dalam diet, malabsorbsi, kehilangan darah yang banyak seperti persalinan yang lalu, haid, dll, 5

serta dapat disebabkan oleh penyakit penyakit kronik meliputi tbc, paru, cacing usus, malaria, dll (Mochtar, 1998). Keperluan akan besi bertambah dalam kehamilan, terutama dalam trimester terakhir. Apabila masuknya besi tidak ditambah selama hamil, maka mudah terjadi anemia defisiensi besi, lebih lebih pada kehamilan kembar (Wiknjosastro, 2002). 2) Anemia Megaloblastik Anemia megaloblastik biasanya disebabkan karena kekurangan asam folik. Jarang sekali akibat kekurangan vitamin B 12. Selama masa hamil, asupan folat yang direkomendasikan setiap hari ialah 0,4 mg asam folat (Mochtar, 1998). Gejala klinis megaloblastik anemia antara lain mual muntah, cepat lelah, sering pusing dan sinkop. Terapi asam folat dapat diberikan kepada ibu hamil yang menderita anemia megaloblastik sebanyak 1gr/hari per oral (Manuaba, 1998). Apabila penderita mencapai masa nifas dengan selamat dengan atau tanpa pengobatan, maka anemianya akan sembuh dan tidak akan timbul lagi. Hal ini disebabkan karena dengan lahirnya anak keperluan akan asam folik jauh berkurang (Wiknjosastro, 2002). 3) Anemia hemolitik Anemia hemolitik disebabkan penghancuran/pemecahan sel darah merah yang lebih cepat dari pembuatannya. Ini dapat disebabkan oleh : 6

a. Faktor intra kopuskuler dijumpai pada anemia hemolitik heriditer, talasemia, anemia sel sickle (sabit), hemoglobin, C, D, G, H, I dan paraksismal nokturnal hemoglobinuria b. Faktor ekstrakorpuskuler, disebabkan malaria, sepsis, keracun zat logam, dan dapat beserta obat-obatan, leukemia, penyakit endokrin dan lain-lain. Gejala utama adalah anemia dengan kelainan - kelainan gambaran darah, kelelahan, kelemahan, serta gejala komplikasi bila terjadi kelainan pada organ-organ vital. Pengobatan bergantung pada jenis anemia hemolitik serta penyebabnya. Bila disebabkan oleh infeksi maka infeksinya di berantas dan diberikan obat-obat penambah darah. Namun, pada beberapa jenis obat-obatan, hal ini tidak memberikan hasil. Maka transfusi darah yang berulang dapat membantu penderita ini (Mochtar, 1998). 4) Anemia Hipoplastik Anemia hipoplastik disebabkan karena sumsum tulang kurang mampu membuat sel sel darah baru. Penyebabnya belum diketahui, kecuali yang disebabkan oleh infeksi berat (sepsis), keracunan, dan sinar rontgen atau radiasi (Mochtar, 1998). Karena obat obat penambah darah tidak memberi hasil, maka satu satunya cara untuk memperbaiki keadaan penderita ialah tranfusi darah yang perlu sering diulang sampai berkali kali (Wiknjosastro, 2002) 7

b. Penyebab Anemia Kehamilan a. Kurangnya mengkonsumsi makanan kaya zat besi, terutama yang berasal dari sumber hewani yang mudah diserap. b. Kekurangan zat besi karena kebutuhan yang meningkat seperti pada kehamilan. c. Kehilangan zat besi yang berlebihan pada perdarahan termasuk haid yang berlebihan, sering melahirkan dengan jarak yang dekat. d. Pemecahan eritrosit terlalu cepat (hemolisis) (Mochtar, 1998). c. Kebutuhan Zat Besi Pada Wanita Hamil Wanita memerlukan zat besi lebih tinggi dari laki-laki karena terjadi menstruasi dengan pendarahan sebanyak 50 sampai 80 cc setiap bulan dan kehillangan zat besi sebesar 30 sampai 40 mgr. Disamping itu kehamilan memerlukan tambahan zat besi untuk meningkatkan jumlah sel darah merah dan membentuk sel darah merah janin dan plasenta. Sebagai gambaran banyak kebutuhan zat besi pada kehamilan adalah 900 mgr Fe. Jumlah ini meliputi sebanyak 500 mgr Fe digunakan untuk meningkatkan sel darah ibu. Kemudian 300 mgr Fe terdapat pada plasenta dan 100 mgr Fe untuk darah janin. Jika persalinan cadangan Fe minimal, maka setiap kehamilan akan mengurangi persediaan Fe tubuh dan akhirnya menimbulkan anemia pada kehamilan berikutnya (Manuaba, 1998). 8

d. Pengaruh anemia pada kehamilan dan janin menurut Manuaba, 2002 : 1) Pengaruh anemia terhadap kehamilan a) Bahaya selama hamil : (1) Dapat terjadi abortus (2) Persalinan prematuritas (3) Hambatan tumbuh kembang janin dan rahim (4) Mudah terjadi infeksi (5) Ancaman dekompensasi kordis (Hb < 6 gr%) (6) Mola hidatidosa (7) Hiperemesis gravidarum (8) Perdarahan antepartum (9) Ketuban pecah dini (KPD) b) Bahaya saat persalinan : (1) Gangguan his kekuatan mengejan. (2) Kala pertama dapat berlangsung lama, dan terjadi partus terlantar. (3) Kala dua berlangsung lama sehingga dapat melelahkan dan sering memerlukan tindakan operasi kebidanan. (4) Kala uri dapat diikuti retensio plasenta, dan perdarahan post partum karena atonia uteri. (5) Kala empat dapat terjadi perdarahan postpartum sekunder dan atonia uteri. 9

c) Pada kala nifas (1) Terjadi subinvolusi uteri menimbulkan perdarahan postpartum. (2) Memudahkan infeksi puerperium. (3) Pengeluaran ASI berkurang. (4) Terjadi dekompensasi kordis mendadak setelah persalinan. (5) Anemia kala nifas. d) Bahaya terhadap janin (1) Abortus (2) Terjadi kematian intrauterin (3) Persalinan prematuritas tinggi (4) Berat badan lahir rendah (5) Kelahiran dengan anemia (6) Dapat terjadi cacat bawaan (7) Bayi mudah mendapat infeksi sampai kematian perinatal (8) Intelegensi rendah. 10

2. Pengetahuan a. Pengertian Pengetahuan Pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap obyek tertentu. Penginderaan terhadap obyek terjadi melalui panca indra manusia, yakni: penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmodjo, 2005). Pengetahuan pada hakikatnya merupakan segenap apa yang di ketahui tentang suatu obyek tertentu termasuk ilmu, jadi ilmu merupakan bagian dari pengetahuan yang diketahui oleh manusia (Suriasumantri, 2003). Pengetahuan dikumpulkan dengan tujuan untuk menjawab semua permasalahan kehidupan sehari-hari yang dialami oleh manusia dan untuk digunakan dalam menawarkan berbagai kemudahan padanya. Pengetahuan banyak dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain: adalah pendidikan formal. Jadi pengetahuan sangat erat hubungannya dengan pendidikan, di mana diharapkan bahwa dengan pendidikan yang tinggi, maka orang tersebut akan semakin luas pula pengetahuannya. Akan tetapi perlu ditekankan, bukan berarti seseorang yang berpendidikan rendah, mutlak berpengetahuan rendah pula. Hal ini mengingat bahwa, peningkatan pengetahuan tidak mutlak diperoleh dari pendidikan non formal. Pengetahuan seseorang tentang suatu obyek mengandung dua aspek yaitu positif dan negatif. Kedua aspek ilmiah 11

yang pada akhirnya akan menentukan sikap seseorang tentang suatu obyek tertentu. Semakin banyak aspek positif dan obyek yang diketahui, maka akan menimbulkan sikap makin positif terhadap obyek tertentu. b. Tingkat Pengetahuan Menurut Notoatmodjo (2005) pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitive mempunyai 6 tingkatan. 1) Tahu (know) Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (Recall) sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. 2) Memahami (Comprehension) Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang obyek yang diketahui dan dapat menginterprestasikan materi tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap obyek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya terhadap obyek yang dipelajari. 3) Aplikasi (Application) Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada suatu situasi atau kondisi sebenarnya (real). Aplikasi disini dapat diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip, dan 12

sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain. Misalnya penggunaan rumus static dalam perhitungan hasil penelitian. 4) Analisis (Analysis) Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu metode kedalam komponen-komponen, tetapi masih didalam struktur organisasi tersebut, dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata kerja, seperti dapat menggambarkan, memisahkan, mengelompokkan, dan sebagainya. 5) Sintesis (syntesis) Sintesis menunjukkan kepada sesuatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasiformulasi yang ada. Misalnya dapat menyusun, merencanakan, menyesuaikan, dan sebagainya terhadap suatu teori atau rumusan yang telah ada. 6) Evaluasi (Evaluation) Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justification atau penilaian terhadap suatu materi atau obyek. Penilaian-penilaian tersebut didasarkan pada suatu kriteria-kriteria yang telah ada. Misalnya: dapat menafsirkan sebab-sebab mengapa 13

ibu-ibu tidak mau ikut ber-kb, tidak mau memeriksakan kehamilan dan sebagainya. c. Faktor faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan Menurut Notoatmodjo (2003) faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan : 1. Tingkat Pendidikan Adalah upaya untuk memberikan pengetahuan sehingga terjadi perubahan prilaku positif yang meningkat. 2. Informasi Seseorang mendapatkan informasi yang lebih banyak akan menambah pengetahuan tentang sesuatu yang bersifat non formal. 3. Pengalaman Sesuatu yang pernah dilakukan seseorang dapat menambah pengetahuan tentang sesuatu yang bersifat non formal. 4. Budaya Tingkah laku manusia atau kelompok manusia dalam memenuhi kebutuhan yang meliputi sikap dan kepercayaan 5. Sosial Ekonomi Tingkat kemampuan seseorang untuk memenuhi kebutuhan. Pada kenyataannya tidak semua ibu hamil yang mendapat tablet zat besi meminumnya secara rutin, hal ini dapat disebabkan karena faktor ketidaktahuan pentingnya tablet zat besi untuk kehamilannya. Dampak yang diakibatkan minum tablet zat besi dan 14

penyerapan/respon tubuh terhadap tablet zat besi kurang baik sehingga tidak terjadi peningkatan hemoglobin sesuai dengan yang diharapkan. Faktor lain yang berhubungan dengan anemia adalah adanya penyakit infeksi bakteri, parasit usus seperti cacing tambang, malaria. Faktor sosial ekonomi yang rendah juga memegang peran penting kaitannya dengan asupan gizi ibu selama hamil. d. Pembagian Keilmuan Tentang Pengetahuan Menurut Notoatmodjo (2005), bahwa keilmuan tentang pengetahuan dibagi menjadi 2 yaitu : 1) Pengetahuan secara formal Pengetahuan yang didasarkan pada jenjang pendidikan rendah ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi dan didapat dari ilmu pengetahuan melalui tingkat pembelajaran tersebut terdiri dari TK, SD, SMP, SMU dan Perguruan Tinggi. 2) Pengetahuan secara informal Pengetahuan informal adalah pengetahuan yang didapat dari luar lingkup pendidikan. Pengetahuan informal didapat melalui media elektronik (TV, radio atau alat elektronik lainnya) dan media masa (koran, majalah atau buku-buku pelajaran) maupun dari orang lain yang memberikan informasi tentang pengetahuan. 15

Menurut Notoatmodjo (2003) bahwa indikator-indikator yang dapat digunakan untuk mengetahui tingkat pengetahuan atau kesadaran terhadap kesehatan, dapat dikelompokkan menjadi : 1) Pengetahuan tentang sakit dan penyakit. 2) Pengetahuan tentang cara pemeliharaan tentang kesehatan dan cara hidup sehat. 3) Pengetahuan tentang kesehatan lingkungan. 16

3. Kepatuhan Ibu Hamil Meminum Tablet Zat Besi Kepatuhan berasal dari kata dasar patuh yang berarti taat. Kepatuhan adalah tingkat pasien melaksanakan cara pengobatan dan perilaku yang disarankan dokter atau oleh orang lain (Arisman, 2007). Ibu hamil minimal mendapatkan 90 tablet, dan bermanfaat bila diminum secara teratur setiap hari selama kehamilan. Tablet tambah darah diminum dengan air putih jangan diminum dengan air teh, susu atau kopi karena dapat menurunkan penyerapan zat besi dalam tubuh sehingga manfaatnya menjadi berkurang (Depkes, 2004). Konsumsi tablet zat besi dapat menimbulkan efek samping yang mengganggu sehingga orang cenderung menolak tablet yang diberikan. Penolakan tersebut sebenarnya berpangkal dari ketidaktahuan mereka bahwa selama kehamilan mereka memerlukan tambahan zat besi (Arisman, 2007). Ketidakpatuhan ibu hamil meminum tablet zat besi dapat mencerminkan seberapa besar peluang untuk terkena anemia. Pemberian informasi tentang anemia akan menambah pengetahuan mereka tentang anemia, karena pengetahuan memegang peranan yang sangat penting sehingga ibu hamil patuh meminum zat besi (Arisman, 2007). Menurut Depkes RI (2004) dalam Niver (2002) faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan ibu hamil meminum tablet zat besi yaitu : 17

a. Pengetahuan Pengetahuan ibu hamil tentang anemia dan kegunaan dari zat besi didapat dari penyuluhan yang diberikan bidan pada waktu ibu hamil tersebut melakukan pemeriksaan Ante Natal Care ( ANC ). Tingkat pengetahuan ibu juga mempengaruhi ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet zat besi. b. Tingkat Pendidikan Latar belakang pendidikan ibu hamil juga sangat berpengaruh terhadap kepatuhan ibu meminum tablet besi. c. Pemeriksaan ANC Pemeriksaan ANC selama hamil sedikitnya 4 x pelayanan antenatal yaitu satu kali untuk trimester I, 1 kali untuk trimester II, dan dua kali untuk trimester III, pemeriksaan meliputi anamnesa dan pemantauan ibu dan janin dengan seksama untuk menilai apakah perkembangan berlangsung normal. Bidan juga harus mengenal kehamilan risiko tinggi khususnya anemia kurang gizi, hipertensi. Bidan juga memberikan nasehat dan penyuluhan kesehatan serta tugas terkait lainnya. Dalam setiap kinjungan ANC bidan menonjolkan kepada ibu hamil apakah persediaannya cukup. Menurut WHO (1995) dalam Depkes RI (2004) manfaat dan kepatuhan ibu hamil meminum tablet zat besi yaitu : 18

a. Bisa mencegah anemia defesiensi besi Karena pada wanita hamil cenderung mengalami defesiensi baik zat besi maupun folat. Oleh karena itu penting sekali bagi ibu hamil untuk meminum tablet zat besi setiap hari. b. Bahaya selama kehamilan, persalinan dan nifas dapat dihindari Menurut Smet (1994), beberapa sebab rendahnya kepatuhan ibu hamil meminum tablet zat besi antara lain karena faktor program dan faktor individu yang meliputi : 1) Individu tidak merasa dirinya sakit 2) Ketidaktahuan akan gejala atau tanda-tanda dan dampak yang ditimbulkan 3) Kelainan ibu hamil atau rendahnya motivasi ibu hamil dalam tablet zat besi setiap hari sampai waktu yang cukup lama 4) Adanya efek samping gastrointestinal seperti mual, rasa nyeri lambung 5) Kurang doterimanya warna, rasa dan beberapa karateristik lain dari suplemen besi 6) Rasa takut terhadap suplemen besi dapat memperbesar janin dan akan menyulitkan dalam persalinan Menurut WHO (1995) dampak dari ketidakpatuhan ibu hamil meminum tablet Fe yaitu : a. Bisa terjadi anemia defisiensi besi b. Meningkatkan bahaya kehamilan, persalinandan nifas 19

Menurut Niver (2002) cara-cara untuk meningkatkan kepatuhan ibu hamil untuk meminum tablet zat besi yaitu : a. Memberikan informasi tujuan dari pemberian tablet zat besi seorang ibu hamil akan dengan senang hati meminum tablet zat besi setiap hari apabila dia tahu manfaat dan tujuan dari tabelt zat besi. b. Perilaku sehat ibu hamil yang menyadari pentingnya untuk mengkonsumsi tablet zat besi setiap hari. c. Tenaga kesehatan memberikan petunjuk cara meminum tablet zat besi d. Motivasi dari keluarga ibu hamil agar patuh meminum tablet zat besi setiap hari. e. Dukungan dari tenaga kesehatan dengan menjalin komunikasi yang baik dan memberikan penghargaan yang positif bagi ibu hamil yang telah mampu meminum tablet zat besi setiap hari. 20

B. Kerangka Teori Presdisposing Factor : a. Pengetahuan b. Kebiasaan c. Kepercayaan d. Nilai Sosial Enabling Factor : a. Pendidikan b. Status Sosial c. Pekerjaan d. Sumber Daya PERILAKU KESEHATAN Reinforcing Factor : ( dari orang lain, tenaga kesehatan, tokoh masyarakat, dll ) Kerangka Teori Penelitian Sumber : Notoatmodjo (2003), Notoatmodjo (2005) C. Kerangka Konsep Pengetahuan tentang anemia Kepatuhan ibu hamil meminum tablet zat besi Kerangka konsep penelitian 21

D. Hipotesis Penelitian Dalam karya tulis ilmiah ini hipotesisnya adalah : Ada hubungan antara tingkat pengetahuan ibu dengan kepatuhan ibu hamil meminum tablet zat besi di Bidan Praktek Swasta Hj Hendriati Semarang 22