BAB II TINJAUAN PUSTAKA
|
|
- Widya Rachman
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan Pengetahuan adalah merupakan hasil tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap satu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui panca indra manusia, yaitu indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. 4 Pengetahuan atau kognitif merupakan dominan yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang ( over behavior ). Pengalaman dan penelitian menunjukkan perilaku yang disadari oleh pengetahuan akan lebih langgeng dari pada perilaku yang tidak disadari oleh pengetahuan. Penelitian Menurut Rogres mengungkapkan bahwa sebelum orang mengadopsi perilaku baru, di dalam diri orang tersebut terjadi proses yang berurutan, yaitu : 4 a. Kesadaran ( Awareness ), di mana orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui terlebih dahulu terhadap objek. b. Merasa tertarik ( Interest ), terhadap objek tersebut. Di sini sikap objek sudah mulai timbul. c. Menimbang ( Evaluation ), terhadap baik dan tidaknya objek tersebut bagi dirinya. Hal ini berarti sikap responden sudah lebih baik lagi. d. Trial, di mana subjek mulai mencoba melakukan sesuatu sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh objek. e. Adoption, di mana subjek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran, dan sikapnya terhadap objek. Namun demikian dari penelitian selanjutnya Rogers menyimpulkan bahwa perubahan perilaku tidak selalu melewati tahap-tahap tersebut di atas. Apabila penerimaan perilaku baru atau adopsi perilaku melalui proses seperti ini, di mana disadari oleh pengetahuan, kesadaran dan sikap yang 4
2 positif, maka perilaku tersebut akan bersifat langsung ( long lasting ). Sebaliknya apabila perilaku itu tidak disadari oleh pengetahuan dan kesadaran akan tidak berlangsung lama. Suatu contoh dapat dikemukakan di sini, ibu-ibu peserta KB yang diperintahkan oleh Lurah atau ketua RT, tanpa ibu-ibu tersebut mengetahui makna dan tujuan KB, mereka akan segera keluar dari peserta KB setelah beberapa saat perintah tersebut diterima. Pengetahuan yang tercangkup dominan kognitif mempunyai 6 tingkat : 4 a. Tahu ( Know ) Tahu diartikan sebagai pengingat suatu materi yang telah diajarkan dan dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu, tahu ini adalah merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain: menyebut, menguraikan, mendefinisikan, menyatakan, dan sebagainya. Contoh: dapat menyabutkan tanda-tanda kekurangan kalori dan protein pada anak Balita. b. Memahami ( Comprehension ) Memahami artinya sebagaian suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterprestasi materi tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya terhadap objek yang dipelajari. Misalnya dapat menjelaskan mengapa harus makan makanan yang bergizi. c. Aplikasi ( Application ) Aplikasi artinya sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real. Aplikasi di sini dapat diartikan aplikasi atau pengunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip, dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain. Misalnya dapat menggunakan rumus stastistik dalam perhitungan-perhitungan hasil penelitian, dapat menggunakan prinsip-prinsip siklus pemecahan masalah 5
3 ( problem solving cyclc ) di dalam pemecahan masalah kesehatan dari kasus yang diberikan. d. Analisis ( Analysis ) Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam suatu stuktur organisme tersebut, dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata-kata kerja: dapat menggambarkan, membedakan, mengelompokkan, dan sebagainya. e. Sintesis ( Synthesis ) Sintesis menujukkan kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis itu suatu kemampuan untuk menyusun fomulasi baru dari fomulasi-formulasi yang ada. Sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari fomulasi yang ada. Misalnya: dapat menyusun, dapat merencanakan, dapat meringkaskan, dapat menyesuaikan, dan sebagainya terhadap suatu teori atau rumusanrumusan yang telah ada. f. Evaluasi ( Evaluation ) Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian itu berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau mengunakan kriteria-kriteria yang telah ada. Misalnya dapat membandingkan antara anak-anak yang cukup gizi dengan anak yang kekurangan gizi-gizi, dapat menanggapi terjadinya wabah diare di suatu tempat, dapat menafsirkan sebab ibu tidak mau ikut KB, dan sebagainya. Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau kuesioner yang menanyakan tentang isi materi yang diukur dari subjek penelitian atau responden. Ke dalam pengetahuan yang ingin diketahui atau diukur dapat sesuaikan dengan tingkat-tingkat tersebut di atas. 6
4 B. Perilaku Menurut Bloom, derajat kesehatan dipengaruhi oleh empat faktor yaitu faktor lingkungan, faktor perilaku, faktor pelayanan kesehatan dan faktor genetik. Faktor perilaku dewasa ini mempunyai peran yang sangat besar dalam status kesehatan baik individu maupun masyarakat Pengertian Perilaku Perilaku adalah refleksi dari kejiwaan seperti emosi, berfikir, minat, kehendak, keinginan, sikap, pengertian, motivasi, persepsi, dan lain sebagainya. Gejala kejiwaan yang tercermin dalam tindakan manusia tersebut dipengaruhi oleh berbagai faktor yaitu pengalaman, keyakinan, sarana fisik dan sosial budaya masyarakat, 5 menurut Skiner seorang ahli psikologi, merumuskan bahwa perilaku merupakan respon atau reaksi seseorang terhadap objek, oleh karena itu perilaku itu terjadi melalui proses adanya objek terhadap organisme, kemudian organisme tersebut, merespon. Menurut Kurt Lewin berpendapat bahwa perilaku manusia adalah suatu keadaan yang seimbangan antara kekuatan pendorong (driving forces ) dan kekuatan penahan (restining forces). Perilaku dapat merubah apabila terjadi tidak seimbang antara kedua kekuatan tersebut di dalam diri seseorang. 4 Menurut Ensiklopedi Amerika perilaku diartikan sebagai suatu aksi dan reaksi organisme terhadap lingkungannya. Hal ini berarti bahwa perilaku terjadi apabila ada sesuatu yang diperlukan untuk menimbulkan reaksi, yaitu yang disebut rangsangan. Dengan demikian, maka suatu rangsangan tertentu akan menghasilkan reaksi akan menghasilkan rangsangan tertentu. Menurut Robert Kwick menyatakan bahwa perilaku adalah tindakan atau perbuatan suatu organisme yang dapat diamati dan bahkan dipelajari. Perilaku tidak sama dengan sikap, sikap adalah suatu kecenderungan untuk mengadakan tindakan terhadap suatu objek, dengan suatu cara yang menyatakan adanya tanda- tanda untuk menyenangi atau tidak meyenangi objek tersebut. Sikap hanyalah sebagian dari perilaku manusia. Menurut Lawrence Green menganalisis perilaku manusia dari tingkat kesehatan 7
5 seseorang dipengaruhi oleh dua faktor pokok, yaitu perilaku (behavior causes) dan diluar perilaku (non behavior). 5 a. Faktor presdiposisi Terwujudnya dalam pengetahuan, sikap, kepercayaan, keyakinan, nilai, dan sebagainya. b. Faktor pendukung Terwujudnya dalam lingkungan fisik, tersedia atau tidak tersedianya fasilitas atau sarana kesehatan, misalnya Puskesmas, obat-obatan, alat kontrasepsi, jamban, dan sebagainya. c. Faktor pendukung Terwujudnya dalam sikap dan perilaku petugas kesehatan atau petugas yang lain yang merupakan kelompok referensi dan perilaku masyarakat, sedangkan pengertian yang lain menyatakan bahwa perilaku adalah kejiwaan yang meliputi, berfikir, berpendapat, bersikap untuk memberikan respon ini bersifat pasif tanpa alasan, dan juga dapat bersifat aktif dengan tindakan. Dari definisi di atas pada dasarnya perilaku tersebut merupakan refleksi dari beberapa kejiwaan. 2. Pengertian perilaku kesehatan Perilaku kesehatan adalah suatu respon seseorang terhadap objek yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan, pangan, serta lingkungan. Perilaku kesehatan ini terdiri dari 3 aspek: a. Perilaku pencegahan penyakit, dan penyembuhan penyakit bila sakit, serta pemulihan kesehatan dari sakit. b. Perilaku peningkatan kesehatan, apabila seseorang dalam keadaan sehat, kesehatan itu sangat dinamis dan relatif. c. Perilaku gizi (makanan dan minuman), makanan dan minuman dapat memelihara dan meningkatkan kesehatan seseorang dan dapat sebaliknya mendatangkan penyakit. Menurut Becker seorang ahli lain membuat klasifikasi perilaku kesehatan antara lain: 4 8
6 a. Perilaku sehat ( health behavior ) Adalah perilaku-perilaku yang berkaitan dengan upaya atau kegiatan seseorang untuk mempertahankan dan meningkatkan kesehatannya, termasuk tindakan untuk mencegah penyakit dan kebesihan peorangan serta memilah makanan yang bermanfaat bagi pemelihara dan meningkatkan kesehatan perilaku sehat ini dalam tindakan dari seseorang untuk menganggap dirinya sehat. b. Perilaku sakit ( illness behavior ) Perilaku sakit ini mencakup respon seseorang terhadap sakit dan penyakitnya persepsinya terhadap sakit, pengetahuan tentang pengobatan penyakit dan sebagainya. c. Perilaku peran sehat ( the sick role behavior ) Dari segi sosiologi, orang sakit atau pasien mempunyai peran yang mencakup hak orang sakit dan kewajiban sebagai orang sakit. Hak kewajiban ini harus diketahui oleh orang sakit sendiri maupun orang lain ( terutama keluarga ) yang selanjutnya disebutnya perilaku peran orang sakit ( the sick role). C. Anemia Anemia adalah suatu keadaan di mana jumlah eritrosit yang beredar atau konsentrasi hemoglobin menurun. Sebagai akibatnya, ada penurunan transportasi oksigen dari paru ke jaringan perifer. Selama kehamilan, anemia lazim terjadi dan biasanya disebabkan oleh defisiensi besi, sekunder terhadap kehilangan darah sebelumnya atau masukan besi yang tidak adekuat. Anemia adalah suatu keadaan kadar hemoglobin (Hb) di dalam darah ibu hamil yang lebih rendah dari pada nilai normal di bawah 11 gr%. 6 Batasan normal kadar hemoglobin selengkapnya dapat dilihat pada Tabel
7 Tabel 2.1 Batas Normal Kadar Hb Kelompok Umur Hemoglobin (g/100ml) Anak Dewasa 6 bulan sampai 6 tahun 6-14 tahun Laki-laki Wanita Ibu menyusui Wanita hamil Sumber: WHO, 1972 Dalam Wirakusumah Batas Normal Kadar Hb 1999 Salah satu dari tanda-tanda yang paling sering dikaitkan dengan anemia adalah pucat. Ini umumnya diakibatkan oleh berkurangnya darah, berkurangnya hemoglobin untuk memperbesar pengiriman oksigen ke organ-organ vital. Warna kuku, telapak tangan, membran mukosa mulut serta konjungtiva dapat digunakan lebih efektif guna menilai kepucatan. 1. Klasifikasi Anemia a. Anemia Aplastik Anemia aplastik adalah suatu keadaan dimana jaringan sumsum tulang diganti oleh jaringan lemah, sebagai akibatnya maka terjadi pansitopenia (anemia, leukepenia dan tronbositopania). Oleh karenanya keluhan dan gejala yang timbul adalah akibat dari pensitopenia tersebut. Ada 3 ( tiga ) macam etilogi dari anemia aplastik yaitu: 1. Anemia aplastik idiopatik, etologi tidak diketahui. 2. Anemia aplastik sekunder, anemia aplastik yang disebabkan oleh disebabkan oleh obat-obatan, bahan kimia atau bahan fisik. 3. Anemia aplastik congenital. 10
8 b. Anemia Hemolisis Anemia hemolisis didefinisikan sebagai anemia yang diakibatkan peningkatan kecepatan destruksi sel darah merah. Karena hiperplasia eritropoietik dan perluasan anatomis tulang sumsum, destruksi sel darah merah bisa meningkat beberapa kali lipat sebelum pasien menjadi anemia. Sumsum dewasa, setelah perluasan penuh, sanggup memproduksi sel darah merah dengan cepat 6-8 kali normal. c. Hemoragi Hemoragi adalah suatu pengertian untuk menunjukkan terdapatnya darah yang keluar dari sumsum kardiovaskuler. Biasanya hemoragi dihubungkan dengan terdapatnya ruptura pada pembuluh darah atau jantung. Sering pula digunakan istilah hemorrhagia per diapedesin untuk peristiwa keluarnya eritrosit dari pembuluh yang tampaknya utuh. Hemoragi dapat terjadi pada kapiler, vena, arteri atau jantung. 7 d. Gizi Gizi adalah bahan selain obat yang mengandung zat-zat gizi dan unsurunsur atau ikatan kimia yang terdapat di ubah menjadi zat gizi oleh tubuh, yang berguna bila di masukkan ke dalam tubuh. Misalnya Fe, protein, Cu, Co, vitamin B 12, folat Penyebab Anemia a. Anemia Akibat Pendarahan Pendarahan mengakibatkan tubuh kehilangan banyak sel darah merah. Pendarahan dapat terjadi secara mendadak dan dalam jumlah banyak. Pendarahan ini disebut pendarahan eksternal dan terjadi pada waktu kecelakaan. Selain itu pendarahan kronis juga dapat mengakibatkan kehilangan sel darah merah dalam jumlah banyak. Pendarahan kronis adalah pendarahan yang sedikit demi sedikit, tetapi berlangsung secara terus menerus. 9 Pendarahan jenis ini dapat disebabkan oleh kanker saluran pencernaan dan wasir. Investasi cacing tambang pada masyarakat di daerah-daerah tertentu menyebabkan banyak darah yang keluar, karena cacing tambang menghisap darah. Selain itu, pada gadis 11
9 remaja dan wanita dewasa, kehilangan darah dalam jumlah banyak bisa terjadi akibat menstruasi. 12 b. Anemia Akibat Meningkatnya Kerusakan Sel Darah Merah Rusaknya sel darah merah dapat berlangsung di dalam pembuluh darah akibat penyakit, seperti malaria atau thalasomia. Meski sel-sel darah merah telah rusak, zat besi yang berada di dalamnya tidak ikut rusak dan tetap bisa digunakan lagi untuk membuat sel-sel darah merah yang baru. Asam folat yang berada di dalam sel darah merah ikut rusak sehingga harus dibuat lagi. Keadaan ini memerlukan penambahan asam folat pada pengobatan anemia hemolitik, sedangkan pemberian zat besi kurang bermanfaat. c. Anemia Akibat Tidak Cukupnya Sel Darah Merah Pembuatan sel darah merah baru akan terganggu apabila zat gizi tidak diperlukan mencukupi. Padahal umur sel darah hanya 120 hari dan jumlah sel darah merah di dalam yang harus selalu dipertahankan cukup banyak. Terganggunya produksi sel darah merah bisa disebabkan makanan yang dikomsumsi kurang mengandung zat gizi, terutama zat gizi penting seperti besi, asam folat, vitamin B 12, protein, vitamin C, dan zat gizi lainnya. Selain itu, juga dapat disebabkan oleh tidak berfungsinya pencernaan dengan baik atau kelainan lambung sehingga zat-zat gizi penting tidak dapat diserap dan terbuang bersama kotoran. Apabila ini berlangsung lama maka tubuh akan mengalami anemia Anemia pada Ibu Hamil Anemia pada ibu hamil adalah istilah yang digunakan pada keadaan penurunan kosentrasi hemoglobin dalam darah sampai kadar di bawah 11gr per 100 ml. pada keadaan normal tidak semua zat besi yang dimakan dan diserap hari di usus kecil diperlukan segera. Kelebihan itu biasanya disimpan dalam sumsum tulang sehingga selama kehamilan dapat digunakan untuk meningkatkan kecepatan pembentukan 12
10 hemoglobin guna memenuhi kebutuhan yang meningkat. Selama kehamilan, pertumbuhan janin dan uterus serta perubahan lain yang terjadi pada ibu hamil, menyebabkan peningkatan kebutuhan zat makanan yang banyak, khususnya zat besi dan asam folat. Banyak wanita memulai kehamilan dengan makanan yang ringan, sementara kebutuhan lebih tinggi dari biasanya. Jika kekurangan gizi kebutuhan itu tidak terpenuhi, kecepatan pembentukan hemoglobin menurun dan kosentrasinya akut, peredaran darah juga menurun. Di samping penyebab medis, faktor sosial ekonomi memainkan peranan yang penting. Kesukaran yang ditimbulkan oleh gizi buruk, kekurangan air, tabu terhadap makanan, produksi dan cadangan makanan yang tidak cukup dan tidak adanya jaminan sosial yang efektif secara bersama menurunkan kesehatan dan menyababkan anemia pada wanita yang telah menjadi pejamu (host) dari berbagai penyakit lain yang melemahkan. Pengobatan anemia pada kehamilan biasanya meliputi pemberian tambahan zat besi dan folat. Komsumsi makanan yang seimbang juga membentuk perbaikan anemia. Pada ibu hamil dianjurkan untuk melakukan skrining terhadap anemia tiga kali selama kehamilan, yaitu pada kunjungan pertama dalam pemeriksaan di Puskesmas atau Rumah Sakit kehamilan minggu ke 6 dan ke D. Anemia Gizi 1. Anemia Gizi Anemia gizi disebabkan oleh kekurangan zat gizi yang berperan pembentukan hemoglobin, baik karena kekurangan konsumsi atau karena gangguan absorpsi. Zat gizi yang bersangkutan adalah besi, protein, vitamin B 6 yang berperan sebagai katalissator dalam sintesis di dalam molekul hemoglobin, vitamin C yang mempengaruhi absorpsi dan pelepasan besi dari trasferin ke dalam jaringan tubuh, dan vitamin E yang mempegaruhi stabilitas membran sel darah merah. Biasanya menyarang golongan rentan, seperti anak-anak, remaja, ibu hamil, dan ibu menyusui serta pekerjaan penghasilan rendah. Anemia sangat berpengaruh luas 13
11 terhadap kualitas sumber daya manusia, terutama kemampuan belajar dan produktifitas kerja. Anemia Gizi dapat terjadi karena beberapa faktor : 2 a. Faktor pertama Makanan sehari-hari sangat sedikit mengandung besi, untuk mengatasi hal ini diperlukan pengetahuan yang cukup tentang bahan-bahan makanan sumber zat besi. b. Faktor kedua Rendahnya presentase penyerapan zat besi oleh tubuh. Zat besi dari makanan hewani lebih mudah diserap yaitu %, sedangkan dari makanan nabati hanya sekitar 1-5 %. Oleh karena itu, mengkosumsi zat besi dari makanan hewani jauh lebih baik dari pada makanan nabati. c. Faktor ketiga Adanya zat besi yang dapat menghambat penyerapan besi, seperti asam folat, asam oksalat dari tannin yang banyak terdapat pada sereal, sayuran, kacang-kacangan dan teh. Untuk lebih meningkatkan penyerapan zat besi dianjurkan untuk lebih banyak mengkonsumsi vitamin C dan protein hewani. Untuk ibu hamil perlu tambahan 2 mg dari kebutuhan normal. 2. Pencegahan Anemia Gizi Pemberian suplemen tablet besi (Fe) bermanfaat untuk memperbaiki status zat besi, secara cepat sebagai strategi, pemberian suplemen tablet besi (Fe) juga mempunyai kekhususan, yaitu dapat ditargetkan pada kelompok yang mempunyai resiko tinggi mengalami defisiensi besi. Di daerah-daerah dengan frekuensi kehamilan yang tinggi sebaiknya setiap wanita hamil diberian tablet besi (Fe), cukup 1 tablet sehari. Selain itu wanita dinasehatkan pula untuk makan makanan lebih banyak protein dan sayursayuran yang mengandung banyak mineral serta vitamin. 11 E. Kerangka Teori 14
12 Penyakit parasit - Cacingan - Malaria Tingkat pengetahuan Hemolisis Perilaku : - Faktor presdisposisi - Faktor pendukung - Faktor pendorong Anemia Gizi Reticulo Endothelium system (RES) Hemoragi - Fe - Protein - Cu - Co - B 12 - Folat Sumber : Modifikasi Soekidjo Notoatmodjo, 2003 ; Hoffbrand, 1996 F. Kerangka konsep ; Sunita Almastsier F. Kerangka Kosep 15
13 Variabel Bebas Variabel Terikat - Tingkat Pengetahuan - Perilaku - Kejadian Anemia G. Hipotesa a. Ada hubungan antara tingkat pengetahuan ibu hamil dengan kejadian anemia. b. Ada hubungan antara perilaku ibu hamil dengan kejadian anemia. 16
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Anemia 1. Definisi Anemia Menurut WHO, anemia gizi besi didefinisikan suatu keadaan dimana kadar Hb dalam darah hemotokrit atau jumlah eritrosit lebih rendah dari normal sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka mencapai Indonesia Sehat dilakukan. pembangunan di bidang kesehatan yang bertujuan untuk meningkatkan
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dalam rangka mencapai Indonesia Sehat 2010-2015 dilakukan pembangunan di bidang kesehatan yang bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan bangsa. Pemerintah memiliki
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kepatuhan 1. Pengertian Kepatuhan Kepatuhan adalah tingkat ketepatan perilaku seorang individu dengan nasehat medis atau kesehatan dan menggambarkan penggunaan obat sesuai dengan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. negara berkembang, termasuk. Riskesdas, prevalensi anemia di Indonesia pada tahun 2007 adalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Anemia merupakan masalah gizi yang sering terjadi di dunia dengan populasi lebih dari 30%. 1 Anemia lebih sering terjadi di negara berkembang, termasuk Indonesia.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengetahuan juga didapatkan dari tradisi (Prasetyo, 2007).
16 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Pengetahuan 1. Pengertian Pengetahuan Pengetahuan adalah segala sesuatu yang ada dikepala kita. Kita dapat mengetahui sesuatu berdasarkan pengalaman yang kita miliki.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Anemia merupakan salah satu masalah gizi utama di Indonesia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anemia merupakan salah satu masalah gizi utama di Indonesia khususnya anemia defisiensi besi, yang cukup menonjol pada anak-anak sekolah khususnya remaja (Bakta, 2006).
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. terutama diperlukan dalam hematopoiesis (pembentukan darah) yaitu dalam
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Zat Besi 2.1.1. Fungsi Zat Besi Zat besi (Fe) merupakan mikroelemen yang esensial bagi tubuh, zat ini terutama diperlukan dalam hematopoiesis (pembentukan darah) yaitu dalam
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. berarti bahwa perilaku baru terjadi apabila ada sesuatu yang diperlukan untuk
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perilaku Perilaku adalah suatu aksi reaksi organisme terhadap lingkungannya. Hal ini berarti bahwa perilaku baru terjadi apabila ada sesuatu yang diperlukan untuk menimbulkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dari pembangunan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dari pembangunan nasional.konsep pembangunan nasional harus berwawasan kesehatan, yaitu pembangunan yang telah memperhitungkan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut W.J.S Poerwodarminto, pemahaman berasal dari kata "Paham
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemahaman Menurut W.J.S Poerwodarminto, pemahaman berasal dari kata "Paham yang artinya mengerti benar tentang sesuatu hal. Pemahaman merupakan tipe belajar yang lebih tinggi
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengetahuan 2.1.1. Definisi. Pengetahuan adalah hasil tahu, dan ini terjadi setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengetahuan (Knowledge) 2.1.1. Pengertian Pengetahuan Pengetahuan adalah merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Remaja adalah tahap umur yang datang setelah masa kanak-kanak. perilaku, kesehatan serta kepribadian remaja dalam masyarakat.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Remaja adalah tahap umur yang datang setelah masa kanak-kanak berakhir, ditandai oleh pertumbuhan fisik yang cepat. Pertumbuhan yang cepat pada tubuh remaja membawa
Lebih terperinci2. Sebagai bahan masukan kepada pihak rumah sakit sehingga dapat melakukan. 3. Sebagai bahan masukan atau sebagai sumber informasi yang berguna bagi
2. Sebagai bahan masukan kepada pihak rumah sakit sehingga dapat melakukan konseling kepada ibu hamil mengenai pentingnya pemeriksaan kehamilan sebagai deteksi dini ibu hamil risiko tinggi dalam rangka
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Anemia Pada Kehamilan Anemia atau sering disebut kurang darah adalah keadaan dimana darah merah kurang dari normal, dan biasanya yang digunakan sebagai dasar
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. bentuk variabel tertentu atau perwujudan dari nutritute dalam bentuk. variabel tertentu ( Istiany, 2013).
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Status Gizi a. Definisi Status Gizi Staus gizi merupakan ekspresi dari keadaan keseimbangan dalam bentuk variabel tertentu atau perwujudan dari nutritute dalam
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN TEORI
BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjauan Teori 1. Anemia pada kehamilan a. Pengertian anemia Anemia atau sering disebut kurang darah adalah keadaan di mana darah merah kurang dari normal, dan biasanya yang digunakan
Lebih terperinciPERBEDAAN KADAR HEMOGLOBIN SISWI SMA PEDESAAN DAN PERKOTAAN DI KABUPATEN KLATEN
PERBEDAAN KADAR HEMOGLOBIN SISWI SMA PEDESAAN DAN PERKOTAAN DI KABUPATEN KLATEN ( Studi Kasus di SMAN 3 Klaten dan SMAN 1 Bayat) SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat sarjana S-1
Lebih terperinciberhubungan dengan kesehatan diklasifikasikan sebagai berikut :
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Perilaku Menurut Lewit (1993), perilaku merupakan hasil pengalaman dan proses interaksi dengan lingkungannya, yang terwujud dalam bentuk pengetahuan, sikap, dan tindakan
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. angka kematian bayi, angka kelahiran, dan angka kematian ibu.( A.Gde Munin
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. POSYANDU 2.1.1. Defenisi Posyandu Posyandu merupakan strategi jangka panjang pemerintah untuk menurunkan angka kematian bayi, angka kelahiran, dan angka kematian ibu.( A.Gde
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kehamilan. Dalam periode kehamilan ini ibu membutuhkan asupan makanan sumber energi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Periode Kehamilan merupakan masa dimulainya konsepsi (pembuahan) hingga permulaan persalinan. Ibu yang sedang hamil mengalami proses pertumbuhan yaitu pertumbuhan fetus
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anemia pada remaja putri merupakan salah satu dampak masalah kekurangan gizi remaja putri. Anemia gizi disebabkan oleh kekurangan zat gizi yang berperan dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berlangsung dengan baik, bayi tumbuh sehat sesuai yang diharapkan dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kehamilan merupakan suatu keadaan fisiologis yang diharapkan setiap pasangan suami istri. Setiap pasangan menginginkan kehamilan berlangsung dengan baik, bayi
Lebih terperinciSatuan Acara Penyuluhan (SAP) Anemia
Satuan Acara Penyuluhan (SAP) Anemia A. Topik : Sistem Hematologi B. Sub Topik : Anemia C. Tujuan Instruksional 1. Tujuan Umum : Setelah penyuluhan peserta diharapkan dapat mengtahui cara mengatasi terjadinya
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu obyek tertentu. Penginderaan melalui panca indra yaitu indra
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ibu hamil merupakan penentu generasi mendatang, selama periode kehamilan ibu hamil membutuhkan asupan gizi yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ibu hamil merupakan penentu generasi mendatang, selama periode kehamilan ibu hamil membutuhkan asupan gizi yang cukup untuk memenuhi tumbuh kembang janinnya. Saat ini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sampai usia lanjut (Depkes RI, 2001). mineral. Menurut Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi VI 1998
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gizi merupakan salah satu penentu kualitas sumber daya manusia. Kekurangan gizi dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan fisik dan perkembangan kecerdasan terganggu, menurunnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kasus anemia merupakan salah satu masalah gizi yang masih sering
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kasus anemia merupakan salah satu masalah gizi yang masih sering terjadi pada semua kelompok umur di Indonesia, terutama terjadinya anemia defisiensi besi. Masalah anemia
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. KEPATUHAN 1. Defenisi Kepatuhan Kepatuhan adalah tingkat ketepatan perilaku seorang individu dengan nasehat medis atau kesehatan. Dengan menggambarkanpenggunaan obat sesuai petunjuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan fisiknya dan perkembangan kecerdasannya juga terhambat.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anemia merupakan keadaan masa eritrosit dan masa hemoglobin yang beredar tidak memenuhi fungsinya untuk menyediakan oksigen bagi jaringan tubuh (Handayani, 2008). Anemia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. spermatozoa dan ovum kemudian dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum kemudian dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Pertumbuhan dan perkembangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (Suharno, 1993). Berdasarkan hasil penelitian WHO tahun 2008, diketahui bahwa
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Anemia merupakan salah satu masalah kesehatan di dunia yang berakibat buruk bagi penderita terutama golongan rawan gizi yaitu anak balita, anak sekolah, remaja, ibu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. gangguan absorpsi. Zat gizi tersebut adalah besi, protein, vitamin B 6 yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anemia merupakan dampak masalah gizi pada remaja putri. Anemia gizi disebabkan oleh kekurangan zat gizi yang berperan dalam pembentukan hemoglobin, dapat karena kekurangan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Anemia Anemia gizi disebabkan oleh defisiensi zat besi, asam folat, dan / atau vitamin B12, yang kesemuanya berakar pada asupan yang tidak adekuat, ketersediaan hayati rendah
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengetahuan 2.1.1. Definisi Pengetahuan adalah hasil tahu, dan ini terjadi setelah seseorang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindaraan terjadi melalui
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. trimester III sebesar 24,6% (Manuba, 2004). Maka dari hal itu diperlukan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anemia adalah suatu keadaan dimana komponen dalam darah, yakni hemoglobin (Hb) dalam darah atau jumlahnya kurang dari kadar normal. Di Indonesia prevalensi anemia pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. generasi penerus bangsa. Upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak usia sekolah adalah investasi bangsa, karena mereka adalah generasi penerus bangsa. Upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia harus dilakukan sejak dini, secara
Lebih terperinci5. Sintesis (synthesis), merupakan kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.
A. Pengertian Perilaku Menurut Notoatmodjo (2007) perilaku manusia adalah semua tindakan atau aktivitas dari manusia itu sendiri yang mempunyai bentangan yang sangat luas, baik yang dapat diamati langsung,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. usia subur. Perdarahan menstruasi adalah pemicu paling umum. kekurangan zat besi yang dialami wanita.meski keluarnya darah saat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah gizi di Indonesia masih banyak ditemukan, baik masalah akibat kekurangan zat gizi maupun akibat kelebihan zat gizi. Masalah gizi akibat kekurangan zat gizi diantaranya
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. terdiri dari Persepsi (perception), Respon terpimpin (Guided Respons),
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perilaku 1. Pengertian perilaku Semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik dapat diamati secara langsung maupun tidak dapat diamati oleh pihak luar. Dimana perilaku terdiri
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. disamping tiga masalah gizi lainya yaitu kurang energi protein (KEP), masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anemia merupakan satu dari empat masalah gizi yang ada di indonesia disamping tiga masalah gizi lainya yaitu kurang energi protein (KEP), masalah gangguan akibat kurangnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kehamilan merupakan suatu keadaan fisiologis yang diharapkan setiap pasangan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehamilan merupakan suatu keadaan fisiologis yang diharapkan setiap pasangan suami istri. Masa kehamilan adalah suatu fase penting dalam pertumbuhan anak karena calon
Lebih terperinciKehamilan akan meningkatkan metabolisme energi karena itu kebutuhan energi dan zat gizi lainnya juga mengalami peningkatan selama masa kehamilan.
Kehamilan akan meningkatkan metabolisme energi karena itu kebutuhan energi dan zat gizi lainnya juga mengalami peningkatan selama masa kehamilan. Peningkatan energi dan zat gizi tersebut dibutuhkan untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Periode Kehamilan merupakan masa dimulainya konsepsi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Periode Kehamilan merupakan masa dimulainya konsepsi (pembuahan) hingga permulaan persalinan. Dalam periode kehamilan ini ibu membutuhkan asupan makanan sumber
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berbagai negara, dan masih menjadi masalah kesehatan utama di. dibandingkan dengan laki-laki muda karena wanita sering mengalami
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anemia merupakan masalah kesehatan yang banyak dijumpai di berbagai negara, dan masih menjadi masalah kesehatan utama di Indonesia. Wanita muda memiliki risiko yang
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. a. Kehamilan adalah pertumbuhan dan perkembangan janin intra uterine mulai
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. TINJAUAN TEORI 1. Jarak Kehamilan Pengertian jarak kehamilan a. Kehamilan adalah pertumbuhan dan perkembangan janin intra uterine mulai sejak konsepsi dan berakhir sampai permulaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manusia. Kekurangan gizi akan menyebabkan gagalnya pertumbuhan,
A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Gizi seimbang merupakan salah satu penentu kualitas sumber daya manusia. Kekurangan gizi akan menyebabkan gagalnya pertumbuhan, perkembangan, menurunkan produktifitas
Lebih terperinciMAKALAH GIZI ZAT BESI
MAKALAH GIZI ZAT BESI Di Buat Oleh: Nama : Prima Hendri Cahyono Kelas/ NIM : PJKR A/ 08601241031 Dosen Pembimbing : Erwin Setyo K, M,Kes FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA PENDAHULUAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tinggi, menurut World Health Organization (WHO) (2013), prevalensi anemia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anemia merupakan salah satu masalah kesehatan di seluruh dunia terutama negara berkembang yang diperkirakan 30% penduduk dunia menderita anemia. Anemia banyak terjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Anemia pada ibu hamil merupakan salah satu masalah yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anemia pada ibu hamil merupakan salah satu masalah yang sampai saat ini masih terdapat di Indonesia yang dapat meningkatkan risiko morbiditas dan mortalitas ibu dan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA TEORI, KERANGKA KONSEP, DAN HIPOTESIS
5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA TEORI, KERANGKA KONSEP, DAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Zat besi Besi (Fe) adalah salah satu mineral zat gizi mikro esensial dalam kehidupan manusia. Tubuh
Lebih terperinciBAB II. Tinjauan Pustaka. respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari luar).
BAB II Tinjauan Pustaka 2.1 Konsep Perilaku 2.1.1 Pengertian Perilaku menurut Skinner (1938) seorang ahli psikologi adalah respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari luar). Oleh karena
Lebih terperincimembutuhkan zat-zat gizi lebih besar jumlahnya (Tolentino & Friedman 2007). Remaja putri pada usia tahun, secara normal akan mengalami
PENDAHULUAN Latar belakang Anemia zat besi di Indonesia masih menjadi salah satu masalah gizi dan merupakan masalah kesehatan yang memerlukan perhatian. Anemia zat besi akan berpengaruh pada ketahanan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN TEORI
BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjauan Teori 1. Tinjauan Teori Pengetahuan a. Pengertian Pengetahuan merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah orang mengadakan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kesadaran,
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Anemia merupakan masalah yang sering terjadi di Indonesia. Anemia
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anemia merupakan masalah yang sering terjadi di Indonesia. Anemia bisa terjadi pada segala usia. Indonesia prevalensi anemia masih tinggi, insiden anemia 40,5% pada
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Motivasi 1. Defenisi motivasi Istilah motivasi berasal dari bahasa latin, yakni movere yang berarti menggerakan (Winardi, 2007). Swanburg 2002 mendefenisikan motivasi sebagai
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengetahuan 2.1.1. Definisi Pengetahuan adalah hasil dari tahu, dan hal ini terjadi setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu objek. Penginderaan ini terjadi melalui
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Anemia merupakan suatu kondisi konsentrasi hemoglobin kurang dari
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anemia merupakan suatu kondisi konsentrasi hemoglobin kurang dari normal, anemia merefleksikan eritrosit yang kurang dari normal di dalam sirkulasi dan anemia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Gizi merupakan salah satu penentu kualitas sumber daya. manusia. Kekurangan gizi akan menyebabkan kegagalan pertumbuhan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gizi merupakan salah satu penentu kualitas sumber daya manusia. Kekurangan gizi akan menyebabkan kegagalan pertumbuhan fisik dan perkembangan kecerdasan, menurunkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu indikator keberhasilan layanan kesehatan di suatu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan salah satu indikator keberhasilan layanan kesehatan di suatu Negara. Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang relatif sangat bebas, termasuk untuk memilih jenis-jenis makanan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Remaja merupakan suatu golongan dari suatu kelompok usia yang relatif sangat bebas, termasuk untuk memilih jenis-jenis makanan yang akan dikonsumsinya. Taraf kesehatan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Kabupaten Sukoharjo yang beralamatkan di jalan Jenderal Sudirman
39 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum SMK N 1 Sukoharjo 1. Keadaan Demografis SMK Negeri 1 Sukoharjo terletak di Kecamatan Bendosari Kabupaten Sukoharjo yang beralamatkan di jalan Jenderal Sudirman
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Remaja merupakan masa peralihan antara masa anak-anak dan dewasa yaitu
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Anemia pada Remaja Putri Remaja merupakan masa peralihan antara masa anak-anak dan dewasa yaitu antara usia 12 sampai 21 tahun. Mengingat pengertian remaja menunjukkan ke masa
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. anemia pada masa kehamilan. (Tarwoto dan Wasnidar, 2007)
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah gizi dan pangan merupakan masalah yang mendasar karena secara langsung dapat menentukan kualitas sumber daya manusia serta derajat kesehatan masyarakat. Salah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Prevalensi anemia di Indonesia cukup tinggi pada periode tahun 2012 mencapai 50-63% yang terjadi pada ibu hamil, survei yang dilakukan di Fakultas Kedokteran Indonesia,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kekurangan zat gizi dapat menyebabkan kegagalan pertumbuhan fisik, perkembangan kecerdasan, menurunnya produktifitas kerja dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gizi merupakan salah satu penentu kualitas sumber daya manusia. Kekurangan zat gizi dapat menyebabkan kegagalan pertumbuhan fisik, perkembangan kecerdasan, menurunnya
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Kehamilan risiko tinggi adalah kehamilan yang menyebabkan terjadinya
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. KEHAMILAN RISIKO TINGGI 2.1.1 Defenisi Kehamilan risiko tinggi adalah kehamilan yang menyebabkan terjadinya bahaya dan komplikasi yang lebih besar terhadap ibu maupun janin
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pengetahuan Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Penginderaan terjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Anemia adalah suatu kondisi ketika kadar hemoglobin (Hb) dalam darah lebih rendah dari batas normal kelompok orang yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Anemia adalah suatu kondisi ketika kadar hemoglobin (Hb) dalam darah lebih rendah dari batas normal kelompok orang yang bersangkutan. Hemoglobin merupakan protein berpigmen
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menurut World Health Organization (WHO) wanita dengan usia tahun
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anemia merupakan masalah gizi utama yang terjadi di seluruh dunia. Menurut World Health Organization (WHO) wanita dengan usia 15-49 tahun yang menderita anemia di enam
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Anemia merupakan masalah gizi yang banyak terdapat di seluruh dunia
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anemia merupakan masalah gizi yang banyak terdapat di seluruh dunia yang tidak hanya terjadi di negara berkembang tetapi juga di negara maju. Penderita anemia diperkirakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan nasional merupakan suatu kegiatan yang dilaksanakan secara terus-menerus untuk meningkatkan taraf hidup. Untuk mewujudkan cita-cita pembangunan diperlukan
Lebih terperinciKARAKTERISTIK IBU HAMIL DENGAN ANEMIA DI PUSKESMAS PANARUNG KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2015
KARAKTERISTIK IBU HAMIL DENGAN ANEMIA DI PUSKESMAS PANARUNG KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2015 Resa Valentri*, Dessy Hertati, Nobella Kristia Angelina Akademi Kebidanan Betang Asi Raya, Jln.Ir.Soekarno No.7
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang meliputi : inspeksi dan palpasi pada payudara. SADARI (Pemeriksaan Payudara Sendiri) merupakan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perilaku SADARI (Pemeriksaan Payudara Sendiri) adalah suatu tindakan wanita dalam mengenali keadaan payudaranya guna mengetahui ada atau tidaknya benjolan yang tidak
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
23 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran umum tempat penelitian Penelitian ini dilakukan di PT Primatex CO Indonesia Batang, yang merupakan pabrik pembuatan kain. Hasil produksi biasanya dipasarkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Ketidak cukupan asupan makanan, misalnya karena mual dan muntah atau kurang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu kondisi berbahaya yang sering dialami ibu hamil adalah anemia. Ketidak cukupan asupan makanan, misalnya karena mual dan muntah atau kurang asupan zat besi,
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. masalah kesehatan masyarakat ( Public Health Problem) adalah anemia gizi.
1 BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu masalah gizi pada remaja dan dewasa yang masih menjadi masalah kesehatan masyarakat ( Public Health Problem) adalah anemia gizi. Prevalensi anemia di
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Periode remaja adalah periode transisi dari anak - anak menuju dewasa, pada
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Periode remaja adalah periode transisi dari anak - anak menuju dewasa, pada masa ini terjadi proses kehidupan menuju kematangan fisik dan perkembangan emosional antara
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. sel darah merah lebih rendah dari nilai normal, sebagai akibat dari defisiensi salah
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Anemia Gizi Anemia gizi adalah keadaan dimana kadar hemoglobin (Hb), hematokrit, dan sel darah merah lebih rendah dari nilai normal, sebagai akibat dari defisiensi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan prevalensi tertinggi dialami negara berkembang termasuk Indonesia.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anemia merupakan salah satu masalah gizi mikro yang cukup serius dengan prevalensi tertinggi dialami negara berkembang termasuk Indonesia. Sebagian besar anemia di Indonesia
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA ASUPAN
HUBUNGAN ANTARA ASUPAN Fe DENGAN KADAR HEMOGLOBIN (Hb) PADA ANAK USIA 2-5 TAHUN DENGAN BERAT BADAN BAWAH GARIS KUNING MENURUT KMS DI KELURAHAN SEMANGGI KOTA SURAKARTA SKRIPSI Diajukan Oleh : LAILA MUSFIROH
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Anemia adalah suatu keadaan dimana kadar Hb atau kadar eritrosit lebih rendah dari normal. Anemia merupakan kondisi terjadinya penurunan Haemoglobin (hb), hematokrit
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sejak konsepsi dan berakhir sampai permulaan persalinan (Manuabaet al., 2012).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehamilan adalah pertumbuhan dan perkembangan janin intrauteri mulai sejak konsepsi dan berakhir sampai permulaan persalinan (Manuabaet al., 2012). Selama proses kehamilan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Masa kehamilan merupakan masa yang dihitung sejak Hari Pertama
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa kehamilan merupakan masa yang dihitung sejak Hari Pertama Haid Terakhir (HPHT) hingga dimulainya persalinan sejati, yang menandai awal masa sebelum menjelang persalinan.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. dilahirkan dan plasenta keluar lepas dari rahim, sampai enam minggu
5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Masa Nifas Masa nifas disebut juga masa postpartum yaitu waktu sejak bayi dilahirkan dan plasenta keluar lepas dari rahim, sampai enam minggu berikutnya,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anemia merupakan masalah kesehatan masyarakat secara global baik di negara berkembang maupun negara maju. Anemia terjadi pada semua tahap siklus kehidupan dan termasuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anemia adalah suatu keadaan dimana kadar hemoglobin (Hb) dalam darah lebih rendah dari nilai normal kelompok yang bersangkutan (WHO, 2001). Anemia merupakan kondisi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masa dewasa. Masa ini sering disebut dengan masa pubertas, istilah. pubertas digunakan untuk menyatakan perubahan biologis.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa anak-anak ke masa dewasa. Masa ini sering disebut dengan masa pubertas, istilah pubertas digunakan untuk menyatakan perubahan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. merah atau hemoglobin kurang dari normal. Kadar hemoglobin normal. umumnya berbeda pada laki-laki dan perempuan. Untuk pria, anemia
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Anemia adalah suatu kondisi medis di mana suatu jumlah sel darah merah atau hemoglobin kurang dari normal. Kadar hemoglobin normal umumnya berbeda pada laki-laki
Lebih terperinciLEMBAR PENJELASAN KEPADA RESPONDEN. Saya bernama Devi Yunani Nasution adalah mahasiswa di Program Studi S2
89 Lampiran 1 LEMBAR PENJELASAN KEPADA RESPONDEN Saya bernama Devi Yunani Nasution adalah mahasiswa di Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN TEORITIS. berarti bahwa perilaku baru terjadi apabila ada sesuatu yang diperlukan untuk
BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Perilaku Perilaku adalah suatu aksi reaksi organisme terhadap lingkungannya. Hal ini berarti bahwa perilaku baru terjadi apabila ada sesuatu yang diperlukan untuk menimbulkan
Lebih terperinciBAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN Data hasil perhitungan jumlah sel darah merah, kadar hemoglobin, nilai hematokrit, MCV, MCH, dan MCHC pada kerbau lumpur betina yang diperoleh dari rata-rata empat kerbau setiap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hamil. Anemia pada ibu hamil yang disebut Potensial danger of mother and. intra partum maupun post partum (Manuaba, 2008).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anemia adalah jumlah sel darah merah (eritrosit) dalam tubuh terlalu sedikit, dimana peran sel darah merah sangat penting karena sel darah merah mengandung hemoglobin
Lebih terperinciNAMA : UMUR : KELAS : No. Telpon : Alamat lengkap : Untuk pertanyaan di bawah ini, beri tanda X untuk jawaban yang kamu pilih
Lampiran Kuesioner NAMA : UMUR : KELAS : No. Telpon : Alamat lengkap : Untuk pertanyaan di bawah ini, beri tanda X untuk jawaban yang kamu pilih PENGETAHUAN MENGENAI ANEMIA 1. Menurut kamu apakah itu anemia?
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. generasi sebelumnya di negara ini. Masa remaja adalah masa peralihan usia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Remaja merupakan masa depan bangsa yang akan menggantikan generasi sebelumnya di negara ini. Masa remaja adalah masa peralihan usia anak menjadi usia dewasa. Salah satu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 2001). Berdasarkan hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) pada
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diperkirakan kurang lebih 2,15 milyar orang di dunia menderita anemia dengan prevalensi kejadian anemia dengan prosentase bayi dan anak < 2 tahun (48%), anak sekolah
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. dan jumlah sel darah merah dibawah nilai normal yang dipatok untuk perorangan.
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anemia merupakan keadaan menurunnya kadar hemoglobin, hematokrit, dan jumlah sel darah merah dibawah nilai normal yang dipatok untuk perorangan. Sedangkan anemia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hemoglobin dalam sirkulasi darah. Anemia juga dapat didefinisikan sebagai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada kehamilan kebutuhan oksigen lebih tinggi sehingga memicu peningkatan produksi eritroprotein. Akibatnya volume plasma bertambah dan sel darah merah (eritrosit)
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Pernikahan Usia Dini/ Usia Muda a. Pengertian Pernikahan usia muda adalah pernikahan yang dilakukan pada wanita dengan usia kurang dari 16 tahun dan pada
Lebih terperinci