NORMALISASI SUNGAI KERUH DAN TEKNIK NILAI JEMBATAN PLOMPONG, KABUPATEN BREBES

dokumen-dokumen yang mirip
PERENCANAAN BENDUNGAN BENER KABUPATEN PURWOREJO. Claudia Ratna KD, Dwiarta A Lubis Sutarto Edhisono, Hary Budieni

PERENCANAAN DRAINASE KAWASAN PAGARSIH KOTA BANDUNG

BAB IV METODOLOGI. Gambar 4.1 Flow Chart Rencana Kerja Tugas Akhir

NORMALISASI SUNGAI RANTAUAN SEBAGAI ALTERNATIF PENANGGULANGAN BANJIR DI KECAMATAN JELIMPO KABUPATEN LANDAK

PERENCANAAN TANGGUL BANJIR SUNGAI LUSI HILIR

PERENCANAAN DRAINASE WILAYAH BANYUMANIK SEMARANG. Cut Dede Juanita, Hafidz Noordianto, Pranoto Samto Admojo *), Hari Nugroho *)

1 BAB VI ANALISIS HIDROLIKA

PERENCANAAN PERBAIKAN SUNGAI TIRTO GROBOGAN JAWA TENGAH

Perencanaan Penanggulangan Banjir Akibat Luapan Sungai Petung, Kota Pasuruan, Jawa Timur

BAB V ANALISIS HIDROLIKA DAN PERHITUNGANNYA

KAJIAN PENANGANAN BANJIR SUNGAI BERINGIN SEMARANG DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM LONG STORAGE

ANALISIS HIDROLIKA ALIRAN SUNGAI BOLIFAR DENGAN MENGGUNAKAN HEC-RAS HYDROLIC ANALYSIS OF BOLIFAR RIVER FLOWS WITH USING HEC-RAS

BAB III METODOLOGI Rumusan Masalah

Studi Evaluasi Sistem Saluran Sekunder Drainase Tambaksari kota Surabaya

BAB IV HASIL DAN ANALISIS

ANALISA DRAINASE UNTUK PENANGGULANGAN BANJIR PADA RUAS JALAN GARUDA SAKTI DI KOTA PEKANBARU MENGGUNAKAN SOFTWARE HEC-RAS

NORMALISASI SUNGAI DOLOK SEMARANG DEMAK, JAWA TENGAH

PERENCANAAN DRAINASE JALAN RAYA SEMARANG - BAWEN KM KM (JAMU JAGO - BALAI PELATIHAN TRANSMIGRASI DAN PENYANDANG CACAT JATENG)

ANALISA DEBIT BANJIR SUNGAI BONAI KABUPATEN ROKAN HULU MENGGUNAKAN PENDEKATAN HIDROGRAF SATUAN NAKAYASU. S.H Hasibuan. Abstrak

STUDI EVALUASI SISTEM DRAINASE JALAN AW.SYAHRANI KOTA SANGATTA KABUPATEN KUTAI TIMUR

BAB III METODOLOGI. 3.2 Pengumpulan Data Pengumpulan data meliputi data primer maupun data sekunder Pengumpulan Data Primer

TUGAS AKHIR Perencanaan Pengendalian Banjir Kali Kemuning Kota Sampang

KAJIAN PENANGANAN BANJIR SUNGAI TUNTANG DI DESA PULOSARI KABUPATEN DEMAK ABSTRAK

PERENCANAAN NORMALISASI SUNGAI BERINGIN DI KOTA SEMARANG

PENINGKATAN FUNGSI BENDUNG PLUMBON-SEMARANG SEBAGAI PENGENDALI BANJIR

ANALISIS KAPASITAS DRAINASE PRIMER PADA SUB- DAS SUGUTAMU DEPOK

KAJIAN SISTEM DRAINASE PATUKANGAN-PEGULON KABUPATEN KENDAL

PENGENDALIAN BANJIR SISTEM BENDUNG PUCANG GADING DOMBO SAYUNG SEMARANG

PERENCANAAN DRAINASE GAYAMSARI SUBSISTEM KANAL BANJIR TIMUR SEMARANG

ANALISIS DAN EVALUASI KAPASITAS PENAMPANG SUNGAI SAMPEAN BONDOWOSO DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM HEC-RAS 4.1

PERENCANAAN SUDETAN UNTUK PENANGGULANGAN GERUSAN TEBING DI SUNGAI LUSI

HALAMAN PENGESAHAN LAPORAN TUGAS AKHIR

PERENCANAAN PENANGGULANGAN BANJIR MENGGUNAKAN SOFTWARE HEC RAS (Studi Kasus Situ Cilangkap) Citra Adinda Putri Jurusan Teknik Sipil Fakultas

OPTIMALISASI SUNGAI WISA DAN SUNGAI KANAL SEBAGAI PENGENDALI BANJIR DI KAWASAN KOTA JEPARA

Evaluasi Pengendalian Banjir Sungai Jragung Kabupaten Demak

LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR. PERENCANAAN PERBAIKAN KALI BABON KOTA SEMARANG (Repair Planning of Babon River Semarang City)

PENGENDALIAN BANJIR KAWASAN SIMPANG LIMA SEMARANG. Febri Wisda Krissetyatno, Ganang Setyo Budi, Suseno Darsono *), Robert J.

PENANGGULANGAN BANJIR SUNGAI MELAWI DENGAN TANGGUL

PERENCANAAN CHECK DAM GALEH KABUPATEN TEMANGGUNG

TINJAUAN PERENCANAAN DIMENSI PENAMPANG BATANG MARANSI DAN BATANG LURUIH KOTA PADANG

PILIHAN TEKNOLOGI SALURAN SIMPANG BESI TUA PANGLIMA KAOM PADA SISTEM DRAINASE WILAYAH IV KOTA LHOKSEUMAWE

KAJIAN PENGENDALIAN EROSI PADA SUNGAI PEDES KABUPATEN BREBES

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tinjauan Umum 1.2 Latar Belakang

PERENCANAAN SISTEM DRAINASE DI DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) KALI DAPUR / OTIK SEHUBUNGAN DENGAN PERKEMBANGAN KOTA LAMONGAN

PERENCANAAN SISTEM DRAINASE KABUPATEN MAGELANG

Perencanaan Sistem Drainase Kebon Agung Kota Surabaya, Jawa Timur

PERENCANAAN GROUND SILL DI SUNGAI SENJOYO KABUPATEN SEMARANG

METODOLOGI Tinjauan Umum 3. BAB 3

Studi Penanggulangan Banjir Kali Lamong Terhadap Genangan Di Kabupaten Gresik

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

NORMALISASI SUNGAI GUNTING UNTUK PENANGGULANGAN BANJIR DI KECAMATAN MOJOAGUNG KABUPATEN JOMBANG

PERENCANAAN CHECK DAM SUNGAI GLUGU KABUPATEN GROBOGAN, JAWA TENGAH

ANALISA PENGENDALIAN BANJIR KALI CILIWUNG RUAS JEMBATAN MT. HARYONO PINTU AIR MANGGARAI

STUDI KELAYAKAN SALURAN DRAINASE JALAN SULTAN KAHARUDDIN KM. 02 KABUPATEN SUMBAWA. Oleh : Ady Purnama, Dini Eka Saputri

EVALUASI KAPASITAS PENAMPANG SUNGAI KRENGSENG DAERAH TIRTO AGUNG, BANYUMANIK, SEMARANG

PENGENDALIAN BANJIR DAS DOLOK PENGGARON PADA SUNGAI BABON

PENGARUH PENGEMBANGAN KAWASAN INDUSTRI CANDI TERHADAP SUNGAI KREO DI KOTA SEMARANG DAN PENANGANANNYA

STRATEGI PENANGANAN GENANGAN DI KOTA MATARAM (STUDI KASUS KECAMATAN AMPENAN)

REKAYASA NILAI RENATURALISASI SUNGAI BODRI LAMA TERHADAP SUNGAI PECUT, KABUPATEN KENDAL

Studi Penanggulangan Banjir Kali Lamong Terhadap Genangan di Kabupaten Gresik

PERENCANAAN NORMALISASI SUNGAI BLUKAR KABUPATEN KENDAL

PENGENDALIAN DEBIT BANJIR SUNGAI LUSI DENGAN KOLAM DETENSI DI KECAMATAN TAWANGHARJO KABUPATEN GROBOGAN

PERENCANAAN CHECK DAMSUNGAI LEBUGINI KABUPATENKUDUS, JAWA TENGAH. Fikri Amirullah, Raditya Nalendro, Sri Eko Wahyuni *), Salamun *)

PENGENDALIAN BANJIR MENGGUNAKAN POMPA (Studi Kasus: Drainase Jalan Simpang Tetap Kota Dumai)

III - 1 BAB III METODOLOGI BAB III METODOLOGI

Alumni Program Studi Teknik SIpil Universitas Komputer Indonesia 2 Staf Pengajar Program Studi Teknik SIpil Universitas Komputer Indonesia

BAB III METODOLOGI. 2. Kerusakan DAS yang disebabkan karena erosi yang berlebihan serta berkurangnya lahan daerah tangkapan air.

KONTROL KETINGGIAN AIR DI ATAS MERCU BENDUNG KALI BOYONG SEBAGAI PERINGATAN DINI KETINGGIAN LIMPASAN BANJIR DIKALI CODE YOGYAKARTA

PERENCANAAN SISTEM DRAINASE KALI KENDAL

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambar 3.1 Daerah Rendaman Kel. Andir Kec. Baleendah

KAJIAN DRAINASE TERHADAP BANJIR PADA KAWASAN JALAN SAPAN KOTA PALANGKARAYA. Novrianti Dosen Program Studi Teknik Sipil UM Palangkaraya ABSTRAK

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang akan digunakan untuk keperluan penelitian. Metodologi juga merupakan

BAB III METODA ANALISIS. desa. Jumlah desa di setiap kecamatan berkisar antara 6 hingga 13 desa.

Studi Pengendalian Banjir Sungai Kalidawir Tulungagung

CAPACITY CALCULATION OF RIVER FOR PADDY FIELDS SECTIONAL KECAMATAN KOTA BANGUN KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA

PERENCANAAN NORMALISASI KALI TUNTANG DI KABUPATEN DEMAK DAN KABUPATEN GROBOGAN

SISTEM DRAINASE UNTUK MENANGGULANGI BANJIR DI KECAMATAN MEDAN SUNGGAL (STUDI KASUS : JL. PDAM SUNGGAL DEPAN PAM TIRTANADI)

EVALUASI SISTEM DRAINASE TERHADAP GENANGAN DI KECAMATAN WATES KABUPATEN BLITAR

PERENCANAAN NORMALISASI SUNGAI KEMUNING KABUPATEN SAMPANG PULAU MADURA TUGAS AKHIR

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS

PENENTUAN KAPASITAS DAN TINGGI MERCU EMBUNG WONOBOYO UNTUK MEMENUHI KEBUTUHAN AIR DI DESA CEMORO

KAJIAN PENGARUH PENGALIHAN ALIRAN DARI STADION UTAMA TERHADAP GENANGAN TERMINAL BANDAR RAYA PAYUNG SEKAKI

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Peta Sistem Drainase Saluran Rungkut Medokan

BAB III METODE PENELITIAN

PERENCANAAN SALURAN PENANGGULANGAN BANJIR MUARA SUNGAI TILAMUTA

Spektrum Sipil, ISSN Vol. 2, No. 2 : , September 2015

PENGENDALIAN BANJIR SUNGAI BRINGIN SEMARANG

ANALISIS DEBIT BANJIR SUNGAI TONDANO MENGGUNAKAN METODE HSS GAMA I DAN HSS LIMANTARA

PERENCANAAN EMBUNG SEMAR KABUPATEN REMBANG. Muchammad Chusni Irfany, Satriyo Pandu Wicaksono, Suripin *), Sri Eko Wahyuni *)

IDENTIFIKASI POTENSI BANJIR PADA JARINGAN DRAINASE KAWASAN PERUMAHAN NASIONAL (PERUMNAS) LAMA JALAN RAJAWALI PALANGKA RAYA

BAB V ANALISIS HIDROLOGI DAN SEDIMENTASI

PERENCANAAN BENDUNGAN SALAK KABUPATEN KULON PROGO, YOGYAKARTA. Aprilia Cheni Hermawati 1, Arinda Puspitaningtyas 1 Suseno Darsono 2, Sugiyanto 3

Kajian Model Hidrograf Banjir Rencana Pada Daerah Aliran Sungai (DAS)

PERENCANAAN EMBUNG BLORONG KABUPATEN KENDAL, JAWA TENGAH. Muhammad Erri Kurniawan, Yudha Satria, Sugiyanto *), Hari Budieny *)

ANALISA DEBIT BANJIR SUNGAI RANOYAPO DI DESA LINDANGAN, KEC.TOMPASO BARU, KAB. MINAHASA SELATAN

BAB I PENDAHULUAN I-1

EVALUASI SISTEM DRAINASE JALAN LINGKAR BOTER KABUPATEN ROKAN HULU

Transkripsi:

, Halaman 428-437 Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkts NORMALISASI SUNGAI KERUH DAN TEKNIK NILAI JEMBATAN PLOMPONG, KABUPATEN BREBES Sam Yoel, Tivri Manthiq, Sriyana *), Hari Nugroho *) Departemen Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Jalan Prof. Soedarto, SH., Tembalang, Semarang, Kode Pos 50239, Telp (024)7474770 ABSTRAK Kegagalan pembangunan pada suatu struktur jembatan, bisa disebabkan karena terjadinya degradasi pada dasar sungai. Kegagalan tersebut dapat merugikan baik secara ekonomi dan sosial bagi pengguna jalan khususnya jembatan baru yang akan dibangun. Sebagai contoh yaitu pada perencanaan Jembatan Plompong di Kabupaten Brebes, dimana pada perencanaannya belum memperhitungkan analisis hidrolika. Hal ini nantinya akan membahayakan struktur dan kegagalan pembangunan, sehingga diperlukan kajian normalisasi sungai dan teknik nilai. Tahap awal dalam merencanakan normalisasi sungai dilakukan dengan analisis hidrologi dan hidrolika. Debit rencana hasil perhitungan analisis hidrologi dengan periode ulang 50 tahun, sebesar 162.31 m 3 /dtk. Analisis hidrolika digunakan untuk mengetahui kemampuan penampang dalam menampung debit rencana. Hasil analisis hidrolika dengan program HEC-RAS menunjukkan beberapa kapasitas penampang eksisting sungai melimpas, sehingga perlu dilakukan pelebaran pada penampang basah sungai. Perhitungan teknik nilai pada jembatan Plompong menghasilkan perlunya pembangunan groundsill pada jembatan baru untuk menjaga bagian bawah jembatan Plompong dari sedimen. Pembangunan groundsill mengurangi kecepatan aliran air dari 4.72m/dt menjadi 2.78m/dt. Di dalam tugas akhir ini, ruang lingkup yang direncanakan meliputi normalisasi sungai, perencanaan perkuatan tebing berupa Dinding Penahan Tanah, dan pembangunan groundsill. Kegiatan ini memakan biaya sebesar Rp 12.492.000.000,- dengan waktu pengerjaan 10 bulan. Kata kunci : Jembatan Plompong, groundsill, Sungai Keruh. ABSTRACT The failure construction of bridge structure, caused the degradation on the bottom river. The failure can damaged economically and socially for street user especially for the new bridge. For example is the planning of Plompong Bridge on Brebes regency, where the planning is not analyse the hydrolic yet. It can endangering the structure and failure of development, so it needs a study of river normalization and value engineering. The initial phase of the normalize the river is hydrological analysis and hydraulic analysis. Discharge plan results of calculation of hydrological analysis with return period 50 years, amounted to 162.31 m 3 /s. Hydraulic analysis is used to determine the ability of the cross section in accommodating the discharge plan. The result of hydraulic analysis with HEC- RAS program shows some existing cross-sectional capacity of river, so it is necessary to widen the river wet cross section. *) Penulis Penanggung Jawab 428

The calculation of the value engineering on Plompong bridge resulted the necessary to build a groundsill on the new bridge to keep the bridge from the sediment. The groundsill structure decrease the velocity of water flow from 4,72m/s to 2,78 m/s. In this final project the scope of the planned includes the normalization of the river, the construction of retaining wall, and the construction of groundsill. The cost of this activity is Rp 12.492.000.000,- with construction time around 10 months. Keywords: Plompong Bridge, groundsill, Sungai Keruh. PENDAHULUAN Jembatan Plompong yang terletak di Desa Plompong, Kecamatan Sirampog, Kabupaten Brebes, Provinsi Jawa Tengah merupakan salah satu contoh jembatan dengan kondisi memprihatinkan,. Pemerintah Daerah Brebes akan membangun jembatan baru untuk menggantikan jembatan eksisting. Gambar 1 berikut menunjukkan situasi Jembatan Plompong lama yang diambil pada Mei 2017. PERMASALAHAN Gambar 1. Situasi Jembatan Plompong, Brebes Sungai Keruh mengalami sedimentasi dan penyempitan yang cukup besar dimana sangat berpengaruh pada keadaan Jembatan Plompong. Jika banjir yang melalui sungai tersebut melebihi kapasitas rencana, maka jembatan akan berbahaya untuk digunakan. Aliran sungai yang melebar juga menyebabkan daerah sekitar aliran berpotensi longsor sehingga jembatan menuju kondisi tak layak. 429

MAKSUD DAN TUJUAN Kajian normalisasi sungai dan teknik nilai jembatan dirasa perlu sebelum melakukan pembangunan jembatan baru. Maksud dari kajian normalisasi sungai yaitu mengendalikan debit sungai. Maksud dari kajian teknik nilai jembatan adalah menambah kokoh struktur bawah jembatan dari air dan sedimen yang dibawa Sungai Keruh. Tujuan dari kajian normalisasi sungai adalah melakukan pelebaran muka air basah pada penampang sungai yang melimpas. Tujuan dari kajian teknik nilai jembatan yaitu mengamankan struktur bawah jembatan baru dari kecepatan aliran sungai. Gambar 2 berikut ini menunjukkan letak jembatan Plompong terhadap sungai Keruh. Jembatan Plompong Gambar 2. Letak Sungai Keruh dan Jembatan Plompong Kabupaten Brebes LINGKUP PEMBAHASAN Pembahasan masalah pada kajian Normalisasi Sungai Keruh dan Teknik Nilai Jembatan Plompong, Kabupaten Brebes meliputi: 1. Analisis curah hujan rata-rata dari stasiun hujan terdekat. 2. Analisis debit banjir rencana, merencanakan dimensi penampang sesuai debit rencana dengan program HEC-RAS. 3. Identifikasi stabilitas tebing, dan lereng, serta gerusan hingga merencanakan bangunan pengaman jembatan. 4. Menghitung Rencana Anggaran Biaya dan membuat Rencana Kerja Syarat. METODOLOGI Metodologi penelitian yang dilakukan dimulai dengan tahap persiapan, tahap identifikasi dan survey lapangan, tahap perumusan masalah, tahap analisa data hidrologi dan analisis desain untuk perencanaan normalisasi sungai dan bangunan. Berikut ini adalah diagram alur Normalisasi Sungai dan Teknik Nilai Jembatan Plompong Kabupaten Brebes : 430

Gambar 3. Diagram Alur Pekerjaan Lokasi kajian studi ini dilakukan di Daerah Aliran Sungai Keruh. Adapun ruang lingkup yang dibahas meliputi analisis data, analisis desain normalisasi sungai, serta rencana kerja dan syarat pelaksanaan perbaikan. 431

ANALISA DATA Terdapat tiga stasiun hujan yang dipakai datanya, yakni Stasiun Hujan Bumiayu, Stasiun Hujan Tonjong, dan Stasiun Hujan Bantar Kawung. Curah hujan rata-rata diolah datanya dengan menggunakan metode aljabar, dimulai dari tahun 2005 sampai data terakhir yaitu 2015. Tabel 1 menunjukkan rekapitulasi hujan maksimum harian sungai keruh. Tabel 1. Rekapitulasi hujan maksimum harian No Tahun Hujan Wilayah (mm) 1 2005 69.33 2 2006 111.67 3 2007 69.00 4 2008 81.00 5 2009 74.00 6 2010 77.00 7 2011 52.33 8 2012 59.67 9 2013 119.33 10 2014 97.00 11 2015 86.33 Perhitungan curah hujan rencana menggunakan beberapa metode distribusi analisis frekuensi, yaitu distribusi Gumbel, Normal, Log Normal, dan Log Pearson III. Setelah itu dilakukan pemilihan jenis sebaran dengan meninjau persyaratan dari koefisien skewness dan koefisien kurtosis, ditunjukkan pada tabel 2 berikut ini: Tabel 2. Pemilihan Jenis Sebaran Berdasarkan tabel 2, metode distribusi yang dipakai adalah log pearson III karena memenuhi persyaratan sebaran. Adapun tabel frekuensi Log Pearson III ditunjukkan pada tabel 3 berikut ini: 432

Tabel 3. Tabel Frekuensi Log Pearson III Tabel Frekuensi Log Pearson III T (tahun) k Log Xt (mm) Xt (mm) Peluang (%) 2-0.05 1.89 78.22 50.00 5 0.82 1.99 97.29 20.00 10 1.31 2.04 110.01 10.00 20 1.73 2.09 122.24 5.00 50 2.23 2.14 138.57 2.00 100 2.56 2.18 150.53 1.00 125 2.67 2.19 154.74 0.80 1000 3.56 2.29 193.44 0.10 Selanjutnya perhitungan debit banjir rencana 50 tahun menggunakan empat metode, yaitu Metode HSS Gamma 1, Metode Haspers, Metode Rasional, dan Metode Passing Capacity. Adapun hasil perhitungan debit rencana ditunjukkan pada tabel 4 berikut ini: Tabel 4. Rekapitulasi Hasil Perhitungan Debit Banjir Rencana Periode Ulang Gama 1 (m3/dt) Harspers (m3/dt) Rasional (m3/dt) 2 tahun 59.91 29.49 91.62 5 tahun 88.96 36.58 113.96 10 tahun 103.16 41.28 128.86 20 tahun 126.96 45.78 143.18 50 tahun 151.83 51.77 162.31 100 tahun 170.05 56.13 176.32 Passing Capacity (m3/dt) 215.35 Berdasarkan pertimbangan keamanan dan efisiensi serta ketidakpastian besarnya debit banjir yang terjadi di daerah tersebut, maka antara metode metode yang ada, dipakai debit maksimum dengan metode Rasional pada periode ulang 50 tahun sebesar 162,31 m 2 /dt, dimana antara ketiga metode di atas, nilainya paling mendekati hasil dari perhitungan metode Passing Capacity. Pada perhitungan kapasitas pengaliran Sungai Keruh digunakan program HEC-RAS. Terdapat beberapa tahapan dalam perhitungan kapasitas pengaliran dengan program HEC- RAS ini. Tahapan perhitungan tersebut yaitu terdiri dari input data berupa data geometri dan data debit. Setelah proses input data selesai dilakukan eksekusi program untuk mendapatkan kapasitas pengaliran. Pada hasil running program didapat tiga stasiun yang melimpas yaitu STA 0+00, STA 36+00, dan STA 53+00. Sementara itu, pada STA lainnya elevasi muka air banjir masih dibawah elevasi tanggul. Gambar 4 berikut ini menunjukkan hasil dari HEC-RAS eksisting pada STA yang melimpas: 433

Gambar 4. Penampang melintang hasil running HEC-RAS pada STA.0, 36, dan 53 ANALISIS DESAIN Pada perencanaan normalisasi ini, dilakukan perbaikan penampang sungai pada STA 0+00, STA 36+00, dan STA 53+00 dengan penampang trapesium dan dimensi menyesuaikan keadaan disekitar sungai. Dinding penampang sungai dirancang dengan nilai m = 1 atau kemiringan 1 : 1. Lebar dasar penampang rencana Sungai Keruh tidak sama di setiap STA. Hal tersebut dikarenakan pelebaran pada penampang dasar sungai tetap menyesuaikan pada kondisi lingkungan di sekitar sungai dan pertimbangan faktor ekonomis pada perbaikan Sungai Keruh. Gambar 5 dan Tabel 5 berikut menunjukkan dimensi penampang pada tiap STA yang akan dinormalisasi berdasarkan desain rencana pendimensian penampang: Gambar 5. Desain rencana pendimensian penampang Tabel 5. Rencana dimensi penampang No. Sta. Lebar (m) Tinggi tanggul kiri (m) Tinggi tanggul kanan (m) 1 0+00 33,0 3,7 3,7 2 36+00 92,4 8,69 (eksisting) 3,3 3 53+00 40 4,1 4,1 Setelah dilakukan pendesainan ulang menggunakan Program HEC-RAS dengan debit rencana 50 tahun, maka semua STA pada penampang rencana dapat menampung debit banjir yang ada. Gambar 6 berikut menunjukkan hasil running HEC-RAS pada STA yang tadinya melimpas. Gambar 6. Penampang melintang rencana hasil running HEC-RAS pada STA.0, 36, dan 53 434

Selain perbaikan pada penampang sungai, akan direncanakan pula perkuatan pada lereng sungai. Perkuatan Lereng direncanakan menggunakan pasangan batu pada sekitar Sta. 33, yaitu pada saat aliran belok dengan nilai d maks sebesar 1,5d. Perkuatan lereng ini direncanakan dibangun dengan panjang 262,84 m. Gambar 7 berikut menunjukkan sketsa rencana perkuatan lereng dengan menggunakan Dinding Penahan Tanah. Gambar 7. Sketsa rencana perkuatan lereng Berdasarkan perhitungan stabilitas dasar sungai dan stabilitas tebing sungai pada Jembatan Plomping, nilai V melebihi V cr.b maupun V cr.s. Dapat disimpulkan bahwa kondisi tebing dan dasar sungai di Jembatan Plompong mengalami gerusan. Untuk itu, akan direncanakan pembangunan groundsill. Groundsill berfungsi untuk menstabilkan aliran air di sekitar jembatan dan membuat kecepatan aliran air di sekitar jembatan menjadi berkurang sehingga membuat potensi gerusan di sekitar jembatan menjadi berkurang. Setelah dilakukan perhitungan dengan program HEC-RAS, apabila struktur bawah Jembatan Plompong direncanakan akan dibangun groundsill, kecepatan aliran pada sekitar jembatan Plompong akan berkurang dari 4,72 m/dt menjadi 2,78 m/dt. Gambar 8 berikut ini menunjukkan sketsa rencana pendimensian dan elevasi pada groundsill. Gambar 8. Sketsa rencana dimensi dan elevasi groundsill 435

RENCANA ANGGARAN BIAYA Rencana anggaran biaya untuk Normalisasi Sungai Keruh dan Teknik Nilai Jembatan Plompong ditunjukkan pada tabel 6 sebagai berikut: Tabel 6. Rekapitulasi Rencana Anggaran Biaya No. URAIAN PEKERJAAN JUMLAH HARGA TOTAL 1 PEKERJAAN PERSIAPAN Rp 188,402,320 2 PEKERJAAN TANAH Rp 1,656,341,062 3 PEKERJAAN PERKUATAN TEBING Rp 6,820,333,564 4 PEKERJAAN GROUNDSILL Rp 2,690,871,847 TOTAL HARGA Rp 11,355,948,793 PPN 10% Rp 1,135,594,879 JUMLAH TOTAL Rp 12,491,543,672 DIBULATKAN Rp 12,492,000,000 TERBILANG DUA BELAS MILYAR EMPAT RATUS SEMBILAN PULUH DUA JUTA RUPIAH KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisa data dan perhitungan yang telah dilakukan, kesimpulan dari Normalisasi Sungai Keruh dan Teknik Nilai Jembatan Plompong yaitu: 1. Normalisasi Sungai Keruh. (KR 0+00, KR36+00, KR53+00). 2. Perkuatan tebing untuk menghindari terjadinya bencana longsor (KR33+00). 3. Pembuatan bangunan groundsill untuk pengamanan struktur bawah jembatan baru (KR81). SARAN Berdasarkan hasil kajian pada tugas akhir, saran dari Normalisasi Sungai Keruh dan Teknik Nilai Jembatan Plompong yaitu: 1. Perlu adanya perbaikan fungsi DAS sebagai upaya penanganan banjir di Sungai Keruh. 2. Perlu adanya operasi yang terkoordinasi dengan baik dan pemeliharaan yang menerus dalam mengatasi banjir Sungai Keruh tersebut. 3. Partisipasi masyarakat dalam pembinaan, pengedalian dan penangulangan terhadap banjir secara intensif dan terkoordinasi secara terpadu dengan meningkatkan kesadaran masyarakat misalnya dengan mengadakan peng-hijauan dan tata guna lahan yang ada sehingga dapat mengatasi permasalahan banjir di masa mendatang. DAFTAR PUSTAKA, Hydraulic Reference HEC-RAS Version 3.1.3, www.hec.usace.army.mil, 2005...., Tutorial Manual HEC-RAS Version 3.1.3, www.hec.usace.army.mil, 2005. Direktorat Jenderal Bina Marga. 1982. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 1982 Tentang Tata Pengaturan Air. Departemen Pekerjaan Umum, Jakarta. Direktorat Jenderal Bina Marga. 1991. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 1991 Tentang Sungai. Departemen Pekerjaan Umum, Jakarta. 436

Kamiana, I Made. 2011. Teknik Perhitungan Debit Rencana Bangunan Air. Graha Ilmu, Yogyakarta. Kodoatie, R.J. 2013. Rekayasa dan Manajemen Banjir Kota. Andi Offset, Yogyakarta. Kodoatie, R.J, dan Sugiyanto. 2001. Banjir (Beberapa Penyebab dan metode Pengendalian Banjir dalam Perspektif Lingkungan). Pustaka Belajar, Yogyakarta. Republik Indonesia, 2013, Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Tahun 2013 tentang Analisis Harga Satuan Pekerjaan (AHSP) Bidang Sumber Daya Air. Kementerian Pekerjaan Umum, Jakarta. Soemarto, C.D. 1999. Hidrologi Teknik, Edisi Dua. Erlangga, Jakarta. Soewarno. 1995. Hidrologi Aplikasi Metode Statistik Untuk Analisa Data. Nova, Bandung. Sosrodarsono, S. dan Takeda. 2006. Hidrologi Untuk Pengairan. Pradnya Pramita, Jakarta. Sri Harto Br. 1993. Analisis Hidrologi. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Supriyadi, Bambang dan Muntohar, Agus Setyo. 2007. Jembatan, Beta Offset, Yogyakarta. Suripin. 2004. Sistem Drainase Perkotaan yang Berkelanjutan. Andi Offset, Yogyakarta. Syarifuddin, dkk, 2000. Sains Geografi. Bumi Aksara, Jakarta. Triatmodjo, Bambang. 2008. Hidrologi Terapan. Beta Offset, Yogyakarta. 437