ANALISIS CUACA TERKAIT ANGIN PUTING BELIUNG DI KABUPATEN BANGKALAN TANGGAL 14 MARET 2017 BADAN Eusebio METEOROLOGI Andronikos Sampe, DAN GEOFISIKA S.Tr STASIUN PMG METEOROLOGI Pelaksana Lanjutan NABIRE Stasiun Meteorologi Nabire I. PENDAHULUAN BANGKALAN (TRIBUNJATIM.COM) Hujan lebat disertai angin puting beliung menerjang dua desa di Kecamatan Tragah, Desa Soket Laok dan Desa Keteleng, Bangkalan, Madura, Selasa (14/3/2017) petang. Akibatnya, 16 rumah yang ditempati 30 keluarga rusak. Selain itu, terdata sebanyak 34 pohon jati tumbang dan lima tiang listrik patah. Dari 16 rumah semi permanen itu, 10 rumah rusak berat menimpa 20 kepala keluarga di Desa Soket Laok. Sementara 6 rumah lainnya dan lima tiang listrik patah di Desa Keteleng. "Tiang - tiang listrik itu ada yang patah dua dan tiga karena tertimpa pohon jati. Pohon jatinya besar, pernah saya tawar satu pohon Rp 1 juta tapi tidak diberikan," Kasi Ketentraman dan Ketertiban Kecamatan Tragah, Moh Hasin kepada TribunJatim.com, Rabu (15/3/2017). Ia menjelaskan, pihaknya baru bisa melakukan pendataan kerusakan rumah maupun pohon tumbang. Hal itu disebabkan lampu padam sehingga kondisi di lapangan gelap. "Mendung pekat dan hujan lebat. Dua kali terjadi angin puting beliung, sekitar dua menit kejadiannya. Data jumlah rumah dan pohon tumbang masih sementara, kami akan data kembali," pungkasnya. Sementara itu, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bangkalan Rizal Moris menyebutkan, kerusakan 16 rumah semi permanen, pohon tumbang, dan tiang patah tersebut merupakan hasil assesment Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD. "Kami baru mendengar kejadian itu pagi ini setelah ada laporan dari bawah. Ketika kami datang, warga terdampak sudah bersih - bersih. Bangunan semi permanen itu terdiri dari rumah, musala, dan kandang," ungkap Rizal. BANGKALAN (Kompasmadura.com) - Akibat angin kencang dan hujan lebat yang melanda wilayah kabupaten Bangkalan, mengakibatkan belasan rumah di dua desa di Kecamatan Tragah, porak poranda. Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bangkalan, Rizal Morris menuturkan, kejadian tersebut menimpa rumah warga di dua desa yakni Desa Keteleng dan Desa Soket Laok, Kecamatan Tragah yang mengakibatkan belasan rumah semi permanin rusak berat. Di Desa Keteleng, ada 6 rumah semi permanen rusak berat, keluarga terdampak 10 KK, 5 tiang listrik patah, 13 pohon jati tumbang, untuk di desa Soket Laok, 10 rumah semi permanen rusak berat, keluarga terdampak 20 KK, 21 pohon jati tumbang, ungkapnya. Rabu (15/3/2017). Ia menambahkan, berdasarkan laporan dari bawah BPBD lansung menurunkan tim TRC untuk melakukan pendataan dan dokumentasi untuk dilaporkan ke BPBD Jawa Timur. Dalam peristiwa ini tidak sampai memakan korban jiwa dan yang mengalami rusak parah itu berupa bangunan semi permanin, berupa rumah warga, musolla dan kandang, ungkapnya. Menurut Rizal, penanganan pertama dilakukan pendataan sampai menunggu resminya laporan dari camat. Untuk pohon-pohon tumbang yang menghalangi jalan kampung, masyarakat setempat melakukan gotong royong, Pungkasnya
Gambar 1. Sumber Informasi kejadian angin puting beliung di Kabupaten Bangkalan tanggal 14 Maret 2017 Gambar 2. Lokasi peta wilayah Kabupaten Bangkalan (Sumber : google maps)
II. ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Dinamika Atmosfer A.1 Suhu Muka Laut BADAN METEOROLOGI DAN GEOFISIKA Nilai BALAI analisis BESAR suhu METEOROLOGI muka laut di perairan DAN dekat GEOFISIKA wilayah Kabupaten WILAYAH Bangkalan, V tanggal 14 Maret 2017 berkisar 28 s/d 32 0 C dengan anomaly STASIUN (0.5) s/d METEOROLOGI (+2). Nilai positif ini NABIRE menunjukkan kondisi laut lebih hangat dan berpotensi adanya penguapan sehingga adanya pula pasokan untuk terbentuknya awan-awan hujan di sekitar wilayah Kabupaten Bangkalan. Gambar 3. SST dan anomaly perairan Indonesia tanggal 14 Maret 2017 (Sumber : weather.unisys.com/) A.2 MJO (Madden Julian Oscillation) Berdasarkan data diagram fase MJO pada tanggal 14 Maret 2017 yang berada di tengah lingkaran, sehingga tidak mempengaruhi kondisi curah hujan di sekitar wilayah Indonesia. Gambar 4. Track MJO tanggal 14 Maret 2017 (Sumber : www.bom.gov.au)
A.3 Outgoing Longwave Radiation (OLR) Berdasarkan hasil analisis Outgoing Longwave Radiation (OLR) tanggal 15 September 2016 s/d 16 Maret 2017 nilai anomali OLR disekitar wilayah Kabupaten Bangkalan : -10 W/m2 s/d -30 W/m2. Anomali OLR BADAN METEOROLOGI DAN GEOFISIKA bernilai negatif BALAI menandakan BESAR METEOROLOGI tutupan awan cenderung DAN GEOFISIKA tebal dari rata-rata WILAYAH klimatologisnya. V Gambar 5. Outgoing Longwave Radiation (OLR) tanggal 14 September 2016 s/d 15 Maret 2017 (Sumber : www.bom.gov.au) A.4 Analisa Isobar Berdasarkan gambar isobar dari tanggal 14 Maret 2017 terlihat bahwa secara umum wilayah Indonesia bagian selatan terdapat beberapa pola gangguan cuaca yakni 6 (enam) daerah tekanan rendah (Low Pressure). Hal tersebut menandakan bahwa kondisi yang mendukung aktifnya pergerakan massa udara dari wilayah Indonesia bagian utara menuju wilayah Indonesia bagian selatan. Gambar 6. Analisa Isobar Jam 00.00 tanggal 14 Maret 2017 (Sumber : www.bom.gov.au)
A.5 Angin Streamline Dari peta streamline, pola angin dengan ketinggian 3000 feet menunjukkan diatas terlihat adanya pola konvergensi pertemuan massa udara dari samudera Hindia karena adanya daerah tekanan rendah (Low Pressure) BADAN METEOROLOGI DAN GEOFISIKA dan massa BALAI udara BESAR dari Australia METEOROLOGI serta terjadi pola DAN shearline GEOFISIKA pembelokan WILAYAH angin tepat V diatas wilayah pulau Jawa termasuk wilayah Kabupaten Bangkalan. STASIUN Kondisi METEOROLOGI ini yang dapat menyebabkan NABIRE untuk pembentukan awan awan konvektif penghasil hujan lebat serta angin puting beliung. Kecepatan angin diperkirakan mencapai 10 knots. Gambar 7. Analisa Streamline Jam 00.00 tanggal 14 Maret 2017 (Sumber : www.bmkg.go.id/) A.6 Kelembaban Relatif Berdasarkan data kelembaban relatif pada lapisan 850, 700, 500 & 200 mb jam 06.00 UTC, kelembaban relatif berkisar antara 60-80%. Hal ini menunjukkan potensi pertumbuhan awan di level bawah sampai level atas cukup tinggi. Dapat disimpulkan bahwa pada saat kejadian angin puting beliung, kondisi udara basah hingga lapisan 200 mb, sangat berpotensi untuk perbentukan awan-awan konvektif di sekitar wilayah Kabupaten Bangkalan.
Gambar 8. RH Lapisan 850, 700, 500 & 200 mb jam 06.00 UTC tanggal 14 Maret 2017 (Sumber : www.bom.gov.au) A.7 Indeks Labilitas Udara Nilai K.Indeks yaitu 35 yang mengindikasikan potensi pembentukan awan konvektif sedang. Nilai Lifted Indeks berkisar antara -2 yang mengindikasikan udara labil. Nilai Showalter Indeks yaitu -1 yang mengindikasikan kemungkinan terjadi badai guntur.
Gambar 9. KI, LI, SI jam 06.00 & 12.00 UTC tanggal 14 Maret 2017 A.8 Analisa Udara Atas (Sounding) Berdasarkan profil sounding dari Stasiun Meteorologi Juanda Surabaya tanggal 14 Maret 2017 jam 00.00 & 12.00 UTC menunjukkan bahwa kelembaban udara vertikal (grafik garis warna hijau sebelah kanan) lapisan permukaan hingga lapisan ketinggian 300 s/d 170 mb (11 s/d 13 km). Kelembaban udara tersebut adalah kondisi ideal yang mendukung pertumbuhan awan konvektif. Level ketinggian yang tinggi menunjukkan pertumbuhan jenis awan Cumulunimbus, yang memiliki karakter durasi waktu hujan yang cukup singkat dan disertai angin kencang maupun angin puting. Terlihat dari lapisan 600 s/d 400 mb, garis suhu dan garis titik embun saling berimpit. Hal ini sangat mendukung pembentukan awan awan konvektif (awan cumulunimbus) dan berpotensi terjadinya cuaca buruk.
Gambar 10. Tampilan Sounding jam 00.00 & 12.00 UTC tanggal 14 Maret 2017 B. Satelit Cuaca Berdasarkan gambar satelit Himawari 8 EH pada tanggal 14 Maret 2017 yang diambil mulai pukul 05.00 s/d 12.00 UTC (12.00 s/d 19.00 WIB) memperlihatkan terdapatnya awan-awan konvektif tebal meluas disekitaran wilayah Kabupaten Bangkalan. Terlihat kumpulan awan-awan konvektif tebal tersebut bergerak masuk ke wilayah Kabupaten Bangkalan berasal dari arah barat pulau Jawa. Dari klasifikasi jenis awan diketahui awan yang terbentuk adalah awan Cumulonimbus (Cb) yang dapat diketahui berdasarkan suhu puncak awan pada counter line satelit Himawari 8 EH yaitu (-69) s/d (-100) 0 C, yang berpotensi menimbulkan hujan dengan intensitas sedang hingga lebat maupun angin kencang serta angin putting beliung. Kumpulan awan Cumulunimbus tersebut bergerak menuju wilayah Kabupaten Bangkalan pada jam 05.00 UTC.
Gambar 11. Citra satelit Himawari 8 EH pukul 05.00 s/d 12.00 UTC tanggal 14 Maret 2017