BAB II KAJIAN TEORI. Perpustakaan sangat memerlukan katalog guna untuk menunjukkan

dokumen-dokumen yang mirip
KATALOG BUKU Dr. DANIL MAHMUD CHANIAGO, M.Hum TUGAS AKHIR

KATALOGISASI : bagian dari kegiatan pengolahan bahan perpustakaan Sri Mulyani

BAGAN KLASIFIKASI DAFTAR TAJUK SUBYEK TESAURUS

PERKEMBANGAN KATALOG PERPUSTAKAAN SEBAGAI SARANA TEMU KEMBALI INFORASI. Nanik Arkiyah

Katalog dan Minat Baca

BAB III TINGKAT KESESUAIAN DESKRIPSI BIBLIOGRAFI BAHAN MONOGRAF DENGAN AACR2 PADA PERPUSTAKAAN INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI TD PARDEDE MEDAN

SISTEM TEMU KEMBALI INFORMASI DENGAN MENDAYAGUNAKAN MEDIA KATALOG PERPUSTAKAAN Oleh : Misdar Piliang Pustakawan IAIN-SU

AACR2Revisi 2002 pemuktahiran 2005 Suharyanto Pustakawan pada Pusat Pengembangan Koleksi dan Pengolahan Bahan Pustaka

KATALOGISASI. M Hadi Pranoto, SIP. BIMTEK Katalogisasi Desember 2017

2.2 Tujuan dan Fungsi Katalog Tujuan Katalog Semua perpustakaan mempunyai tujuan agar koleksi yang dimiliki

BAB III LANDASAN TEORI. mencapai suatu tujuan tertentu. Menurut Jerry Fith Gerald (1981:5) Sistem

Sistem Informasi di Perpustakaan

KATALOGISASI. M Hadi Pranoto, SIP. BIMTEK Perpustakaan Sekolah 18 April 2018

BUTIR KEGIATAN PUSTAKAWAN DAN UNSUR YANG DINILAI BERDASARKAN PERMENPAN NOMOR 9 TAHUN Oleh : Sri Mulyani

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Perpustakaan adalah suatu tempat yang berisi bermacam-macam koleksi dan

KATALOGISASI BAHAN PUSTAKA

ANALISIS BIBLIOGRAFI NASIONAL INDONESIA PERIODE

-2- Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2014 tenta

BAB I PENDAHULUAN. buku yang kita inginkan, namun fungsi dari perpustakaan tidak hanya tempat

MODUL 4 SARANA TEMU KEMBALI TERBITAN BERSERI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Nia Hastari, 2015

KATALOGISASI DESKRIPTIF PERPUSTAKAAN SEKOLAH Gatot Subrata

PETUNJUK TEKNIS KATALOGISASI BAHAN PUSTAKA NON BUKU

KEGIATAN UTAMA DI PERPUSTAKAAN

Seri Pengembangan Perpustakaan Pertanian no. 38 PETUNJUK TEKNIS KATALOGISASI BAHAN PUSTAKA MONOGRAF

Katalogisasi KATALOGISASI DOKUMEN. Sri Rahayu. 1. Pendahuluan

DATABASE PERPUSTAKAAN

BAB III HASIL PENGEMBANGAN

PELAYANAN RUJUKAN /REFERENSI

SISTEM PELAYANAN PERPUSTAKAAN

LAYANAN REFERENSI DAN PROMOSI KOLEKSI REFERENSI

PELAYANAN RUJUKAN /REFERENSI Oleh : Sjaifullah Muchdlor, S.Pd

Perpustakaan sekolah

Perpustakaan sekolah SNI 7329:2009

DESI PERMATA SARI NIM.

Panduan Praktis Pengatalogan Dengan Program Aplikasi INLISLite versi 2.1.2

2015 STUD I TENTANG KOMPETENSI PENGELOLAAN INFORMASI TENAGA PERPUSTAKAAN SEKOLAH

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan semakin berharganya nilai sebuah informasi dan semakin

PENGOLAHAN BAHAN PUSTAKA

Panduan Praktis Pengohan Bahan Pustaka Dengan Program Aplikasi INLISLite Versi 3 Oleh Aristianto Hakim, S.IPI 1

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Gubernur Jawa Barat DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA BARAT,

BAB IV PEMBAHASAN. merupakan layanan yang sangat penting dengan layanan-layanan yang ada di

Kompetensi Pustakawan Pengolahan. Qudussisara Perpustakaan UIN Ar-Raniry Banda Aceh

PEDOMAN PENGUMPULAN DATA PENGANTAR. Perpustakaan Universitas Sumatera Utara (USU):

BAB III LANDASAN TEORI. Bahasa inggris, pembaca tentunya mengenal istilah Library. Istilah ini berasal

Cara Menjadi Pustakawan Ahli Pertama yang Sukses: Penyamaan Persepsi Butir-Butir Kegiatan Pustakawan Ahli Pertama

BAB II PENGOLAHAN BAHAN PUSTAKA

PETUNJUK RINGKAS CARA PENGINDEKSAN MAJALAH DAN MONOGRAF ANALITIK

MENGENAL BAHAN PUSTAKA DAN CARA MENGELOLANYA

KEBIJAKAN PENGATALOGAN BERBASIS RESOURCE DESCRIPTION AND ACCESS (RDA)

BAB III METODE PENELITIAN

Perpustakaan perguruan tinggi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pembaca, bukan untuk dijual (Sulistyo Basuki,1993:1.6). secara kontinu oleh pemakainya sebagai sumber informasi.

Pemanfaatan Online Public Access Catalogue (OPAC) Sebagai Sarana Sistem Temu Balik Pada Perpustakaan

MODUL I TERBITAN BERSERI SEBAGAI SUMBER INFORMASI

BIBLIOGRAFI BERANOTASI SKRIPSI BERTAJUK ISLAM DI MINANGKABAU TAHUN KOLEKSI PERPUSTAKAAN FAKULTAS ADAB IAIN IMAM BONJOL PADANG

PERBANDINGAN PEMANFAATAN OPAC DENGAN KATALOG MANUAL DI PEPUSTAKAAN UNIVERSITAS HASANUDDIN. Skripsi

BAB III HASIL PENGEMBANGAN

SISTEM TEMU KEMBALI KOLEKSI DI PERPUSTAKAAN PT. PLN (PERSERO) WILAYAH SUMATERA BARAT

PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN SARI KARANGAN ILMIAH

MANFAAT NOMOR PANGGIL DALAM KEGIATAN PERPUSTAKAAN

Matakuliah Otomasi Perpustakaan. Miyarso Dwi Ajie

MANFAAT PENGOLAHAN BAHAN PUSTAKA UPT PERPUSTAKAAN UNIMA UNTUK TEMU KEMBALI INFORMASI OLEH MAHASISWA FAKULTAS MIPA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 047 TAHUN 2017

PEMBUATAN INDEKS BERANOTASI JURNAL ILMIAH BIDANG HUMANIORA DI PERPUSTAKAAN KOPERTIS WILAYAH X

BAB II SISTEM PENGATALOGAN BAHAN PUSTAKA. Menurut Sulistyo Basuki ( 1994 : 324 ) pengatologan adalah proses menyusun entri bagian katalog.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Seminar Pendidikan Matematika

Seri Pengembangan Perpustakaan Pertanian no. 50 PETUNJUK TEKNIS PENGELOLAAN PANGKALAN DATA BUKU

RDA (Resource Description and Access) Standar pengatalogan baru perubahan dari AACR2

PENGOLAHAN BAHAN PUSTAKA PASCAGEMPA DI UPT PERPUSTAKAAN KOPERTIS WILAYAH X

Teknologi Informasi Perpustakaan

Perpustakaan khusus instansi pemerintah

DASAR-DASAR DOKUMENTASI by Yuni Nurjanah. Page 1

KARYA ILMIAH PEMANFAATAN KATALOG DALAM PENELUSURAN INFORMASI DI PERPUSTAKAAN PUSAT UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG. Oleh:

TUGAS AKHIR LAPORAN PRODUK BIBLIOGRAFI KOLEKSI BUKU DENGAN SUBYEK ILMU PERTANIAN DI PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA

WALIKOTA PASURUAN SALINAN PERATURAN WALIKOTA NOMOR 38 TAHUN 2013 TENTANG

Indonesian Machine Readable Cataloging (IndoMARC) : sejarah, perkembangan dan penerapannya di Perpustakaan Nasional RI 1. Suharyanto 2.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Perpustakaan khusus instansi pemerintah

Disusun Oleh : Mulyati

PENGOLAHAN BUKU PERPUSTAKAAN. Oleh Listariono

Pengolahan Data Buku Perpustakaan dengan Sistem Otomasi

MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2008 TENTANG

PENGOLAHAN BAHAN PUSTAKA KARYA CETAK DI KANTOR ARSIP DAN PERPUSTAKAAN DAERAH (KAPD)

BAB II KAJIAN TEORI. Koleksi referensi disebut juga koleksi rujukan atau bahan acuan. Koleksi

BAB I PENDAHULUAN. Ruang Kerja Budaya (RKB) didirikan oleh Bapak Sudarmoko. Ia dilahirkan

Berikut ini sekilas ilustrasi proses penelusuran sebuah informasi oleh pemakai unit informasi / perpustakaan.

MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2008 TENTANG

JASA PENELUSURAN INFORMASI

PETUNJUK TEKNIS PENGEMBANGAN KOLEKSI PERPUSTAKAAN

PENELUSURAN TERBITAN BERKALA PADA UNIT PELAYANAN REFERENSI, TERBITAN BERKALA, DAN NBC PERPUSTAKAAN UGM

PEMANFAATAN ONLINE PUBLIC ACCESS CATALOG (OPAC) UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS LAYANAN DI PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS NEGERI PADANG

PERMASALAHAN DALAM MENGUMPULAN DAN PENILAIAN ANGKA KREDIT

PEMBUATAN BIBLIOGRAFI BERANOTASI TERBITAN BANK INDONESIA KHUSUS KAJIAN EKONOMI REGIONAL TAHUN DI PERPUSTAKAAN KPW BI WILAYAH VIII

Transkripsi:

9 BAB II KAJIAN TEORI A. Pengertian Katalog Perpustakaan sangat memerlukan katalog guna untuk menunjukkan ketersediaan koleksi yang dimiliki oleh perpustakaan. Untuk itu, perpustakaan memerlukan suatu daftar yang berisikan informasi bibliografis dari koleksi yang dimilikinya. Daftar tersebut biasanya disebut katalog dalam perpustakaan. Katalog adalah daftar buku-buku yang dimiliki oleh library dan disusun sesuai dengan sistem tertentu. Keunggulan katalog dalam library adalah mempublikasikan daftar bahan pustaka melalui tulisan oleh seseorang dan judul tertentu dikumpulkan dalam daftar (entry). (Suandari, 2017) Katalog merupakan istilah umum yang sering diartikan sebagai suatu daftar barang atau benda yang terdapat pada tempat tertentu. Berbagai istilah umum katalog ini sering dijumpai pada penerbit buku, tempat pameran, toko buku, perpustakaan atau bahkan supermarket sekalipun. Katalog-katalog tersebut biasanya memuat informasi-informasi yang perlu diketahui oleh masyarakat umum, sebagai contoh katalog perpustakaan, merupakan informasi daftar bahan pustaka yang telah ada di perpustakaan yang berisi informasi tentang, pengarang, judul bahan pustaka, edisi, tahun terbit, dan harga dari bahan pustaka tersebut. Katalog berasal dari bahasa Latin catalogus yang berarti daftar barang atau benda yang disusun untuk tujuan tertentu. Beberapa definisi katalog menurut para ahli ilmu perpustakaan dapat disebutkan sebagai berikut : 9

10 1. Katalog adalah daftar buku dalam sebuah perpustakaan atau dalam sebuah koleksi yang disusun menurut prinsip tertentu. (Basuki, 1991) 2. Katalog perpustakaan adalah susunan yang sistematis dari seperangkat cantuman bibliografis yang merepresentasikan kumpulan dari suatu ko leksi tertentu. Koleksi tersebut terdiri dari berbagai jenis bahan, seperti buku, terbitan berkala, peta, rekaman suara, gambar, notasi musik, dan sebagainya. (Taylor, 1992) 3. Katalog perpustakaan adalah suatu daftar yang sistematis dari buku dan bahanbahan lain dalam suatu perpustakaan, dengan informasi deskriptif mengenai pengarang, judul, penerbit, tahun terbit, bentuk fisik, subjek, ciri khas bahan dan tempatnya. (Gates, 1989) Dalam perpustakaan, katalog berarti adalah daftar bahan pustaka baik berupa buku maupun non buku seperti majalah, surat kabar, mikrofilm, slide dan lain-lain yang dimiliki dan tersimpan pada perpustakaan. Dalam katalog perpustakaan tercantum informasi-informasi penting dari suatu bahan pustaka yang biasanya dipakai oleh pengunjung perpustakaan sebagai bahan informasi, yang menyangkut fisik bahan pustaka, isi, ataupun informasi-informasi lainnya, seperti judul bahan pustaka, nama pengarang, edisi, cetakan, kota terbit, penerbit, tahun terbit, subjek bahasan, ISBN, dann lain-lain. (Suhendar, 2010) Katalog adalah proses pengolahan keterangan yang ada pada buku menjadi katalog. Katalog diharapkan dapat memberi gambaran tentang buku yang diproses, baik mengenai aspek bibliografi, isi yang terkandung didalamnya,

11 tempat penyimpanannya di perpustakaan, maupun keterangan lain yang dianggap penting. (Eryono, 1985) Katalog perpustakaan merupakan daftar dari koleksi perpustakaan atau beberapa alat temu balik yang disusun secara sistematis, sehingga memungkinkan pemustaka ataupun pustakawan dapat mengetahui dengan mudah koleksi apa yang dimiliki oleh perpustakaan dan dimana koleksi tersebut dapat ditemukan, dengan adanya katalog pemustaka dapat memperoleh informasi yang dibutuhkan dengan cepat. B. Manfaat Katalog Katalog sangat bermanfaat bagi pustakawan dan pemustaka. Katalog merupakan sarana untuk mengetahui buku-buku apa saja yang ada pada perpustakaan berdasarkan pengarang, judul dan subjek. Sebagai sarana pemilihan koleksi yang ada di perpustakaan dan mempermudah pemustaka mencari informasi yang di inginkan. Berikut ini manfaat menggunakan katalog buku perpustakaan (Prisma, 2012) 1. Penelusuran informasi dapat dilakukan dengan cepat dan tepat. 2. Pengguna dapat mengetahui keberadaan koleksi bahan pustaka. 3. Pengguna mendapatkan peluang lebih banyak dalam menelusur bahan pustaka. 4. Dapat menemukan kembali bahan pustaka yang dibutuhkan. 5. Meningkatkan layanan perpustakaan.

12 Berikut ini manfaat atau kegunaan katalog menurut (Mustafa, 1994) a. Sebagai sarana untuk mengetahui buku-buku apa saja yang ada pada suatu perpustakaan. b. Untuk mengetahui buku-buku apa saja yang ada di suatu perpustakaan lain. c. Sebagai sarana pemilihan koleksi untuk perpustakaan. d. Sebagai sarana promosi buku bagi toko buku/penerbit. Penelusuran bahan pustaka adalah suatu cara yang dilakukan pengguna untuk menemukan bahan pustaka yang diinginkannya di perpustakaan. Untuk menelusur keberadaan bahan pustaka diperlukan alat telusur salah satunya yaitu katalog. Oleh karena itu katalog adalah suatu sistem temu balik informasi untuk menemukan kembali koleksi yang ada di perpustakaan. C. Fungsi dan Tujuan Katalog 1. Tujuan Katalog Menurut (Basuki, 1991) tujuan dari Katalog adalah sebagai berikut: Memungkinkan seorang menemukan sebuah buku yang diketahui pengarangnya, judulnya atau subjeknya. Menunjukan buku yang dimiliki perpustakann oleh pengarang tertentu, berdasarkan subjek tertentu dan dalam jenis literatur tertentu. Membantu dalam pemilihan buku berdasarkan edisinya dan berdasarkan karakternya (sastra ataukah berdasarkan topik).

13 2. Fungsi Katalog Charles Ammi Cutter dalam (Mutmainnah, 2011) menyebutkan tiga fungsi katalog yaitu : Memungkinkan seseorang menemukan sebuah buku yang diketahui dari pengarang, judul atau subjeknya. Menunjukkan apa yang dimiliki suatu perpustakaan oleh pengarang tertentu, pada subyek tertentu, dalam jenis literatur tertentu. Membantu dalam pemilihan buku berdasarkan edisinya atau berdasarkan karakternya (bentuk sastra atau berdasarkan topik). Katalog perpustakaan dapat digunakan oleh pengguna untuk menemukan bahan pustaka yang diinginkannya berdasarkan pengarang, judul, maupun subjeknya. Fungsi katalog perpustakaan sebagai sarana atau alat bantu dalam temu kembali informasi di suatu perpustakaan. Tujuan katalog dapat menunjukkan dokumen apa saja yang dimiliki oleh sebuah perpustakaan. Katalog perpustakaan berfungsi sebagai suatu sistem komunikasi yang dapat menunjukkan kekayaan koleksi yang dimilikinya. Artinya, suatu perpustakaan melalui katalognya mengkomunikasikan kepada pengguna, koleksi apa saja yang dimilikinya, seberapa banyak koleksi tersebut dan sebagainya. Katalog perpustakaan di satu sisi dapat berfungsi sebagai sistem komunikasi, dan di sisi lain berfungsi sebagai daftar inventaris dari seluruh bahan pustaka yang dimilikinya. menyatakan Tujuan katalog dapat membantu pemilihan sebuah buku berdasarkan edisinya, atau berdasarkan topiknya.

14 Menurut (Basuki, 1991) fungsi katalog perpustakaan adalah sebagai sarana temubalik informasi, sistem komunikasi dan sebagai daftar inventaris koleksi di suatu perpustakaan. Katalog perpustakaan berfungsi sebagai inventaris dokumen sebuah perpustakaan sekaligus berfungsi sebagai sarana temu balik. D. Jenis Katalog Katalog terdiri atas beberapa jenis yaitu : 1. Katalog Pengarang Digunakan jika buku yang akan kita cari hanya diketahui nama pengarangnya. Atau ingin mengetahui pengarang tertentu telah mengarang buku apa saja. Katalog pengarang disusun sistematis berdasarkan nama pengarang suatu karya di dalam kabinet katalog. Penulisan nama pengarang adalah dengan cara menuliskan terlebih dahulu nama keluarga atau nama belakang, contoh. 2X0.092 ALA Alam, Manzoor p Peranan Pemuda Muslim/Manzoor Alam.- Ct. 1.- Bandung: Gema Risalah Press, 1989. 98 hlm.; 21 cm. 1.Muslim I. Judul

15 2. Katalog Judul Digunakan jika buku yang akan kita cari hanya diketahui judul bukunya atau ingin mengetahui judul buku tertentu yang tidak diketahui pengarangnya. Katalog judul disusun secara sistematis berdasarkan judul dalam kabinet katalog. Melalui katalog judul dapat diketahui judul-judul buku tanpa mengetahui pengarangnya. Contoh. 2X9 ALI a Agama Jepang Ali, Mukti Agama Jepang/ Mukti Ali.- Yogyakarta: Bagus Arafah, 1981. 146 hlm.; 23 cm. 1.Agama I. Judul 3. Katalog Subjek Digunakan bila kita ingin mengetahui berbagai buku yang membahas subyek yang sama, biasanya sering digunakan dalam mengumpulkan bahan pustaka untuk kepentingan pembuatan penelitian, makalah dan sebagainya yang membahas suatu subjek tertentu. Melalui katalog subjek akan diketahui karyakarya yang dikarang oleh berbagai pengarang dengan judul yang berbeda-beda tetapi memiliki pokok bahasan yang sama. Contoh

16 2X9 ALI a Agama Ali, Mukti Agama Jepang/ Mukti Ali.- Yogyakarta: Bagus Arafah, 1981. 146 hlm.; 23 cm. I. Judul 1.Agama Jenis katalog menurut (Suhendar, 2007) a. Katalog pengarang, yaitu katalog-katalog yang tajuknya adalah nama pengarang. Oleh karena itu disusun menurut nama pengarang secara alfabetis. b. Katalog judul, yaitu katalog yang tajuknya adalah judul dan disusun menurut abjad judul. c. Katalog subjek, entri utama dan entri tambahan subjek. E. Bentuk Fisik Katalog 1. Katalog buku. Setelah uraian-uraian katalog disusun menurut system tertentu, kemudian dicetak menjadi semacam bibliografi sebanyak yang diperlukan. Kelebihan bentuk ini ialah katalog dapat diperbanyak dan dibawa kemana-mana. Tetapi kelemahannya tidak dapat menerima entri-entri baru. Ini berarti entri baru harus disusun dan dicetak sebagai suplemen.

17 2. Katalog kartu Katalog ini berukuran 7,5 X 12,5 cm. Bentuk inilah yang paling banyak digunakan perpustakaan. Katalog-katalog yang berbentuk kartu yang telah tersusun secara sistematis dalam laci-laci katalog dapat menerima entri-entri baru tanpa merubah susunan yang ada. 3. Katalog berkas Katalog ini berbentuk lembaran-lembaran lepas, kemudian dibundel (dijilid) menjadi satu atau beberapa berkas setelah disusun menurut system tertentu. 4. Katalog Elektronik Bentuk katalog ini muncul berkat kemajuan di bidang teknologi informasi seperti komputer. Dalam hal ini katalog berada dalam suatu basis data di komputer, sehingga tidak perlu lagi diadakan penyusunan dengan sistematika tertentu seperti bentuk lainnya. Kelebihan katalog bentuk ini adalah lebih cepat dan mudah diakses, menghemat tenaga dan biaya dalam pembuatannya, dan entrientri baru dapat dimasukkan setiap saat. Kelemahannya ialah jika listrik padam, maka tidak bisa dipergunakan. (Suhendar, 2007) F. Pengatalogan 1. Pengertian Katalogisasi Katalogisasi atau pengatalogan adalah proses pembuatan katalog dimana dalam katalog dicantumkan data penting yang terkandung dalam bahan pustaka, baik ciri fisik maupun isi intelektual, seperti nama pengarang, judul buku, penerbit dan subyek. Jadi katalogisasi adalah proses pengambilan keputusan yang

18 menuntut kemampuan mengintepretasikan dan menerapkan berbagai standar sehingga hal-hal penting dari bahan pustaka terekam menjadi katalog. Pengatalogan berasal dari kata catalog. Catalog ialah daftar bahan perpustakaan atau buku yang terdapat disebuah tempat. Pengkatalogan artinya proses membuat catalog. Dalam beberapa bukun dikenal pula dengan istilah pengatalogan, katalogisasi (sebagai alih bahasa istilah istilah catalogisering dari bahasa Belanda) sedangkan dalam bahasa Inggris disebut dengan nama cataloguing. Dalam kaitannya dengan kegiatan pengkatalogan, akan dijumpai istilah pengkatalogan deskriptif yang berarti menyediakan informasi bibliografis pada catalog. (Nuffnang, 2009) Pengatalogan adalah kegiatan menyiapkan pembuatan wakil ringkas dokumen atau katalog, untuk digunakan sebagai sarana temu kembali, agar dokumen yang dicari dapat ditemukan dengan cepat dan tepat. Katalog merupakan suatu daftar yang berisi keterangan-keterangan yang lengkap dari suatu bukubuku koleksi, dokumen-dokumen, atau bahan-bahan pustaka lainnya. Sedangkan arti katalog itu sendiri berasal dari bahasa Indonesia berasal dari kata Catalog dalam bahasa Belanda, serta Catalogue dari bahasa Inggris. Istilah katalog itu sendiri berasal dari frase Yunani katalogos. Kata merupakan sarana atau menurut, sedangkan logos memiliki berbagai arti seperti kata, susunan, alasan dan nalar. Jadi katalog dari segi kata bermakna sebuah karya dengan isinya disusun menurut cara yang masuk akal. Menurut sebuah simpanan rencana atau hanya berdasarkan kata demi kata.(strout, 1957)

19 2. Prosedur Pengatalogan kegiatan: Kegiatan pengatalogan secara garis besar dapat dibagi ke dalam dua a. Pengatalogan deskriptif, yang bertumpu pada fisik bahan pustaka (judul, pengarang, jumlah halaman, dll), kegiatannya berupa membuat deskripsi bibliografi, menentukan tajuk entri utama dan tambahan, pedomannya antara lain AACR. b. Pengindeksan subyek, yang berdasar pada isi bahan pustaka (subyek atau topik yang dibahas), mengadakan analisis subyek dan menentukan notasi klasifikasi, pedomannya antara lain bagan klasifikasi, daftar tajuk subyek dan tesaurus. Kedua kegiatan ini menghasilkan cantuman bibliografi atau sering disebut katalog yang merupakan wakil ringkas bahan pustaka. G. Sejarah Peraturan Pengatalogan Dikalangan pustakawan Inggris dan Amerika dikenal beberapa peraturan pengkatalogan. Pada awal mulanya, peraturan pengkatalogan yang ada di Inggris dan Amerika berbeda dengan peraturan pengkatalogan di daratan Eropa termasuk Belanda. Karena Indonesia pernah dijajah Belanda, pada saat permulaan pengembangan perpustakaan di Indonesia (sekitar abad 19) lebih banyak digunakan peraturan pengkatalogan buatan Belanda. Peraturan pengkatalogan mula-mula disusun oleh pustakawan perorangan. Tercatat misalnya Antonio Panizzi dari British Museum menyusun Rules for Compiling of the Catalogue (1841) yang berpengaruh besar terhadap peraturan

20 pengkatalogan yang ada. Charles Ammi Cutter dari Amerika yang menyusun Rules for a Dictionary Catalogue (1903) mengemukakan peraturan katalog tiga matra artinya katalog pengarang, judul buku, dan subjek buku dijadikan satu dalam satu jajaran. Mulai permulaan abad 20, peraturan katalog selalu dibuat oleh sebuah komisi atau panitia khusus. Library of Congress dari Amerika Serikat menerbitkan Rules of Printed Cards (1903) hingga (1930-an) dan Rules for Descriptive Cataloguing (1949). American Library Association mengeluarkan Rules (1908, 1941, dan 1949). American Library Association bekerja sama Library Association (Inggris) membentuk Catalog Code Revision Committee sebagai usaha bersama menyusun peraturan katalog. Hasilnya terbit pada tahun 1967 dengan judul Anglo American Cataloguing Rules yang dikenal juga dengan sebutan AACR 1. Prinsip umum pada peraturan tersebut didasarkan atas Statement of Principles yang disetuui oleh 53 negara pada International Conference on Cataloguing Principles di Paris tahun 1961. Pertemuan ini merupakan langkah penting kearah standarlisasi data bibliografis internasional. Sebagai tindak lanjut kearah penyeragaman peraturan pengkatalogan, pada tahun 1978 terbitlah AACR 2 sebagai hasil kerjasama antara American Library Association (AS0), Library Association (Inggris), Library of Congress, dan Canadian Library Association (Basuki, 1991). H. Sejarah Katalog katalog Perpustakaan berasal sebagai daftar naskah, disusun menurut format (folio, kuarto, dll) atau dalam susunan abjad. Katalog Perpustakaan diperkenalkan

21 di rumah kebijaksanaan dan lain perpustakaan islam abad pertengahan dimana buku tersebut akan disusun dalam jenis dan kategori khusus.. Lebih lanjut tentang sejarah awal katalog perpustakaan telah dikumpulkan pada tahun 1956 oleh Strout. Penulisan katalog formal, diurutkan sesuai abjad menurut pengarang atau nama penyunting dari entri. Katalog Judul, diurutkan menurut abjad judul entri. Katalog subjek, diurutkan sesuai abjad menurut beberapa sistem kata kunci atau subjeknya. (Perpus, 2010)