BAB III METODO PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODOLOGI PENELITIAN. hipotesis tertentu, tetapi hanya menggambarkan apa adanya tentang suatu

BAB III METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. kualitatif yaitu untuk menggambarkan kesalahan-kesalahan yang dilakukan siswa

METODE PENELITIAN. penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII semester genap SMP Negeri 23

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilaksanakan merupakan deskriptif analitik. Menurut Sukardi

III. METODE PENELITIAN. jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif ini hanya

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. ditujukan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan fenomena- fenomena

BAB III METODE PENELITIAN. Desain yang digunakan adalah Nonequivalent Control Group Design.

BAB III METODE PENELITIAN. penuh. Desain yang digunakan peneliti adalah Pretest-Posttest Control Group

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Agar tidak menimbulkan penafsiran yang berbeda maka beberapa istilah yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. bahasa Inggris sering disebut dengan istilah Classroom Action Research

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian pengembangan. Metode penelitian pengembangan memuat tiga

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 28 Bandar Lampung.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. (2006), penelitian deskriptif diarahkan untuk memberikan gejala-gejala, fakta-fakta atau

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 2 Ngambur Pesisir Barat. Populasi

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Muhammadiyah 3 Bandarlampung yang

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Kesulitan belajar siswa yang dimaksud adalah profil kemampuan siswa dalam

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. perlakuan, yaitu penerapan strategi pembelajaran Inquiry pada pembelajaran. matematika dan pembelajaran konvensional.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 8 Bandar Lampung yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 2013/2014 pada tanggal tanggal 17 maret 11 april 2014 di SMKN

III. METODE PENELITIAN. Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013 yang berjumlah 262 siswa dan

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII semester genap SMP Negeri

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Setting dan Karaktersistik Subjek Penelitian. Lokasi penelitian tindakan kelas ini dilakukan di SD 06 Bulungcangkring

BAB III METODE PENELITIAN. digunakan mutlak harus disertakan. Metode atau metodologi penelitian ini akan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 2013/2014 pada tanggal 20 September 2013 sampai dengan 11 Oktober 2013

METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMPN 1 Pringsewu

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. digunakan metode eksperimen yaitu metode penelitian yang digunakan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. yang terdiri dari variabel independen yaitu pemberian reward dan variabel

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam rangka melakukan analisis dan adaptasi terhadap kurikulum, materi

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, metode yang digunakan peneliti adalah penelitian

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 10 Bandarlampung pada semester

BAB III METODE PENELITIAN. penuh. Desain yang digunakan peneliti adalah Pretest-Posttest Control Group

`BAB III METODE PENELITIAN. bimbingan kelompok dengan komunikasi antar pribadi siswa kelas VIII di

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. kualitatif, jadi penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif untuk

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menjawab permasalahan yang telah dirumuskan pada Bab I

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Krakatau Kecamatan Hulanthalangi Kota Gorontalo.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan oleh peneliti berlokasi di SMK Negeri I Limboto

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. memperoleh pengetahuan yang benar tentang suatu masalah. 1 Dalam kegiatan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, mulai dari siswa Taman Kanak-kanak yang biasa disebut belajar

BAB III METODE PENELITIAN. variabel. Secara khusus rancangan penelitian ini menggunakan hubungan

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

tahun ajaran 2013/2014 yang tersebar dalam 6 kelas yaitu kelas VIII. 1,

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dimulai pada bulan September 2013 sampai dengan bulan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada semester genap tahun ajaran 2014/2015 di SMP

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian Quasi Eksperimen. Tujuan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode pre experimental (Sugiyono, 2009).

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian tidak memungkinkan untuk dikontrol secara penuh. Desain yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian deskriptif analisis. Metode penelitian ini diambil karena berkesesuaian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. sebagaimana adanya secara sistematis, akurat, aktual dan kemudian ditentukan

Kelas Eksperimen : O X O... Kelas Kontrol : O O Sumber : (Sugiyono, 2012)

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII semester genap

O X O Pretest Perlakuan Posttest

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Tabel 3.1 Variabel Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Masyhuri

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan di SMP Negeri 31 Bandar Lampung. Populasi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. yang lain atau satu objek yang lain (hatch dan farhady, 1981). 2

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Penelitian eksperimen

BAB III METODE PENELITIAN A.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini digunakan metode Pre eksperimental design.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. peneliti tidak mampu mengontrol sepenuhnya variabel-variabel yang mungkin

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini adalah kuasi eksperimen karena terdapat unsur

Soeharto (1989: 150) mengemukakan untuk pengambilan sampel yang tingkat homogenitasnya tinggi untuk populasi dibawah 100 dapat dipergunakan sebagai sa

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi

BAB III METODE PENELITIAN. untuk memahami, memecahkan, dan mengantisipasi masalah dalam bidang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada tanggal 03 Februari 2014 sampai dengan 7 Juli 2014

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan pretest-posttest one

BAB III METODE PENELITIAN. suatu penelitian yang bertujuan meramalkan dan menjelaskan hal-hal yang terjadi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Transkripsi:

BAB III METODO PENELITIAN A. Jenis Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif. Metode kuantitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, yaitu memandang realitas/gejala/fenomena itu dapat diklasifikasikan, teramati, terukur dan hubungan gejala bersifat sebab akibat (Sugiyono, 2010: 14). Dalam penelitian kuantitatif, masalah yang dibawa oleh peneliti harus sudah jelas. Pada metode kuantitatif, peneliti perlu menggunakan instrumen penelitian. Agar instrumen dapat dipercaya, maka harus diuji validitas dan reliabilitasnya. Setelah instrumen teruji validitas dan reliabilitasnya, maka dapat digunakan untuk mengukur variabel yang telah ditetapkan untuk diteliti. Untuk instrumen yang berbentuk nontes, dapat digunakan kuesioner, pedoman observasi dan wawancara (Sugiyono, 2010: 50-51). Tetapi dalam penelitian ini peneliti menggunakan instrumen berupa tes diagnostik, angket dan pedoman wawancara untuk melihat kesulitan dan faktor penyebab kesulitan peserta didik dalam menyelesaikan soal matematika pada materi lingkaran. Kompetensi peneliti kuantitatif antara lain: a) Mampu melakukan analisis masalah secara akurat, sehingga dapat ditemukan masalah penelitian pendidikan yang betul-betul masalah 38

39 b) Mampu menggunakan teori pendidikan yang tepat sehingga dapat digunakan untuk memperjelas masalah yang diteliti, dan merumuskan masalah penelitian c) Mampu menyusun instrumen baik tes maupun nontes untuk mengukur berbagai variabel yang diteliti, mampu menguji validitas dan reliabilitas instrumen (Sugiyono, 2010: 40). Sesuai dengan tujuan penelitian yang hendak dicapai, maka jenis penelitian yang dilakukan adalah deskriptif kuantitatif. Penelitian deskriptif adalah jenis penelitian yang berhubungan dengan upaya menjawab masalahmasalah yang ada sekarang dan memaparkannya berdasarkan data yang ditemukan. Penelitian deskriptif berkaitan dengan masalah yang sedang berlangsung, maka semua jenis penelitian itu pada dasarnya bersifat deskriptif, kecuali penelitian eksperimen dan penelitian sejarah. Kedua jenis penelitian ini memiliki kekhasan tersendiri baik dalam menentukan desain penelitiannya serta menentukan instrumen dan menganalisis data (Sanjaya, 2013: 66) Sukardi (2015: 157) juga menyatakan bahwa penelitian deskriptif merupakan metode penelitian yang berusaha menggambarkan dan menginterpretasi objek sesuai dengan apa adanya. Penelitian deskriptif juga merupakan penelitian, dimana pengumpulan data untuk mengetes pertanyaan penelitian yang berkaitan dengan keadaan dan kejadian sekarang (Sukardi, 2015: 157).

40 Sesuai dengan namanya penelitian kuantitatif banyak dituntut menggunakan angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data tersebut, serta penampilan dari hasilnya. Demikian juga pemahaman akan kesimpulan penelitian akan lebih baik apabila juga disertai dengan tabel, grafik, bagan, gambar atau tampilan lain. Selain data yang berupa angka, dalam penelitian kuantitatif juga ada data berupa informasi kualitatif (Arikunto, 2006: 12). Jadi, jenis penelitian deskriptif kuantitatif adalah penelitian yang menggambarkan dan menginterpretasi objek sesuai dengan data yang dikumpulkan dalam penelitian kuantitatif. Adapun fakta yang dikemukakan pada penelitian ini adalah kesulitan peserta didik dalam menyelesaikan soal matematika pada materi lingkaran beserta faktor penyebabnya. B. Populasi dan Sampel 1. Populasi Populasi adalah keseluruhan anggota dari obyek penelitian (Arikunto, 2006: 130). Populasi juga dapat diartikan seluruh karakteristik/sifat yang dimiliki oleh subyek atau obyek yang lain (Sugiyono, 2010: 117). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas VIII SMPN 2 Batang Kapas pada tahun pelajaran 2016/2017 yang berjumlah 4 kelas dengan jumlah anggota populasi sebagai berikut :

41 2. Sampel Tabel 3.1 Jumlah Peserta Didik Kelas VIII SMPN 2 Batang Kapas (Sumber: Guru Mata Pelajaran Matematika Kelas VIII SMPN 2 Batang Kapas) Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti (Arikunto, 2006: 131). Sampel juga dapat diartikan bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Sugiyono, 2010: 118). Sampel yang dipilih dalam penelitian ini haruslah menggambarkan karateristik dari suatu populasi. Berikut adalah data mengenai persentase ujian tengah semester genap dan persentase kesulitan peserta didik dalam menyelesaikan soal matematika kelas VIII SMPN 2 Batang Kapas tahun pelajaran 2016/2017 yang terdiri dari 4 kelas. Tabel 3.2 Persentase Peserta Didik Yang Mencapai Ketuntasan Belajar Matematika Pada Ujian Tengah Semester Genap Kelas VIII SMP N 2 Batang Kapas Tahun Pelajaran 2016/ 2017 Kelas Jumlah peserta didik Kelas Jumlah peserta didik VIII.1 29 VIII.2 27 VIII.3 26 VIII.4 28 Total 110 Persentase dan jumlah peserta didik yang tuntas Jumlah peserta didik Persentase (%) Persentase dan jumlah peserta didik yang tidak tuntas < 75 Jumlah peserta didik Persentase (%) VIII 1 29 1 3.45 28 96.55 VIII 2 27 1 3.70 26 96.30 VIII 3 26 6 23.08 20 76.92 VIII 4 28 0 0 28 100 Total 110 8 7.23 102 92.73

42 Pemilihan kelas sampel yang penulis lakukan adalah dengan menggunakan teknik purposive sampling. Purposive sampling berbeda dengan cara-cara penentuan sampel yang lain, penentuan sumber informasi secara purposive dilandasi tujuan atau pertimbangan tertentu terlebih dahulu. Oleh karena itu, pengambilan sumber informasi didasarkan pada maksud yang telah ditetapkan sebelumnya (Yusuf, 2014: 369). Oleh karena itu, kelas yang dijadikan sampel adalah kelas yang dianggap dapat memberikan informasi yang berhubungan dengan tujuan penelitian, yaitu kelas yang memiliki persentase tertinggi peserta didik yang tidak tuntas ujian tengah semester genap. Kemudian penulis juga akan mewawancarai peserta didik. Dalam hal ini, penulis tidak akan mewawancarai semua peserta didik yang melakukan tes diagnostik, tetapi hanya kepada 9 orang saja yaitu 3 orang peserta didik yang banyak mengalami kesulitan konsep, 3 orang peserta didik yang banyak mengalami kesulitan prinsip, 3 orang peserta didik yang banyak mengalami kesulitan algoritma. Berdasarkan tabel 3.2, maka sampel penelitian ini adalah kelas VIII.4. C. Jenis dan Sumber Data Penelitian 1. Jenis Data Penelitian Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif. Akan tetapi, untuk melengkapi data kuantitatif maka penulis memerlukan data kualitatif untuk menunjang dan mendapatkan hasil

43 penelitian yang akurat dan lengkap. Berikut jenis data yang digunakan dalam penelitian, diantaranya: a) Data kuantitatif adalah data yang dipaparkan dalam bentuk angkaangka (Hasan, 2002: 83). Data kuantitatif pada penelitian ini adalah hasil tes diagnostik dan angket yang penulis ajukan pada kelas sampel. b) Data kualitatif adalah data yang tidak berbentuk bilangan atau data yang dipaparkan dalam bentuk catatan-catatan berupa kalimat dalam penelitian (Hasan, 2002: 83). Data kualitatif pada penelitian ini adalah data yang diperoleh dari hasil wawancara. 2. Sumber Data Penelitian Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: a. Data primer adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan langsung dilapangan oleh orang yang melakukan penelitian. Data primer ini, disebut juga data asli atau data baru (Hasan, 2002: 82). Data primer dalam penelitian ini yaitu data yang bersumber dari peserta didik kelas sampel, yaitu hasil tes, angket dan wawancara yang dilakukan pada kelas sampel tersebut. b. Data sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh orang yang melakukan penelitian dari sumber-sumber yang telah ada. Data sekunder disebut juga data tersedia (Hasan, 2002: 82). Data sekunder dalam penelitian ini yaitu data yang bersumber dari guru mata pelajaran matematika kelas VIII SMP N 2 Batang Kapas.

44 Sumber data penelitian ini, yaitu jawaban peserta didik dari tes diagnostik, hasil pengisian angket oleh peserta didik, dan jawaban peserta didik saat wawancara mengenai kesulitan peserta didik yang dilihat dari kesulitan peserta didik dalam menyelesaikan soal matematika pada materi lingkaran yang berkaitan dengan kesulitan konsep, prinsip, dan algoritma. Hasil pengisian angket dan hasil wawancara digunakan untuk menelusuri lebih lanjut kesulitan peserta didik beserta faktor penyebab kesulitan peserta didik dalam menyesaikan soal-soal matematika pada materi lingkaran. D. Prosedur Penelitian Dalam melaksanakan penelitian ini dibagi menjadi tiga tahap pelaksanaannya. Tahap tersebut adalah tahap persiapan (sebelum melakukan penelitian), tahap pelaksanaan (saat melakukan penelitian), dan tahap penyelesaian (pengolahan data yang diperoleh). Secara rinci, tahap-tahap tersebut diuraikan sebagai berikut: 1. Tahap persiapan Tahap persiapan yaitu tahap dimana sebuah penelitian dipersiapkan. Pada tahap ini, semua hal-hal yang berhubungan dengan penelitian dipersiapkan (Hasan, 2002: 29). Adapun persiapan yang penulis lakukan sebelum penelitian adalah: a. Menetapkan tempat dan jadwal penelitian yang akan dilaksanakan b. Menentukan kelas yang akan diberikan tes diagnostik dan angket

45 c. Membuat kisi-kisi soal uji coba tes diagnostik berdasarkan kurikulum yang digunakan oleh sekolah tersebut d. Membuat soal uji coba tes diagnostik dan menyiapkan pedoman jawaban soal uji coba tes diagnostik e. Membuat kisi-kisi uji coba angket dan angket uji coba mengenai faktor penyebab kesulitan peserta didik dalam menyelesaikan soal matematika f. Membuat angket uji coba sesuai dengan kisi-kisi untuk melihat faktor penyebab kesulitan peserta didik dalam menyelesaikan soal matematika g. Memilih dan menetapkan jadwal sekolah untuk uji coba angket dan uji coba tes diagnostik h. Melaksanakan uji coba tes diagnostik dan uji coba angket sesuai dengan sekolah dan jadwal yang telah ditetapkan i. Memeriksa jawaban uji coba tes diagnostik yang telah dikerjakan oleh peserta didik j. Menguji hasil uji coba tes tertulis tersebut dengan validitas soal, uji tingkat kesukaran soal, uji daya pembeda, dan uji reliabilitas k. Melakukan perbaikan terhadap hasil uji coba tes diagnostik yang telah dilakukan l. Memeriksa jawaban uji coba angket yang telah dikerjakan oleh peserta didik

46 m. Menguji hasil uji coba angket tersebut dengan uji validitas, dan reliabilitas angket n. Melakukan perbaikan terhadap hasil uji coba angket yang telah dilakukan o. Membuat kisi-kisi soal tes diagnostik dan angket p. Membuat soal tes diagnostik dan angket q. Membuat pedoman jawab soal tes diagnostik 2. Tahap pelaksanaan Tahap pelaksanaan yaitu tahap dimana sebuah penelitian sedang dilakukan atau dilaksanakan. Pada tahap ini, pengumpulan data atau informasi, analisis data sedang dilakukan (Hasan, 2002: 29). Pada tahap pelaksanaan, yang akan penulis lakukan adalah: a. Menetapkan jadwal pelaksanaan tes diagnostik dan angket pada kelas sampel. b. Melaksanakan tes diagnostik c. Membagikan angket sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan d. Melakukan wawancara dengan peserta didik setelah tes diagnostik sudah diperiksa e. Menganalisis semua data dan informasi yang diperoleh setelah penelitian dilakukan. 3. Tahap penyelesaian Tahap penyelesaian yaitu tahap dimana sebuah penelitian telah selesai dilaksanakan. Pada tahap ini, hasil dari sebuah penelitian

47 dibuatkan laporan (Hasan, 2002: 29). Pada tahap penyelesaian ini penulis menganalisis bentuk kesulitan yang berupa konsep, prinsip dan algoritma yang dialami peserta didik dalam menyelesaikan soal matematika berdasarkan jawaban tes tertulis yang dikerjakan peserta didik. Kemudian penulis menyimpulkan faktor-faktor penyebab peserta didik mengalami kesulitan saat menyelesaikan soal matematika berdasarkan hasil wawancara dan angket. E. Instrumen Penelitian Instrumen penelitian adalah alat bantu dalam penelitian untuk mengumpulkan data (Hasan, 2002: 76). Pada penelitian ini, instrumen yang digunakan adalah tes diagnostik, angket dan pedoman wawancara. 1. Tes Diagnostik Tes diagnostik yang dilakukan dalam penelitian ini bertujuan untuk melihat kesulitan peserta didik dalam menyelesaikan soal matematika. Bentuk tes yang diberikan adalah tes uraian. Adapun langkah-langkah yang penulis lakukan dalam pembuatan soal tes diagnostik adalah sebagai berikut: a. Menetapkan tujuan tes Tujuan penulis melakukan tes diagnostik ini adalah untuk melihat kesulitan yang berupa konsep, prinsip, dan algoritma yang dilakukan peserta didik dalam menyelesaikan soal matematika pada materi lingkaran.

48 b. Melakukan analisis kurikulum Penulisan tes ini mengacu pada kurikulum yang dipakai oleh sekolah tersebut yaitu Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Instrumen yang penulis kembangkan juga mengacu pada standar kompetensi dan kompetensi dasar sekolah tersebut. c. Membuat kisi-kisi Kisi-kisi merupakan deskripsi kompetensi dan materi yang akan diajukan. Tujuan penyusunan kisi-kisi adalah untuk menentukan ruang lingkup dan sebagai petunjuk dalam menulis soal. Kisi-kisi ini berisi SK, KD, bentuk soal serta rincian soal yang akan dikembangkan berdasarkan indikator. d. Menulis soal Penulisan soal ditulis berdasarkan kisi-kisi yang telah dibuat. Kemudian soal tersebut dilengkapi dengan pedoman jawaban yang benar. Soal yang dibuat dalam penelitian ini yaitu berbentuk uraian. e. Melakukan telaah instrumen secara teoritis Telaah instrumen ini bertujuan untuk melihat kebenaran instrumen dari segi materi, konstruksi, dan bahasa. Jadi, untuk menelaah tes diagnostik ini penulis akan meminta bantuan dari ahlinya yaitu dosen pembimbing, dosen matematika serta guru matematika di sekolah. Kemudian para ahli dapat memberikan tanggapan tentang soal yang dibuat.

49 Validator yang menvalidasi tes diagnostik ini adalah Ibu Roza Zaimil, S.Pd.I, M.Pd., yaitu dosen matematika, Ibu Lisa Dwi Afri, S.Pd, M.Pd., yaitu dosen matematika dan Ibu Nevi Riapatmadewi, S.Pd., yaitu guru matematika SMPN 2 Batang Kapas Kabupaten Pesisir Selatan. Hasil validasi tes diagnostik dari validator digunakan untuk menentukan keterpakaian instrumen dari segi isi, bahasa, dan lain sebagainya. Adapun saran dari validator tes diagnostik dapat dilihat pada tabel 3.3. Tabel 3.3 Saran validator pada validasi tes diagnostik No Nama Validator Saran 1. Roza Zaimil, S.Pd.I, M.Pd 1. Hindari penggunaan kata dan pada pernyataan, karena bisa berarti makna ganda 2. Lisa Dwi Afri, M.Pd 1. Perbaiki gambar pada tes diagnostik 2. Gunakan kalimat yang singkat pada pernyataan angket 3. Gunakan bahasa yang mudah dimengerti peserta didik Saran dari validator dijadikan sebagai pertimbangan untuk penyempurnaan tes dignostik. f. Tempat uji coba tes diagnostik Penulis melakukan uji coba tes diagnostik di SMPN 4 Batang Kapas Kabupaten Pesisir Selatan. g. Validitas tes Valid merupakan instrumen dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur (Sugiyono, 2010: 173). Uji validitas

50 dimaksudkan untuk mendapatkan alat ukur yang valid yang dapat mengukur apa yang hendak diukur. Dalam hal ini penulis hanya mengukur validitas isi tes. Untuk mendapatkan soal yang memiliki validitas yang tinggi maka soal perlu dilakukan validasi. Validitas yang diukur adalah validitas isi. Tes dikatakan memenuhi validitas isi apabila dapat mengukur tujuan khusus tertentu, yaitu dapat dilakukan dengan membandingkan antara isi instrumen dengan materi pelajaran yang telah diajarkan (Sugiyono, 2010:182). Rancangan tes disusun sesuai dengan indikator yang ada dalam kurikulum dan materi yang diajarkan. h. Analisis item soal Agar tes tersebut berkualitas baik, maka penulis melakukan uji coba di sekolah lain yang memiliki karakteristik yang sama dengan sekolah yang akan diteliti sekarang. Hasil uji coba tes selanjutnya dianalisis untuk mengetahui kualitas setiap butir tes. Analisis dilakukan untuk menentukan, tingkat kesukaran, daya pembeda, dan reliabilitas untuk setiap butir tes. 1) Daya pembeda soal Daya beda butir soal yaitu butir soal tersebut dapat membedakan kemampuan individu peserta didik (Hamzah, 2014: 240). Cara menghitung indeks pembeda soal menurut Prawironegoro (1985) adalah:

51 Data diurut dari nilai tertinggi sampai nilai terendah Kemudian diambil 27% dari kelompok yang mendapat nilai tinggi dan 27% dari kelompok yang mendapat nilai rendah. n t = n r = 27% x N = n Hitung degress of freedom (df) dengan rumus: df = (n t 1) + (n r -1) Cari indeks pembeda soal dengan rumus: I p M X t 2 t M r n( n 1) X 2 r Keterangan: I p M t M r = Indeks pembeda soal = Rata-rata skor kelompok tinggi (High Group) = Rata-rata skor kelompok rendah (Low Group) 2 X = Jumlah kuadrat deviasi skor kelompok tinggi t 2 X = Jumlah kuadrat deviasi skor kelompok rendah r n N = 27% x N = Banyak peserta tes jika: Suatu soal mempunyai daya pembeda yang berarti (signifikan) I p hitung I p tabel.

52 Dari hasil perhitungan penulis, maka diperoleh hasil analisis daya pembeda soal uji coba yaitu dapat dilihat pada tabel 3.4. Tabel 3.4 Hasil Analisis Daya Pembeda Soal Uji Coba Nomor Soal Hitung Tabel Keterangan 1 2,61 1,81 Signifikan 2 1,58 1,81 Tidak signifikan 3 1,84 1,81 Signifikan 4 1,97 1,81 Signifikan 5 1,00 1,81 Tidak signifikan 6 2,57 1,81 Signifikan 7 0,95 1,81 Tidak signifikan 8 5,58 1,81 Signifikan 9 0,17 1,81 Tidak signifikan 10 5,68 1,81 Signifikan Berdasarkan tabel di atas, soal uji coba diperoleh enam soal yang signifikan yaitu soal nomor 1,3,4,6,8, dan 10. Hasil ini nanti dibandingkan dengan indeks kesukaran soal. Sedangkan soal nomor 2,5,7, dan 9 tidak signifikan. Perhitungan daya pembeda soal yang lebih jelas dapat dilihat pada lampiran VI. 2) Indeks kesukaran soal Tingkat kesukaran butir soal merupakan salah satu indikator yang dapat menunjukkan butir soal tersebut apakah termasuk sukar, sedang, atau mudah (Hamzah, 2014: 244). Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sukar. Agar tes dapat digunakan secara luas, setiap soal harus diselidiki tingkat kesukarannya.

53 Untuk menentukan indeks kesukaran (I k ) dapat digunakan rumus yang dinyatakan oleh Prawironegoro (1985:14) yaitu: Dt Dr I k x100% 2mn Keterangan: I k = Indeks kesukaran soal D t = Jumlah skor dari kelompok tinggi D r = Jumlah skor dari kelompok rendah m = Skor setiap soal yang benar n = 27% x N N = Banyak peserta tes Dengan kriteria: 0% I k < 27% = Soal dinyatakan sukar 27% I k < 73% = Soal dinyatakan sedang 73% I k < 100% = Soal dinyatakan mudah Dari hasil perhitungan, maka diperoleh hasil analisis indeks kesukaran soal uji coba yaitu dapat dilihat pada tabel 3.5. Tabel 3.5 Hasil Analisis Indeks Kesukaran Soal Uji Coba Nomor Soal (%) Keputusan 1 74 % Mudah 2 97% Mudah 3 65% Sedang 4 77% Mudah 5 97% Mudah 6 78% Mudah 7 26% Sukar 8 61% Sedang 9 20% Sukar 10 69% Sedang Berdasarkan hasil analisis soal uji coba pada tabel 3.5, diperoleh bahwa soal nomor 1,2,4,5 dan 6 merupakan soal dengan kriteria mudah, dan soal 3,8 dan 10 merupakan soal dengan kriteria

54 sedang. Sedangkan soal nomor 7 dan 9 merupakan kriteria sukar. Perhitungan yang lebih jelas dapat dilihat pada lampiran VII. 3) Uji Reliabilitas Soal Reliabilitas tes adalah suatu ukuran apakah tes tersebut dapat dipercaya, dimana jika diberikan tes beberapa kali pada peserta didik yang hasilnya tetap sama (Hamzah, 2014: 232). Reliabilitas yang diukur adalah reliabilitas internal. Adapun rumus untuk menentukan reliabilitas tes dengan menggunakan rumus Alpha. Metode mencari reliabilitas internal yaitu menganalisis reliabilitas alat ukur dari satu kali pengukuran, rumus yang digunakan adalah rumus Alpha (Riduwan, 2010: 213). Langkah-langkah mencari nilai reliabilitas dengan metode Alpha sebagai berikut: Langkah 1: Menghitung Varians Skor tiap-tiap item dengan rumus: = Dimana : = Varians skor tiap-tiap item 2 = Jumlah kuadrat item X I ( ) 2 = Jumlah item X i dikuadratkan = Jumlah responden

55 Langkah 2: Kemudian menjumlahkan Varians semua item dengan rumus: = 1 + 2 + 3.+ Dimana: = Jumlah Varians semua item 1, 2, 3 = Varians item ke-1, 2,3.n Langkah 3: Meghitung Varians total semua item dengan rumus: S = X ( ) N Dimana : = Varians skor tiap-tiap item 2 = Jumlah kuadrat item X I ( ) 2 = Jumlah item X i dikuadratkan = Jumlah responden Langkah 4: Masukkan nilai Alpha dengan rumus: 11 = k k 1 1 S S Dimana : r 11 k S i S t = Nilai Reliabilitas = Jumlah Item = Jumlah variansi skor tiap- tiap butir item = Jumlah variansi total

56 (Ratumanan,2006:39) Tabel 3.6 Kriteria Reliabilitas Tes Reliabilitas Kriteria 0,80 r Tinggi 0,40 r <0,80 Sedang r < 0,40 Rendah Soal dikatakan reliabel jika r hitung > r tabel Dari hasil perhitungan, diperoleh reliabilitas soal uji coba adalah r 11 = 0,91. Berdasarkan kriteria di atas, soal uji coba memiliki reliabilitas yang tinggi. Perhitungan lebih jelas dapat dilihat pada lampiran VIII. i. Kriteria penerimaan soal Setiap soal yang telah dianalisa perlu diklasifikasikan menjadi soal yang tetap dipakai, direvisi atau dibuang. Menurut Prawironegoro (1985: 16) klasifikasi soal sebagai berikut: Tabel 3.7 Klasifikasi Penerimaan Soal Kriteria I p signifikan dan 0% I k 100%. I p signifikan dan I k = 100% atau 0% I p tidak signifikan dan 0% <I k < 100% I p tidak signifikan dan I k = 0% atau I k = 100% Klasifikasi Dipakai Direvisi Dibuang Dari hasil perhitungan dan analisis soal uji coba di atas, maka diperoleh klasifikasi penerimaan soal yaitu dapat dilihat pada tabel 3.8.

57 No Soal Tabel 3.8 Klasifikasi Penerimaan Soal Daya Pembeda ( ) Indeks Kesukaran ( ) Klasifikasi 1 2,61 Signifikan 74 % Mudah Dipakai 2 1,58 Tidak signifikan 97 % Mudah Dibuang 3 1,84 Signifikan 65 % Sedang Dipakai 4 1,97 Signifikan 77 % Mudah Dipakai 5 1,00 Tidak signifikan 97 % Mudah Dibuang 6 2,57 Signifikan 78 % Mudah Dipakai 7 0,95 Tidak signifikan 26 % Sukar Dibuang 8 5,58 Signifikan 61% Sedang Dipakai 9 0,17 Tidak signifikan 20 % Sukar Dibuang 10 5,68 Signifikan 69 % Sedang Dipakai Berdasarkan hasil analisis soal uji coba, pada tabel 3.8 diperoleh klasifikasi penerimaan soal, bahwa soal nomor 2, 5, 7 dan 9 merupakan soal yang tidak dipakai dalam melakukan tes diagnostik. Karena pada soal tersebut tidak memenuhi kriteria penerimaan soal. j. Merevisi soal Hasil tes uji coba yang telah dicobakan disusun kembali. Soal yang baik tetap dipakai, soal yang kurang baik diperbaiki, sedangkan soal yang jelek dibuang. Berdasarkan hasil analisis soal uji coba, maka soal yang akan dipakai dalam penelitian ini adalah soal nomor 1,3,4,6,8 dan 10. 2. Angket Angket adalah teknik pengumpulan data dengan menyerahkan atau daftar pertanyaan untuk diisi oleh responden. Responden adalah orang yang memberikan tanggapan (respons) pertanyaan-pertanyaan yang

58 diajukan (Hasan, 2002: 84). Pengukuran yang penulis gunakan dalam pemakaian angket dalam penelitian ini yaitu, skala Likert, yaitu digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial (Sugiyono, 2013: 136). Adapun langkah-langkah pembuatan angket sebagai berikut: a. Sebelum angket disusun, terlebih dahulu disusun yang menjadi indikator penentu angket. Angket berpedoman pada skala Likert, yang menjadikan alternatif jawaban adalah Selalu (SL), Kadang- Kadang (KK), Jarang (JR) dan Tidak Pernah (TP). b. Membuat kisi-kisi dan menyusun item-item yang berhubungan dengan indikator yang telah ditetapkan. Sebelum kuesioner ini disusun, terlebih dahulu dibuat kisi-kisi yang meliputi indikator yang diperkirakan akan menjadi penyebab kesulitan dalam menyelesaikan soal matematika. Indikator tersebut disusun berdasarkan faktorfaktor yang mempengaruhi hasil belajar peserta didik yang terdapat dalam kajian teori. Indikator yang dimaksud dapat dilihat pada lampiran. Selanjutnya kuesioner disusun dengan berpedoman pada indikator yang ditetapkan, yaitu berupa pernyataan-pernyataan positif dan negatif. c. Validitas angket Dalam validitas angket ini, angket yang telah disusun diberikan kepada ahli. Validator yang menvalidasi angket diantaranya Ibu Asri Atuz Zeky, S.Pd.I, M.Pd., yaitu dosen bimbingan konseling, dan

59 Bapak Abdul Basit, M.Pd., yaitu dosen bahasa Indonesia. Hasil validasi angket dari validator digunakan untuk menentukan keterpakaian angket dari segi bahasa, kesesuaian teori dengan pernyataan angket, dan lain sebagainya. Adapun saran dari validator angket dapat dilihat pada tabel 3.9. Tabel 3.9 Saran validator pada validasi angket No Nama Validator Saran 1. Asri Atuz Zeky, S.Pd.I, M.Pd 1. Sesuaikan pernyataan angket dengan indikator 2. Pada wawancara jangan menggunakan 2 pernyataan sekaligus 2. Abdul Basit, M.Pd 1. Dipermudah bahasa untuk peserta didik SMP Saran dari validator dijadikan sebagai pertimbangan untuk penyempurnaan angket. d. Uji coba dan analisis uji coba angket Dalam persiapan penelitian, dilakukan uji coba angket untuk mengetahui validitas dan reliabilitas angket. Penulis melakukan uji coba angket di SMPN 4 Batang Kapas Kabupaten Pesisir Selatan. Setelah melakukan uji coba angket, dilakukan analisis item untuk melihat validitas dan reliabilitas angket. 1) Uji validitas angket Validitas adalah sejauh mana alat ukur mengukur yang ingin kita ukur. Adapun rumus korelasi product moment yang dikemukakan Hamzah (2014: 214) untuk menguji validitas

60 angket: r xy = ( ) ( ) x 2 ( x) 2 y 2 ( y) 2 Dimana: r xy = Koefisien korelasi antar variabel x dan variabel y x = Skor dari setiap item untuk setiap sampel y = Skor dari setiap sampel untuk setiap item N = Banyaknya responden Jika instrumen itu valid, maka dilihat kriteria penafsiran mengenai indeks korelasinya (r) sebagai berikut (Riduwan, 2010: 212). Antara 0,800 1,000 : Sangat Tinggi Antara 0,600 0,799 : Tinggi Antara 0,400 0,599 : Cukup Tinggi Antara 0,200 0,399 : Rendah Antara 0,000 0,199 : Sangat Rendah (Tidak Valid) Menurut (Riduwan, 2010: 212) syarat item dinyatakan valid adalah jika r >0,199 maka itemnya valid. Sedangkan jika item yang memiliki r 0,199 maka itemnya tidak valid. Setelah melakukan perhitungan pada hasil uji coba angket dari 30 item, sehingga diperoleh item yang valid 26 item dan item yang tidak

61 valid 4 item, untuk perhitungan hasil uji coba angket yang lebih lengkap dapat dilihat pada lampiran XII. 2) Reliabilitas Angket Angket yang telah valid kemudian ditentukan reliabilitasnya. Reliabilitas adalah istilah yang dipakai untuk menunjukkan sejauh mana suatu hasil pengukuran relatif konsisten apabila pengukuran diulangi dua kali atau lebih. Adapun untuk menentukan reliabilitas angket digunakan rumus Alpha yang dikemukakan oleh Hamzah (2014: 233): Masukkan nilai Alpha dengan rumus: Dimana : k 11 = k 1 1 S i S t = Nilai Reliabilitas r 11 k S i S t = Jumlah Item = Jumlah variansi skor tiap- tiap butir item = Jumlah variansi total (Ratumanan,2006:39) Tabel 3.10 Kriteria Reliabilitas Tes Dengan menggunakan rumus dan cara di atas, maka diperoleh: = 23.10 Reliabilitas Kriteria 0,80 r Tinggi 0,40 r <0,80 Sedang r < 0,40 Rendah

62 2 = 2 ( )2 Maka: 11 = 2 1 1 2 = ( ) = 1,. =104.46 = 0,81 Dari perhitungan diperoleh r 11 = 0,81, maka disimpulkan soal uji coba tersebut memiliki reliabilitas tinggi. Untuk lebih lengkapnya perhitungan reliabilitas uji coba angket dapat dilihat pada Lampiran XIII. Angket disusun berdasarkan kisi-kisi sebagai berikut: Tabel 3.11 Kisi-Kisi Angket Kesulitan Peserta Didik Dalam Menyelesaikan Soal Matematika No Faktor Aspek Indikator 1. Faktor Internal 2 Faktor Ekternal intelektual a. Kecakapan peserta didik dalam menyelesaikan soal Fisiologis b. Kondisi fisik peserta didik dalam menyelesaikan soal Emosional c. Tanggapan peserta didik terhadap soal d. Pengaruh permasalahan peserta didik terhadap proses penyelesaian soal Motivasi e. Motivasi peserta didik dalam menyelesaikan soal Ketelitian f. Ketelitian peserta didik dalam menyelesaikan soal Sosial a. Kepedulian orang tua terhadap belajar anak b. Lingkungan sosial Pedagogis c. Metode yang digunakan guru Alat pelajaran d. Kejelasan guru menerangkan pelajaran e. Penggunaan bahan ajar/alat peraga f. Penggunakan alat bantu untuk menyelesaikan soal Angket yang penulis berikan kepada peserta didik bertujuan untuk mengetahui faktor yang menyebabkan peserta didik kesulitan dalam menyelesaikan soal matematika.

63 3. Pedoman Wawancara Wawancara adalah teknik pengumpulan data dengan mengajukan pertanyaan langsung oleh pewawancara kepada responden, dan jawabanjawaban responden dicatat atau direkam (Hasan, 2002: 85). Wawancara yang penulis lakukan bertujuan untuk mengetahui kesulitan dan faktor yang menyebabkan peserta didik kesulitan dalam menyelesaikan soal matematika pada materi lingkaran. Dalam hal ini penulis mewawancarai 9 orang peserta didik. Selain penulis mewawancarai peserta didik, penulis juga mewawancarai guru yang mengajar di kelas VIII SMP N 2 Batang Kapas. Supaya wawancara lebih terarah maka penulis membuat pedoman wawancara terlebih dahulu. Adapun aspek-aspek yang diwawancarai pada peserta didik adalah: a. Kesulitan yang dialami peserta didik dalam menyelesaikan soal tes diagnostik yang diberikan. b. Cara mengajar guru, cara belajar peserta didik di rumah dan di sekolah. c. Fasilitas belajar peserta didik d. Kondisi fisiologis seperti hambatan penglihatan dan pendengaran. e. Kondisi lingkungan seperti hubungan dengan keluarga dan teman sebaya. Adapun aspek-aspek yang diwawancarai pada guru yaitu: a. Proses pembelajaran peserta didik di kelas b. Strategi/metode pembelajaran yang digunakan saat mengajar

64 c. Sarana dan prasarana untuk pembelajaran matematika Pada penelitian ini, penulis melakukan wawancara dengan menggunakan bantuan alat-alat wawancara, antara lain: a. Buku catatan: untuk mencatat semua jawaban responden dari pertanyaan yang penulis ajukan b. Kamera: untuk memotret peneliti sedang melakukan pembicaraan atau tanya jawab dengan responden F. Teknik Pengumpulan Data Informasi atau data-data dalam penelitian diperoleh melalui tes diagnostik yang berkaitan dengan materi lingkaran pada pokok bahasan garis singgung lingkaran, wawancara, pengisian lembar angket oleh peserta didik, dan dokumentasi. Pengumpulan data dilakukan dengan empat cara dengan rincian sebagai berikut: 1. Tes diagnostik pada materi lingkaran Tes ini digunakan untuk pengumpulkan data atau informasi tentang kesulitan yang dialami oleh peserta didik. Alokasi waktu yang diberikan untuk peserta didik mengerjakan soal adalah 2 40 menit. Data yang diharapkan berupa hasil pekerjaan peserta didik sebagai sampel penelitian kemudian dapat dianalisis kesulitan-kesulitan yang dilakukan oleh peserta didik berupa kesulitan konsep, prinsip, dan algoritma. Tujuan tes diagnostik lingkaran adalah untuk mengetahui kesulitankesulitan yang dialami oleh peserta didik dalam menyelesaikan soal matematika pada materi pokok lingkaran.

65 2. Angket Lembar angket yang diberikan kepada peserta didik berisi pernyataan-pernyataan tentang tanggapan dan persepsi peserta didik tentang matematika, faktor-faktor penyebab kesulitan belajar matematika, serta kesulitan yang dihadapi peserta didik saat mengerjakan soal-soal lingkaran. 3. Wawancara Wawancara dilaksanakan sesuai dengan pedoman wawancara yang telah disusun. Tujuan wawancara adalah untuk menelusuri kesulitan peserta didik dalam menyelesaikan soal lingkaran. Selain itu, wawancara juga dilakukan untuk menelusuri lebih jauh terkait dengan penyebab kesulitan peserta didik dalam menyelesaikan soal-soal matematika materi pokok lingkaran. Wawancara dilaksanakan dengan subyek penelitian yang berdasarkan tes diagnostik dan dilaksanakan kepada 9 orang saja yaitu 3 orang peserta didik yang banyak mengalami kesulitan konsep, 3 orang peserta didik yang banyak mengalami kesulitan prinsip, 3 orang peserta didik yang banyak mengalami kesulitan algoritma. 4. Dokumentasi Dokumentasi dilakukan dengan mengambil foto dari hasil pekerjaan peserta didik terutama difokuskan pada kesulitan-kesulitan yang dilakukan oleh peserta didik dalam menyelesaikan soal lingkaran.

66 G. Teknik Analisis Data 1. Hasil Tes Diagnostik Hasil tes peserta didik diperoleh setelah penulis selesai memeriksa jawaban peserta didik. Adapun langkah-langkah dalam analisis data tes diagnostik, diantaranya: 1) Memeriksa jawaban peserta didik dan memberikan skor pada setiap lembar jawaban peserta didik, dengan menggunakan rumus sebagai berikut: P = x 100% Keterangan : P : Persentase dari setiap respon peserta didik r : Jumlah skor yang diperoleh s : Jumlah maksimal Rumus di atas merupakan modifikasi dari Sudijono (2012:43): P = x 100% Keterangan: f = frekuensi yang sedang dicari persentasenya N = Numbered of Cases (jumlah frekuensi/banyak individu) P = Angka persentase. 2) Penulis mengelompokkan bentuk kesulitan yang dialami oleh peserta didik. Setelah itu, penulis menghitung persentase banyak peserta didik

67 yang mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal matematika dengan rumus sebagai berikut (modifikasi dari Sudijono 2012:43): Pk = 100% Keterangan: P k = persentase peserta didik yang mengalami kesulitan k 2. Hasil Angket Data tentang respon peserta didik diperoleh melalui angket yang diberikan kepada peserta didik, kemudian dianalisis dengan menggunakan statistik deskriptif dengan persentase. Analisis hasil pengisian angket oleh peserta didik digunakan untuk mengetahui persentase faktor penyebab peserta didik mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal matematika. Adapun langkah-langkah dalam analisis data angket, diantaranya: 1) Menghitung skor untuk setiap butir angket pernyataan pada angket dengan menggunakan pedoman penskoran sebagai berikut: Tabel 3.12 Pedoman penskoran Angket Pernyataan Sikap Sifat pernyataan Positif Negatif Selalu(SL) 4 1 Kadang-Kadang (KK) 3 2 Jarang(JR) 2 3 Tidak Pernah (TP) 1 4 (Modifikasi dari Sugiyono, 2013: 136) 2) Membandingkan skor yang diperoleh dengan skor maksimal untuk setiap pernyataan sehingga diperoleh persentase hasilnya.

68 Persentase dari setiap respon peserta didik dihitung dengan rumus: P = x 100% Keterangan : P : persentase dari setiap respon peserta didik r : jumlah respon peserta didik tiap aspek yang muncul s : jumlah seluruh peserta didik Rumus di atas merupakan modifikasi dari Sudijono (2012:43): P = x 100% Keterangan: f = frekuensi yang sedang dicari persentasenya N = Numbered of Cases (jumlah frekuensi/banyak individu) P = angka persentase. 3. Hasil Wawancara Data yang diperoleh dalam penelitian ini berupa data hasil wawancara. Kemudian data yang diperoleh dianalisis dalam beberapa tahap sebagai berikut: a) Data Reduction (Reduksi Data) Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya sehingga data yang diperoleh memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan

69 pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan (Sugiyono 2013: 336). Tahap reduksi data dalam penelitian ini adalah hasil wawancara disederhanakan menjadi susunan bahasa yang baik dan rapi, kemudian ditransformasikan kedalam catatan. Kegiatan ini dilakukan dengan mengolah hasil wawancara peserta didik yang menjadi sampel penelitian agar menjadi data yang siap untuk digunakan. b) Data Display (Penyajian Data) Penyajian data dilakukan dengan memunculkan kumpulan data yang sudah terorganisir dan terkategori yang memungkinkan dilakukan peyusunan kesimpulan. Penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart, dan sejenisnya (Sugiyono 2013: 339). Penyajian data yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif. Tahap penyajian data dalam penelitian ini adalah menyajikan hasil wawancara yang telah dicatat dibuku kecil. Melalui penyajian data tersebut, maka data terorganisasikan, tersusun dalam pola hubungan, sehingga memudahkan untuk memahami apa yang terjadi dan mampu menjawab permasalahan dalam penelitian ini. c) Conclusion Drawing/Verification Conclusion Drawing/Verification adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi (Sugiyono, 2013: 243). Pada langkah ini disimpulkan

70 data yang telah direduksi dan disajikan. Kesimpulan didapatkan berdasarkan wawancara dengan masing-masing peserta didik, kemudian didapatkan faktor yang menyebabkan peserta didik kesulitan dalam menyelesaikan soal matematika. Berdasarkan hasil analisis data diatas, penulis menyimpulkan hasil penelitian deskriptif kuantitatif dengan cara menjawab pertanyaanpertanyaan penelitian dan mensintesiskan semua jawaban tersebut dalam satu kesimpulan yang merangkum permasalahan penelitian secara keseluruhan, maka dapat ditarik suatu kesimpulan mengenai kesulitan peserta didik dalam menyelesaikan soal matematika pada materi lingkaran beserta faktor penyebabnya.