BAB II TINJAUAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. (Alwi, dkk. 203:588). Sesuai dengan topik dalam tulisan ini digunakan beberapa

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep adalah pemikiran rancangan suatu karya dasar yang ada diluar bahasa

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Baby Blues terdapat tiga permasalahan yang menjadi tujuan penelitiannya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kartun sebagai bentuk komunikasi grafis yang menggunakan

ANALISIS PENYIMPANGAN MAKSIM KERJASAMA DAN AKSIM KESOPANAN DALAM WACANA KARTUN PADA URAT KABAR KOMPAS (TINJAUAN PRAGMATIK)

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa adalah alat komunikasi untuk menyampaikan gagasan, konsep, dan

BAB I PENDAHULUAN. adalah alat komunikasi, manusia dapat saling memahami satu sama lain sebagai

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN KERANGKA TEORI. dalam penelitian ini. Hasil penelitian yang memiliki kaitan dengan penelitian ini,

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk sosial mutlak memiliki kemampuan untuk dapat

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan kunci utama dalam berkomunikasi. Tanpa bahasa

BAB I PENDAHULUAN. dan juga dapat terhibur dengan humor orang lain. Menurut Wijana (2004: 37)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Linguistik memiliki berbagai cabang disiplin ilmu. Cabang-cabang

BAB VII SIMPULAN DAN SARAN. Tesis ini membahas tentang pelanggaran maksim-maksim prinsip

II. LANDASAN TEORI. Linguistik sebagai ilmu kajian bahasa memiliki berbagai cabang. Cabang-cabang

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu bagian penting dalam interaksi sosial manusia adalah komunikasi

BAB II KAJIAN TEORI. Fraser dalam Irawan (2010:7) mendefinisikan kesopanan adalah property

BAB 1 PENDAHULUAN. Prinsip kerja..., Ratih Suryani, FIB UI, Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. tersebut mempunyai perannya masing-masing, seorang pembicara perannya

DAFTAR ISI. BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian... 31

BAB I PENDAHULUAN. sebagai media penyampaian informasinya. dipergunakan dalam wacana humor. Penggunaan bahasa yang biasa saja

BAB I PENDAHULUAN. kebencian. Benci (a) ialah sangat tidak suka dan kebencian (n) ialah sifat-sifat benci

BAB 2 PRAGMATIK DAN PROGRAM TV BERSAMA ROSSY. Para pakar pragmatik mendefinisikan istilah ini secara berbeda-beda. Yule

I. PENDAHULUAN. universal. Anderson dalam Tarigan (1972:35) juga mengemukakan bahwa salah

BAB 1 PENDAHULUAN. adalah arsip sosial yang menangkap jiwa zaman (zeitgeist) saat itu.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar BelakangPenelitian. Manusia dalam kesehariannya selalu menggunakan bahasa. Dengan bahasa,

PRAGMATIK. Penjelasan. Sistem Bahasa. Dunia bunyi. Dunia makna. Untuk mengkaji pragmatik... Contoh-contoh sapaan tersebut...

I. PENDAHULUAN. komunikasi, melalui bahasa manusia dapat saling berhubungan (berkomunikasi)

KRITIK SOSIAL DALAM HUMOR STAND UP COMEDY EPISODE KITA INDONESIA (KAJIAN PRAGMATIK)

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa berperan penting bagi kehidupan manusia sebagai alat komunikasi, untuk

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sarana bagi manusia untuk dapat berkomunikasi dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ade Nur Eva, 2014 Wujud prinsip kerja sama wacana humor Pada buku watir (kajian pragmatik)

BAB II KAJIAN PUSTAKA

KAJIAN PENYIMPANGAN PRINSIP KERJA SAMA DALAM WACANA HUMOR ON LINE

BAB I PENDAHULUAN. mendalam adalah pragmatik. Pragmatik merupakan ilmu yang mempelajari

PELANGGARAN PRINSIP KERJA SAMA DAN IMPLIKATUR WACANA HUMOR DALAM RUBRIK MESEM SURAT KABAR HARIAN WARTA JATENG

BAB I PENDAHULUAN. penyampaian informasi baik secara lisan maupun tertulis.

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan analisis dan pembahasan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan hasil penelitian sebagai

BAB I PENDAHULUAN. ucap yang bersifat arbiter dan konvensional, yang dipakai sebagai alat komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. makhluk hidup, terutama bagi kehidupan manusia. Setiap manusia akan

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Tindak tutur adalah bagian dari pragmatik yang digagasi oleh Austin

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi, sebab bahasa adalah alat komunikasi yang sangat penting,

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan, mulai dari sarana untuk menyampaikan informasi, memberi perintah, meminta

BAB I PENDAHULUAN. merupakan sebuah hiburan yang garis besarnya untuk menghibur orang lain

BAB I PENDAHULUAN. bersosialisasi mereka membentuk sebuah komunikasi yang bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Berbahasa merupakan aktivitas sosial bagi manusia. Seperti aktivitas

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. bahasa, yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal lain (KBBI,2007:588).

BAB I PENDAHULUAN. Percakapan tersebut melibatkan setidaknya dua orang yakni seorang pembicara

BAB I PENDAHULUAN. Film adalah media komunikasi yang bersifat audio visual untuk

BAB I PENDAHULUAN. situasi tutur. Hal ini sejalan dengan pendapat Yule (2006: 82) yang. menyatakan bahwa tindak tutur adalah tindakan-tindakan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa memiliki peranan penting dalam berkomunikasi yaitu untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Adi Dwi Prasetio, 2015

BAB 5. KESIMPULAN dan SARAN. pemakaiannya. Bahasa juga kerap dijadikan media dalam mengungkapkan

REALISASI MAKSIM PERCAKAPAN DALAM ACARA HITAM PUTIH DI TRANS7

BAB I PENDAHULUAN. untuk bekerja sama, berkomunikasi, dan mengidentifikasikan diri. Bahasa

BAB I PENDAHULUAN. langsung. Hubungan langsung akan terjadi sebuah percakapan antarindividu

BAB I PENDAHULUAN. Naluri manusia untuk mencari kesenangan, kegembiraan, dan hiburan sudah

BAB I PENDAHULUAN. (Wijana, 2011:1). Berdasarkan pengertian tersebut dapat diketahui bahwa peran

BAB I PENDAHULUAN. sosialnya. Manusia berkomunikasi menggunakan bahasa. Bahasa merupakan

I. PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan kebutuhan mendasar bagi manusia. Sebagai makhluk. konvensi (kesepakatan) dari masyarakat pemakai bahasa tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. dalam proses berpikir manusia. Tahap kelanjutan dari proses berpikir

WUJUD HUMOR YANG DITIMBULKAN OLEH PELANGGARAN PRINSIP KERJASAMA DALAM ANIME DANSHI KOUKOUSEI NO NICHIJOU EPISODE 1-6 KARYA YASUNOBU YAMAUCHI JOURNAL

PELANGGARAN PRINSIP KERJA SAMA PADA SINETRON PREMAN PENSIUN. Veria Septianingtias STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung

BAB I PENDAHULUAN. kaidah-kaidah yang mengatur tindakannya, penggunaan bahasanya, dan

ANALISIS PRAGMATIK PELANGGARAN TINDAK TUTUR GURU DI SMA LENTERA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer yang digunakan oleh para

BAB I PENDAHULUAN. bahasa disebut sebagai alat komunikasi terpenting manusia. yang harus ada dalam proses komunikasi, yaitu: (1) pihak yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa sebagai alat komunikasi manusia mempunyai peranan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. interaksi antarpesona dan memelihara hubungan sosial. Tujuan percakapan bukan

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini Indonesia sedang menghadapi pelbagai permasalahan global,

BAB I PENDAHULUAN. dengan orang lain. Mereka saling berinteraksi dengan orang di sekitarnya maupun

PRINSIP KERJA SAMA DALAM BERINTERAKSI DI LINGKUNGAN SMPN 11 KOTA JAMBI Hendri Ristiawan* SMPN 11 Kota Jambi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENGGUNAAN PRINSIP KERJA SAMA DALAM KEGIATAN BERBICARA SISWA KELAS VIII DI MTs. AL-KHAIRIYAH TEGALLINGGAH KECAMATAN SUKASADA

IMPLIKATUR PERCAKAPAN MAHASISWA FAKULTAS SASTRA UNIVERSITAS ANDALAS. Tinjauan Pragmatik. Skripsi

BAB 2 IHWAL PRAGMATIK: PRINSIP KERJA SAMA, KESOPANAN DAN TINDAK TUTUR. Berbicara mengenai maksud tuturan dalam melakukan tugas dari petugas

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa sebagai alat komunikasi yang mempunyai peran penting dalam

PERAN BAHASA INDONESIA SEBAGAI ALAT PEMERSATU DI KALANGAN PEDAGANG PASAR TRADISIONAL MODERN (PTM) KOTA BENGKULU

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Raydinda Nacita Ramadhani, 2015

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Sejak diberlakukannya kurikulum 1984 dalam pembelajaran bahasa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. mengekspresikan tulisanya baik lisan maupun tulisan dengan memanfaatkan

BAB 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Bahasa memiliki peran penting dalam kehidupan manusia. Dengan bahasa

PELANGGARAN PRINSIP KERJASAMA SEBAGAI SARANA PENGUNGKAPAN HUMOR DALAM WACANA LISAN KOMIKA DODIT MUYANTO

BAB I PENDAHULUAN. saling mencintai satu sama lain. Pernikahan adalah hubungan antara pria dan

TUTURAN IKLAN KECANTIKAN PADA MAJALAH KARTINI DALAM KAJIAN PRAGMATIK

BAB I PENDAHULUAN. langsung antar penutur dan mitratutur. Penutur dan mitra tutur berintraksi

BAB I PENDAHULUAN. melawak dan menghindari hal-hal yang menegangkan. Pada dasarnya manusia memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Rapat sudah menjadi bagian dalam kehidupan sehari-hari. Rasanya tidak

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan, harapan, pesan-pesan, dan sebagainya. Bahasa adalah salah satu

BAB I PENDAHULUAN. gejala individual yang bersifat psikologis dan keberlangsungan ditentukan oleh

REALISASI MAKSIM PERCAKAPAN DALAM ACARA HITAM PUTIH DI TRANS7

I. PENDAHULUAN. Bahasa memiliki peran penting bagi kehidupan manusia karena bahasa adalah milik

BAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung. Penggunaan bahasa

Oleh: Wenny Setiyawan Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhamadiyah Purworejo

BAB I PENDAHULUAN. interaksi dan kerjasama dalam kehidupan sehari-hari. Dengan berinteraksi,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KERANGKA TEORI. ini, yang berkaitan dengan: (1) pengertian pragmatik; (2) tindak tutur; (3) klasifikasi

BAB I PENDAHULUAN. manusia satu dengan lainnya. Manusia pasti menggunakan bahasa untuk

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penelitian Sejenis Sebelumnya Penelitian tentang humor mengenai prinsip kerjasama sudah penah dilakukan oleh beberapa peneliti sebelumnya, antara lain Rini Devi Ellytias (2013) mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Dian Nuswantoro yang meneliti tentang Pelanggaran Prinsip Kerjasama Sebagai Penunjang Pengungkapan Humor Dalam Manga Kureyon Shinchan Volume 10 dan Febryan Ariefandi (2015) mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Dian Nuswantoro yang meneliti tentang Tindak Tutur Ilokusi Yang Memberikan Efek Humor Kepada Pembaca Dalam Manga Azumanga Daioh Volume 1. Metode yang digunakan dalam penelitiannya adalah metode deskriptif dan analisis dengan kajian pragmatik. Dalam penelitian Rini Devi Ellytias (2013) membahas tentang pelanggaran maksim serta sebab dari pelanggaran tersebut yang terdapat dalam manga humor kureyon shinchan volume 10. Berdasarkan hasil penelitian dari 15 data berupa tuturan Shinchan didalam manga tersebut, ditemukan bahwa tuturan Shinchan melanggar Prinsip Kerjasama pada Maksim Relevansi, Maksim Kualitas, Maksim Kuantitas, dan Maksim Cara. Tuturan Shinchan yang berjumlah 15 tuturan tersebut merupakan variasi pelanggaran dari beberapa maksim pada Prinsip Kerjasama. Tujuan penelitian yang dilakukan oleh Rini Devi Ellytias adalah untuk mengetahui bagaimana terjadinya humor dari sudut pandang pelanggaran Prinsip Kerjasama serta fungsinya sebagai penunjang humor dalam manga humor Jepang. Dari penelitian yang dilakukan oleh Febryan Ariefandi (2015) membahas tentang tindak tutur ilokusi yang memberikan efek humor kepada pembaca dalam manga Azumanga Daioh Volume 1. Berdasarkan hasil penelitian dari 14 data tersebut ditemukan 5 macam tindak tutur ilokusi yaitu ilokusi asertif, ilokusi direktif, 5

6 ilokusi ekspresif, ilokusi komisif dan ilokusi deklaratif. Selain itu ditemukan juga pelanggaran prinsip kerjasama dalam tuturan tersebut yaitu maksim kualitas, maksim kuantitas, maksim relevansi dan maksim cara. 2.2. Teori Humor 2.2.1 Sense of Humor Humor adalah suatu ungkapan perasaan atas kepekaan suatu kondisi di mana kondisi tersebut dapat mempengaruhi tubuh seseorang sehingga menghasilkan suatu ungkapan perasaan senang pada saat melihat sesuatu yang bersifat menghibur. Menurut Danandjaja (2008:45) humor merupakan suatu ungkapan verbal atau non verbal yang dapat menyebabkan sang pendengar ungkapan tersebut terpengaruh dan membuat mereka yang mendengar ungkapan tersebut menjadi tertarik hingga tertawa. Menurut Hughes (2008:46) kepekaan suatu humor adalah kemampuan setiap individu dalam menertawakan suatu hal yang dianggap menarik atau lucu. Sedangkan kepekaan dalam humor ini dapat menghasilkan suatu perasaan positif dalam diri setiap individu. Sense of humor sendiri dapat dikonsepkan sebagai bentuk a. Perilaku atau kebiasaan seperti sering tertawa, membuat lelucon atau secara spontan menghibur orang lain serta melihat hasil lelucon yang dibuat oleh individu lain. b. Kemampuan membuat lelucon atau hiburan untuk menghibur orang lain, serta terbiasa mengingat suatu lelucon dan lelucon tersebutdapat disampaikan kepada orang lain. c. Sifat tempramen adalah sifat yang ada dalam diri setiap individu yang memiliki perasaan atau jiwa yang senantiasa selalu gembira atau bahagia serta senang melakukan aktifitas yang bersifat mengihibur. d. Respon estetika merupakan suatu kegemaran dalam memilih suatu bahan tertentu yang akan dijadikan lelucon atau humor.

7 e. Sikap yang dimaksud adalah perasaan positif dalam menanggapi berbagai humor yang diterima oleh pendengaran serta selalu menganggap bahwa humor atau lelucon tersebut adalah sebuah hiburan. f. Mekanisme pertahanan adalah suatu tindakan secara prespektif yang dilakukan oleh seseorang ketika menghadapi kesulitan ketika melontarkan suatu humor. Menurut Eysenck dalam buku Ruch (2007:76), mengungkapkan bahwa kepekaan dalam suatu humor dipakai untuk beberapa hal sebagai berikut. a. The comformist sense, adalah bentuk apresiasi pada berbagai materi humor yang memiliki kecenderungan kesamaan antara satu individu dengan individu yang lain. b. The quantitative sense adalah suatu ungkapan yang menunjukkan seberapa sering orang tertawa dan tersenyum dan juga seberapa biasa orang dapat terpengaruh suatu hal yang dapat membuat mereka dapat tertawa karena terhibur. c. The productive sense merupakan hal yang bersifat menekankan kepada orang orang yang telah berusaha membuat cerita cerita lucu atau menceritakan hal yang lucu untuk menghibur orang lain. 2.2.2 Aspek Dalam Humor Menurut Martin (2007:53-54), pada sense of humor terdapat 4 dimensi penting yang dapat mempengaruhi unsur dari humor tersebut yaitu diantaranya sebagai berikut. a. Affiliative Humor yaitu dimensi yang ditunjukkan kepada lingkungan atau pendengar dengan cara menceritakan sesuatu yang lucu atau membuat suatu candaan yang dapat menghibur secara spontan untuk mempererat

8 suatu hubungan serta merenggangkan suatu situasi menegangkan dalam interpersonal. b. Self-enhancing Humor yaitu suatu dimensi yang melibatkan suatu pandangan humoris mengenai hidup. Serta sebuah kencenderungan agar dapat merasa terhibur dengan suatu ketidakpastian hidup ketika menghadapi suatu kemalangan atau stress. c. Aggressive Humor adalah dimensi yang berhubungan dengan bentuk berbagai gaya bahasa seperti berupa sarkasme atau sindiran, ejekan atau cemoohan yang merupakan humor yang bersifat menghina orang lain. d. Self-defeating Humor adalah dimensi yang meliputi berbagai sifat humor seperti humor yang menghina diri sendiri karena keinginan untuk menghibur orang lain dengan keterbatasan diri sendiri. 2.3. PRINSIP KERJA SAMA Wijana (1996:45) menjelaskan bahwa sebagai seorang penutur harus bisa membuat tuturanya menjadi relevan dengan konteks yang sesuai situasi. Tuturan tersebut harus jelas dan dapat dipahami serta isi dari tuturan tersebut padat dan ringkas. Hal ini dilakukan karena agar penutur selalu fokus dengan apa yang dibicarakan dan tidak membuang buang waktu. Selain itu agar tuturannya dapat diterima baik oleh lawan bicara, maka si penutur harus selalu memperhatikan beberapa faktor pragmatik yang terdapat dalam tuturanya atau mungkin yang terlibat di dalam proses komunikasi yang sedang dilakukan. (Wijana, 2004:54) Ada beberapa aspek yang harus diperhatikan oleh penutur dan lawan tutur dalam melakukan komunikasi yaitu aspek prinsip kerjasama, prinsip kesopanan dan parameter pragmatik. Pada penelitian ini, penulis lebih mengulas pada prinsip kerjasama. Hal ini disebabkan karena penulis melakukan penelitian pada komik yang mengandung unsur perlanggaran prinsip kerjasama.

9 Dalam prinsip kerjasama, terdapat 4 maksim yang digunakan dalam meneliti suatu ujaran. Menurut Grice (1975: 45-47) menyatakan bahwa sebuah ujaran yang lazim terjadi jika di antara penutur dan lawan tutur mematuh peraturan dalam prinsip kerjasama ketika berkomunikasi. 4 maksim yang terdapat dalam prinsip kerjasama adalah : a. Maksim kuantitas (maxim of quantity) Dalam maksim kuantitas, ujaran yang dihasilkan oleh penutur harus memberikan informasi yang diperlukan atau yang dibutuhkan saja. Penutur tidak perlu memberikan ujaran atau penjelasan lebih dari informasi yang dibutuhkan oleh lawan tutur. Pada maksim ini, penutur lebih ditekankan untuk memberikan informasi yang secukupnya. Sepeti pada contoh pada kalimat berikut ini. i. Orang tuli itu ternyata petugas kebersihan. ii. Orang yang tidak dapat mendengar itu ternyata adalah petugas kebersihan. Pada contoh kalimat (i) penutur menjelaskan dengan singkat informasi mengenai kondisi dari petugas kebersihan tersebut. Karena pada kalimat (i) dianggap lebih efektif serta mengandung nilai kebenaran. Sedangkan pada kalimat (ii) penutur menjabarkan kondisi dari petugas kebersihan tersebut dengan kalimat yang terlalu panjang yang tidak perlu. Pada kalimat (ii) dianggap tidak efisien karena penjelasannya terlalu panjang. b. Maksim kualitas (maxim of quality) Pada maksim kualitas ini penutur diharuskan memberikan informasi yang benar. Maksud dari benar ini adalah bahwa baik dari pihak penutur maupun lawan tutur harus memberikan pernyataan benar dan tidak menganggap peryataan itu salah. Dalam setiap percakapan, diharuskan hasil percakapan itu didukung oleh bukti yang memadai. Jika dalam percakapan penutur tidak menyertakan bukti yang mendukung, maka kemungkinan ada alasan tertentu yang menjadi dasar percakapan. Berikut ini contoh percakapan yang menggunakan maxim kualitas.

10 A: Ada berapa berapa sila dalam Pancasila? B: Menurut buku Undang Undang Dasar 1945, ada 5 sila yang tertulis dalam buku tersebut. Dalam percakapan di atas, B memberikan jawaban yang kongkrit dengan menyertakan bukti. Bukti dalam percakapan di atas adalah buku Undang Undang 1945. c. Maksim relevansi (maxim of relevance) Pada maksim ini, penutur diharuskan memberikan kontribusi tuturan yang relevan dengan masalah yang sedang menjadi topik pembicaraan. Berikut ini merupakan contoh kalimat percakapan yang menggunakan maksim relevan. A : Teleponnya berbunyi! B : Aku sedang mandi. Pada saat A mengatakan pada B bahwa telepon rumah berbunyi, maka si A berharap bahwa B yang akan menjawab telepon tersebut. Namun B memberikan penolakan dengan mengatakan bahwa ia sedang melakukan aktivitas yaitu mandi. Dengan mengatakan alasan tersebut, B berharap A yang dapat menjawab telepon tersebut. Maka dari itu, dapat disimpulkan bahwa keterkaitan antara penutur dan lawan tutur tidak selalu terdapat pada makna pada ucapannya. Tetapi bisa juga terletak pada apa yang diimplikasikan dari ucapan itu. d. Maksim cara (maxim of manner) Dengan maksim ini, para peserta pertuturan diharapkan untuk berbicara secara langsung, tidak kabur, tidak ambigu dan tidak berlebih-lebihan serta runtut. Dalam wacana tuturan sehari-hari sering dapat dijumpai seorang penutur yang dengan sengaja tidak mengindahkan maksim ini, seperti yang terlihat pada dialog yang diambil dari Parker (1986) di bawah ini:

11 A: Mas aslinya mana? B: Saya aslinya Purworejo, Mbak. A: Aduh, mas ini GR banget. Maksud saya, KTP asli saya mana? Dialog tersebut sering terjadi ketika (A) sedang memfotokopi KTP di sebuah tempat fotokopi di Jogja. Setelah KTP selesai difotokopi, (A) bermaksud meminta KTP yang asli dengan mengatakan Mas, aslinya mana? dan ternyata ditafsirkan keliru oleh (B) karena dia menyangka bahwa (A) menanyakan asal-usul dia. Tuturan yang bersifat taksa seperti ini sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari dan dapat membuat malu bagi pihak yang salah menafsirkan sebuah tuturan. Oleh karena itu, seyogyanya para peserta tutur menyadari bahwa hanya dengan memberikan kontribusi yang kooperatif maka sebuah komunikasi dapat berjalan dengan wajar.