TERITORI RUANG PADA RUMAH PRODUKTIF BATIK DI KAUMAN, PEKALONGAN JAWA TENGAH

dokumen-dokumen yang mirip
IDENTIFIKASI POLA TATA RUANG RUMAH PRODUKTIF BATIK DI LASEM, JAWA TENGAH

PERUBAHAN POLA RUANG DALAM PADA HOME INDUSTRY SARUNG TENUN SAMARINDA DI KECAMATAN SAMARINDA SEBERANG

SUMBU POLA RUANG DALAM RUMAH TINGGAL DI KAWASAN PECINAN KOTA BATU

Morfologi Spasial Hunian di Desa Wisata Sendangduwur Kabupaten Lamongan

Renny Melina. dan bersosialisasi antara keluarga dapat terganggu dengan adanya kehadiran pekerja dan kegiatan bekerja di dalamnya.

Konsep Desain Partisi Dengan Sistem Modular Untuk Hunian Dengan Lahan Terbatas Di Surabaya

PENERAPAN KONSEP HIJAB PADA RUMAH TINGGAL PERKOTAAN

Sirkulasi Bangunan Rumah Tinggal Kampung Kauman Kota Malang

POLA RUANG DALAM RUMAH PANGGONG DI KAMPUNG BONTANG KUALA

Abstrak Indonesia merupakan negara kepulauan yang mempunyai berbagai kekayaan

GENDER DALAM TERITORI

POLA LETAK STRUKTUR PONDASI PADA RUMAH LAMA PEKANBARU

Perubahan Pola Tata Ruang Unit Hunian pada Rusunawa Bayuangga di Kota Probolinggo

KARAKTER SPASIAL BANGUNAN KOLONIAL RUMAH DINAS BAKORWIL KOTA MADIUN

TATA LETAK RUANG HUNIAN-USAHA PADA RUMAH LAMA MILIK PENGUSAHA BATIK KALANGBRET TULUNGAGUNG

Penerapan Konsep Defensible Space Pada Hunian Vertikal

Pola Aktivitas Pada Ruang Publik Taman Trunojoyo Malang

Simposium Nasional Teknologi Terapan(SNTT) PENGARUH POLA TATA RUANG RUMAH DERET TERHADAP KUANTITAS PENGGUNAAN RUANG

BAB VI KESIMPULAN 6.1 Kesimpulan

POLA PERMUKIMAN RUMAH BERLABUH MASYARAKAT SERUI ANSUS DI KOTA SORONG

KAJIAN PENERAPAN PROSES SOSIAL DALAM ARSITEKTUR. (Study Kasus Starbucks Focal Point Medan) SKRIPSI OLEH : DESTIA FARAHDINA

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. Jakarta, seperti yang telah kita ketahui, merupakan kota dengan populasi

BAB I PENDAHULUAN. 1981). Kondisi dualistik pada kawasan perkotaan di gambarkan dengan adanya

Perubahan Konsep Dapur Hunian Akibat Kebutuhan Pengguna pada Perumahan (Studi Kasus: Perumahan Vila Bukit Tidar Malang)

PEREMAJAAN PEMUKIMAN KAMPUNG PULO DENGAN PENDEKATAN PERILAKU URBAN KAMPUNG

ADAPTASI SPASIAL PENGHUNI RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA DABAG SLEMAN YOGYAKARTA

BAB III METODE PERANCANGAN. kualitatif. Dimana dalam melakukan analisisnya, yaitu dengan menggunakan konteks

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PREFERENSI BERMUKIM DI KAWASAN KP. SUSUK MEDAN 1 (Studi Kasus : Perumahan Classic Residence)

BAB VII KESIMPULAN 7.1. Ringkasan Temuan

BAB V PENUTUP. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa masuknya kebudayaan baru dan

FASILITAS PERNIKAHAN ADAT BATAK TOBA DI BEKASI DENGAN PENEKANAN DESAIN VERNAKULAR

Peranan Ibu Rumah Tangga Terhadap Terciptanya Ruang Publik Di Kawasan Padat Penduduk Pattingalloang Makassar

POLA PENGEMBANGAN RUMAH DI KAMPUNG KOTA DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA

PENGATURAN PRIVASI DALAM DESAIN RUMAH SEDERHANA

Makna Ruang Rumah Berlabuh Masyarakat Serui Ansus di Kota Sorong

Minggu 2 STUDI BANDING

Dinamika Ruang Arsitektur pada Permukiman Migran Madura di Kelurahan Kotalama Malang

Butulan sebagai Ruang Harmoni dan Keselarasan pada Arsitektur di Laweyan Surakarta

BAB III METODE PERANCANGAN. ingin dibuat sebelum kita membuatnya, berkali-kali sehingga memungkinkan kita

BAB 4 PENDEKATAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

ABSTRAK. Kata kunci : aksesibilitas, kenyamanan spasial, area publik, pengunjung.

GERAK DAN POLA SOSIALISASI MANUSIA DI DALAM RUANG UNTUK MELINDUNGI TERITORIAL LINGKUNGANNYA

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

TATA RUANG RUMAH DINAS TNI AL BERDASARKAN PRIVASI PENGHUNINYA (Studi kasus Perumahan Dinas Kompleks TNI AL Gedangan Sidoarjo)

Ciri Khas Arsitektur Tradisional Pada Rumah Warga di Kecamatan Brangsong Kabupaten Kendal

Aksesbilitas Lansia di Panti Werdha Hargodedali Surabaya

Teritorialitas Masyarakat Perumahan Menengah ke Bawah

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan lingkungannya yang baru.

BAB III TINJAUAN KHUSUS

BAB VII KESIMPULAN, SARAN DAN KONTRIBUSI TEORI

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

Ruang Personal Pemustaka di Ruang Baca Perpustakaan Umum Kota Malang

KRITERIA KEPUASAN PENGHUNI HUNIAN SEWA (RUMAH KOST) MAHASISWA DI SEKITAR KAWASAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA SKRIPSI OLEH SUSI ERMADANI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Keterikatan Pekarangan terhadap Ruang Dalam berdasarkan Atribut Privasi pada Kawasan Hunian Jeron Beteng Kraton Yogyakarta

ANALISIS SITE LAHAN/TAPAK RELATIF DATAR

PENGGUNAAN RUANG PADA USAHA BATIK TULIS DI KAMPUNG BATIK JETIS SIDOARJO

EVALUASI PENYEDIAAN FASILITAS RUMAH SUSUN (Studi Kasus Rumah Susun Warugunung dan Rumah Susun Penjaringansari I di Kota Surabaya)

DISERTASI. Oleh: Etty Retnowati Kridarso Promotor: Prof. Dr-Ing. Ir. Uras Siahaan, Lic.rer. reg.

Analisis Ketersediaan Dan Kebutuhan Ruang Terbuka Hijau Pada Kawasan Pusat Pelayanan Kota (Studi Kasus Kecamatan Palu Timur, Kota Palu)

Fasilitas Aksesibilitas Penyandang Disabilitas Tunadaksa di Stasiun KA Kota Baru Malang

BAB I PENDAHULUAN. pemukiman kumuh di kota yang padat penduduk atau dikenal dengan istilah urban

Perkuatan Struktur pada Revitalisasi Bangunan Cagar Budaya Kasus Studi: Toko Dynasti, Jalan AM Sangaji Yogyakarta

KAJIAN SIMBOL PADA ARSITEKTUR RUMAH TRADISIONAL KARO DI DESA LINGGA KABUPATEN KARO SKRIPSI OLEH KHAIRINA QISTHIA ( )

CITY HOTEL BINTANG 3 DI PEKALONGAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Pengertian Judul MONUMEN BATIK SOLO Monumen Batik : Solo :

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN REVITALISASI DAN KONSERVASI BANGUNAN BERSEJARAH KAWASAN KOTA LAMA DI KOTA SEMARANG

18 HOME LIVING desember 2013

Teritori pada Rumah Tradisional Mandar, di Desa Napo, Kecamatan Limboro, Kabupaten Polewali Mandar

RANCANGAN DISTRIBUSI PRODUK ROTI SISIR DENGAN ACUAN ISO 22000

KAJIAN PERILAKU DAN TERITORI PADA SELASAR BIOSKOP EMPIRE XXI YOGYAKARTA

PENATAAN INTERIOR UNIT HUNIAN RUMAH SUSUN SEWA SURABAYA SEBAGAI HASIL DARI PROSES ADAPTASI BERDASARKAN PERILAKU PENGHUNI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Proyek. Kudus dikenal sebagai kota penghasil rokok (kretek)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAGIAN 1 PENDAHULUAN

Sekolah Fotografi di Kota Malang Dengan Pendekatan Analisa Space Syntax

Penerapan Tema Cablak pada Rancangan Rumah Budaya Betawi

PUSAT PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA AGRO PAGILARAN BATANG JAWA TENGAH Dengan Tema Ekowisata

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

TESIS RA MODEL PERUMAHAN PRODUKTIF OLAHAN HASIL LAUT: SINERGI RUANG DOMESTIK DAN RUANG PRODUKSI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR CITY HOTEL DI BENTENG VASTENBURG SURABAYA

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia disamping kebutuhan sandang dan pangan. Dikatakan sebagai

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

TIPE SETTING TERITORI TERAS AKIBAT AKTIVITAS TAMBAHAN PENGHUNI DI PERMUKIMAN PESISIR SUNGAI KAPUAS

PERANCANGAN GEREJA GPdI JEMAAT HOSANA JL. CIBANGKONG NO.6, BANDUNG

ASPEK-ASPEK ARSITEKTUR BENTUK DAN RUANG.

Ruang Favorit dalam Rumah

POLA RUANG DALAM BANUA TONGKONAN DAN BANUA BARUNG- BARUNG DI DUSUN TONGA, KELURAHAN PANTA'NAKAN LOLO, TORAJA UTARA

TERITORI RUANG PUBLIK PERKOTAAN STUDI KASUS KOTA SEMARANG, SURAKARTA DAN YOGYAKARTA

BAB IV: KONSEP PERANCANGAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

TERBENTUKNYA RUANG BERSAMA OLEH LANSIA BERDASARKAN INTERAKSI SOSIAL DAN POLA PENGGUNAANNYA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

TATA RUANG DALAM RUMAH SEDERHANA T-54 PERUMAHAN KEDUNG BADAK BARU BOGOR DITINJAU DARI PENCAHAYAAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BADAN PERTANAHAN NASIONAL KABUPATEN SLEMAN Tugas Akhir 126 Arsitektur Undip BAB I PENDAHULUAN

Transkripsi:

TERITORI RUANG PADA RUMAH PRODUKTIF BATIK DI KAUMAN, PEKALONGAN JAWA TENGAH Space Territory of Batik Productive House in Kauman, Pekalongan - Central Java Etty. R. Kridarso 1 1 Dosen Biasa Jurusan Arsitektur FTSP Universitas Trisakti ettykridarso@gmail.com, etty.k@trisakti.ac.id INFORMASI ARTIKEL Kata kunci: Teritori ruang, Rumah produktif Batik, kauman- Pekalongan.. Abstrak Rumah merupakan kebutuhan dasar manusia yang mempunyai beberapa fungsi. Salah satu fungsi yang umum dapat dilihat adalah rumah yang selain berfungsi sebagai tempat tinggal, berfungsi juga sebagai tempat mencari nafkah. Rumah yang demikian disebut sebagai rumah produktif. Rumah produktif batik adalah rumah yang digunakan untuk mencari nafkah dengan produk khusus berupa batik. Kota Pekalongan di Jawa Tengah yang terkenal dengan produk batiknya, mempunyai suatu daerah yang ditetapkan sebagai Kampung Batik, yaitu daerah yang disebut sebagai Kauman. Penghuni pada rumah produktif mempunyai cara tersendiri dalam menyikapi ruangnya, khususnya yang digunakan untuk aktivitas berhuni dan bekerja. Melalui data yang diperoleh serta metode kualitatif dapat dideskripsikan makna ruang teritori pada rumah produktif di Kauman Pekalongan, yaitu ruang teritorial penghuni bersifat fleksibel, dimana ruang yang bersifat publik sampai dengan ruang yang bersifat semi privat dapat diakses oleh penghuni ataupun orang lain (karyawan atau konsumen) dengan terbuka tanpa rasa khawatir. Kata kunci : teritori ruang, rumah produktif batik, Kauman- Pekalongan. Abstract Home is a basic human need that has several functions. One of the common functions can be seen is a house that in addition to functioning as a residence, serves also as a place to earn a living. Such a house is called a productive house. Batik productive house is a house used to earn a living with special products in the form of batik. The city of Pekalongan in Central Java, known for its batik products, has an area designated as Kampung Batik, an area known as Kauman. The inhabitants of the productive house have their own way of addressing the space, especially those used for occupational and work activities. Through the data obtained and qualitative methods can be described the meaning of territory space in a productive house in Kauman Pekalongan, the territorial space of the residents is flexible, where the public space up to semi-private space can be accessed by residents or others (employees or consumers) openly with no worries. Keywords: space territory, productive house of batik, Kauman- Pekalongan 2018 99

PENDAHULUAN Jumlah penduduk di Indonesia menurut Data dari Badan Pusat Statistik, pada tahun 2016 mencapai sekitar 260 juta jiwa, dimana usia produktif berjumlah 70 %. Usia produktif yang mendapat kesempatan untuk bekerja sebagai pegawai negeri sipil (PNS) berjumlah 4,5 juta, selebihnya usia produktif bekerja di sektor swasta baik sebagai karyawan ataupun usaha secara mandiri. Usaha secara mandiri, tentunya memerlukan suatu tempat, salah satu tempat yang dapat digunakan untuk melaksanakan usaha mandiri adalah rumah. Rumah merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia selain sandang dan pangan. Rumah terbentuk dari tatanan ruang-ruang. Adapun tatanan ruang dari setiap rumah mempunyai kekhasan sesuai dengan keadaan penghuninya. Ruang-ruang yang tertata pada rumah mempunyai fungsi; secara keseluruhan, ada beberapa macam, salah satunya adalah rumah berfungsi sebagai tempat untuk melakukan kegiatan mencari nafkah atau dapat disebut rumah sebagai tempat usaha, selanjutnya disebut sebagai rumah produktif. Rumah Produktif merupakan rumah yang digunakan untuk melakukan usaha/bekerja; dimana sesuai dengan jenisnya, maka rumah terdiri dari beberapa ruangan dengan fungsi ruang yang berbeda. Sesuai dengan fungsinya, maka setiap ruang akan digunakan oleh orang yang merasa berkepentingan, misalnya teras digunakan sebagai ruang peralihan antara ruang luar dengan ruang dalam dan digunakan juga untuk menerima tamu. Ruang tamu selain digunakan untuk menerima tamu, digunakan juga sebagai ruang untuk memamerkan barang yang diproduksi/dijual, sehingga ruang ini dapat diakses oleh orang lain selain penghuni. Ruangruang pada rumah tidak semuanya dapat leluasa diakses oleh orang, hal ini disebut sebagai teritori ruang yang membentuk sifat ruang. Pekalongan sebagai salah satu kota di pantai utara Jawa Tengah, terletak diantara kota Cirebon dan kota Semarang, yaitu 134 kilometer dari Cirebon dan 110 kilometer dari Semarang. Kota Pekalongan mempunyai sebutan sebagai Kota Batik dengan Kampung Kauman yang ditetapkan sebagai Kampung Wisata Batik. Rumah-rumah di Kauman beberapa digunakan dengan dua fungsi, yaitu sebagai tempat berhuni dan sebagai tempat usaha (rumah produktif) Pengamatan mengenai teritori ruang pada rumah produktif batik di Pekalongan menggunakan metode kualitatif, dimana data diperoleh melalui rekaman visual, wawancara dan data sekunder dari beberapa literatur. Hasil analisis dideskripsikan bahwa ruang tidur merupakan ruang dengan teritorial yang sangat tinggi, sehingga hanya dapat diakses oleh orang yang menghuni rumah, sedangkan ruang tamu, ruang keluarga teritorial yang fleksibel sehingga dapat diakses oleh orang lain selain penghuni rumah, khususnya tamu ataupun pekerja. METODE Penilaian teritorial ruang pada rumah produktif batik di Pekalongan menggunakan metode kualitatif. Penggunaan metode kualitatif didasari pada pemahaman bahwa pengamatan yang dilakukan menitik beratkan pada proses, peristiwa dan otentisitas. Data primer diperoleh dengan membuat rekaman visual, berupa foto dan pengukuran rumah produktif serta pengamatan pada aktivitas keseharian yang dilakukan dirumah produktif. Hasil foto dan pengukuran dikompilasi menjadi sebuah denah. Data sekunder diperoleh dari beberapa literatur serta dari pencarian melalui internet (jurnal, makalah, prosiding). Data sekunder dikompilasi sehingga menghasilkan suatu rangkaian pemahaman mengenai rumah produktif dan teritori. Selanjutnya dilakukan analisa secara kualitatif dimana berdasarkan kompilasi teori, obyek pengamatan dinilai teritori ruangnya. Bagian akhir adalah menyimpulkan dan mendeskripsikan hasil pengamatan. HASIL DAN PEMBAHASAN Beberapa definisi mengenai rumah adalah sebagai berikut : Rumah merupakan hak azazi dari setiap manusia (UU no 1 tahun 2011); Rumah bukan merupakan produk sekali jadi, tetapi rumah terus berproses sesuai dengan kondisi penghuninya (Turner dalam Silas, Johan:2000); Rumah merupakan bentuk gejala lokal sesuai dengan budaya (Rapoport: 1969). Selanjutnya menurut Johan Silas, rumah mempunyai fungsi yang multi dimensi, yaitu sebagai tempat berhuni,sebagai tempat untuk mengembangkan, sebagai aset yang mempunyai nilai ekonomi dan non ekonomi dan sebagai tempat untuk mencari nafkah/bekerja. Rumah dengan fungsi sebagai tempat berhuni dan sebagai tempat untuk mencari nafkah/bekerjadisebut sebagai rumah produktif. Rumah produktif dapat dikelompokkan menjadi 3 (tiga) yaitu : rumah produktif campuran (dimana bagian berhuni dan bekerja mempunyai pintu yang sama sehingga ruang berhuni bercampur dengan ruang bekerja); rumah 100

produktif berimbang (dimana bagian berhuni dan bekerja menempati satu lahan yang sama tetapi masing-masing mempunyai akses yang berbeda); rumah produktif terpisah (bagian berhuni dan bekerja menempati lahan yang berbeda). Ruang merupakan lingkungan binaan terkecil. Rumah merupakan kumpulan ruang yang ditata sesuai dengan kondisi sosial budaya penghuninya. Penyusunan ruang atau organisasi ruang pada rumah mengacu pada fungsi yang disandangnya. Pencapaian antar ruang, membentuk suatu jalur sirkulasi yang akan membagi ruang menjadi zona ruang. Rumah pada umumnya dibagi menjadi beberapa zona ruang, antara lain zona publik (direpresentasikan oleh ruang teras dibagian depan rumah), zona semi publik (direpresentasikan oleh ruang tamu), zona semi privat (direpresentasikan oleh ruang keluarga), zona privat (direpresentasikan oleh ruang tidur) dan zona servis (direpresentasikan oleh ruang dapur, garasi). Penamaan zona publik sampai dengan zona privat, didasari oleh teritori dari ruang-ruang tersebut, semakin beragam yang dapat mengakses ruang, teritori dapat dinyatakan sebagai teritori terbuka, berikutnya teritori terbatas dan teritori tertutup. ruang tersebut dapat diakses oleh orang lain selain penghuni. Gambar 2, rumah produktif batik Falma, merupakan rumah produktif tipe campuran yang dimiliki oleh orang pribumi; sama dengan rumah produktif batik Faza. Rumah produktif batik Falma mempunyai zona ruang berhuni, zona ruang bekerja dan zona yang digunakan untuk berhuni dan bekerja. Adapun zona bersama yang digunakan untuk berhuni dan bekerja adalah ruang tamu dan ruang keluarga, dengan demikian kedua ruang tersebut dapat diakses oleh orang lain selain penghuni. Ciri dari teritori adalah sebagai berikut (Hadinugroho, Dwi Lindarto; 2002): (1). Teritori membuat daerah ruang sebagai yang ditempati. (2). Teritori dimiliki, dikuasai atau dikendalikan oleh satu individu atau sekelompok manusia. (3). Teritori memuaskan beberapa kebutuhan atau dorongan, seperti status. (4). Teritori ditandai secara nyata atau secara simbolik. (5). Teritori punya unsur kepemilikan yang cenderung harus dipertahankan atau setidaknya akan menimbulkan perasaan tidak nyaman bila teritorinya terlanggar oleh orang lain. Berdasar pada penamaan zona ruang serta ciri teritori, maka rumah produktif di Kauman Pekalongan diidentifikasi sebagai berikut : Gambar 1, rumah produktif batik Faza, merupakan rumah produktif tipe campuran yangdimiliki oleh orang pribumi; mempunyai zona ruang berhuni, zona ruang bekerja dan zona yang digunakan untuk berhuni dan bekerja. Adapun zona bersama yang digunakan untuk berhuni dan bekerja adalah ruang tamu dan ruang keluarga, dengan demikian kedua 101

Gambar 1 Pola Tata Ruang Batik Faza, Kauman Pekalongan Sumber : Kridarso, Etty Retnowati 2017 102

Gambar 2. Pola tata ruang Batik Falma, Kauman Pekalongan Sumber : Kridarso, Etty Retnowati 2017 103

KESIMPULAN Rumah produktif batik di Kauman Pekalongan mempunyai zona ruang privat, dalam hal ini direpresentasikan oleh ruang tidur, ruang sholat, dapur; zona semi privat yang direpresentasikan oleh ruang bekerja karena hanya bisa diakses oleh karyawan dan pemilik rumah; zona ruang publik yang direpresentasikan oleh ruang tamu dan ruang keluarga karena bisa diakses oleh pemilik rumah, karyawan dan tamu/pembeli. Berdasarkan zona ruang, maka teritorinya dapat disimpulkan bahwa zona berhuni yang bersifat privat merupakan teritori ruang yang ditempati khusus oleh penghuni, ditandai secara simbolik dengan penataan perabot atau dapat disebut sebagai teritori tertutup; zona bekerja yang bersifat semi publik merupakan teritori ruang yang digunakan oleh penghuni dan pekerja ditandai secara nyata dalam batasan ruang atau dapat disebut sebagai teritori terbatas; zona bersama (berhuni dan bekerja) bersifat publik merupakan teritori yang dapat diakses oleh penghuni, karyawan dan tamu atau disebut sebagai teritori terbuka. DAFTAR PUSTAKA 1. Kridarso, Etty Retnowati (2017) Relasi antara Karakter Etnisitas Penghuni dengan Pola Tata Ruang Rumah Produktif Batik di Pekalongan, Disertasi - Universitas Katolik Parahyangan, Bandung 2. Rapoport Amos. (1969) ; House Form and Culture ; Prentice Hall, Engelwood Cliffs ; New York. 3. Silas, Johan dan Rekan, (2000); Rumah Produktif, Dalam Dimensi Tradisional Dan Pemberdayaan; UPT ITS - Surabaya. 4. Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Alfabeta - Bandung 5. Widayati, Naniek.( 2004); Settlement of Batik Entrepreneurs in Surakarta; GajahMada University Press - Jogyakarta. 6. Somantri, Gumilar Rusliwa - Jurnal MAKARA, SOSIAL HUMANIORA, VOL. 9, NO. 2, DESEMBER 2005 7. Undang-undang nomor 1 tahun 2011 8. Haryadi, B Setiawan (2004) Arsitektur, Lingkungan dan Perilaku; Pengantar ke Teori, Metodologi dan Aplikasi, GajahMada University Press, Jogyakarta. 9. Hadinugroho, Dwi Lindarto (2002), Ruang dan Perilaku, suatu Kajian Arsitektural, Fakultas Teknik Jurusan Arsitektur, Universitas Sumatra Utara, USU digital library 10. https://www.bps.go.id/ 11. eprints.ums.ac.id/25861/2/bab_i.pdf 104