BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Persoalan kenakalan remaja di negara kita beberapa tahun belakangan ini telah memasuki titik kritis. Selain frekuensi dan intensitasnya terus meningkat, kenakalan remaja saat ini sudah mengarah pada perbuatan yang melanggar norma, hukum, dan agama. Masalah kenakalan remaja tumbuh, berkembang dan membawa akibat-akibat tersendiri sepanjang masa yang sulit untuk dicari ujung pangkalnya. Betapa sering kita sekarang ini dikejutkan oleh berita-berita kenakalan remaja melalui media massa, cetak maupun elektronik yang sudah kelewat batas. Banyak remaja yang memiliki kebiasaan buruk seperti merokok, minum-minuman keras, berjudi, berkelahi, membuat keonaran, merusak serta melakukan seks bebas dan mengkonsumsi narkoba (Indraprasti dan Rachmawati, 2008). Indraprasti dan Rachmawati (2008) mengemukakan bahwa salah satu bentuk kenakalan remaja adalah penyalahgunaan alkohol. Hawari (2007) menyatakan bahwa mabuk-mabukan sebagai perilaku menyimpang yang merupakan gambaran dari kepribadian antisosial atau gangguan tingkah laku pada remaja. Hal ini disebabkan karena anggapan dan cara pandang remaja yang longgar tentang suatu bentuk kenakalan akan membuat mereka cenderung melakukan kenakalan yang salah satunya adalah penyalahgunaan alkohol. Penelitian yang dilakukan pula oleh Farihat (2009) yang meneliti tentang proses penggunaan alkohol pada remaja putri. Berdasarkan penelitian ini diketahui bahwa proses pengenalan alkohol ini disebabkan karena cobacoba dan rasa ingin tahu serta untuk menunjukkan rasa solidaritas antar teman yang memberikan minuman beralkohol tersebut. Penelitian lain dilakukan oleh Indraprasti dan Rachmawati (2008) yang meneliti tentang hubungan antara kontrol diri dengan perilaku minum-minuman keras pada remaja laki-laki. 1
2 Penelitian ini ditemukan bahwa kontrol diri menjadi perisai utama bagi remaja putra untuk tidak terlibat dalam penggunaan alkohol. Temuan di atas ini belum termasuk banyaknya temuan-temuan yang lain. Perkembangan remaja saat ini dalam menyikapi berbagai masalah, sangat memungkinkan jumlah yang sebenarnya jauh lebih besar, di mana umumnya penggunaan narkoba atau minuman keras oleh remaja dilakukan sembunyisembunyi. Pendapat ini mendasarkan pada fenomena gunung es, di mana hanya sedikit fenomena yang tampak dan dapat diamati di permukaan, namun sesungguhnya terjadi lebih banyak dari yang tampak. Hal ini berarti bahwa kondisi penyalahgunaan minuman keras pada remaja sudah berada pada taraf yang sangat mengkhawatirkan (Apriansyah, 2008). Alkohol merupakan zat psikoaktif yang bersifat adiksi atau adiktif. Zat psikoaktif adalah golongan zat yang bekerja secara selektif, terutama pada otak, sehingga dapat menimbulkan perubahan pada perilaku, emosi, kognitif, persepsi dan kesadaran seseorang dan lain-lain. Sedangkan adiksi atau adiktif adalah suatu bahan atau zat yang apabila digunakan dapat menimbulkan kecanduan atau ketergantungan (Apriansyah, 2008). Penyalahgunaan alkohol atau minuman keras saat ini merupakan permasalahan yang cukup berkembang di dunia remaja dan menunjukkan kecenderungan yang meningkat dari tahun ketahun, yang akibatnya dirasakan dalam bentuk kenakalan-kenakalan, perkelahian, munculnya geng-geng remaja, perbuatan asusila, dan maraknya premanisme pada kalangan remaja (Apriansyah, 2008). Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Tengah diperkirakan sekitar 25% remaja telah menggunakan minuman keras. Kebiasaan minum-minuman keras ini terjadi pada remaja yang berusia sekitar 15-25 tahun, dengan berbagai macam faktor pendorongnya dimulai dari cobacoba, karena solidaritas terhadap teman, sebagai pencarian identitas diri, atau pun sebagai bentuk pelarian diri dari masalah yang dihadapi (Dinkes Propinsi Jateng, 2010). Penelitian yang dilakukan oleh Firdah (2009), yang meneliti tentang kebermaknaan hidup remaja pengkonsumsi minuman keras diketahui bahwa
3 pada dasarnya remaja pengkonsumsi minuman keras memiliki makna dimasa depan. Mereka berkeinginan untuk memaknai hidup dan melakukan usahausaha untuk pencapaian makna tersebut. Makna hidup bagi mereka bersumber pada nilai akademik yang memuaskan sehingga dapat membahagiakan dirinya dan juga orang-orang yang disayanginya. Namun kurangnya kontrol hidup membuat mereka mudah melakukan hal-hal yang diperintahkan oleh orang lain. Sehingga berakibat mereka mengalami kevakuman eksistensi, yaitu tidak mengetahui apa-apa saja yang harus dilakukan untuk pemenuhan akan makna hidup tersebut, yang kemudian membawa mereka pada kegiatan yang tidak produktif seperti kegiatan konsumsi minuman keras. Penelitian yang dilakukan oleh Budianto (2010) yang meneliti tentan pola perilaku remaja mengkonsumsi minuman keras di Desa Ngaliyan, Kelurahan Lalung, Kabupaten Karanganyar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa remaja di Desa Ngaliyan dalam melakukan tindakan mengkonsumsi minuman keras memiliki alasan yang melatarbelakanginya, yaitu: alasan pribadi, dan kondisi situasi sosial ekonomi dimana remaja tinggal dan melakukan aktivitas. Dampak dari mengkonsumsi minuman keras dapat dibedakan menjadi dua. Pertama, timbulnya masalah pada kesehatan remaja yang mengkonsumsi minuman tersebut mengalami perubahan fisik, yaitu: bagian perut membuncit, sementara tubuh mereka tidak mengalami kegemukan, remaja yang sering mengkonsumsi minuman keras akan mengalami peradangan pada lambung, juga mengganggu metabolisme tubuh. Kedua, berdampak pada timbulnya masalah sosial dimasyarakat yaitu: terjadinya tindakan kriminal dalam masyarakat, yaitu: pencurian, memicu perkelahian, membuat keributan dimalam hari mereka selalu berteriak-teriak, bernyanyi-nyayi, ngomyang atau berbicara tidak beraturan, mereka juga mengganggu pengguna jalan yang kebetulan sedang lewat dan muntah disembarang tempat. Penyalahgunaan minuman keras pada remaja tidak terlepas dari masa perkembangan remaja sendiri. Perkembangan masa remaja mempunyai arti yang sangat khusus, namun masa remaja juga mempunyai tempat yang tidak
4 jelas di dalam rangkaian proses perkembangan seorang manusia. Pada masa tersebut, remaja belum mampu untuk mengendalikan fungsi fisik maupun psikologisnya. Perubahan-perubahan yang terjadi sebagai bentuk perkembangan remaja, baik berupa fisik maupun psikologis seringkali menimbulkan masalah bagi diri remaja. Remaja dalam proses perkembangannya biasanya menghadapi masalah sosial dan biologis. Sa bah (dalam Prasetyo, 2006) menambahkan bahwa meningkatnya tekanan kehidupan individu remaja menjadi pemicu untuk melakukan perilaku minum minuman keras sebagai salah satu pelarian. Tekanan ekternal merupakan salah satu penyebab utama remaja melakukan perilaku minum minuman keras. Tekanan eksternal tersebut dapat berupa keluarga tidak utuh, hubungan orang tua tidak baik, umumnya ayah terlalu dominan, dan kurang memberikan kasih sayang. Hawari (2007) menambahkan beberapa alasan yang melatarbelakangi perilaku minum minuman keras yaitu, faktor predisposisi atau kondisi internal seperti kecemasan, ketakutan, depresi dan lainnya. Kedua adalah faktor kontribusi atau eksternal dan yang ketiga adalah faktor pencetus seperti pengaruh teman sebaya dan juga tersedianya minuman keras secara mudah. Padahal dapat diketahui bahwa kebiasaan minuman keras yang dilakukan oleh remaja ini tentunya memberikan banyak dampak negatif bagi remaja sendiri Dampak pengguna minuman keras ini antara lain adalah dampak fisik yaitu timbulnya beberapa penyakit seperti serosis hati, kanker, penyakit jantung dan syaraf. Dampak lain adalah psikoneurologis yaitu pengaruh addictive, imsonia, depresi, gangguan kejiwaaan, serta dapat merusak jaringan otak secara permanen sehingga menimbulkan gangguan daya ingatan, kemampuan penilaian, kemampuan belajar, dan gangguan neurosis lainnya, serta dampak sosial (Sisworo, 2008).
5 Hasil studi pendahuluan yang peneliti lakukan terhadap remaja di Tegalkangkung RW II melalui pengamatan yang peneliti lakukan dengan ikut serta dalam pergaulan remaja di tempat ini, peneliti mendapatkan banyak remaja yang biasa mengkonsumsi minuman keras. Studi pendahuluan juga dilakukan degan wawancara singkat terhadap 6 remaja yang mempunyai kebiasan mengkonsumsi minuman keras. Kebiasaan ini dilakukan sebagai bentuk keinginan untuk diterima dalam kelompok sebayanya. Remaja juga menganggap kebiasaan minum ini sebagai bentuk jati diri yang ditunjukkan dan sebagai tanda kejantanan dalam dirinya. Alasan lain yang dikemukakan adalah kebiasaan minum ini sebagai bentuk pelarian dari suatu masalah yang dihadapi. Remaja yang mempunyai kebiasaan minum alkohol ini merasa bahwa dengan mengkonsumsi minuman tersebut dirinya dapat melupakan permasalahan yang dihadapi untuk sementara waktu. Setelah dirinya tidak lagi berada dalam pengaruh alkohol maka permasalahan yang dihadapi kembali timbul dan usaha yang dilakukan untuk melupakan permasalahan tersebut adalah dengan kembali mengkonsumsi alkohol dan hal tersebut kembali berulang-ulang sehingga muncul rasa kecanduan. Berdasarkan kenyataan tersebut, peneliti ingin mengetahui serta mengkaji lebih dalam tentang perilaku penggunaan minuman keras di kalangan remaja dengan judul pengalaman minum-minuman keras pada remaja di Tegalkangung RW II Semarang. B. Rumusan masalah Maraknya penggunaan minuman keras dikalangan remaja cukup mengkhawatirkan. Mereka tidak berfikir tentang berbagai dampak negatif yang ditimbulkan oleh minuman keras baik dampak terhadap fisik maupun psikisnya. Berdasarkan hal tersebut di atas rumusan permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana pengalaman minum-minuman keras pada pada remaja di Tegalkangung RW II Semarang.
6 C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan umum Mengetahui bagaimana pengalaman minum-minuman keras pada remaja Tegalkangkung RW II Semarang. 2. Tujuan khusus a. Mengidentifikasi pemahaman remaja tentang pengertian dari minuman keras. b. Mengidentifikasi alasan remaja untuk minum-minuman keras. c. Mengidentifikasi dampak minuman keras pada remaja. d. Mengidentifikasi keinginan tentang masa depan remaja yang mengkonsumsi minuman keras. D. Manfaat Penelitian 1. Institusi keperawatan Hasil penelitian ini diharapkan penelitian ini dapat dijadikan masukkan dan informasi tentang kondisi masyarakat, terutama para remaja dalam penggunaan minuman keras. Adanya masukan informasi ini diharapkan dapat dijadikan sebagai himbauan kepada mahasiswa agar menjauhi minuman keras. 2. Perawat Perawat dapat memahami dampak yang ditimbulkan oleh minuman keras sehingga dapat menghindarinya dan tidak terjerumus menjadi pecandu alkohol. 2. Bagi Peneliti Selanjutnya Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan informasi dalam melakukan pengembangan penelitian dengan tema yang sama khususnya dalam bidang psikologi sosial yang berkaitan dengan perilaku penggunaan minuman keras di kalangan remaja.