BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam berbagai organisasi, lembaga, instansi atau perusahaan, memerlukan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang pusat industrinya sangat banyak, perusahaan yang

PENGARUH PARTISIPASI ANGGARAN DAN AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL

PENILAIAN KINERJA MANAJER PUSAT BIAYA (Studi Kasus PT. PABELAN SURAKARTA) SKRIPSI

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. kinerja penyelenggaraan pemerintahan sehinggga tercipta suatu ruang lingkup. urusan pemerintah dan kepentingan masyarakat setempat.

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan konsumsi listrik khususnya di daerah-daerah terpencil yang jauh dari

BAB I PENDAHULUAN. Panin Sekuritas merupakan salah satu Perusahaan Efek terkemuka yang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Pengelolaan dan Aset Daerah Kabupaten Boyolali manajemen puncak

BAB I PENDAHULUAN. operasi perusahaan. Begitu juga dengan dinas-dinas yang bernaungan disektor

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manfaat saat ini atau di masa yang akan datang bagi organisasi. Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2009:26), biaya adalah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam mewujudkan kesejahteraan masyarakat, pemerintah melakukan berbagai usaha

BAB I PENDAHULUAN. Sikap bertanggung jawab merupakan syarat mutlak berjalannya suatu

BAB III FUNGSI ANGGARAN SEBAGAI ALAT PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PADA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) KOTA TEBING TINGGI

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi sektor publik merupakan organisasi yang menjalankan

Sri Wulandari Ningsih B

BAB I PENDAHULUAN. Banyak perusahaan tiba-tiba tidak dapat bertahan ketika Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. Agar dapat bersaing, koperasi harus melaksanakan fungsi-fungsi dalam manajemen,

BAB I PENDAHULUAN. yang menggambarkan kondisi keuangan dari suatu organisasi yang meliputi

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dianggap penting dalam proses pencapaian tujuan. Untuk. dan untuk jangka waktu tertentu yang akan datang.

BAB I PENDAHULUAN. Pelaporan keuangan sektor publik khususnya laporan keuangan. pemerintah adalah wujud dan realisasi pengaturan pengelolaan dan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat karena kinerja pemerintah telah mengarah ke good governance.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. adil dan makmur, yang merata secara material dan spritual berdasarkan

BAB II FUNGSI ANGGARAN DALAM PERUSAHAAN. satuan kuantitatif. Penyusunan anggaran sering diartikan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan jaman dan era globalisasi yang begitu pesat menjadi suatu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB III FUNGSI ANGGARAN SEBAGAI ALAT PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PADA FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

BAB I PENDAHULUAN. rendah. Kinerja organisasi sebagian besar dipengaruhi kinerja para pegawai,

BAB 1 PENDAHULUAN. Akhirnya dalam dunia bisnis terjadi persaingan yang global dan semakin tajam.

BAB I PENDAHULUAN. administrasi publik memicu timbulnya gejolak yang berakar pada. ketidakpuasan. Tuntutan yang semakin tinggi diajukan terhadap

BAB I PENDAHULUAN. keterkaitannya dengan pencapaian arah organisasi di masa yang akan. datang yang dinyatakan dalam visi dan misi organisasi.

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi pemerintahan merupakan salah satu organisasi yang non profit

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. keseimbangan primer sekaligus menjaga kesinambungan fiskal. Prioritas

BAB 1 PENDAHULUAN. pemerintah untuk senantiasa tanggap dengan lingkungannya, dengan berupaya

BAB I PENDAHULUAN. membandingkan kinerja aktual dengan standar yang telah ditentukan. Untuk

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam melaksanakan kegiatan operasional, setiap perusahaan harus

BAB I PENDAHULUAN. Pendapatan Asli Daerah (PAD) adalah semua penerimaan daerah yang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia untuk mempunyai strategi khusus dalam menjaga kesaatuan dari negara

BAB I PENDAHULUAN. Daerah, penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh daerah otonom sesuai dengan

BAB I PENDAHULUAN. laporan keuangan yang handal, dapat dipertanggungjawabkan dan dapat digunakan sebagai dasar

BAB I PENDAHULUAN. akuntansi salah satunya adalah pengeluaran kas (Languju et al., 2015).

BAB I PENDAHULUAN. Berhasil atau tidaknya suatu perencanaan dalam perusahaan membutuhkan fungsi

BAB I PENDAHULUAN. secara maksimal. Perusahaan dapat mencapai tujuan tersebut dengan cara

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan era globalisasi yang semakin pesat didukung dengan

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan, pelaporan dan evaluasi anggaran pada sebuah organisasi. Laporan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia bisnis semakin berkembang pesat dilihat dari

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia perbankan yang sangat pesat mengharuskan bank-bank

BAB I PENDAHULUAN. menetapkan anggaran pendapatan dan belanja tahunan sesuai Peraturan

BAB I PENDAHULUAN. orang-orang yang terdapat dalam instansi tersebut. Oleh karena itu

PUSAT BIAYA PENGERTIAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Reformasi di berbagai bidang yang berlangsung di Indonesia telah

BAB I PENDAHULUAN. terkandung informasi yang dapat memberikan bahan pertimbangan bagi para

BAB I PENDAHULUAN. dilaksanakan di Indonesia sejak ditetapkannya Undang-undang Nomor 17 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. suatu fenomena di Indonesia. Tuntutan demokrasi ini menyebabkan aspek

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB. I PENDAHULUAN. perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian yang dapat dijelaskan sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. Untuk melihat kinerja suatu perusahaan, para stakeholder akan menjadikan

BAB I PENDAHULUAN. Kota Bandung termasuk salah satu Kota Pariwisata dimana banyak

BAB I PENDAHULUAN. kebijakan ekonomi untuk daerah maupun kebijakan ekonomi untuk pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. bidang usaha bersaing dengan ketat. Bagi perusahaan, hal itu merupakan suatu

BAB I PENDAHULUAN. bersaing dengan kompetitor. Terlebih lagi pada era global saat ini, persaingan

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan sejak adanya amandemen terhadap Undang-Undang Dasar 1945.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Akuntansi dan Sistem Pelaporan Terhadap Akuntabilitas Kinerja Instansi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. penugasan pemerintah dibidang ketenaga listrikan dalam rangka menunjang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Penelitian ini mengangkat isu mengenai hubungan penganggaran dan

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia namun juga di negara-negara lain (Indra Bastian, 2010:5).

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan yang baik (good government governance), telah mendorong

BAB I PENDAHULUAN 1.2. MAKSUD DAN TUJUAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN

BAB I PENDAHULUAN. negeri, dan obligasi pemerintah, serta sumber dana lain yang sah dan tidak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Otonomi daerah merupakan upaya pemberdayaan daerah dalam pengambilan

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya setiap perusahaan, baik perusahaan besar. maupun kecil pasti mempunyai kas untuk memenuhi kebutuhan atau

BAB I PENDAHULUAN UKDW. organisasi nirlaba disebakan oleh organisasi ini berpengaruh pada

BAB I PENDAHULUAN. atau memproduksi barang-barang publik. Organisasi sektor publik di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan suatu perusahaan tergantung pada sistem informasi akuntansi

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan bisnis, pemilik dan manajemen perusahaan harus menentukan orang-orang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. yang mengatakan wujud dari penyelenggaraan otonomi daerah adalah

BAB I PENDAHULUAN. terjadi diantara para pelaku bisnis juga semakin ketat. Menurut Hansen &

ABSTRAK Dian Oktafiani Anwar, Penerapan Akuntansi Pertanggungjawaban Sebagai Alat Pengendalian Biaya (Studi Kasus Pada PT.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. adalah menciptakan kesejahteraan masyarakat. Kesejahteraan. masyarakat merupakan sebuah konsep yang sangat multi kompleks.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Semangat reformasi telah mendorong para pemimpin bangsa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan informasi yang dibutuhkan untuk tujuan pengambilan keputusan.

BAB I PENDAHULUAN. dalam Kepmendagri memuat pedoman penyusunan rancangan APBD yang

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang No. 17 Tahun 2003 pasal 32 ayat 1 dan 2 tentang keuangan

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS. Menurut Coso dalam Hartadi (1999: 92) pengendalian intern

BAB I PENDAHULUAN. efektif, efisien, terkendali dengan mengedepankan keunggulan bersaing baik tingkat

BAB I PENDAHULUAN. perbankan. Etika itu sendiri adalah kesepakatan bersama dan pedoman untuk

II. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Anggaran

BAB I PENDAHULUAN. penyelenggaraan pemerintah daerah sepenuhnya dilaksanakan oleh daerah. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. yang bergabung secara sukarela dan atas dasar persamaan hak dan kewajiban

BAB I PENDAHULUAN. keuangan pemerintah masih menemukan fenomena penyimpangan informasi laporan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. terutama dalam mengatur, memanfaatkan serta menggali sumber-sumber. berpotensi yang ada di daerah masing-masing. Undang-undang yang

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam berbagai organisasi, lembaga, instansi atau perusahaan, memerlukan aktivitas operasional yang optimal serta efektif dan efisien sesuai dengan rencana yang telah ditentukan. Berbagai macam kebijakan dan sistem peraturan diterapkan dan diberlakukan agar para pegawai senantiasa mentaati serta meningkatkan rasa loyalitas terhadap organisasi, agar dalam menjalankan tugasnya mereka dapat memiliki cara yang baik untuk mencapai tujuan bersama. Penerapan dalam aktivitas operasional pun harus sesuai dengan apa yang telah direncanakan sebelumnya. Catatan dan dokumen mengenai jumlah atau data yang digunakan dalam aktivitas operasional harus mengahasilkan kegiatan yang optimal. Sebuah perencanaan kerja harus dikomunikasikan dengan jelas kepada pihak-pihak yang terlibat. Komunikasi antara atasan dan bawahan sangat diperlukan. Seluruh karyawan yang terlibat harus bekerja secara baik agar bisa mencapai tujuan bersama yang telah ditentukan. Adanya struktur organisasi yang jelas dan tepat akan membantu dalam penempatan serta tugas tiap pihak yang bersangkutan sesuai kedudukan yang dijabat. Hal tersebut dapat membantu sistem kerja atau aktivitas kerja tiap kedudukan dan memiliki fungsi tersendiri dalam pekerjaannya, serta pemisahan tanggung jawab yang jelas antara pekerja. Manajer dalam perusahaan atau kepala bidang dalam sebuah lembaga, organisasi atau dinas pemerintahan yang memiliki peran dan fungsi dalam

2 mengelola serta mengendalikan kinerja organisasi, akan dibagi dalam beberapa peran yang menangani beberapa pusat dari unit organisasi. Unit organisasi tersebut memiliki pusat pertanggungjawaban. Pusat pertanggungjawaban akan membantu para manajer atau kepala bidang tiap sub-bidang dalam melaporkan hasil dari setiap pusat biaya, pusat pendapatan, maupun pusat investasi. Adanya pusat pertanggungjawaban dapat membantu dan meningkatkan efisiensi dan efektivitas organisasi. Peran seorang kepala bidang sangat diperlukan keahliannya dalam membuat rencana jangka panjang atau pendek, mengontrol aktivitas kerja dan aktivitas manajemen lainnya untuk mencapai suatu tujuan bersama. Keberhasilan para kepala bidang suatu organisasi akan dilihat dari hasil kinerja manajerialnya. Kinerja manajerial sendiri merupakan hasil yang efektif dan efisien dari suatu aktivitas manajerial seperti perencanaan, kontrol, pengawasan dan pelaksanaan. Cara atau usaha lain yang dilakukan perusahaan dan lembaga atau instansi untuk mempertahankan kelangsungan usahanya dan kegiatan tugasnya adalah melalui akuntansi pertanggungjawaban untuk mengukur hasil kinerja yang dicapai oleh setiap pusat pertanggungjawabannya. Akuntansi pertanggungjawaban adalah sistem yang mengukur berbagai hasil yang dicapai oleh setiap pusat pertanggungjawaban menurut informasi yang dibutuhkan oleh para manajer atau kepala bidang untuk mengoperasikan pusat pertanggungjawaban mereka (Hansen dan Mowen, 2005). Sistem akuntansi pertanggungjawaban dapat dijadikan pedoman pemisahan fungsi atau tugas dalam suatu organisasi maupun perusahaan. Adanya sistem ini, dapat mengatur dengan baik setiap kebijakan serta tugas yang telah disesuaikan dengan jabatan atau kedudukan masing-masing. Sistem ini dapat

3 membantu perusahaan atau organisasi dalam mengendalikan setiap segmen aktivitas organisasi. Salah satu wujud dari pengendalian tersebut yaitu anggaran perusahaan, baik anggaran rencana jangka panjang atau pendek. Setiap pengendalian yang digunakan dalam aktivitas perusahaan harus bisa memberikan penjelasan dan keterangan sesuai dengan kenyataannya. Pusat pertanggungjawaban memiliki kebijakan serta bukti-bukti yang dapat digunakan untuk mendukung pertanggungjawaban dari biaya yang dikeluarkan organisasi serta masukan yang diterima oleh organisasi. Setiap pusat pertanggungjawaban akan mengendalikan biaya dan rencana-rencana yang akan dibuat. Setiap aktivitas yang dihasilkan serta pengeluaran yang dikeluarkan harus bisa dipertanggungjawabkan keberadaannya. Kepala bidang dalam sebuah organisasi yang bertanggungjawab dalam proses perencanaan, pencapaian, sasaran atau hasil dari pelaporan harus disampaikan pada pusat pertanggungjawaban. Proses kerja yang seperti ini akan menghasilkan efektivitas dan efisiensi dalam organisasi tersebut. Kebijakan yang ditetapkan dalam pusat pertanggungjawaban dalam organisasi tersebut dapat membantu organisasi dalam memperoleh hasil yang sesuai dan yang diinginkan. Akuntansi pertanggungjawaban dapat pula membantu organisasi untuk mengetahui serta menilai penyimpangan yang terjadi. Sebagai contoh pelaporan akan pembelanjaan materiil yang bernominal besar dapat dikatakan sebagai penyimpangan jika tidak adanya bukti pendukung yang kuat serta pertanggungjawaban dari pembeliian tersebut. Pengeluaran yang jumlahnya lebih besar dari biaya yang telah direncanakan atau dianggarkan sebelumnya dapat dikatakan sebagai ketidaksesuaian dalam realisasi anggaran. Fenomena ini sering terjadi dalam organisasi atau perusahaan. Fenomena

4 yang lain yaitu kurang terserapnya anggaran guna meningkatkan kinerja dari tiap tahunnya, serta adanya penekanan pada perencanaan penganggaran yang terstruktur dari badan organisasi atau kinerja pemerintahan yang ada di dalam Kota Semarang (Metro Semarang.Com). Dalam hal ini kepala bidang dalam organisasi harus melaporkan segala anggaran yang direncanakan kepada pusat pertanggungjawaban. Peran kepala bidang dengan pusat pertanggungjawaban sangat diperlukan dalam suatu organisasi. Komunikasi yang baik antara kepala bidang dan pusat pertanggungjawaban akan membantu dalam mencapai tujuan organisasi serta menghindari penyimpangan yang mungkin bisa terjadi. Setiap fungsi organisasi seperti fungsi pengendalian, pemasaran, biaya, serta fungsi lainnya harus dengan tegas dipisahkan. Dalam hal ini, akuntansi pertanggungjawaban sangat bermanfaat dalam menjalankan prosedur pemisahan tugas ini. Untuk menilai keaktifan kinerja manajerial, bisa dilihat dari partisipasinya dalam kelangsungan organisasi. Ada beberapa cara dalam menilai keaktifan tersebut, salah satunya adalah keaktifan dalam berpartisipasi penyusunan anggaran. Sebuah organisasi memerlukan anggaran untuk menerjemahkan seluruh strategi menjadi rencana dan tujuan jangka pendek dan panjang (Hansen dan Mowen, 2009). Perusahaan memerlukan anggaran sebagai salah satu komponen penting agar tetap bertahan dalam lingkungan bisnis. Penyiapan anggaran adalah suatu bagian integral dari proses perencanaan, anggaran itu sendiri merupakan hasil akhir dari sebuah proses perencanaan. Dalam melakukan kegiatan penyusunan anggaran, diperlukan hubungan baik antara atasan dan bawahan. Hubungan antara atasan dan bawahan yang baik akan menimbulkan kerja

5 sama yang baik pula dalam menyusun suatu anggaran. Rapat anggaran harus berada dalam situasi yang aktif supaya dapat meningkatkan para kepala bidang untuk memberikan pendapatnya mengenai apa yang mereka rencanakan, menyampaikan ide, gagasan, atau penilaian terhadap realisasi anggaran periode sebelumnya. Pendapat mengenai rekomendasi tentang penyimpangan anggaran atau ketidak sesuaian dalam realisasi merupakan salah satu bentuk partisipasi yang aktif bagi seorang kepala bidang. Anggaran yang telah disusun kemudian akan dijadikan suatu fungsi dasar manajemen serta pengawasan yang sangat membantu kelangsungan organisasi atau kegiatan operasional yang dilakukan. Peran atasan dalam memberikan revisi yang secara logis dapat diterima oleh para bawahannya serta pemberian rekomendasi yang baik atas revisi tersebut mampu meningkatkan kualitas kerja para kepala bidang dalam menyusun anggaran yang sesuai dengan sasaran organisasi. Dengan dilakukannya penyusunan anggaran tersebut dapat menentukan suatu rencana kerja yang efisien dan efektif. Manajer atau kepala bidang yang berpartisipasi dalam proses peyusunan anggaran pun dapat membantu dalam merencanakan rencana kerja. Kegiatan kerja sama ini juga dapat meningkatkan rasa tanggung jawab seorang kepala bidang atas kinerja anggaran, serta memunculkan komunikasi yang baik antara atasan dan bawahan. Kepala bidang akan memainkan peranan dalam mempersiapkan dan mengevaluasi berbagai alternatif dari tujuan anggaran, ketika anggaran digunakan sebagai kinerja manajer (Leslie, 1992). Manajer atau kepala bidang yang ikut serta dalam partisipasi ini bisa memberikan dampak baik bagi anggaran yang nantinya akan direalisasikan. Manajer atau kepala bidang yang mengetahui kejadian sebelumnya mengenai berhasil atau tidaknya realisasi

6 anggaran, akan memberikan langkah-langkah baik untuk menghindari ketidak cocokan antara rencana dan realisasinya. Hal ini juga harus didasarkan dengan rasa komitmen dalam organisasi untuk mencapai tujuan organisasi. Kepala bidang yang selalu menjunjung tinggi dalam pencapaian tujuan organisasi akan memberikan dampak positif untuk kelangsungan organisasi. Kinerja manajerial yang baik pasti akan menghasilkan aktivitas kerja yang baik dan berdaya guna lebih. Tolok ukur untuk suatu kinerja dikatakan baik apabila mampu memenuhi fungsi manajemen, yaitu perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, serta pengendalian. Hubungan antara partisipasi anggaran dan akuntansi pertanggungjawaban dengan kinerja manajerial sangat erat kaitannya, sebagaimana manajer atau kepala bidang dalam proses penyusunan atau partisipasi anggaran akan merencanakan suatu kegiatan operasi organisasi, baik rencana jangka pendek atau jangka panjang, dengan kegiatan yang efektif serta biaya yang efisien, hasil setiap unit organisasi akan dilaporkan dalam laporan pertanggungjawaban yang nantinya akan diserahkan kepada pusat pertanggungjawaban untuk memberikan pernyataan tentang kebenaran dan kelayakan laporan tersebut yang kemudian akan dijadikan penilaian dalam kinerja manajerial. Pada penelitian Sari (2013) menyatakan bahwa partisipasi anggaran dan akuntansi pertanggungjawaban secara simultan berpengaruh terhadap kinerja manajerial, yang berarti bahwa jika hal ini dilakukan secara bersama-sama, akan meningkatkan kinerja manajerial perusahaan. Secara parsial, partisipasi anggaran tidak berpengaruh terhadap kinerja manajerial, yang berarti bahwa sebesar apapun partisipasi manajer atau kepala

7 bidang dalam penganggaran tidak akan meningkatkan kinerja manajerial, sedangkan untuk akuntansi pertanggungjawaban secara parsial memiliki pengaruh yang positif terhadap kinerja manajerial, hal ini menunjukan bahwa setiap perusahaan atau organisasi yang memiliki pusat pertanggungjawaban serta meningkatkan kualitas perusahaan dalam hubungannya dengan manajer atau kepala bidang untuk melaporkan pertanggungjawaban setiap unit organisasi, akan meningkatkan kinerja manajerial. Dalam penelitian lain yang dilakukan oleh Bahri (2014), menunju kan hasil pada partisipasi anggaran berpengaruh signifikan terhadap kinerja manajerial, ini berarti bahwa tingginya partisipasi seorang manajer atau kepala bidang dalam proses penganggaran, akan meningkatkan taraf kinerja manajerialnya. Prima (2014 ) menunjukan hasil pada akuntansi pertanggungjawaban memiliki pengaruh positif terhadap kinerja manajerial, yang artinya setiap penerapan sistem akuntansi pertanggungjawaban, akan meningkatkan kinerja manajerial perusahaan atau organisasi. Penelitian lain yang dilakukan oleh Qadriyanti (2013), menunjukan hasil penelitian dari partisipasi anggaran dan akuntansi pertanggungjawaban berpengaruh secara simultan terhadap kinerja manajerial. Kemudian untuk akuntansi pertanggungjawaban berpengaruh signifikan terhadap kinerja manajerial, hal ini menunjukan bahwa semakin tinggi akuntansi pertanggungjawaban yang ada pada masing-masing individu dalam lingkungan pertanggungjawaban, maka dapat menyebabkan kinerja manajerial semakin meningkat. Sedangkan untuk partisipasi penyusunan anggaran tidak berpengaruh secara parsial terhadap kinerja manajerial, hal ini menunjukan bahwa partisipasi penyusunan anggaran

8 tidak meningkatkan kinerja manajerial tetapi jika partisipasi tidak diterapkan secara benar, partisipasi dapat merusak motivasi dan menurunkan kemampuan untuk mencapai sasaran organisasi. Penelitian lain yang dilakukan oleh Kinasih (2013), menunjukan hasil pada akuntansi pertanggungjawaban berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja manajerial, hal ini menunjukan bahwa besarnya penerapan sistem akuntansi pertanggungjawaban yang digunakan atau di terapkan dalam perusahaan, akan membantu dalam meningkatkan kinerja manajerial. Dari beberapa penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, peneliti termotivasi untuk melakukan penelitian yang sama dengan mengharapkan hasil yang sginifikan terhadap variabel yang digunakan, yaitu partisipasi anggaran dan akuntansi pertanggungjawaban terhadap kinerja manajerial. Penelitian ini merupakan replika dari penelitian Sari (2013). Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah terdapat pada objek penelitian dan periode penelitian. Pada penelitian Sari (2013 ) objek penelitian tersebut adalah manajer dan kepala cabang pada kantor pelayanan PT. Pos Indonesia di Kota Jambi dan penelitian dilaksanakan pada tahun 2013. Sedangkan objek pada penelitian ini adalah kepala bidang pada kantor Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Aset Daerah (DPPAD) Provinsi Jawa Tengah yang ada di Kota Semarang dan pelaksanaan penelitian ini pada tahun 2016. Alasan peneliti melakukan penelitian ini yaitu ingin mengetahui pengaruh dari partisipasi anggaran dan akuntansi pertanggungjawaban terhadap kinerja manajerial. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh beberapa peneliti tersebut, peneliti tertarik melakukan penelitian mengenai Pengaruh Partisipasi Anggaran dan

9 Akuntansi Pertanggungjawaban Terhadap Kinerja Manajerial (Studi pada Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Aset Daerah Provinsi Jawa Tengah). 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Apakah partisipasi anggaran berpengaruh terhadap kinerja manajerial? 2. Apakah akuntansi pertanggungjawaban berpengaruh terhadap kinerja manajerial? 1.3 Tujuan Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan tujuan : 1. Untuk mengetahui pengaruh partisipasi anggaran terhadap kinerja manajerial. 2. Untuk mengetahui pengaruh akuntansi pertanggungjawaban terhadap kinerja manajerial. 1.4 Manfaat Penelitian Manfaat penelitian dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Bagi Penulis, diharapkan dapat lebih memahami pengaruh partisipasi anggaran dan akuntansi pertanggungjawaban terhadap kinerja manajerial.

10 2. Bagi Akademis, diharapkan dapat menghasilkan suatu referensi yang baik dan berguna bagi lembaga pendidikan tempat penulis belajar yaitu Universitas Dian Nuswantoro Semarang. 3. Bagi Institusi Pendidikan, dapat menjadi referensi bagi calon peneliti selanjutnya yang berminat melakukan penelitian menyangkut masalah yang dibahas. 4. Bagi Manajemen atau Kepala Bidang Organisasi, sebagai bahan pertimbangan dalam merencanakan dan mengendalikan anggaran dalam organisasi serta peningkatakan penerapan akuntansi pertanggungjawaban. 5. Bagi para Praktisi, untuk melihat pengaruh partisipasi anggaran dan akuntansi pertanggungjawaban terhadap perilaku para manajer atau kepala bidang dalam pencapaian kinerja organisasi yang semakin meningkat. 1.5 Sistematika Penulisan Sistematika penulisan yang menjelaskan mengenai Pengaruh Partisipasi Anggaran, dan Akuntansi Pertanggungjawaban terdiri dari 5 bab, dengan susunan sebagai berikut : BAB I : PENDAHULUAN Bab ini menjelaskan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.

11 BAB II : TINJAUAN PUSTAKA Bab ini berisi tentang teori dasar yang mendukung penulisan skripsi, kerangka konseptual, dan hipotesis penelitian. BAB III : METODE PENELITIAN Bab ini menjelaskan tentang variabel penelitian dan definisi operasional variabel, penentuan sampel, jenis dan sumber data, metode pengumpulan data dan metode analisis. BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini berisi tentang data penelitian, hasil penelitian pengaruh partisipasi anggaran dan akuntansi pertanggungjawaban terhadap kinerja manajerial dan pembahasan. BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini menjelaskan tentang kesimpulan dan saran yang diberikan oleh penulis kepada objek penelitian dan peneliti selanjutnya untuk menghasilkan informasi yang tepat, akurat, dan relevan.