BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas agar kualitas

dokumen-dokumen yang mirip
JURNAL PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1. Program Studi Pendidikan Biologi.

BAB I PENDAHULUAN. saja, melainkan membutuhkan waktu yang relatif panjang. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. pada diri seseorang. Perubahan sebagai hasil dari proses belajar dapat

BAB I PENDAHULUAN. menentukan kemana arah hidup dan cita-cita yang ingin masyarakat capai. memerlukan pendidikan demi kemajuan kehidupannya.

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Biologi. Disusun Oleh:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memiliki peran penting dalam membentuk sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. mengharuskan mampu melahirkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang

BAB I PENDAHULUAN. observasi, eksperimen, penyimpulan, penyusunan teori dan seterusnya. mengkait antara cara yang satu dengan cara yang lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. proses pendidikan pada umumnya yang bertujuan membawa anak didik atau

BAB I PENDAHULUAN. dalam bidang tertentu. Untuk menciptakan keluaran SMK yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan. Perkembangan. yang memungkinkan perkembangan tersebut.

I. PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu yang berkaitan dengan cara

I. PENDAHULUAN. Pendidikan menentukan kualitas sumber daya manusia di suatu negara,

Skripsi. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata I Program Studi Pendidikan Biologi.

BAB I PENDAHULUAN. yang wajib dipelajari di Sekolah Dasar. Siswa akan dapat mempelajari diri

BAB I PENDAHULUAN. begitu pesat pada era globalisasi membawa perubahan yang sangat radikal.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi memungkinkan. semua pihak dapat memperoleh informasi dengan melimpah, cepat, dan

BAB I PENDAHULUAN. terlihat pada rendahnya kualitas pendidikan, dengan adanya kenyataan bahwa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dan

BAB I PENDAHULUAN. yaitu 19 orang siswa mendapat nilai di bawah 65 atau 47,5%. Sedangkan nilai

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Hasil belajar biologi siswa ditinjau dari penggunaan berbagai metode mengajar dengan pendekatan discovery

I. PENDAHULUAN. sejumlah pengetahuan sebagai mediumnya (Margono, 2005:27)

I. PENDAHULUAN. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) menuntut perubahan. berlangsung sesuai dengan tujuan yang diharapkan (Trianto, 2007:3).

BAB I PENDAHULUAN. Proses pembelajaran matematika di SMP N 1 Ngemplak Boyolali masih

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mengajar. Winkel (dalam Darsono dkk., 2000) mengungkapkan pengertian

BAB I PENDAHULUAN. sitematis ke arah perubahan tingkah laku menuju kedewasaan peserta didik.

BAB I PENDAHULUAN. tingkah laku siswa. Perubahan tingkah laku siswa pada saat proses

BAB I PENDAHULUAN. perubahan hampir pada semua aspek kehidupan manusia. Perubahan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. telah terencana, dengan adanya perencanaan yang baik akan mendukung

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan seluruh aspek pribadi siswa secara utuh. Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat (1) yang

BAB I PENDAHULUAN. wawasan, ketrampilan dan keahlian tertentu kepada individu guna. diyakini mampu menanamkan kapasitas baru bagi semua orang untuk

BAB I PENDAHULUAN. teknologi. Keberhasilan proses pembelajaran biologi dapat diukur dari

BAB I PENDAHULUAN. yang sesuai dengan kebutuhan. Pendidikan selalu mengalami pembaharuan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Didalam dunia pendidikan pembelajaran adalah salah satu faktor

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu upaya dalam meningkatkan sumber daya manusia dan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu wahana untuk mengembangkan semua

BAB I PENDAHULUAN. belajar, sehingga tujuan pendidikan dapat tercapai. usaha peningkatan mutu pendidikan. Mutu pendidikan dapat dilihat dari

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia akan tetapi semua pihak, baik guru, orang tua, maupun siswa sendiri.

BAB I PENDAHULUAN. pihak dapat memperoleh informasi dengan cepat dan mudah dari berbagai

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dampak globalisasi saat ini sangat berpengaruh bagi perkembangan IPTEK dan

I. PENDAHULUAN. yang diatur di dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keberhasilan proses pendidikan di Indonesia tidak terlepas dari

BAB I PENDAHULUAN. Dasar, fungsi, dan tujuan pendidikan nasional di Indonesia telah ditetapkan

I. PENDAHULUAN. Kimia merupakan mata pelajaran yang sangat erat kaitannya dengan kehidupan

BAB 1 PENDAHULUAN. (Undang-undang No.20 Tahun 2003: 1). Pendidikan erat kaitannya dengan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan integrasi dari berbagai cabang Ilmu Sosial. Supardi (2011: 183)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dengan siswa dapat memahami dan mengerti maksud pembelajaran.

JURNAL PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1. Program Studi Pendidikan Biologi.

BAB 1 PENDAHULUAN. kita merupakan kegiatan belajar. Pembelajaran di sekolah masih. menentukan kehidupan individu yang lebih baik dimasa akan datang.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewi Elyani Nurjannah, 2013

SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Biologi. Disusun Oleh:

2014 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD TERHADAP KETERAMPILAN BERKOMUNIKASI TULISAN DAN PENGUASAAN KONSEP SISTEM EKSKRESI SISWA KELAS XI

I. PENDAHULUAN. Istilah pendidikan mengandung fungsi yang luas dari pemelihara dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. prestasi belajar siswa dengan berbagai upaya. Salah satu upaya tersebut

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia adalah makhluk individu sekaligus makhluk sosial.

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik, sehingga yang bersangkutan mampu menghadapi dan memecahkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. relevan, serta mampu membangkitkan motivasi kepada peserta didik.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan sangat dibutuhkan dalam kelangsungan dan kesejahteraan hidup

VIKA TRI HUDAYANI A Dibawah Bimbingan: 1. Dra. Hariyatmi, M.Si 2. Drs. H. Sofyan Anif, M. Si NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. kritis, kreatif dan mampu bersaing menghadapi tantangan di era globalisasi nantinya.

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan mampu membentuk individu-individu yang berkompentensi. sesuai bidang keahlian yang dipilih atau yang dimilikinya.

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mewujudkan upaya tersebut, Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 31. Ayat (3) mengamanatkan agar pemerintah mengusahakan dan

BAB I PENDAHULUAN. Eka Atika Sari

Keterlibatan siswa baik secara fisik maupun mental merupakan bentuk

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah ilmu yang berkaitan dengan cara

BAB I PENDAHULUAN. kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsipprinsip

I. PENDAHULUAN. berbangsa, dan bernegara di Indonesia tidak terlepas dari pengaruh perubahan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

1. PENDAHULUAN. dikarenakan sasaran dari pendidikan adalah peningkatan kualitas sumber daya

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL RECIPROCAL TEACHING

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan setiap

BAB I PENDAHULUAN. manusia, karena dengan pendidikan manusia dapat berdaya guna dan mandiri.

BAB I PENDAHULUAN. tanggung jawab terhadap pembentukan sumber daya manusia yang unggul. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia diharapkan dapat mempersiapkan peserta didik

BAB I PENDAHULUAN. bidang kehidupan diantaranya adalah di bidang pendidikan. Pendidikan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. demikian akan menimbulkan perubahan dalam dirinya yang. memungkinkannya untuk berfungsi secara menyeluruh dalam kehidupan

I. PENDAHULUAN. Kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok dalam proses. pendidikan di sekolah. Proses belajar menentukan berhasil tidaknya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. perubahan demi mencapai suatu keberhasilan. usaha, kemauan dan tekat yang sungguh-sungguh.

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN TEAMS GAMES TOURNAMENT

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

ELSA YUNIAR PRAMITA DEWI A

BAB I PENDAHULUAN. pelajaran IPA yang memberikan landasan melalui pengetahuan serta

BAB I. PENDAHULUAN. bukan hanya perubahan dari tidak tahu menjadi tahu, tetapi lebih dari itu,

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Arus globalisasi yang semakin meluas mengakibatkan munculnya persaingan dalam berbagai bidang kehidupan terutama lapangan kerja, dibutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas agar kualitas pendidikan dapat lebih ditingkatkan. Menurut Suti (2011), kualitas dapat dilihat dari dua sisi, yaitu normative dan descriptive. Arti kualitas normative adalah pendidikan berdasarkan pertimbangan intrinsic dan ekstrinsic. Berdasarkan intrinsic, kualitas pendidikan merupakan produk pendidikan yakni manusia yang terdidik sesuai standar ideal. Sedangkan kriteria ekstrinsic, pendidikan merupakan instrumen untuk mendidik tenaga kerja yang terlatih. Adapun dalam arti descriptive, kualitas ditentukan berdasarkan keadaan senyatanya misalnya tes prestasi belajar. Dengan demikian, kualitas pendidkan adalah derajat keunggulan dalam pengelolaan pendidikan secara efektif dan efisien, untuk melahirkan keunggulan akademis, dan ekstra kurikuler pada siswa yang di nyatakan lulus, untuk satu jenjang pendidikan atau menyelesaikan pembelajaran tertentu. Peningkatan kualitas diperoleh melalui keleluasaan mengelola sumber daya dan penyederhanaan birokrasi serta dengan cara meningkatkan partisipasi orang tua, kelenturan pengelolaan sekolah, peningkatan profesionalisme guru sehingga diharapkan dapat menumbuh-kembangkan suasana yang kondusif, sedangkan pemerataan pendidikan akan terlihat 1

2 dengan tumbuhnya partisipasi masyarakat terutama yang mampu dan peduli, sedangkan bagi yang belum mampu menjadi tangung jawab pemerintah (Mulyasa, 2002). Pemerintah memberikan kesempatan kepada seluruh warga Indonesia untuk menikmati pendidikan yang berkualitas, sebagai langkah utama meningkatkan taraf hidup warga negara. Pemerintah berusaha meningkatkan kualitas pendidikan nasional dengan melakukan perubahan pada komponen pendidikan. Perubahan komponen, diantaranya proses pembelajaran yang awalnya berpusat pada guru, kini beralih dengan pembelajaran yang berpusat pada siswa. Selain itu, metode pembelajaran yang semula konvensional, kini mengalami perubahan dengan adanya media dan teknik tertentu dalam proses pembelajaran. Proses pembelajaran yang ada di sekolah seringkali membuat kecewa, terutama dalam hal pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran. Banyak siswa yang mampu menyajikan tingkat hafalan yang baik tentang materi yang diterimanya, tetapi pada kenyatannya mereka seringkali kurang memahami secara mendalam pengetahuan yang bersifat hafalan tersebut. Sebagian besar siswa kurang mampu menghubungkan antara apa yang mereka pelajari dengan bagaimana mengaplikasikan pengetahuan itu dalam kehidupan sehari-hari. Dengan adanya perubahan metode pembelajaran serta dukungan media yang ada, diharapkan siswa mampu mengeksplorasi dalam menemukan, menggali, serta menerapkan ilmu pengetahuan.

3 Pendidikan IPA di sekolah menengah diharapkan dapat menjadi wahana bagi siswa untuk dapat mempelajari diri sendiri, alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam penerapannya di kehidupan seharihari. Pendidikan IPA menekankan pada pemberian pengalaman secara langsung untuk mengembangkan kompetensi agar siswa menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah. Pendidikan IPA diarahkan untuk mencari tahu dan berbuat agar dapat membantu siswa untuk memperoleh pemahaman yang mendalam tentang diri sendiri dan alam sekitar. Proses pembelajaran IPA dalam kelas pada umumnya masih didominasi oleh aktifitas guru. Kegiatan belajar mengajar di kelas hanya berfokus pada guru sebagai sumber utama pengetahuan. Sehingga kegiatan pembelajaran kurang memberikan kesempatan kepada siswa untuk berinteraksi denga benda-benda disekitar yang dapat memberikan pengetahuan sebagai pembelajaran. Berdasarkan observasi pada tanggal 04 sampai 08 februari 2013 dalam proses pembelajaran biologi di kelas VII D MTs Negeri Ngemplak Boyolali tahun ajaran 2012/ 2013 terdapat beberapa kelemahan yang mempengaruhi hasil belajar siswa yaitu: 1) masih ada siswa yang kurang memperhatikan guru sebanyak 15/40 siswa (37,5%); 2) masih ada siswa yang belum berani menjawab pertanyaan sebanyak 12/40 siswa (30%); 3) sebagian siswa juga belum memiliki keberanian untuk mengajukan pertanyaan sebanyak 10/40 siswa (25%); 4) beberapa siswa kurang bekerja sama pada saat diskusi kelompok sebanyak 16/40 siswa (40%); 5) guru hanya memperhatikan siswa

4 yang mengemukakan pendapat dan tidak memperhatikan siswa yang cenderung ramai sendiri dan tidak menghargai pendapat teman sehingga interaksinya masih berlangsung satu arah sebanyak 18/40 siswa (45%). Aktifitas tersebut berakibat kurangnya keaktifan belajar siswa, khususnya pada siswa kelas VII D MTs Negeri Ngemplak Boyolali. Hal ini disebabkan karena guru hanya memberikan materi secara ceramah dan siswa disuruh membaca materi sendiri, kemudian diberi tugas. Pada pembelajaran biologi seringkali siswa merasa kesulitan memahami pelajaran yang diberikan guru, siswa kurang antusias dalam mengikuti pelajaran biologi bahkan kurang diminati bagi siswa. Hal ini terjadi karena sebagian guru biologi masih menggunakan metode pembelajaran konvensional, dimana metode ini guru membacakan dan memberikan bahan yang disiapkan dan siswa hanya mendengarkan, mencatat serta menyelesaikan soal yang diberikan guru. Djamarah (2005), mendefinisikan bahwa pembelajaran konvensional adalah metode pembelajaran tradisional atau disebut juga dengan metode ceramah, karena sejak dulu metode ini telah dipergunakan sebagai alat komunikasi lisan antara guru dengan anak didik dalam proses belajar dan pembelajaran. Fenomena pembelajaran pasif harus ditinggalkan, guru hendaknya mampu memilih dan menerapkan model pembelajaran yang mampu merangsang siswa lebih aktif dalam belajar serta meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami pelajaran. Biologi sebagai salah satu bidang IPA menyediakan berbagai pengalaman belajar untuk memahami konsep dan proses sains. Biologi

5 sebagai salah satu mata pelajaran yang diajarkan di tingkat SMP, dimana materi pembelajaran sudah sesuai dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Menurut Wartono (2004), dalam pembelajaran biologi dituntut adanya peran aktif siswa, karena biologi merupakan proses ilmiah yang didasari dengan cara berfikir logis berdsarkan fakta yang mendukung. Dalam pembelajaran biologi terdapat komponen yang harus dimiliki oleh siswa yaitu dapat memahami proses ilmiah sebagai hasil dari pembelajaran yang sudah dilaksankan. Materi pembelajaran yang diajarkan pada kelas VII D semester gasal adalah Ekosistem. Berdasarkan fakta pembelajaran sebelumnya, diskusi dengan guru pada mapel yang sama diketahui bahwa materi mengenai Ekosistem dirasakan sulit bagi siswa. Berdasarkan hal tersebut di atas, perlu diadakan penelitian di MTs Negeri Ngemplak karena ditinjau dari siswanya yang berkemampuan heterogen sehingga cocok untuk menerapkan pembelajaran ini. Berdasarkan hasil observasi kelas, pada saat guru menerangkan materi dengan menggunakan metode ceramah tidak semua siswa memperhatikan dengan baik. Sebagian besar siswa cenderung berbicara dengan teman sebangku, hanya siswa yang duduk di bagian depan yang memperhatikan penjelasan guru, sehingga pemahaman materi kurang baik. Berdasarkan permasalahan tersebut maka dilakukan penelitian yang berjudul MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA MATERI EKOSISTEM MENGGUNAKAN KARTU BERGAMBAR PADA SISWA KELAS VII D MTs NEGERI NGEMPLAK BOYOLALI TAHUN AJARAN 2012/ 2013

6 B. Identifikasi Masalah Masalah-masalah yang terdapat dalam proses pembelajaran yang berlangsung di kelas VII D MTs Negeri Ngemplak Boyolali adalah: 1. Pembelajaran yang terjadi bersifat konvensional dan materi ekosistem dibutuhkan strategi konseptual. Guru hanya memberikan informasi yang berasal dari buku kepada siswa, dan siswa menerima begitu saja informasi yang diberikan oleh guru. 2. Pembelajaran masih berlangsung satu arah dalam hal ini masih didominasi oleh guru. 3. Metode dan pendekatan yang digunakan oleh guru kurang mendorong siswa untuk aktif dan kreatif. 4. Kurang bervariasinya media yang digunakan guru. Guru kurang memberikan contoh yang nyata kepada siswa. 5. Media kartu bergambar belum pernah digunakan di kelas VII D MTs Negeri Ngemplak Boyolali. C. Pembatasan Masalah Agar penelitian ini dapat dikaji lebih mendalam, maka perlu pembatasan masalah. Dalam penelitian ini dibatasi hal-hal sebagai berikut : 1. Subjek Penelitian Subjek penelitian ini yaitu siswa kelas VII D MTs Negeri Ngemplak Boyolali tahun ajaran 2012/ 2013.

7 2. Objek Penelitian Objek penelitian ini yaitu pembelajaran menggunakan kartu bergambar. 3. Parameter Parameter yang digunakan adalah ditunjukan dengan adanya peningkatan keaktifan berupa keaktifan menjawab pertanyaan, mengajukan pertanyaan, bekerja sama, dan menghargai pendapat teman pada saat mempresentasikan kartu bergambar, serta hasil belajar berupa aspek kognitif yang ditunjukan dengan ketuntasan siswa setelah penggunaan media kartu bergambar sesuai dengan KKM yaitu 71 dan aspek afektif selama proses pembelajaran. a. Aspek kognitif Penguasaan konsep pelajaran berupa hasil belajar tentang materi Ekosistem yang ditunjukan dengan ketuntasan siswa sesuai KKM yang telah ditentukan yaitu 71 setelah diterapkan media kartu bergambar dikatakan efektif jika hasil belajar 80% dari jumlah siswa kelas VII D mencapi 71. 1) Produk berupa: a) Siswa mampu menentukan ekosistem dan hubungan antar komponen ekosistem. b) Siswa mampu menyebutkan satuan ekosistem minimal tiga. 2) Proses berupa Keaktifan siswa menjelaskan berbagai hubungan antar komponen ekosistem.

8 b. Aspek afektif 1) Karakter Keaktifan siswa dalam pembelajaran ditunjukan dengan bekerjasama dan saling bertukar pendapat dalam diskusi dan berinisiatif mengeluarkan pendapatnya. 2) Ketrampilan sosial Menunjukan ketrampilan sosial meliputi: bertanya, menyumbang ide, dan berkomunikasi yang baik. D. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang dan pembatasan masalah di atas maka dapat dirumuskan suatu permasalahan sebagai berikut : Bagaimana Peningkatan Hasil Belajar Pada Materi Ekosistem Menggunakan Kartu Bergambar Pada Siswa Kelas VII D MTs Negeri Ngemplak Boyolali Tahun Ajaran 2012/2013? E. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana peningkatan hasil belajar pada materi ekosistem menggunakan kartu bergambar pada siswa kelas VII D MTs Negeri Ngemplak Boyolali tahun ajaran 2012/2013.

9 F. Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini adalah : 1. Bagi Guru a) Membantu guru dalam menyelesaikan materi belajar siswa di dalam kelas dengan menggunakan media kartu bergambar b) Membantu guru untuk mencapai pembelajaran yang meliputi aktif, kreatif, dan efisien dalam pembelajaran siswa dengan media kartu bergambar 2. Bagi Kepala Sekolah a) Dapat menerapkan berbagai strategi pembelajaran dan penggunaan media untuk meningkatkan mutu sekolah dan kualitas hasil belajar b) Membantu pencapaian tujuan kurikulum yang seimbang dalam aspek akademik, kepribadian dan sosial. 3. Bagi Peneliti a) Bagi peneliti dijadikan sebagi wahana uji kemampuan terhadap bekal teori yang diperoleh di bangku kuliah serta sebagai upaya mengembangkan ilmu pengetahuan tentang biologi. b) Mendapatkan pengalaman langsung dalam menggunakan media pembelajaran kartu bergambar