BAB I. PENDAHULUAN Latar Belakang. Logam tanah jarang (LTJ) atau rare earth elements (REE), atau rare

dokumen-dokumen yang mirip
Eksplorium ISSN Volume 33 No. 2, November 2012:

PENGARUH PENAMBAHAN ASAM KLORIDA PADA PEMBUATAN LOGAM YTRIUM DARI YTRIUM KLORIDA

Prarancangan Pabrik Lanthanum Oxide dari Tin Sand Kapasitas ton/tahun

Eksplorium ISSN Volume 32 No. 2, November 2011:

KUMPULAN LAPORAN HASIL PENELlTlAN TAHUN 2005 ISBN

DIGESTI MONASIT BANGKA DENGAN ASAM SULFAT

PENENTUAN KONDISI PELARUTAN RESIDU DARI HASIL PELARUTAN PARSIAL MONASIT BANGKA

PENELITIAN LOGAM TANAH JARANG DI INDONESIA. Isyatun Rodliyah

Jurnal Kimia Indonesia

I.1 Deskripsi Topik Penelitian dan Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

PENGENDAPAN URANIUM DAN THORIUM HASIL PELARUTAN SLAG II URANIUM AND THORIUM PRECIPITATION FROM SOLUTION OF SLAG II

PROSES PELARUTAN ASAM SULFAT DAN ASAM KLORIDA TERHADAP HASIL REDUKSI TERAK TIMAH

Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Teknologi Sepuluh Nopember

TEKNOLOGI PEMBUATAN BAHAN BAKAR PELET REAKTOR DAYA BERBASIS THORIUM OKSIDA PURWADI KASINO PUTRO

Eksplorium ISSN Volume 33 No. 1, Mei 2012: 41-54

PENGENDAPAN TORIUM DARI HASIL OLAH PASIR MONASIT

ID PENGOLAHAN BIJIH URANIUM ASAL RIRANG PEMISAHAN LTJ DARI HASIL DIGESTI BASA

3 Metodologi Penelitian

Eksplorium ISSN Volume XXXII No. 155, Mei 2011 : 47-52

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

- 3 - BAB I KETENTUAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH HNO 3 DAN KBrO 3 PADA PEMBUATAN KONSENTRAT Ce, La DAN Nd DARI PASIR MONASIT

PEMISAHAN U DARI Th PADA MONASIT DENGAN METODE EKSTRAKSI PELARUT ALAMINE

Tugas Prarancangan Pabrik Kimia Prarancangan Pabrik Aseton Sianohidrin dari Aseton dan HCN BAB I PENDAHULUAN

PENENTUAN KOEFISIEN DISTRIBUSI, EFISIENSI EKSTRAKSI DAN FAKTOR PEMISAHAN PADA EKSTRAKSI GADOLINIUM DAN SAMARIUM DENGAN LIGAN DIBUTILDITIOFOSFAT

2017, No Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara (Lembaran Negara Repub

Prarancangan Pabrik Metil Salisilat dari Asam Salisilat dan Metanol dengan Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENGANTAR

5007 Reaksi ftalat anhidrida dengan resorsinol menjadi fluorescein

3 Metodologi Penelitian

OPTIMALISASI EKSTRAKSI LOGAM TANAH JARANG BERBASIS MINERAL MONASIT DAN PASIR ZIRKON

Teknologi Pembuatan Bahan Bakar Pelet Reaktor Daya Berbasis Thorium Oksida EXECUTIVE SUMMARY

BAB I PENDAHULUAN. oksigen. Senyawa ini terkandung dalam berbagai senyawa dan campuran, mulai

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

DIJESTI TORIUM PIROFOSFAT MENJADI TORIUM HIDROKSIDA

RECOVERY ALUMINA (Al 2 O 3 ) DARI COAL FLY ASH (CFA) MENJADI POLYALUMINUM CHLORIDE (PAC)

PELINDIAN PASIR BESI MENGGUNAKAN METODE ELEKTROLISIS

PEMISAHAN UNSUR TANAH JARANG DARI SENOTIM DENGAN METODE PENGENDAPAN MELALUI DESTRUKSI MENGGUNAKAN AKUA REGIA

EKSTRAKSI Th, La, Ce DAN Nd DARI KONSENTRAT Th LOGAM TANAH JARANG HASIL OLAH PASIR MONASIT MEMAKAI TBP

PENGARUH GARAM Al(NO 3 ) 3 TERHADAP EKSTRAKSI ITRIUM DARI KONSENTRAT LOGAM TANAH JARANG

PENGARUH KONSENTRASI NaOH PADA PROSES PEMBUATAN ASAM OKSALAT DARI AMPAS TEBU

BAB I PENDAHULUAN. Logam Tanah Jarang (LTJ) adalah salah satu sumber daya alam yang

PENGARUH TEMPERATUR PADA PROSES PEMBUATAN ASAM OKSALAT DARI AMPAS TEBU. Oleh : Dra. ZULTINIAR,MSi Nip : DIBIAYAI OLEH

Pemisahan dengan Pengendapan

KEMURNIAN DAN NILAI FAKTOR PEMISAHAN TRANSPOR UNSUR La TERHADAP UNSUR Nd, Gd, Lu DENGAN TEKNIK MEMBRAN CAIR BERPENDUKUNG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PEMBUATAN LOGAM YTRIUM DENGAN PROSES METALOTERMIK

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Seiring kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan. dibutuhkan suatu material yang memiliki kualitas baik seperti kekerasan yang

PELARUTAN TERAK TIMAH BANGKA MENGGUNAKAN

Prarancangan Pabrik Amonium Klorida dengan Proses Amonium Sulfat - Natrium Klorida Kapasitas Ton/ Tahun BAB I PENDAHULUAN

Pengembangan Material Biokompatibel Berbahan Zirkonia dari Bahan Baku Mineral Lokal

OPTIMASI PROSES PEMBUATAN OKSIDA LOGAM TANAH JARANG DARI PASIR SENOTIM DAN ANALISIS PRODUK DENGAN SPEKTROMETER PENDAR SINAR-X

PELINDIAN LOGAM TANAH JARANG DARI TERAK TIMAH DENGAN ASAM KLORIDA SETELAH PROSES FUSI ALKALI

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENGANTAR A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

LEMBAR AKTIVITAS SISWA ( LAS )

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Universitas Sumatera Utara

Prarancangan Pabrik Sodium Tetra Silikat (Waterglass) dari Sodium Karbonat dan Pasir Silika Kapasitas Ton per Tahun BAB I PENDAHULUAN

PEMISAHAN Ce DAN Nd MENGGUNAKAN RESIN DOWEX 50W-X8 MELALUI PROSES PERTUKARAN ION

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

REAKSI SAPONIFIKASI PADA LEMAK

PENGOLAHAN BIJIH URANIUM ASAL RIRANG : PEMISAHAN L T J DARI HASIL DIGESTI BAS A

UJI COBA PENGOLAHAN BIJIH URANIUM RlRANG DENGAN KAPASITAS 0,75 KG: PEMURNIAN FOSFAT (P2BGGN/PGN- TPBGN/KJO 16/2005)

Prarancangan Pabrik Amonium Klorida dengan Proses Amonium Sulfat-Sodium Klorida Kapasitas Ton/ Tahun BAB I PENDAHULUAN

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Karakteristik Ultisol

Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN

II. DESKRIPSI PROSES. Precipitated Calcium Carbonate (PCC) dapat dihasilkan melalui beberapa

BAB 3 METODE PERCOBAAN

Prarancangan Pabrik Asam Nitrat Dari Asam Sulfat Dan Natrium Nitrat Kapasitas Ton Per Tahun BAB I PENDAHULUAN

KIMIA. Sesi POLIMER. A. LOGAM ALKALI a. Keberadaan dan Kelimpahan Logam Alkali. b. Sifat-Sifat Umum Logam Alkali. c. Sifat Keperiodikan Logam Alkali

INTERPRETASI DEPOSIT URANIUM BERDASARKAN DATA TAHANAN JENIS DAN POLARISASI TERINDUKSI DI SEKTOR RABAU HULU

Pusat Sumber Daya Geologi Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral. Bandung, Maret 2015

LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM ANORGANIK PERCOBAAN 1 TOPIK : SINTESIS DAN KARAKTERISTIK NATRIUM TIOSULFAT

PENELITIAN PENGOLAHAN DAN KAJIAN PENGUSAHAAN LOGAM TANAH JARANG DARI MONASIT

BAB I PENDAHULUAN. faktor utama penyebab meningkatnya kebutuhan energi dunia. Berbagai jenis

BAB I PENDAHULUAN. Perbandingan nilai ekonomi kandungan logam pada PCB (Yu dkk., 2009)

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Reaksi Dehidrasi: Pembuatan Sikloheksena. Oleh : Kelompok 3

Proses Roasting Pasir Monasit dari Kepulauan Bangka Belitung dengan NaOH Padat Menggunakan Muffle Furnace

BAB I PENDAHULUAN. Nikel merupakan logam berwarna perak keputihan yang mempunyai kemampuan

SKRIPSI HIDROLISIS PROTEIN KONSENTRAT DALAM BLONDO LIMBAH HASIL PRODUK VIRGIN COCONUT OIL (VCO)

EKSTRAKSI BERTINGKAT PEMISAHAN Th DAN Nd DARI KONSENTRAT Th-LTJ OKSALAT HASIL OLAH PASIR MONASIT MENGGUNAKAN TBP

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK PERCOBAAN III (PEMURNIAN BAHAN MELALUI REKRISTALISASI)

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Prarancangan Pabrik Magnesium Oksid dari Bittern dan Batu Kapur dengan Kapasitas 40.

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

ASAM, BASA, DAN GARAM

II. DESKRIPSI PROSES. Pembuatan kalsium klorida dihidrat dapat dilakukan dengan beberapa macam proses:

Ekstraksi Samarium(III) dan Serium(III) Melalui Pembentukkan Kompleks Menggunakan Ligan Etilendiamintetrametilenfosfonat

BAB V DASAR-DASAR PENGOLAHAN BAHAN GALIAN

PENGENALAN DAUR BAHAN BAKAR NUKLIR

Transkripsi:

1 BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Logam tanah jarang (LTJ) atau rare earth elements (REE), atau rare earth (RE) adalah kelompok 17 elemen logam, yang mempunyai sifat kimia yang mirip, yang terdiri dari unsur-unsur skandium (Sc), yttrium (Y) dan 15 unsur Lantanida (Spedding, 1978). Unsur-unsur LTJ tersebut mempunyai sifat unik yang unggul, sehingga saat ini LTJ banyak digunakan pada pembuatan barangbarang inovatif berteknologi tinggi, seperti magnet permanen, elektronik, paduan logam, keramik, katalis, bidang medis dan nuklir, sehingga kini unsur LTJ dianggap sebagai bahan abad ke-21 (Morais & Ciminelli, 2004). Beberapa dekade terakhir, kebutuhan logam tanah jarang di dunia terus meningkat, namun Cina sebagai produsen 95% LTJ dunia membatasi ekspor LTJ hingga 35% sehingga harga LTJ di dunia melambung naik (Forbes, 2012). Others Ceramics 5% 5% Others 8% Magnets 21% Phosphors 7% USA 12% Catalysts 20% Metal Alloys 18% Glass 9% Polishing 15% China 60% Japan & Asia 20% (a) (b) Gambar 1. Penggunaan logam tanah jarang dunia tahun 2010 (a) dan negara produsen logam tanah jarang (b) (IMCOA, 2010)

2 Secara geologis LTJ tidak ditemukan dalam bentuk unsur bebas melainkan dalam bentuk paduan senyawa kompleks. Sumber utama LTJ berasal dari mineral bastnaesit, monasit dan senotim. Bastnaesit merupakan mineral RE fluorocarbonat, sedangkan monasit dan senotim merupakan mineral RE fosfat. Bastnaesit dan monasit merupakan sumber dari light RE, sedangkan senotim merupakan sumber heavy RE. Selain kandungan RE fosfat, monasit dan senotime juga mengandung sedikit uranium dan thorium, sehingga digolongkan sebagai naturally occuring radioactive material, atau NORM (Amer dkk, 2013). Potensi monasit dan senotim di Indonesia dijumpai di sepanjang sabuk timah yang memanjang ke selatan dari kepulauan Riau sampai Bangka-Belitung, serta di Kalimantan Barat. Saat ini, monasit umumnya diperoleh sebagai produk samping dalam penambangan timah di Pulau Bangka. Mineral ini diketahui sebagai sumber terbesar kedua untuk ekstraksi LTJ. Kandungan RE oksida (REO) pada monasit Bangka diketahui sebesar sekitar 60-70%, namun belum dimanfaatkan secara optimal. Penelitian mengenai recovery LTJ dari monasit Bangka sangat potensial untuk dilakukan. Pengolahan mineral monasit Bangka ini sesuai dengan Undang-Undang No. 4 tahun 2009 (UU MINERBA) tentang larangan ekspor mineral mentah. Recovery LTJ dari monasit dapat dilakukan dengan dua metode, yaitu pelarutan mineral metode alkali dan metode asam. Metode asam menggunakan asam sulfat pada proses digesti, dilanjutkan leaching dengan air untuk menghilangkan kandungan fosfat, kemudian dilakukan pengenceran dan pengendapan selektif thorium dan LTJ sebagai double sulphat (Castor dan

3 Hedrick, 2006). Metode alkali merupakan metode pelarutan mineral ke dalam larutan NaOH pekat pada suhu 140-150 C atau menggunakan NaOH padat yang dilebur bersama dengan mineral pada suhu tinggi. Reaksi antara monasit dengan NaOH menghasilkan RE hidroksida, natrium fosfat dan thorium hidroksida. Natrium fosfat merupakan senyawa larut air sehingga pemisahannya dilakukan dengan melarutkan hasil digesti dalam air. Pelarutan parsial dengan HCl pekat akan memisahkan LTJ dengan thorium. Pada proses ini, LTJ merupakan fraksi terlarut, sedangkan thorium dan material yang tidak larut disaring dan membentuk limbah thorium cake (Gupta dan Krishnamurthy, 2005). Recovery LTJ dengan metode asam sulfat telah digunakan sejak lama. Saat ini, metode alkali lebih banyak dipilih utuk recovery LTJ karena metode alkali mampu menghasilkan LTJ dengan kemurnian yang lebih tinggi. Selain itu, natrium fosfat dalam air cucian hasil leaching/roasting dalam metode alkali dapat diambil sebagai produk samping yang bernilai ekonomis. Natrium fosfat dapat digunakan sebagai pupuk. Pada metode asam senyawa fosfat tidak dapat diambil sebagai produk (Gupta dan Krishnamurthy, 2005). Beberapa penelitian pemisahan LTJ dari monasit Bangka dengan metode alkali telah dilakukan. Penelitian tersebut umumnya menggunakan larutan NaOH pekat pada suhu rendah untuk dekomposisi fosfat, namun recovery LTJ dari proses tersebut masih relatif rendah, yaitu sebesar 70%. Pada penelitian ini, pemisahan LTJ dari monasit Bangka akan dilakukan dengan metode alkali menggunakan NaOH padat. Roasting campuran monasit/naoh alkali pada suhu tinggi akan melelehkan padatan NaOH, diikuti dengan dekomposisi fosfat pada

4 pasir monasit dalam lelehan NaOH. Setelah proses dekomposisi fosfat, proses leaching dengan aquades dilakukan terhadap sampel hasil roasting. Dengan metode ini, jumlah fosfat yang terdekomposisi akan lebih banyak dari metode alkali dengan larutan NaOH pekat sehingga recovery LTJ yang diperoleh akan lebih tinggi. Kinetika reaksi dekomposisi fosfat pada penelitian ini dianalisis berdasarkan model shrinking core. 1.2. Keaslian Penelitian Penelitian mengenai pemisahan LTJ dari monasit menggunakan metode alkali menggunakan larutan NaOH pekat sudah banyak dilakukan, diantaranya ditampilkan pada Tabel 1. Tabel 1. Beberapa penelitian rekoveri LTJ metode alkali suhu rendah Sumber Referensi Keterangan proses Monasit Abdel Rahim, Leaching monasit dalam ball mill autoclave pada Mesir 2002 suhu 150 C dan 175 C, dimana proses grinding dan Monasit India Monasit Australia Monasit Korea Gupta dan Krishnamurty, 2005 Gupta dan Krishnamurty, 2005 (Panda 2014) dkk., leaching terjadi simultan Pemisahan REE di Kerala menggunakan 4 stage leaching monasit dengan NaOH pada suhu 140 C Proses leaching menggunakan 80% berat/volum NaOH pada suhu 140 C selama 3 jam, rasio monasit:naoh 1,5:1 berhasil memisahkan 98% REE Leaching menggunakan larutan NaOH 50% pada suhu 170 C Pemisahan LTJ menggunakan metode alkali untuk monasit Indonesia menggunakan larutan NaOH pada suhu rendah juga pernah dilakukan. Purwani dan Suyanti (2014), menggunakan larutan NaOH 23,09 M untuk leaching monasit Bangka pada suhu 140 C, mencapai kondisi optimum rekoveri LTJ rata-rata sebesar 70%.

5 Beberapa penelitian mengenai pemisahan LTJ metode alkali pada suhu tinggi telah dilakukan. Xing dkk (2010) menggunakan metode ini untuk defosforisasi konsentrat monasit Tiongkok menggunakan batubara pada suhu 1400 C dan berhasil memisahkan 98% fosfor. Suchen dkk (2007) mempelajari pengaruh penambahan NaCl-CaCl2 pada dekomposisi fosfat monasit Tiongkok pada suhu tinggi dengan CaO. Dekomposisi fosfat sebesar 79% fosfat diperoleh setelah roasting pada suhu 750 C selama 1 jam dengan penambahan NaCl-CaCl2 sebanyak 10%. Kumari dkk (2015) melaporkan bahwa kondisi optimum dekomposisi fosfat pada monasit Korea diperoleh dengan roasting pada suhu 400 C pada campuran monasit/naoh dan pada suhu 900 C untuk campuran monasit/na2co3. Penelitian ini berbeda dengan penelitian-penelitian sebelumnya karena studi dekomposisi fosfat menggunakan material monasit dari Pulau Bangka menggunakan metode alkali pada suhu tinggi. Studi mengenai kondisi operasi dan model untuk mendekati peristiwa dekomposisi fosfat pada proses roasting akan menjadi tinjauan dari penelitian ini. 1.3. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk: 1. Mempelajari pengaruh rasio NaOH/monasit terhadap dekomposisi fosfat; 2. Mempelajari pengaruh suhu roasting terhadap dekomposisi fosfat; 3. Memilih model matematis yang dapat digunakan untuk mendekati peristiwa roasting-leaching yang terjadi.

6 1.4. Manfaat Penelitian Dari penelitian ini diharapkan dapat diperoleh informasi mengenai kondisi operasi optimum untuk proses dekomposisi fosfat dari monasit Bangka dengan metode alkali pada suhu tinggi. Informasi tersebut diharapkan dapat mendorong penelitian dan pemanfaatan monasit Bangka sebagai sumber LTJ.