I. PENDAHULUAN. kesehatan yang berbahan dasar air dan berbahan dasar susu skim.

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS STRATEGI PEMASARAN OBAT HERBAL BIOMUNOS PADA PT. BIOFARMAKA INDONESIA, BOGOR

I. PENDAHULUAN. Indonesia yang berada di daerah tropis merupakan negara yang kaya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. penelitian, perumusan masalah, tujuan serta manfaat dari penelitian yang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PENDAHULUAN. Masyarakat kita sudah sejak lama mengenal tanaman obat. Saat ini

I. PENDAHULUAN. Kecenderungan masyarakat dunia untuk kembali ke alam (back to nature)

BAB I PENDAHULUAN. Obat adalah zat yang digunakan untuk terapi, mengurangi rasa nyeri, serta

BAB I PENDAHULUAN. impor yang serba mahal dan sebagainya. Mulai era 2000an pelan-pelan manusia

1. BAB I PENDAHULUAN. Jahe (Zingiber officinale) dan kunyit (Curcuma longa) merupakan

A. Guntur H. Subbagian Alergi-Imunologi Tropik Infeksi Bagian Ilmu Penyakit Dalam Fak. Kedokteran UNS Solo

BAB 1 PENDAHULUAN Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan sebagai usaha tanaman industri. Rimpangnya memiliki banyak

2016 PROFIL FISIKOKIMIA BUAH CABE JAWA

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Analisis SWOT untuk menentukan Strategi Pengembangan Industri. Biofarmaka Daerah Istimewa Yogyakarta

I. PENDAHULUAN. Negara lndonesia memiliki jenis tumbuhan beraneka ragam yang dapat

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kembali ke alam (back to nature), kini menjadi semboyan masyarakat modern. Segala sesuatu yang selaras, seimbang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

TANAMAN BERKHASIAT OBAT. By : Fitri Rahma Yenti, S.Farm, Apt

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Y PENGARUH EKSTRAK RIMPANG TEMULAWAK

BAB I PENDAHULUAN UKDW. meningkatkan kesehatan. Salah satu jenis tanaman obat yang potensial, banyak

FORMULASI STRATEGI PEMASARAN OBAT TRADISIONAL PADA TAMAN SYIFA DI KOTA BOGOR, JAWA BARAT. Oleh : FANNY SEFTA ADITYA PUTRI A

ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN KAPSUL HERBAL DR LIZA (Studi Kasus Hotel Salak The Heritage Bogor, Jawa Barat)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL BUDIDAYA TEMULAWAK. Mono Rahardjo dan Otih Rostiana

BAB I PENDAHULUAN. daunnya digunakan untuk membuat teh yang sebelumnya mengalami

I. PENDAHULUAN. Tanaman jahe (Zingiber officinale Rosc.) merupakan salah satu tanaman yang

BAB I PENDAHULUAN. Ayam pedaging atau yang sering disebut sebagai ayam broiler (ayam

BAB I PENDAHULUAN. penyakit infeksi tetapi akibat buruk penggunaan antibiotik sebagai imbuhan pakan

C. Program. Berdasarkan klaim khasiat, jumlah serapan oleh industri obat tradisional, jumlah petani dan tenaga

I. PENDAHULUAN. Paru-paru, jantung, pusat syaraf dan otot skelet bekerja berat dalam melakukan

I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. konsumtif. Selain itu, Indonesia merupakan negara dengan pasar potensial. dengan kemasan, rasa, dan harga yang bervariasi.

I. PENDAHULUAN. Konsumen spa khususnya di Bali sudah menyadari bahaya dari bahan bahan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Indonesia memiliki sumber daya hayati dan merupakan salah satu negara

RINGKASAN. masyarakat dalam berkesehatan. Instansi ini berfungsi sebagai lembaga

Bab 5 H O R T I K U L T U R A

Tradisional Bagian Daun dan Buah

REKOMENDASI ALTERNATIF KEBIJAKAN PEMASARAN. pemasaran, adapun strategi pemasaran yang dilakukan oleh perusahaan bertujuan

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. minuman saat ini mengutamakan tiga hal yaitu: manfaat untuk kesehatan, back to

I. PENDAHULUAN. adalah dengan mengurangi pengkonsumsian zat-zat yang bersifat toxic seperti

xanthorrhiza Roxb atau lebih dikenal dengan nama temulawak (Afifah, 2005). Kandungan temulawak yang diduga bertanggung jawab dalam efek peningkatan

PENDAHULUAN. 2 Keamanan Air Minum Isi Ulang. Suprihatin.

Produsen Obat Herbal Diabetes

BAB VIII ANALISIS TINGKAT KEPENTINGAN DAN KINERJA

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang dilalui garis khatulistiwa menjadikan tanahnya subur sehingga

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSUMEN MEMBELI PRODUK JAMU DAYANG SUMBI SIDOARJO T E S I S

BAB I PENDAHULUAN. Sehat merupakan salah satu hal terpenting dalam hidup. Bebas dari segala penyakit

BAB I PENDAHULUAN. dibuktikan manfaatnya (Sudewo, 2004; Tjokronegoro, 1992). zingiberaceae, yaitu Curcuma mangga (Temu Mangga). Senyawa fenolik pada

BAB I PENDAHULUAN. potensi besar untuk dikembangkan. Potensi tersebut meliputi nilai ekonomi,

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sejarah dan Perkembangan Nata De Coco

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Tanaman obat keluarga (disingkat TOGA) adalah tanaman

Tips kesehatan, berikut ini 7 makanan yang menurunkan kadar kolesterol jahat dalam tubuh anda :

I. PENDAHULUAN lndonesia dengan jumlah penduduk yang cukup besar yaitu sekitar 204,4

L PENDAHULUAN. tanaman obat. Dari kulit batangnya digunakan sebagai obat malaria, daunnya

Anda Perlu Tahu Jenis-Jenis Obat Buah Diabetes Ini

2015 PROFIL LIPID MENCIT HIPERLIPIDEMIA SETELAH PEMBERIAN EKSTRAK TEMULAWAK

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara tropis yang memiliki potensi besar dalam pengembangan tanaman obat.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Indonesia sendiri merupakan negara tropis banyak ditumbuhi jenis

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang (beranda.miti.or.id)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PRODUKSI PATI TEMU LAWAK SEBAGAI ALTERNATIF PEMANFAATAN TEMU LAWAK UNTUK BAHAN BAKU PRODUK OLAHAN PANGAN : STUDI KASUS DI DESA PABUARAN, KEC

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

GAMBARAN UMUM KEBUN UNIT KONSERVASI BUDIDAYA BIOFARMAKA (UKBB)

PENJUAL OBAT TRADISIONAL (JAMU)

Yakon (Smallanthussonchifolius) Ekstrak Daun Ajaib

OHM PELANGSING OBAT HERBAL MAMI PELANGSING

BAB I PENDAHULUAN. hayati sebagai sumber bahan pangan dan obat-obatan (Kinho et al., 2011, h. 1).

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Gambaran masyarakat Indonesia di masa depan yang ingin dicapai melalui

PERANCANGAN PERALATAN PENGONGSENGAN BIJI KOPI SISTIM BLOWER ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PERENCANAAN AGRIBISNIS, PANEN DAN PENANGANAN PASCA PANEN TANAMAN OBAT 1)

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit infeksi merupakan salah satu masalah dalam bidang

dapat dimanfaatkan untuk mengatasi gangguan kurangnya nafsu makan adalah Curcuma xanthorrhiza atau lebih dikenal dengan nama temulawak (Afifah et

BAB I PENDAHULUAN. penting salah satunya adalah teripang yang dikenal dengan nama lain teat fish, sea

BAB I PENDAHULUAN. bisnis karena manfaat yang di peroleh komoditi tersebut cukup banyak dan

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi berarti peluang pasar internasional bagi produk dalam negeri dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

Setiap tahun, diperkirakan terdapat 2 miliar kasus diare di seluruh dunia. Pada tahun 2004, diare menjadi penyebab kematian tertinggi ketiga di

BAB II DESKRIPSI INDUSTRI

INDONESIA SKRIPSI H

BAB I PENDAHULUAN. seluruh bagian dari tanaman ini dimanfaatkan sebagai obat bagi manusia (Deptan,

BAB I PENDAHULUAN. Segi kepraktisan merupakan hal penting yang menjadi pertimbangan dalam

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pilihan lainnya. Oleh karena itu konsumen sering menghadapi kebingungan untuk

I PENDAHULUAN (%) (%) (%) Buahbuahan , , , ,81

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tabel 1. Komoditi Makanan dan minuman

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tanaman herbal merupakan jenis-jenis tanaman yang memiliki fungsi.

PENDAHULUAN Latar Belakang

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PRODUKSI SUTE KUTUB SUSU SARI KETELA POHON (Manihot utilissim) DENGAN SENSASI MINT (Mentha arvensis L.) TANPA BAHAN PENGAWET

Transkripsi:

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan bagi masyarakat merupakan suatu hal yang sangat penting dan merupakan anugrah yang tidak ternilai. Meningkatnya kesadaran untuk hidup sehat dan menjalankan aktivitas dengan tubuh yang sehat berstamina membuat munculnya gagasan produsen untuk menawarkan minuman kesehatan pada masyarakat Indonesia. Meskipun sampai saat ini belum ada definisi serta penggolongan minuman kesehatan secara pasti dan jelas, dari segi bahan bakunya minuman kesehatan dapat dibagi menjadi dua kelompok, yaitu minuman kesehatan yang berbahan dasar air dan berbahan dasar susu skim. Saat ini masyarakat Indonesia umumnya sudah semakin mempertimbangkan manfaat kesehatan dari suatu produk. Konsumen tidak hanya membeli produk karena faktor harga, namun semakin kritis untuk memilih produk yang memberikan manfaat kesehatan baginya. Hal ini bisa dilihat dari semakin banyaknya produk-produk makanan dan minuman yang mengangkat tema kesehatan, misalnya minuman berisotonik, green tea, dan aneka sereal. Pada tahun 2009, makanan dan minuman yang banyak dipasarkan adalah jenis produk yang mengangkat konsep penatalaksanaan berat badan. Di tengah krisis keuangan yang melanda seluruh dunia, industri makanan dan minuman terus tumbuh dengan pesat, bahkan diprediksi menjadi industri paling menjanjikan. Pada tahun 2008, industri makanan dan minuman tumbuh minus 3,18%. Naiknya harga bahan baku membuat harga jual produk ikut naik, sementara daya saing konsumen menurun akibat kenaikan BBM dan pengaruh krisis global. Kenyataannya omset produk makanan dan minuman hingga akhir 1

2008 masih bisa naik hingga 10%. Memang kinerja tersebut lebih rendah dibandingkan pertumbuhan pada tahun 2005-2007 yang mencapai sekitar 20%. Tabel 1 memperlihatkan pertumbuhan industri makanan dan minuman Indonesia dari tahun 2003 sampai 2009 awal (SWA, 2009). Tabel 1. Pertumbuhan Industri Makanan dan Minuman di Indonesia Tahun 2003 2009. Tahun Omset (triliun) Pertumbuhan (%) 2003 182,60 11,60 2004 207,30 13,50 2005 248,87 20,10 2006 326,07 31,00 2007 383,01 17,50 2008 440,00 14,90 2009 awal 493,00 12,00 Sumber: SWA, 2009 Alam Indonesia dikenal sebagai penghasil tanaman obat. Sebagai negara tropis, banyak tanaman berkhasiat obat tumbuh subur di wilayah Tanah Air. Indonesia termasuk salah satu pusat keanekaragaman hayati. Meskipun mempunyai keanekaragaman hayati yang melimpah namun sebagian besar belum diketahui manfaatnya. Berbagai literatur menyatakan bahwa Indonesia memiliki tidak kurang dari 7000 spesies tanaman dan tumbuhan yang memiliki khasiat obat. Hutan Indonesia memiliki spesies biofarmaka tidak kurang dari 9606 spesies. Dari jumlah itu, baru 3-4% yang sudah dibudidayakan dan dimanfaatkan secara komersial atau tercatat 350 biofarmaka telah diidentifikasi mempunyai khasiat obat. Tingkat pemanfaatan tumbuhan obat yang ada dapat dinyatakan masih jauh dari potensi yang ada di alam. Padahal beberapa tanaman obat, yang telah lama ditemukan dan dimanfaatkan, telah terbukti memiliki tingkat permintaan yang cukup tinggi baik permintaan pasar domestik maupun ekspor 2

(Dirjen Bina Produksi Hortikultura, 2007). Pada Tabel 2 dapat dilihat tujuh tanaman obat unggulan yang tingkat permintaannya cukup tinggi dan pasar ekspornya terbuka lebar, yaitu tanaman Temulawak, Kunyit, Jati Belanda, Sambiloto, Daun Salam, Mengkudu dan Cabe Jawa. Tabel 2. Tujuh Tanaman Obat Unggulan Dengan Nilai Ekonomis Tinggi di Indonesia. No Jenis tanaman obat Hasil Kegunaan panenan 1 Temulawak (Curcuma xanthoriza) Rimpang Bumbu masak, zat pewarna makanan, bahan obat baku tradisional 2 Kunyit (Curcuma domesticae) Rimpang Zat pewarna tekstil, makanan, bumbu masak. 3 Jati Belanda (Guazumae ulmifolia) Daun Bumbu masak, bahan baku obat tradisional (pelangsing tubuh) 4 Sambiloto (Andro grapha p.) Daun Bumbu masak, bahan baku obat tradisional 5 Daun Salam (Izygium polyanti) Daun Bumbu masak, bahan baku obat tradisional 6 Mengkudu (Morinda citrifolia) Buah Bumbu masak, bahan baku obat tradisional 7 Cabe Jawa (Piper retrofractum) Buah Bumbu masak, bahan baku obat tradisional Sumber: Dirjen Bina Produksi Hortikultura, 2007 Semua jenis tanaman obat dibutuhkan sebagai bahan baku oleh berbagai industri jamu atau obat tradisional. Terlihat bahwa secara keseluruhan total produksi 10 tanaman obat tahun 2000 hanya 50.414 ton, meningkat cukup signifikan pada produksi tahun 2005 yaitu 176.357 ton, dengan persentase kenaikan sebesar 71,4% atau rata-rata persentase kenaikan tiap tahun yaitu 14,28%. Kenaikan produksi tanaman obat yang cukup besar memperlihatkan bahwa tanaman obat di Indonesia masih sangat potensial untuk dikembangkan. Jenis tanaman obat yang telah dibudidayakan secara serius di Indonesia dapat dilihat pada Tabel 3. 3

Tabel 3. Jenis Tanaman Obat dan Jumlah Produksi per Tahun (Ton) No Komoditi Tahun 2000 201 2002 2003 2004 2005 1 Kunyit 24.813 27.195 23.933 30.707 40.467 82.107 2 Kencur 9.489 11.112 12.848 19.527 22.609 35.478 3 Lempuyang 4.484 4.794 4.530 4.684 6.025 8.896 4 Temulawak 5.674 6.089 7.173 11.761 13.666 22.582 5 Temuireng 2.853 1.662 3.040 4.490 6.174 7.724 6 Kejibeling 469 678 311 710 699 1.348 7 Kapulaga 2.490 1.928 3.538 3.563 4.218 7.179 8 Dringo 139 114 366 495 257 417 9 Sambiloto 0 0 0 231 566 2.150 10 Mengkudu 0 0 0 1.910 3.509 9.820 Total 50.414 53.574 55.742 78.081 98.193 176.357 Sumber: Deptan, 2006 Kini, selain pengobatan medis kedokteran, tidak sedikit dokter yang menyarankan pengobatan herbal. Sebagai tanaman obat, nama temulawak sudah dikenal cukup banyak orang. Temulawak adalah tumbuhan asli Indonesia, tetapi penyebarannya hanya terbatas di Jawa, Maluku, dan Kalimantan. Temulawak dalam dunia fitoterapi dikelompokkan sebagai adaptogen, yakni bahan yang tidak berbahaya dan dapat meningkatkan daya tahan untuk melawan racun yang berdampak buruk pada tubuh. Banyak herbalis memanfaatkan temulawak sebagai herba utama untuk menyembuhkan lever. Temulawak berfungsi untuk detoksifikasi di hati, melindungi lever, dan sekresi cairan empedu. Zat kurkumin yang memberi warna kuning pada temulawak merangsang produksi cairan empedu dan efeknya proses pencernaan menjadi lebih lancar. Beragam penyakit dapat dibantu diobati dengan umbi tanaman ini, misalnya sakit limpa, sakit ginjal, sakit pinggang, asma, sakit kepala, masuk angin, mag, sakit perut, produksi ASI, meningkatkan nafsu makan, sembelit, sakit cangkrang, cacar air, sariawan, rematik, dan mengobati jerawat. Temulawak mengandung minyak atsiri seperti limonina yang mengharumkan, sedangkan 4

kandungan flavonoidnya berkhasiat menyembuhkan radang. Minyak atsiri juga bisa membunuh mikroba. Buahnya mengandung minyak terbang (anetol, pinen, felandren, dipenten, fenchon, metilchavikol, anisaldehida, asam anisat, kamfer), dan minyak lemak. Kurkumin yang terdapat pada rimpang tumbuhan ini bermanfaat sebagai acnevulgaris, di samping sebagai anti inflamasi (anti radang) antioksidan, anti hepototoksik (anti keracunan empedu) dan antitumor. Secara umum temulawak efeknya menormalkan fungsi jaringan yang terganggu (Sidik, Moelyono dan Muhtadi, 1993). Tanaman khas Indonesia ini memiliki potensi yang luar biasa untuk dikembangkan sebagai tanaman obat. Bahkan konon, tanaman ini memiliki keunggulan setara dengan Ginseng Korea. Banyak orang menganggap, temulawak sebagai ginsengnya Indonesia PT. Biofarmaka Indonesia merupakan Satuan Usaha Akademik (SUA) Pusat Studi Biofarmaka, Institut Pertanian Bogor yang didirikan pada tahun 2005 sebagai Badan Usaha Komersial berbentuk Perseroan Terbatas (PT) yang juga merupakan pengembangan dari Divisi Produk Studi Biofarmaka. Bekerjasama dengan para ahli biofarmaka pada lembaga Pusat Studi Biofarnaka Institut Pertanian Bogor, PT. Biofarmaka Indonesia mengkhususkan dirinya dalam pengembangan produk-produk herbal dengan konsep back to nature dilandasi oleh hasil uji dan riset yang mengedepankan mutu dan kualitas serta efek efikasi dari setiap produknya sebagai jaminan untuk meraih kepuasan konsumen. Tujuan perusahaan adalah berusaha mengembangkan riset dan penerapan teknologi di bidang biofarmaka dalam pengembangan keanekaragaman tanaman obat Indonesia menjadi sebuah produk biofarmaka dalam usahanya membantu meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dan Bangsa Indonesia. Perusahaan 5

kemudian mencoba membuat obat-obatan herbal untuk kesehatan dan berguna untuk membantu menyembuhkan berbagai penyakit, yang aman dan tanpa efek samping dalam bentuk kapsul (ekstrak), teh, simplisia (tanaman obat dalam bentuk kering), aneka herbal dalam bentuk minuman instant, permen herbal dan tanaman obat. Salah satu kebijakan yang dimiliki perusahaan yaitu perusahaan akan lebih fokus ke bahan alami temulawak (Biofarmaka, 2008). Melimpahnya bahan baku dari pasokan petani temulawak, membuat perusahaan memanfaatkan kondisi tersebut. Di sisi lain adanya keluhan yang sering timbul pada kesehatan tubuh adalah gangguan pencernaan. Hal tersebut terutama sering terjadi saat melaksanakan ibadah puasa. Pentingnya menjaga kesehatan selama berpuasa akan sangat membantu dalam kelancaran beribadah. Salah satu gangguan tersebut adalah gastritis. Dengan meningkatnya penjualan obat promaag yang cukup tinggi pada saat bulan Ramadhan membuat perusahaan berniat mengeluarkan produk substitusi pengganti obat promaag. Berdasarkan penelitian para ahli biofarmaka, bahan baku temulawak dapat berfungsi membantu mengobati gastritis. PT. Biofarmaka Indonesia melihat kemungkinan yang akan terjadi di masa yang akan datang yaitu semakin maraknya produk-produk makanan dan minuman yang mengangkat tema kesehatan, kondisi masyarakat yang semakin mempertimbangkan manfaat kesehatan dari suatu produk. Ditunjang oleh ketersediaan bahan baku temulawak yang melimpah, memanfaatkan kandungan dan kemampuan temulawak yang mampu menyembuhkan berbagai penyakit terutama gangguan pencernaan serta kebijakan perusahaan itu sendiri yang lebih 6

fokus pada bahan baku alami temulawak ini menjadikan hal tersebut sebagai suatu peluang bisnis bagi perusahaan dengan memproduksi produk minuman kesehatan. CURMA (Curcuma plus madu) adalah minuman yang diformulasikan dari ekstrak temulawak dan madu sebagai sumber kalori. Curcuma sebagai detoksifikasi dan madu yang ditambahkan sebagai vitamin berfungsi juga sebagai pelengkap. Temulawak selama ini dikenal sebagai obat paling mujarab (Sidik, 1993). Dalam CURMA terkandung zat aktif kurkumin dan xhantorizol yang bermanfaat bagi kesehatan hati, pencernaan dan sebagai anti oksidan. Produk ini sangat unik dan spesifik dengan basic temulawak. Unik karena masih sangat sedikit yang menjual baik bentuk maupun kemasan dan spesifik karena kadar untuk kurkumin ditingkatkan dan belum adanya pesaing yang menggunakan kandungan tersebut. 1.2 Rumusan Masalah Adanya perubahan gaya hidup dalam masyarakat, terutama kesadaran akan pentingnya pemeliharaan kesehatan, membuat minuman atau makanan kesehatan banyak dicari. Minuman kesehatan CURMA, sebagai salah satu produk baru, saat ini dijadikan sebagai minuman kesehatan. Produk CURMA yang terjual selama dua bulan masa perkenalan mengalami penurunan. Bulan pertama minggu kesatu dijual di pool bis DAMRI Bogor, terjual sebanyak 146 botol, minggu kedua sebanyak 97 botol, minggu ketiga sebanyak 76 botol, minggu keempat sebanyak 47 botol dan minggu kelima sebanyak 50 botol. Sedangkan pada bulan kedua hanya terjual 124 botol dari jumlah total produksi 200 botol. Penjualan di sekolah MardiYuana sebanyak 50 cup per tiga hari dan pelanggan yang beli adalah pelanggan yang sudah mengenal produk (membeli kembali). Ditambah karena 7

produk hanya memiliki masa hidup produk yang pendek, maka produk yang tidak laku harus segera ditarik dari pasar. Akibatnya produk terbuang sia-sia dan berakibat pada kondisi keuangan perusahaan karena biaya yang dikeluarkan untuk produksi tidak sedikit. Berdasarkan siklus hidup produk, produk CURMA ini berada pada tahap perkenalaan (Introducing). Karakteristik dari tahap perkenalan ini adalah penjualan rendah, biaya yang dikeluarkan tinggi, menghasilkan laba negatif dan pesaing masih sedikit (Kotler, 2005). Hal tersebut diatas sesuai dengan kondisi produk CURMA sekarang ini. Tujuan pemasaran pada tahap perkenalan adalah menciptakan kesadaran dan keinginan untuk mencoba produk. Strategi yang dapat dilakukan adalah strategi produk dengan menawarkan produk dasar, strategi harga dengan mengenakan biaya tambahan, strategi promosi dengan menggunakan banyak promosi penjualan untuk menarik pencoba dan strategi distribusi dengan membangun distribusi selektif. Melihat keadaan yang terjadi selama periode perkenalan, masih kurangnya minat masyarakat dan edukasi terhadap masyarakat tentang pengetahuan bagaimana khasiat dan pemanfaatan temulawak pun sangat mempengaruhi terhadap penjualannya. Perusahaan juga masih mencoba mencari konsumen mana yang kiranya akan menjadi sasaran pasar yang cocok untuk produk CURMA. PT Biofarmaka Indonesia masih terbatas dalam melakukan promosi yaitu hanya melalui pameran dan brosur sehingga kurang mendapat tempat dalam benak konsumen. PT Biofarmaka Indonesia juga belum mempunyai agen tetap maupun kemitraan dalam memasarkan produk CURMA. 8

Perusahaan harus bersaing dengan perusahaan yang memasarkan produk minuman kesehatan lebih dulu dan telah memiliki nama di benak pasar. Pihak manajemen PT. Biofarmaka Indonesia mengkhawatirkan jika pemasaran yang tepat tidak dapat dilakukan maka kegiatan produksi akan terhenti dan perusahaan akan mengalami kerugian karena produk tidak laku. PT. Biofarmaka Indonesia harus menyusun strategi pemasaran yang tepat sesuai dengan kondisi eksternal dan internal yang dihadapi oleh perusahaan dan juga dengan melihat minat konsumen terhadap produk tersebut. Beberapa lingkungan internal dan eksternal yang harus dihadapi oleh perusahaan berkaitan dengan masalah pemasaran produk yang akan dilaksanakan. Ada beberapa faktor lingkungan internal yang merupakan suatu kekuatan atau keunggulan perusahaan yang harus dimanfaatkan dan dikembangkan. Juga berlaku untuk faktor eksternal perusahaan yang bisa menjadi peluang bagi perusahaan untuk mengembangkan strategi pemasaran perusahaan atau bahkan faktor tersebut bisa menjadi suatu ancaman yang bisa menghambat proses pemasaran yang akan dilakukan. Adanya evaluasi faktor internal dan eksternal, akan memperoleh gambaran mana yang penting dan harus dikembangkan untuk menutupi kekurangan yang dimiliki, juga memanfaatkan peluang yang ada dengan mengeliminasi faktor ancaman yang akan terjadi. Perusahaan harus siap dalam menghadapi faktor internal eksternal ini. Dengan demikian, agar produk CURMA terus berlanjut ke tahap daur hidup berikutnya yaitu tahap pertumbuhan, kemudian minat masyarakat menjadi tinggi terhadap produk CURMA, promosi yang lebih dikenal, nilai penjualannya dapat ditingkatkan di bulan-bulan mendatang serta mampu menangani masalah 9

keuangan karena tingginya biaya produksi perusahaan, maka diperlukan penelitian untuk mengetahui bagaimanakah strategi pemasaran produk CURMA yang tepat yang harus dilakukan oleh PT Biofarmaka Indonesia dalam meningkatkan penjualan dan merebut pasar. Berdasarkan uraian di atas, maka permasalahan yang dapat dikaji dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana kondisi lingkungan internal dan eksternal yang dihadapi oleh PT. Biofarmaka Indonesia untuk produk CURMA? 2. Bagaimana persepsi dan preferensi konsumen terhadap atribut-atribut yang terdapat pada produk minuman kesehatan dan CURMA? 3. Bagaimana intensitas persaingan dalam industri minuman kesehatan secara umum? 4. Bagaimana alternatif strategi perusahaan untuk pemasaran produk CURMA dan rekomendasi prioritas alternatif strategi untuk pemasaran produk CURMA? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan permasalahan di atas, maka penelitian ini bertujuan: 1. Menganalisis faktor-faktor lingkungan eksternal dan internal yang akan mempengaruhi produk CURMA di PT. Biofarmaka Indonesia. 2. Mengidentifikasi dan menganalisis persepsi dan preferensi konsumen terhadap minuman kesehatan secara umum dan secara khusus terhadap atribut-atribut CURMA. 3. Menganalisis intensitas persaingan industri dalam lingkungan industri minuman kesehatan secara umum. 10

4. Merumuskan alternatif strategi pemasaran produk CURMA dan memberikan rekomendasi mengenai prioritas strategi pemasaran produk CURMA. 1.4 Manfaat Penelitian Penelitian ini dapat bermanfaat sebagai bahan acuan utama bagi perusahaan untuk memahami lingkungannya dan sebagai sumbangan pemikiran dalam menentukan strategi pemasaran produk CURMA. Bagi peneliti akan diperoleh pengetahuan ilmiah dan pengalaman praktis dalam menentukan strategi pemasaran. Penelitian ini dapat bermanfaat juga bagi peneliti-peneliti lainnya sebagai bahan pustaka atau acuan dalam mendukung penelitian-penelitian selanjutnya. 1.5 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini dibatasi pada permasalahan aspek pemasaran produk CURMA di PT. Biofarmaka Indonesia. Lingkungan internal dan eksternal yang diteliti pun hanya sebatas pada lingkungan produk CURMA. Hasil penelitian ini dibatasi pada tahap pemberian alternatif strategi pemasaran pada produk CURMA yang diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan, sedangkan implementasi diserahkan pada pihak manajemen. Atribut produk dalam penelitian ini adalah faktor-faktor yang dipertimbangkan oleh konsumen dalam pengambilan keputusan untuk membeli suatu barang. Atribut-atribut produk ini tidak hanya berupa faktor yang terkait langsung dengan produk saja, seperti bentuk, kemasan, warna, aroma, harga, desain, tetapi semua faktor yang dipertimbangkan konsumen dalam pengambilan 11

keputusan untuk membeli produk tersebut seperti tempat dimana produk dibeli dan promosi produk. Analisis perilaku konsumen dalam penelitian ini menitikberatkan pada proses yang melandasi konsumen dalam menentukan akan membeli atau mengkonsumsi suatu produk minuman kesehatan. Pengambilan sampel responden produk CURMA terbatas pada beberapa tempat dimana terdapat produk CURMA dijual. Pengambilan sampel tempat dimana kuesioner disebar ditempat yang menjual produk dilakukan dengan mempertimbangkan ketersediaan produk dan kemudahan dalam mendapatkan responden. 12

Untuk Selengkapnya Tersedia di Perpustakaan MB-IPB