POKOK-POKOK PIKIRAN RUU APARATUR SIPIL NEGARA TIM PENYUSUN RUU TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA
SISTEMATIKA (JUMLAH BAB: 13 JUMLAH PASAL: 89 ) BAB I KETENTUAN UMUM BAB II JENIS, STATUS, DAN KEDUDUKAN Bagian Kesatu Jenis Bagian Kedua Status Bagian Ketiga Aparatur Eksekutif Negara Bagian Keempat Kedudukan BAB III FUNGSI, TUGAS POKOK, DAN PERAN Bagian Kesatu Fungsi Bagian Kedua Tugas Pokok Bagian Ketiga Peran BAB IV NILAI DASAR BAB V HAK DAN KEWAJIBAN Bagian Kesatu Hak Bagian Kedua Kewajiban BAB VI KODE ETIK PEGAWAI APARATUR SIPIL NEGARA
BAB VII MANAJEMEN Bagian Kesatu Bagian Kedua Bagian Ketiga Paragraf 1 Paragraf 2 Bagian Keempat Paragraf 1 Paragraf 2 Bagian Kelima Bagian Keenam Bagian Ketujuh Bagian Kedelapan Bagian Kesembilan Bagian Kesepuluh Bagian Kesebelas Paragraf 1 Paragraf 2 Paragraf 3 Bagian Keduabelas Bagian Ketigabelas Bagian Keempatbelas Bagian Kelimabelas Bagian Keenambelas Umum Penetapan Kebutuhan Pengadaan dan Seleksi Pengadaan Seleksi Masa Percobaan dan Pengangkatan Masa Percobaan Pengangkatan Jabatan Pola Karir Pengembangan Promosi dan Mutasi Penilaian Kinerja Pemberhentian Penggajian, Tunjangan dan Kesejahteraan Penggajian Tunjangan Kesejahteraan Pensiun Perlindungan Pengendalian Jumlah Penghargaan Sanksi
BAB VIII BAB IX BAB X BAB XI BAB XII BAB XIII KELEMBAGAAN KOMISI APARATUR SIPIL NEGARA ORGANISASI APARATUR SIPIL NEGARA SISTEM INFORMASI PENYELESAIAN SENGKETA KETENTUAN PENUTUP
LATAR BELAKANG Saat ini dan ke depan, Indonesia menghadapi tantangan-tantangan besar di berbagai bidang kehidupan, baik pada skala global, nasional maupun lokal. Untuk menghadapi tantangan ini diperlukan birokrasi pemerintah yang terbuka, visioner, bertanggungjawab, bersifat non-politik dan berorientasi pada pelayanan publik. Birokrasi semacam itu hanya mungkin diwujudkan bila didukung oleh aparatur negara yang profesional, bebas dari intervensi politik, memiliki kapasitas dan produktivitas tinggi, serta berintegritas tinggi yang mampu mendukung keberhasilan pembangunan dlm berbagai bidang. Upaya untuk mewujudkan aparatur negara semacam itu sebenarnya telah mulai dicoba sejak Orde Baru, yaitu penataan sistem kepegawaian melalui UU Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian. Namun undang-undang ini bersifat sentralistis dan terlalu menekankan loyalitas pada pemerintahan negara sehingga gagal mencapai tujuan yang diinginkan. Gelombang Reformasi 1998 membuka peluang munculnya paradigma baru pemerintahan berdasarkan pada semangat demokratisasi, desentralisasi dan otonomi daerah, ekonomi pasar terbuka, kesejahteraan dan penguatan pelayanan publik. UU Nomor 8 tahun 1974 kemudian direvisi dan menetapkan UU Nomor 43 Tahun 1999. Namun undang-undang ini juga belum mampu mewujudkan aparatur negara yang profesional, netral dan sejahtera. Peraturan Pemerintah (PP) di bidang kepegawaian sebagai pedoman operasional juga belum mampu menjadi panduan bagi tata kelola manajemen kepegawaian yang sesuai dengan harapan. Atas dasar hal tersebut, maka dipandang penting untuk merumuskan ulang dan menetapkan undang-undang baru tentang kepegawaian yang lebih sesuai dengan perkembangan keadaan.
PERMASALAHAN Untuk mewujudkan sistem kepegawaian dan aparatur negara yang ideal dihadapkan pada sejumlah permasalahan, antara lain: Manajemen kepegawaian yang diterapkan belum mencerminkan prinsip keadilan, keterbukaan, kesejahteraan, serta integritas dan kompetensi, baik pada tahap pengadaan dan seleksi, promosi dan mutasi, penilaian kinerja, pola karir, pengendalian jumlah dan distribusi pegawai hingga penetapan pensiun. Bahkan dalam beberapa hal manajemen kepegawaian ini sarat dengan praktek KKN. Secara politik, aparatur negara masih mudah diintervensi oleh kepentingan-kepentingan politik yang bersifat sesaat dan jangka pendek. Penegakan disiplin dan kode etik
TUJUAN RUU ini bertujuan untuk mewujudkan Aparatur Sipil Negara yang profesional, bebas dari intervensi politik, memiliki kapasitas dan produktivitas tinggi, serta berintegritas tinggi yang mampu mendukung keberhasilan pembangunan dlm berbagai bidang.
POKOK-POKOK MATERI Judul RUU: Perubahan Judul dari Undang-Undang tentang Pokok-Pokok Kepegawaian menjadi Aparatur Sipil Negara, bukan sekedar perubahan nomenklatur, melainkan juga terkait dengan profesi.
ASAS DAN PRINSIP Penyelenggaraan manajemen Aparatur Sipil Negara dilakukan berdasarkan asas kepastian hukum, profesionalitas, proporsionalitas, keterpaduan, delegasi, netralitas, akuntabilitas, persatuan dan kesatuan, keadilan dan kesetaraan; dan kesejahteraan. Aparatur Sipil Negara sebagai profesi berlandaskan pada prinsip sebagai berikut: memiliki nilai dasar, kode etik; komitmen, integritas moral, dan tanggung jawab pada pelayanan publik; memiliki kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang tugas; memiliki kualifikasi akademik; memiliki jaminan perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas; dan memelihara profesionalitas jabatan dan mengusahakan kesejahteraan.
JENIS, STATUS DAN KEDUDUKAN Aparatur negara terdiri dari Aparatur Sipil Negara dan Tentara Nasional Indonesia. Aparatur Sipil Negara terdiri dari Aparatur Eksekutif, Aparatur Fungsional dan Aparatur Administrasi. Aparatur Sipil Negara berstatus sebagai pegawai tetap dan pegawai tidak tetap. Aparatur Sipil Negara berkedudukan sebagai unsur aparatur yang melaksanakan kebijakan yang dirumuskan Pejabat Negara, bebas dari intervensi partai politik dan dilarang menjadi anggota partai politik.
APARATUR SIPIL NEGARA APARATUR EKSEKUTIF APARATUR ADMINISTRASI APARATUR FUNGSIONAL
FUNGSI, TUGAS POKOK DAN PERAN Aparatur Sipil Negara berfungsi sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayan publik, dan perekat bangsa. Aparatur Sipil Negara mempunyai tugas melaksanakan kebijakan publik yang dibuat oleh Pejabat Negara, memberikan pelayanan publik yang profesional dan berkualitas, dan mempererat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Aparatur Sipil Negara berperan mewujudkan tujuan pembangunan nasional melalui pelayanan publik yang profesional, bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme.
NILAI DASAR Ada nilai-nilai yang harus dianut oleh Aparatur Sipil Negara dalam menjalankan tugasnya, yaitu ideologi Pancasila, UUD RI Tahun 1945, netral, non diskriminatif, berdasarkan keahlian, bertanggungjawab, berorientasi pelayanan publik, mengutamakan kinerja dan prestasi.
HAK DAN KEWAJIBAN Hak-hak Aparatur Sipil Negara, antara lain, remunerasi yang adil, kesempatan pengembangan kompetensi, tunjangan bagi yang cacat, uang duka, dan mendapat pensiun. Kewajiban Aparatur Sipil Negara, antara lain, setia kepada Pancasila, UUD RI Tahun 1945, NKRI, menaati perundangan yang berlaku, menujukkan ketauladanan.
KODE ETIK Aparatur Sipil Negara wajib memahami dan menjunjung tinggi kode etik, antara lain, menjalankan tugas dengan jujur, rajin, hormat, sopan, menjaga kerahasiaan, dan tunduk pada aturan.
MANAJEMEN Manajemen Aparatur Sipil Negara meliputi pengaturan tentang perencanaan kebutuhan pegawai, pengadaan dan seleksi, masa percobaan dan pengangkatan, jabatan dan kepangkatan, pola karir, promosi dan mutasi, penilaian kinerja, pemberhentian, penggajian, tunjangan dan kesejahteraan, pensiun, perlindungan hukum, pengendalian jumlah pegawai, penghargaan dan sanksi.
Penetapan Kebutuhan dilakukan melalui Analisis keperluan pegawai Pengadaan dilakukan untuk mengisi jabatan yang lowong; Seleksi dilakukan untuk mengisi jabatan atau pekerjaan yang lowong dengan kompetensi yang dimiliki pelamar. Aparatur Sipil Negara diangkat dalam jabatan tertentu dengan skala gaji yang sesuai beban kerja dan tanggung jawab pada jabatan. Klasifikasi Jabatan dan Skala Gaji untuk pegawai Aparatur Sipil Negara ditetapkan dengan Peraturan KASN. Untuk menjamin keselarasan potensi Aparatur Sipil Negara dengan kebutuhan penyelenggaraan tugas pemerintahan dan pembangunan perlu disusun pola dasar karir Aparatur Sipil Negara yang terintegrasi secara nasional Pengembangan karir Aparatur Sipil Negara dilakukan berdasarkan asas keahlian dengan mempertimbangkan kompetensi, integritas, dan moralitas. Promosi dan mutasi dilakukan secara objektif, dan berdasarkan perbandingan obyektif antara kompetensi yang dimiliki calon dengan kompetensi yang dipersyaratkan untuk jabatan, penilaian atas prestasi kerja, kepemimpinan, kerjasama, kreativitas, serta pertimbangan dari Badan Penilai Kinerja Aparatur Sipil Negara pada masing-masing Instansi. Mutasi merupakan perpindahan tugas atau perpindahan lokasi dalam satu kementerian, instansi, antar kementerian, dan instansi antar pemerintah provinsi/kabupaten/kota dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Sumber pembiayaan pensiun berasal dari iuran Aparatur Sipil Negara yang bersangkutan dan pemerintah selaku pemberi kerja dengan perbandingan 1 : 2 (satu banding dua) - berlaku tahun 2012.
KELEMBAGAAN Pembinaan Aparatur Sipil Negara dilakukan oleh: Kementerian yang menangani urusan Aparatur Negara, bertanggung jawab dalam penetapan kebijakan umum pendayagunaan pegawai Aparatur Negara. Komisi Aparatur Sipil Negara bertanggung jawab dalam penetapan kebijakan manajemen Aparatur Sipil Negara. Lembaga administrasi Aparatur Sipil Negara yang bertanggungjawab untuk menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan untuk pengembangan kapasitas Aparatur Sipil bertanggung jawab dalam kegiatan pengkajian, penelitian dan pengembangan, pembinaan dan penyelenggaraan pendidikan dan latihan bagi Aparatur Sipil Negara. Badan administrasi Aparatur Sipil Negara yang mengurusi administrasi aparatur sipil negara bertanggung jawab dalam kegiatan pembinaan pengelolaan dan administrasi Aparatur Sipil Negara.
KOMISI APARATUR SIPIL NEGARA (KASN) KASN berwenang menjalankan tugas pembinaan Aparatur Sipil Negara sebagai profesi yang bebas dari intervensi politik, bersih dari praktek korupsi, kolusi dan nepotisme, dan memiliki kapasitas sumber daya manusia dan organisasi yang tinggi. Untuk melaksanakan tugasnya, KASN merumuskan peraturan tentang pelaksanaan standar, norma, prosedur dan kebijakan tentang Aparatur Sipil Negara. Anggota KASN terdiri dari seorang Ketua merangkap anggota dan 2 (dua) orang anggota, dari unsur yang mewakili pemerintah, akademisi, dan tokoh masyarakat. Anggota KASN diusulkan oleh tim seleksi yang beranggotakan 3 (tiga) orang yang dipimpin oleh Menteri dan dibentuk oleh Presiden. Anggota tim seleksi harus memiliki pengalaman dan pengetahuan dalam bidang aparatur negara. Ketua dipilih oleh anggota KASN. Ketua dan anggota KASN diangkat oleh Presiden untuk masa jabatan selama 5 (lima) tahun.
TUGAS KOMISI APARATUR SIPIL NEGARA (KASN) memberikan pertimbangan dalam pengangkatan jabatan karir tertinggi Instansi; menyusun, mereview, dan mengevaluasi kebijakan dan kinerja Aparatur Sipil Negara pada Instansi; mengevaluasi pelaksanaan nilai-nilai dasar Aparatur Sipil Negara oleh Instansi; mengevaluasi sistem dan mekanisme kerja Instansi untuk menjamin pelaksanaan Peraturan tentang Disiplin Aparatur Sipil Negara; menyelidiki laporan tentang pelanggaran atas Peraturan tentang Disiplin Aparatur Sipil Negara yang dilakukan oleh Aparatur Eksekutif; memberi laporan kepada Presiden terkait kebijakan dan kinerja dari Aparatur Sipil Negara; mempromosikan nilai-nilai dasar dan Kode Etik Aparatur Sipil Negara; memfasilitasi perbaikan secara berkesinambungan dalam manajemen sumberdaya Aparatur Sipil Negara; mengoordinasi pelatihan dan pengembangan karir bagi seluruh Aparatur Sipil Negara; meningkatkan dan mengembangkan kualitas kepemimpinan Aparatur Sipil Negara; menetapkan skala penggajian Aparatur Sipil Negara; dan tugas lainnya sesuai dengan peraturan peraturan perundangan.
ORGANISASI ASN Organisasi Aparatur Sipil Negara merupakan wadah untuk menyampaikan aspirasi Aparatur Sipil Negara agar dapat berpartisipasi dan berperan memperjuangkan hakhak dan kewajiban Aparatur Sipil Negara. Setiap Aparatur Sipil Negara dijamin hak dan kebebasannya untuk membentuk, bergabung dan atau membantu organisasi pegawai yang dapat menjamin hak kepegawaiannya sepanjang profesi Aparatur tersebut tidak menjalankan fungsi penegakan hukum, keamanan, dan ketertiban masyarakat. Organisasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berbentuk asosiasi Aparatur Sipil Negara yang merupakan organisasi yang bersifat non-kedinasan. Ketentuan lebih lanjut mengenai organisasi Aparatur Sipil Negara diatur dengan Peraturan Pemerintah.
SISTEM INFORMASI Untuk menjamin efisiensi, efektivitas, dan akurasi pengambilan keputusan manajemen Aparatur Sipil Negara diperlukan sistem informasi aparatur. Sistem informasi aparatur diselenggarakan secara nasional dan terintegrasi antar berbagai Instansi. Sistem informasi aparatur berbasiskan teknologi informasi yang mudah diaplikasikan, mudah diakses dan memiliki sistem keamanan yang dipercaya. Badan Aparatur Sipil Negara/BKN bertanggung jawab atas pengelolaan dan pengembangan sistem informasi aparatur.
PENYELESAIAN SENGKETA Sengketa Aparatur Sipil Negara diselesaikan melalui upaya administratif dan Peradilan Tata Usaha Negara. Upaya administratif terdiri dari keberatan dan banding administratif. Keberatan diajukan secara tertulis kepada atasan pejabat yang berwenang menghukum dengan memuat alasan keberatan dan tembusannya disampaikan kepada pejabat yang berwenang menghukum. Banding diajukan kepada KASN. Ketentuan lebih lanjut mengenai upaya administratif diatur dengan Peraturan Pemerintah.
KETENTUAN PENUTUP Pegawai Negeri Sipil Pusat dan Pegawai Negeri Sipil Daerah pada saat Undang Undang ini berlaku ditetapkan sebagai pegawai Aparatur Sipil Negara. KASN harus sudah dibentuk paling lambat 1 (satu) tahun terhitung sejak Undang-Undang ini diundangkan. Sistem informasi kepegawaian dilaksanakan secara nasional paling lambat tahun 2014. Peraturan pelaksanaan Undang-Undang ini harus sudah ditetapkan paling lambat 1 (satu) tahun sejak Undang-Undang ini diundangkan.