Jurnal ACSY Politeknik Sekayu Vol VI, No 2, Juli Desember 2017

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS KINERJA ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH PADA DINAS PEREKONOMIAN DAN PARIWISATA KABUPATEN TUBAN RANGKUMAN TUGAS AKHIR

JURNAL. Oleh: APRI DIANA EKA RAHAYU NPM: Dibimbing oleh : 1. Dra. Puji Astuti, M.M., M.Si., Ak 2. Sigit Puji Winarko, SE, S.Pd., M.

BAB VI PENUTUP. 6.1 Kesimpulan. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka kesimpulan dari. penelitian ini adalah:

BAB I PENDAHULUAN. baik pusat maupun daerah, untuk menciptakan sistem pengelolaan keuangan yang

Jurnal MONEX Vol.6 No 1 Januari 2017

ANALISIS KINERJA KEUANGAN DAERAH PEMERINTAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN ANGGARAN

ANALISIS KINERJA PENGELOLAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH PEMERINTAH KOTA KEDIRI TAHUN SKRIPSI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN ROKAN HULU. Afriyanto 1, Weni Astuti 2 ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. berbagai hal, salah satunya pengelolaan keuangan daerah. Sesuai dengan Undang-

BAB II KAJIAN PUSTAKA

ANALISIS RASIO UNTUK MENGUKUR KINERJA PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KABUPATEN BANTUL

ANALISIS KEMANDIRIAN DAN EFEKTIVITAS KEUANGAN DAERAH KABUPATEN BIREUEN. Haryani 1*)

ANALISIS RASIO UNTUK MENGUKUR KINERJA KEUANGAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO APBD

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Awal diterapkannya otonomi daerah di Indonesia ditandai dengan

Analisis Kinerja Belanja Pemerintah daerah Kotamobagu dan Bolaang Mongondow Timur tahun Herman Karamoy

ANALISIS RASIO UNTUK MENGUKUR KINERJA PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DI KABUPATEN SAROLANGUN TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. pencapaian tujuan-tujuan. Kinerja terbagi dua jenis yaitu kinerja tugas merupakan

ANALISIS BELANJA DAERAH PADA PEMERINTAH KABUPATEN MINAHASA TAHUN ANGGARAN

ANALISIS KINERJA PENGELOLAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH PEMERINTAHAN KOTA DEPOK TAHUN ANGGARAN 2014

ANALISIS RASIO KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN PURWOREJO PERIODE

BAB III METODE PENELITIAN. berusaha untuk menuturkan pemecahan masalah yang ada sekarang.

BAB VI PENUTUP. pada bab sebelumnya maka dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut: (1) ratarata

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN KLATEN DILIHAT DARI PENDAPATAN DAERAH PADA APBD

ANALISIS KINERJA ANGGARAN DAN REALISASI PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH PERMERINTAH KOTA SAMARINDA

ANALISIS REALISASI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH PADA PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA TAHUN 2014

ANALISIS KINERJA KEUANGAN ANGGARAN PENDAPATAN BELANJA DAERAH (APBD) DI KOTA AMBON

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu bidang dalam akuntansi sektor publik yang menjadi

ANALISIS KINERJA KEUANGAN DAN PERTUMBUHAN EKONOMI SEBELUM DAN SESUDAH DIBERLAKUKANNYA OTONOMI DAERAH DI KABUPATEN BOYOLALI APBD

Rasio Kemandirian Pendapatan Asli Daerah Rasio Kemandirian = x 100 Bantuan Pemerintah Pusat dan Pinjaman

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA PEMERINTAH KOTA SURAKARTA TAHUN ANGGARAN

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

A.N.J. Dien., J. Tinangon., S. Walandouw. Analisis laporan realisasi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tetapi untuk menyediakan layanan dan kemampuan meningkatkan pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan rakyat, termasuk kewenangan untuk melakukan pengelolaan

ANALISIS KOMPARATIF ANGGARAN DAN REALISASI KEGIATAN PADA RUMAH SAKIT JIWA ATMA HUSADA MAHAKAM DI SAMARINDA

BAB VI PENUTUP. 1. Dari analisis pertumbuhan belanja daerah untuk tahun 2012, 2013, dan

ANALISIS KONTRIBUSI PENERIMAAN PAJAK DAERAH TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH KOTA PEMATANGSIANTAR. Calen (Politeknik Bisnis Indonesia) Abstrak

ANALISIS RASIO KEUANGAN DAERAH SEBAGAI PENILAIAN KINERJA (Studi pada Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Semarang)

PENDAHULUAN Pergantian kepemimpinan di pemerintahan Indonesia, sebagian besar banyak memberikan perubahan diberbagai bidang. Salah satu perubahan yang

ANALISIS KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH DALAM MEMBIAYAI BELANJA DAERAH DI KOTA GORONTALO (Studi Kasus DPPKAD Kota Gorontalo)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. memprediksi sumber daya ekonomi yang akan diterima untuk mendanai kegiatan

BAB VI PENUTUP. Berdasarkan hasil kesimpulan dapat disimpulkan bahwa : 2. Pengeluaran (belanja) Kabupaten Manggarai tahun anggaran 2010-

Analisis Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah Provinsi Kalimantan Timur

PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH DAN DANA ALOKASI UMUM TERHADAP ALOKASI BELANJA DAERAH PADA PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA PROVINSI JAWA TIMUR

BAB 1 PENDAHULUAN. pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. arah dan tujuan yang jelas. Hak dan wewenang yang diberikan kepada daerah,

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA DINAS PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH (DPKAD) KOTA SEMARANG TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. daerah, maka semakin besar pula diskreasi daerah untuk menggunakan

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BOYOLALI APBD

ANALISIS KINERJA KEUANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (APBD) KABUPATEN KLATEN TAHUN

KONVERSI LKPD VERSI PP NO. 24 TAHUN 2005 MENJADI LKPD VERSI PP NO. 71 TAHUN 2010 (Studi Kasus pada Pemerintah Daerah Kabupaten Kuningan)

ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA ANGGARAN DAN REALISASI PADA APBD KOTA TANGERANG TAHUN ANGGARAN

ANALYSIS OF EFFECTIVESS AND EFFICIENCY, OF THE HOTEL TAXES AND RETRIBUSI FOR CLEANING AS A SOURCE OF RECEIPT INCOME PAD KEDIRI CITY

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. di Dinas Pendapatan, Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD) Kota

KINERJA KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH PADA KANTOR SEKRETARIAT KABUPATEN KUTAI BARAT. Supina Sino,Titin Ruliana,Imam Nazarudin Latif

BAB I PENDAHULUAN. tersebut mengatur pelimpahan kewenangan yang semakin luas kepada

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan layanan tersebut di masa yang akan datang (Nabila 2014).

BAB I PENDAHULUAN. melalui penyerahan pengelolaan wilayahnya sendiri. Undang-Undang Nomor

PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAH BERBASIS AKRUAL SEBAGAI AMANAT UNDANG-UNDANG

BAB IV PENUTUP. dibandingkan dengan basis akrual penuh di BPKAD Kota Madiun tahun. ini dibuktikan dengan adanya paket Undang-Undang Keuangan yang

BAB I PENDAHULUAN. Karena pembangunan daerah merupakan salah satu indikator atau penunjang dari

BAB I PENDAHULUAN. Akuntansidapatdidefinisikan sebagai sebuahseni, ilmu (science)maupun

Ardon F. Honga., Ventje Ilat. Analisis Realisasi Anggaran. ANALISIS REALISASI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH PEMERINTAH KOTA BITUNG

Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi Vol.12 No.3 Tahun 2012

BAB I PENDAHULUAN. atau memproduksi barang-barang publik. Organisasi sektor publik di Indonesia

Analisis Kinerja Keuangan Dalam Otonomi Daerah Kabupaten Nias Selatan

DAFTAR ISI. Halaman I. DAFTAR ISI... i II. DAFTAR TABEL... iii III. DAFTAR LAMPIRAN... iv

LAPORAN REALISASI ANGGARAN

BAB I PENDAHULUAN. perubahan regulasi dari waktu ke waktu. Perubahan tersebut dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. Kelangsungan hidup perusahaan sangat ditentukan bagaimana. perusahaan dapat dikelola dengan efisien, sehingga dapat dimungkinkan

BAB VI PENUTUP. 24 Tahun 2005 dan PP No. 71 Tahun 2010 Tahun Anggaran dapat disimpulkan

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah telah melakukan reformasi di bidang pemerintahan daerah dan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Buleleng (4) Kab. Gianyar (5) Kab. Jembrana (6) Kab. Karangasem (7) Kab. Klungkung (8) Kab. Tabanan (9) Kota Denpasar.

BAB I PENDAHULUAN. tertentu berwenang mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS. Menurut Undang-Undang Nomor 17 tahun 2003, pendapatan daerah

ANALISIS EFISIENSI PENGELOLAAN ANGGARAN BELANJA PADA DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPILKABUPATEN BREBES

Brian Sagay, Kinerja Pemerintah Daerah KINERJA PEMERINTAH DAERAH DALAM PENGELOLAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA KABUPATEN MINAHASA SELATAN

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI SKRIPSI

LAPORAN REALISASI ANGGARAN BERBASIS KAS

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Era reformasi memberikan kesempatan untuk melakukan perubahan pada

ANALISIS KINERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI DILIHAT DARI LAPORAN REALISASI ANGGARAN SKRIPSI

ANALISIS PENILAIAN ASET TETAP PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BLITAR PERIODE 2014 DAN 2015

ANALISIS KEMANDIRIAN DAN KETERGANTUNGAN KEUANGAN DAERAH DAN HUBUNGANNYA DENGAN PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN SAROLANGUN. Amelia Sutriani C0E013027

BAB III PEMBAHASAN. 3.1 Tinjauan Teori

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS RASIO UNTUK MENGUKUR KINERJA PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH PEMERINTAH KOTA DEPOK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS KEMANDIRIAN DAN EFEKTIVITAS KEUANGAN DAERAH DI KOTA TARAKAN TAHUN

PERALIHAN PP NOMOR 24 TAHUN 2005 KE PP NOMOR 71 TAHUN 2010 TENTANG STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PADA DINAS PARIWISATA DAN KEBUDAYAAN KOTA MANADO

Nadya P. Kalalo., J.J. Tinangon., I. Elim. Pengukuran Kinerja Keuangan PENGUKURAN KINERJA KEUANGAN PADA PEMERINTAH KOTA MANADO

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan dan Pertanggungjawaban Keuangan Daerah menegaskan

BAB I PENDAHULUAN. ketimpangan ekonomi. Adanya ketimpangan ekonomi tersebut membawa. pemerintahan merupakan salah satu aspek reformasi yang dominan.

BAB I PENDAHULUAN. direvisi menjadi Undang-Undang No. 32 tahun 2004 serta Undang-Undang

DAFTAR ISI. Halaman Sampul Depan Halaman Judul... Halaman Pengesahan Skripsi... Daftar Isi... Daftar Tabel... Daftar Gambar... Daftar Lampiran...

BAB 1. Pendahuluan A. LATAR BELAKANG. Reformasi pada pemerintahan Indonesia mengakibatkan perubahan

ANALISIS KINERJA ANGGARAN KEUANGAN DAERAH PEMERINTAH KOTA JAMBI DI LIHAT DARI PERSPEKTIF AKUNTABILITAS

Transkripsi:

ANALISIS EFEKTIFITAS PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PADA BADAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH DAERAH (BPKAD) KABUPATEN MUSI BANYUASIN Maulan Irwadi, S.E., M.Si., Ak. CA Dosen Prodi Akuntansi Politeknik Anika Palembang Email : irwadi1@yahoo.co.id Mohammad Aryo Arifin, SE., M.Si., Ak Dosen Universitas PGRI Palembang Email : aryo_arifin@yahoo.com Abstrak Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui Kinerja Keuangan Kabupaten Musi Banyuasin Tahun Anggaran 2012-2016. Objek penelitian ini pada Badan Pengelolaan Keuangan Aset Daerah (BPKAD). Data yang digunakan adalah data data sekunder berupa Laporan Realisasi Anggaran Tahun 2012 sampai dengan 2016. Teknik analisis yang digunakan yaitu Deskriptif Kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa menyatakan tingkat dan kriteria efektivitas penerimaan PAD pada BPKAD Kabupaten Musi Banyuasin tahun anggaran 2012 dan 2013 sangat efektif, namun pada tahun anggaran 2014 sampai dengan 2016 cukup efektif. Dan tingkat kriteria efisiensi anggaran PAD secara keseluruhan berada pada kriteria cukup efisien. Kata kunci: Anggaran, Realisasi Anggaran, Kinerja. A. PENDAHULUAN A.1 Latar belakang Pemerintah adalah suatu organisasi yang diberi kekuasaan untuk mengatur kepentingan Bangsa dan Negara. Lembaga pemerintah dibentuk umumnya untuk menjalankan aktivitas layanan terhadap masyarakat luas dan sebagai organisasi nirlaba yang mempunyai tujuan bukan untuk mencari keuntungan tetapi untuk menyediakan layanan dan kemampuan meningkatkan layanan tersebut di masa yang akan datang. Indonesia mengalami reformasi yang mengakibatkan adanya otonomi daerah sebagai bentuk dari tanggung jawab masing-masing daerah dalam mengurus daerahnya tanpa lepas dari kendali pemerintah pusat. Otonomi daerah merupakan upaya pemberdayaan daerah dalam pengambilan keputusan daerah secara lebih leluasa dan bertanggung jawab untuk mengelola sumber daya yang dimiliki sesuai dengan kepentingan, prioritas, dan potensi daerah sendiri. Tujuan otonomi daerah adalah untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi dan pembangunan daerah, mengurangi kesenjangan antara daerah dan meningkatkan kualitas pelayanan publik agar lebih efisien dan responsif terhadap kebutuhan, potensi maupun karakteristik didaerah masing-masing. Tujuan dari pelaporan keuangan sektor publik adalah menyediakan informasi mengenai sumber daya, alokasi, dan penggunaan sumber daya keuangan, menyediakan informasi mengenai bagaimana entitas mendanai aktivitasnya dan memenuhi kebutuhan kasnya, menyediakan informasi yang berguna untuk mengevaluasi kemampuan entitas dalam membiayai aktivitasnya dan memenuhi kewajiban serta komitmennya, menyediakan informasi mengenai kondisi keuangan suatu entitas dan perubahan yang terjadi, dan menyediakan informasi secara keseluruhan yang berguna dalam mengevaluasi kinerja entitas menyangkut biaya jasa, efisiensi, dan pencapaian tujuan. Laporan Realisasi Anggaran yang terjadi Badan Pengelolaan Keuangan Aset Daerah (BPKAD) belum bisa dikatakan Efektif, hal tersebut terjadi karena sering kali antara realisasi anggaran dengan target anggaran tidak sesuai dengan yang ditetapkan. Oleh karena itu 14

mengetahui tingkat evektifitas dalam penilaian kinerja keuangan sangatlah penting karena jika realisasi anggaran tersebut tidak efektif, maka akan berpengaruh terhadap kemajuan pada instansi tersebut. Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul Analisis Efektifitas Pendapatan Asli Daerah (PAD) Untuk Menilai Kinerja Keuangan Pada Badan Pengelolaan Keuangan Aset Daerah (BPKAD) Kabupaten Musi Banyuasin.. A.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas peneliti merumuskan masalah sebagai berikut : 1. Bagaimanakah kinerja keuangan pada Badan Pengelolaan Keuangan Aset Daerah (BPKAD) berdasarkan laporan realisasi anggaran. 2. Bagaimanakah efektifitas dan efesiensi Badan Pengelolaan Keuangan Aset Daerah (BPKAD) dalam menghitung Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) A.3 Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah 1. Mengetahui hasil kinerja keuangan pada Badan Pengelolaan Keuangan Aset Daerah (BPKAD) Untuk mengetahui efektivitas anggaran pendapatan belanja daerah (APBD) pada Badan Pengelolaan Keuangan Aset Daerah (BPKAD) B. LANDASAN TEORI B.1 Pengertian anggaran Menurut peraturan pemerintah Republik Indonesia Nomor 71 tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintah (SAP). (PSAP 01 Anggaran : lampiran 1.02), Anggaran merupakan pedoman tindakan yang akan dilaksanakan pemerintah meliputi rencana pendapatan, belanja, transfer, dan pembiayaan yang diukur dalam satuan rupiah, yang disusun menurut klasifikasi tertentusecara sistematis untuk satu periode. Menurut Nordiawan dan Hertianti (2010:69), Anggaran juga dapat dikatakan sebagai pernyataan mengenai estimasi kinerja yang hendak dicapai selama periode waktu tertentu dalam ukuran finansial. B.2 Tujuan dan Karakteristik Anggaran Menurut Halim dan Kusufi (2014:50) Anggaran adalah alat untuk mencapai tujuan dalam rangka memberikan pelayanan kepada masyarakat/rakyat yang tujuannya adalah untuk meningkatkan pelayanan publik dan kesejahteraan masyarakat. Adapun karakteristik anggaran yaitu sebagai berikut: 1. Dinyatakan dalam satuan keuangan 2. Anggaran umumnya mencakup jangka waktu tertentu, satu atau beberapa tahun, jangka pendek, menegah atau panjang. 3. Anggaran berisi komitmen atau kesanggupan manajemen untuk mencapai sasaran yang ditetapkan. 4. Usulan anggaran ditelaah dan disetujui oleh pihak berwenang yang lebih tinggi dari penyusunan anggaran. 5. Sekali disusun, anggaran hanya dapat diubah dalam kondisi tertentu. B.3 Pengertian Laporan Realisasi Anggaran Pengertian Laporan Realisasi Anggaran menurut peraturan pemerintah Republik Indonesia No. 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP). adalah sebagai berikut; Laporan realisasi anggaran menyajikan ikhitisar sumber, alokasi dan pemakaian sumber daya keuangan yang dikelola oleh pemerintahan pusat/ daerah yang menggambarkan perbandingan antara anggaran dan realisasinya dalam satu periode pelaporan. 15

Menurut Halim (2014:284) menyatakan bahwa laporan realisasi anggaran merupakan salah satu komponen laporan keuangan pemerintah yang menyajikan informasi tentang realisasi dan anggaran entitas pelaporan secara tersanding untuk suatu periode tertentu. B.4 Manfaat Laporan Realisasi Anggaran Menurut peraturan pemerintah Republik Indonesia No 71 tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintah (SAP). (PSAP 02Manfaat Laporan Realisasi Anggaran : lampiran 1.03) adalah sebagai berikut; Laporan Realisasi Anggaran menyediakan informasi mengenai realisasi pendapatan-lra, belanja, transfer, surplus/defisit-lra, dan pembiayaandari suatu entitas pelaporan yang masing-masing diperbandingkan dengananggarannya. Informasi tersebut berguna bagi para pengguna laporan dalam mengevaluasi keputusan mengenai alokasi sumber - sumber daya ekonomi, akuntabilitas dan ketaatan entitas pelaporan terhadap anggaran dengan: a. menyediakan informasi mengenai sumber, alokasi, dan penggunaan sumber daya ekonomi; b. menyediakan informasi mengenai realisasi anggaran secara menyeluruh yang berguna dalam mengevaluasi kinerja pemerintah dalam hal efisiensidan efektivitas penggunaan anggaran. Laporan Realisasi Anggaran menyediakan informasi yang bergunadalam memprediksi sumber daya ekonomi yang akan diterima untuk mendanaikegiatan pemerintah pusat dan daerah dalam periode mendatang dengan caramenyajikan laporan secara komparatif. Laporan Realisasi Anggaran dapatmenyediakan informasi kepada para pengguna laporan tentang indikasiperolehan dan penggunaan sumber daya ekonomi: a. telah dilaksanakan secara efisien, efektif, dan hemat; b. telah dilaksanakan sesuai dengan anggarannya (APBN/APBD); c. telah dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan B.5 Menilai Kinerja Keuangan Menurut Mahmudi (2016;140) menyatakan bahwa untuk menilai kinerja keuangan dapat dilakukan dengan cara melakukan analisis laporan keuangan diantara nya sebagai berikut: 1. Analisis varians (selisih) Analisis varians (selisih) pada umumnya digunakan untuk menganalisis pada umumnya digunakan untuk menganalisis laporan realisasi anggaran, yaitu dilakukan dengan cara mengevaluasi selisih yang terjadi antara anggaran dengan realisasi. 2. Analisis Rasio Keuanagan a. Derajat Desentralisasi Derajat Desentralisasi dihitung berdasarkan perbandingan antara jumalah pendapatan asli daerah dengan total penerimaan daerah. Rasio ini menunjukkan derajat kontribusi PAD terhadap total penerimaaan daerah. Derajat Desentralisasi = PendapatanAsliDaerah TotalPendapatanDaerah 100%...persamaan 1 b. Rasio Ketergantungan Keuangan Daerah Rasio Ketergantungan Keuangan Daerah dihitung dengan cara membandingkan jumlah pendapatan transfer yang diterima oleh penerimaan daerah dengan total penerimaan daerah. Semakin tinggi rasio ini maka semakin 16

besar tingkat ketergantungan pemerintah daerah terhadap pemerintah pusat dan/ atau pemerintah provinsi. Rasio ini dirumuskan sebagai berikut : Pendapatan Transfer Rasio ketergantungan Keuangan Deaerah = 100%...persamaan 2 Total Pendaptan Daerah c. Rasio Kemandirian Keuangan Daerah Rasio Kemandirian Keuangan Daerah dihitungn dengan cara membandingkan jumlah penerimaan pendapatan asli daerah dibagi dengan jumlah pendapatan transfer dari pemerintah pusat dan provinsi serta pinjaman daerah. Semakin tinggi angka rasio ini menunjukkan pemerintah daerah semakin tinggi kemandiriannya keuangan daerahnya. Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut : Pendapatan Asli Daerah Rasio Kemandirian Daerah= Transfer Pusat Provinsi Pinjaman 100%...persamaan 3 d. Rasio Efektifitas Rasio Efektifitas Pendapatan Asli Daerah (PAD) dihitung dengan cara membandingkan realisasi Penerimaan Pendapatan Asli Daerah (PAD) (dianggarkan). Rasio ini dirumuskan sebagai berikut: Rasio Efektifitas = Realisasi Penerimaan PAD 100%.persamaan 4 Target penerimaan PAD Secara umum, nilai efektifitas PAD dapat dikategorikan sebagai berikut: Tabel 1 Interpretasi Nilai Efektifitas Persentase Kriteria >100% Sangat Efektif 100% Efektif 90-99% Cukup Efektif 75-89% Kurang Efektif <75% Tidak Efektif Sumber: Mahmudi, 2016 C. METODOLOGI PENELITIAN C.1 Tempat Penelitian Untuk memperoleh data, penelitian dilakukan pada Badan Pengelolaan Keuangan Aset Daerah (BPKAD) Kabupaten Musi Banyuasin. C.2 Jenis-Jenis Data Menurut Sugiono (2015: 223) jenis data dapat dibedakan menjadi: 1. Data Primer Data primer adalah Sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data 2. Data Sekunder Data sekunder adalah sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen. Data yang peneliti gunakan sebagai bahan analisis adalah data data skunder yang nantinya akan diperoleh dari Badan Pengelolaan Keuangan Aset Daerah (BPKAD) pada kabupaten Musi Banyuasin. C.3 Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang peneliti gunakan sebagai bahan analisis adalah teknik dokumentasi dan wawancara yang diperoleh dari Badan Pengelolaan Keuangan Aset Daerah (BPKAD) pada kabupaten Musi Banyuasin. C.4 Teknik Analisis Data Penelitian ini menggunakan teknik analisis data yaitu analisis kuantitatif deskriptif tentang laporan realisasi anggaran untuk menilai kinerja keuangan dengan membandingkan antara kenyataan riil dengan teori dan Rasio Efektifitas Pendapatan Asli Daerah (PAD) dihitung dengan cara membandingkan realisasi Penerimaan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dengan yang dianggarkan. 17

D. HASIL ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN D.1 Hasil Analisis Data Analisis data merupakan proses pengolahan data penelitian guna menghasilkan temuan-temuan ilmiah yang sesuai dan relevan dengan kondisi sebenarnya. Temuan ilmiah digambarkan oleh data-data yang diperoleh peneliti selama pelaksanaan penelitian. Pada bagian ini, peneliti akan menganalisis laporan realisasi anggaran pada badan pengelolaan dan keuangan aset daerah (BPKAD) kabupaten musi banyuasin periode 2012 sampai dengan 2016. Berdasarkan hasil pengamatan, dan mempelajari laporan realisasi anggran (LRA) badan pengelolaan dan keuangan aset daerah (BPKAD) Musi Banyuasin. Maka peneliti akan melakukan analisis data laporan realisasi anggaran (LRA) Dari Tahun 2012-2016 yang ditunjukkan bahwa anggaran pendapatan dari tahun 2012-2013 dbisa dikatakan sangat efektif, dan dari tahun 2014 sampai dengan 2016 dikatakan cukup efektif. Hal ini dikarenakan realisasi penerimaan PAD pada tahun 2014, 2015 dan 2016 mengalami penurunan, dibandingkan dengan target PAD. D.2 Pembahasan D.2.1 Pembahasan Hasil Analisis rasio Efektifitas D.2.2 Analisis RasioEfektivitas PAD Pencapaian target anggaran yang telah ditetapkan menggambarkan tingkat kinerja pihak manajemen dan mempengaruhi kinerja keuangan entitas yang bersangkutan. Oleh karena pentingnya mengetahui efektivitas realisasi anggaran maka perlu adanya analisis rasio efektivitas. Rasio efektivitas menggambarkan keefektifan pencapaian target dengan cara membandingkan antara target anggaran dan realisasinya selama satu periode akuntansi. Rasio Efektifitas PAD = Realisasi Penerimaan PAD 100% Target penerimaan PAD a. Tahun 2012 = 2.580.875.509.082,88 2.325.660.452.672,00 x 100% = 110,97% b. Tahun 2013 = 3.067.053.341.618,98 2.930.291.085.193,99 x 100% = 104,66% c. Tahun 2014 = 3.143.669.713.584,51 3.466.891.379.395,91 x 100% = 90,67% d. Tahun 2015 = 2.034.401.344.567,62 2.506.193.141.320,85 x 100% = 81,17% e. Tahun 2016 = 2.640.255.197.404,59 2.849.225.683.981,23 x 100% = 92,66% Berdasarkan perhitungan di atas, maka rasio efektivitas realisasi anggaran pendapatan Dinas Perkebunan Kabupaten Musi Banyuasin dapat dilihat pada tabel 33 berikut ini: Tabel 2 Rasio Efektivitas Pendapatan pada Badan Pengelolaan Keuangan Aset Daerah (BPKAD) Kabupaten Musi Banyuasin Tahun 2012-2016. Tahun Target Realisasi Rasio Analisis Efektifitas Efektifitas Kriteria 2012 2.325.660.452.672,00 2.580.875.509.082,88 110,97% >100% Sangat efektif 2013 2.930.291.085.193,99 3.067.053.341.618,98 104,66% >100% Sangat efektif 2014 3.466.891.379.395,91 3.143.669.713.584,51 90,67% 90-99% Cukup Efektif 2015 2.506.193.141.320,85 2.506.193.141.320,85 81,17% 75-89% KurangEfektif 2016 2.849.225.683.981,23 2.640.255.197.404,59 92,66% 90-99% Cukup Efektif Data diolah 2017. Dari tabel diatas diketahui bahwa rasio efektivitas pendapatan Badan Pengelolaan Keuangan Aset Daerah (BPKAD) Kabupaten Musi Banyuasin pada tahun 2012 sampai 2013 dinilai sangat efektif dalam melakukan pengelolaan anggaran pendapatan yaitu sebesar 110,97%, 18

104,66,. Hal ini disebabkan realisasi anggaran pendapatan, tahun 2012 dan 2013 lebih besar dibandingkan dengan anggaran pendapatan sehingga dapat dikatakan sangat efektif, dan realisaasinya sudah mencapai target yang telah ditetapkan. Sedangkan pada tahun 2014 sampai 2016 rasio efektivitas pendapatan Dinas Perkebunan Kabupaten Musi Banyuasin dinilai cukup efektif, hal ini dikarenakan anggaran pendapatan lebih besar dibandingkan dengan realisasi pendapatan sehingga dinilai cukup efektif. Dalam melakukan pengelolaan anggaran pendapatan yaitu hanya mencapai 90,67% dan 81,17%. Hal ini disebabkan anggaran pendapatan lebih kecil dari target anggaran pendapatan. D.2.3 Analisis Rasio Efisiensi PAD Pencapaian target anggaran yang telah ditetapkan menggambarkan tingkat kinerja pihak manajemen dan mempengaruhi kinerja keuangan entitas yang bersangkutan. Oleh karena itutidak hanya mengetahui tingkat efisiensi, tetapi mengetahui tingkat efisiensi realisasi anggaran juga perlu dilakukan. Rasio efisiensi menggambarkan keefisienan pencapaian target dengan cara membandingkan biaya yang dikeluarkan pemerintah daerah untuk memperoleh Pendapatan Asli Daerah (PAD) dengan realisasi Penerimaan Pendapatan Asli Daerah.(PAD). Rasio Efisensi PAD = a. Tahun 2012 = b. Tahun 2013 = c. Tahun 2014 = Realisasi pengeluaran RealisasiPenerimaan 100%...,..., x 100% = 23,78%...,..., x 100% = 22,22%...,..., x 100% = 11,87% d. Tahun 2015 =...,..., x 100% e. Tahun 2016 = = 27,46 %...,..., x 100% = 53,20 % Berdasarkan perhitungan di atas, maka rasio efisiensi realisasi anggaran pendapatan Badan Pengelolaan Keuangan Aset Daerah (BPKAD) Kabupaten Musi Banyuasin dapat dilihat pada tabel 3 berikut ini: Tabel 3 Rasio EfisiensiPendapatan pada Badan Pengelolaan Keuangan Aset Daerah (BPKAD Kabupaten Musi Banyuasin Tahun 2012-2016 Tahun Target Realisasi Rasio Efisiensi Kriteria Analisis Efisiensi 2012 440.305.233.824,92 104.739.388.900,00 23,78% 21-30% Cukup Efisien 2013 477.020.871.018,80 106.002.794.900,00 22,22% 21-30% Cukup Efisien 2014 515.191.313.508,69 61.200.000.000,00 11,87% 10-20% Efisien 2015 127.427.510.758,15 35.000.000.000,00 27,46% 21-30% Cukup Efisien 2016 30.399.429.018,77 16.175.000.000,00 53,20% >40% Tidak Efisien Data diolah 2017. Dari tabel diatas diketahui bahwa rasio efisiensi pendapatan Badan Pengelolaan Keuangan Aset Daerah (BPKAD) Kabupaten Musi Banyuasin pada tahun 2012 sampai 2016 dinilai cukup efiisien dalam melakukan pengelolaan anggaran PAD, hal ini dikarenakan target anggaran jauh lebih besar dibandingkan dengan realisasi pendapatan, sehingga rasio efisiensi pendapatan secara keseluruhan dinilai cukup efisien. yaitu sebesar 23,78%, 22,22%, 11,87%, 27,46%dan 53,20%. Hal ini disebabkan realisasi pengeluaranpendapatan lebih besar dari realisasi penerimaan. 19

E. KESIMPULAN DAN SARAN E.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil pembahasan maka peneliti dapat membuat kesimpulan sebagai berikut: 1. Berdasarkan analisis laporan realisasi anggaran pada Badan Pengelolaan Keuangan Dan Aset Daerah (BPKAD), maka kinerja keuangan untuk anggaran pendapatan dari tahun 2012 dan 2013 dapat dikatakan sudah sangat efektif, karena sudah mencapai lebih dari 100%. Untuk pendapatan tahun 2014-2016 dikatakan cukup efektif karena realisasinya kurang dari 100%. 2. Badan Pengelolaan Keuangan Dan Aset Daerah (BPKAD) dalam menghitung anggaran pendapatan untuk PAD tahun 2012-2013 dikatakan sangat efektif, dan untuk tahun 2014-2016 dikatakan cukup efektif. Sedangkan untuk efisiensi PAD tahun 2012, 2013 dan 2015 dikatakan cukup efisien, tahun 2014 dikatakan efisien dan untuk tahun 2016 dikatakan tidak efisien. E.2. Saran Berdasarkan hasil pembahasan dan kesimpulan diatas peneliti memberikan saran sebagai berikut: 1. Untuk pendapatan dan belanja pada Badan Pengelolaan Keuangan Dan Aset Daerah (BPKAD) harus dipertahankan, karena dinilai sudah sangat efektif dalam menjalankan kinerjanya. 2. Untuk kinerja berdasarkan laporan realisasi anggaran PAD untuk tahun 2014-2016 dinilai cukup efektif, maka Badan Pengelolaan Keuangan Dan Aset Daerah (BPKAD) diharapkan dapat meningkatkan pendapatannya agar lebih efektif lagi untuk tahun berikutnya. DAFTAR PUSTAKA Bastian, Indra. 2010. Akuntansi Sektor Publik Suatu Pegantar Edisi Ketiga. Jakarta: Erlangga Dien, A.N.J, Jantje Tinangon, dan Stanley Walandouw.2015. Analisis Laporan Realisasi Anggaran Untuk Menilai Kinerja Keuangan Pada Kantor Dinas Pendapatan Daerah Kota Bitung. (online). Vol.3 No.1.(http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/ emba/article/view/7245, diakses 02 Februari 2017) Halim, Abdul. 2014. Akuntansi Sektor Publik. Edisi Kedua. Salemba Empat. Jakarta. Herry, Goenawan Soedarso Dan Avriana Tryasmarini Dwi Putri. 2014. Laporan Kinerja Keuangan Pemerintah Kabupaten /Kota Se-Provinsi Lampung. Vol. 5 No 2. (Http://Jurnal.Umj.Ac.Id/Index.Php. Diakses 03 Maret 2017) Honga, Ardon Fridolin, Ventje Ilat. 2014. Analisis Realisasi Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah Pemerintah Kota Bitung. (online). Vol.2. No 4. (http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/emba/ article/view/6263, diakses 03Februari 2017) Kema, Ihwan.2013. Penyajian Laporan Keuangan Daerah Berdasarkan Standar Akuntansi Pemerintahan Pada Pemerintah Kota Manado. (Online). Vol.1 No.3. (http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/emba/ article/view/2215,diakses 15 Februari 2017) Mahmudi.2016. Analisis Laporan Keuangan Pemerintah Daerah. Yogyakarta. Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen. YKPN Nordiawan Deddi, Ayuningtyas. 2010. Akuntansi Sektor Publik Edisi 2. Penerbit Salemba Empat. Jakarta. Niu Fitria Ayu Lestari, Herman Karamoy, dan steven tangkuman. 2014. analisis penerapan PP No. 71 tahun 2010 dalam penyajian laporan keuangan dinas pendapatan pengelolaan keuangan aset daerah kota kotamobagu. (Online). Vol.2.No.4.(http://id.portalgaruda.org/?ref= browse&mod=viewarticle&article=292019, diakses 10 Februari 2017) 20

Pramono, Joko. 2014.Analisis Rasio Keuangan Untuk Menilai Kinerja Keuangan. Pemerintah Daerah (Studi Kasus Pada Pemerintah Kota Surakarta). (online).vol.7.no.13..(http://jurnal.stieama.a c.id/index.php/ama/article/view/97, diakses 02 Februari 2017) Republik Indonesia. 2010. Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 Tentang Standar Akuntansi Pemerintahan. Jakarta. Sugiono, 2012 Metodologi Penelitian bisnis.bandung.alfabeta. Sanusi, 2014 Metodologi Penelitian bisnis.jakarta:salemba Empat 21