BAB I PENDAHULUAN. perekonomian. Bahkan pasar modal juga dapat dipandang sebagai salah satu

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. suatu perusahaan. Meskipun saham memungkinkan para pemodal untuk. perubahan-perubahan yang terjadi. Baik pengaruh eksternal maupun

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan usaha di Indonesia yang semakin ketat saat ini mendorong banyak

BAB I PENDAHULUAN. tambahan modal tersebut adalah dengan menginvestasikan kepemilikan perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan berlomba-lomba untuk dapat menghasilkan keuntungan atau laba yang

BAB I PENDAHULUAN. menunjang perekonomian karena pasar modal dapat menghubungkan pihak yang membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. investor atau calon investor menilai bahwa perusahaan berhasil dalam mengelola

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Saham (stock) merupakan salah satu instrumen pasar keuangan yang paling popular.

BAB 1 PENDAHULUAN. investor dan perusahaan yang telah go public (emiten). Bagi emiten, pasar modal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pasar modal adalah sarana yang mempertemukan penjual dan pembeli

BAB I PENDAHULUAN. penjualan efek ini dilaksanakan berdasarkan satu lembaga resmi yang disebut

BAB I PENDAHULUAN. dan memegang peranan penting bagi perekonomian di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. Keadaan perekonomian suatu negara sangat dipengaruhi oleh banyak faktor.

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat bisnis. Tujuan semua investasi dalam berbagai bidang dan jenis

BAB I PENDAHULUAN. modal Indonesia dianjurkan lebih gencar mempersiapkan diri meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tambahan modal kerja, ekspansi dan lain-lain dan sebagai tempat bagi investor

BAB I PENDAHULUAN. ekspansi bisnis dengan berbagai cara agar investor mendapatkan keuntungan yang

BAB I PENDAHULUAN. ekspansi, penambahan modal kerja dan lain-lain, kedua pasar modal menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah disamping mengarahkan dana dari masyarakat agar dapat

BAB I PENDAHULUAN. untuk memiliki saham suatu perusahaan, jika harga saham suatu perusahaan selalu

BAB I PENDAHULUAN. masyarakatnya, tidak terkecuali Indonesia. Menurut Mumtaz (2010), di

BAB I PENDAHULUAN. biasanya ditandai dengan adanya kenaikan tingkat pendapatan masyarakat. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Sedangkan bagi investor atau pemegang saham baik itu individu

BAB I PENDAHULUAN. untuk mendapatkan tambahan modal ialah dengan menawarankan kepemilikan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam ekonomi suatu negara tertentu, dalam kaitannya dengan dana, ada

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan bisnisnya maka dari itu diperlukan penambahan sumber dana yang dapat. dilakukan dengan cara berinvestasi di pasar modal.

BAB I PENDAHULUAN. yang cukup besar. Hal ini dapat dilihat dari perusahaan go public semakin

BAB I PENDAHULUAN. dipakai oleh perusahaan-perusahaan di negara lain.

BAB I PENDAHULUAN. akan terjadi. Dalam investasi, investor perlu terus menerus mempelajari berbagai

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1. Pasar modal adalah bagian dari pasar financial dan tempat bertemunya investor dan

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. dalam perusahaan. Oleh karena itu, keputusan pendanaan menjadi pertimbangan

BAB I PENDAHULUAN. usaha berlomba-lomba untuk meningkatkan usahanya, salah satu faktor yang

BAB I PENDAHULUAN. menarik para investor untuk melakukan investasi. Bagi para investor untuk UKDW

BAB I PENDAHULUAN. ketat. Hal ini disebabkan semakin banyaknya perusahaan yang berdiri dan

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi melalui pengembangan investasi di suatu negara. Dalam hal ini pasar

BAB I PENDAHULUAN. modal sendiri dan pinjaman. Untuk memenuhi kebutuhan dana yang cukup besar

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Pertumbuhan dan perkembangan industri manufaktur terutama pada sektor

BAB I PENDAHULUAN. Harga saham merupakan pengekspresian dari earning multipliers untuk

BAB I PENDAHULUAN. dan berarti perusahaan telah melakukan financial leverage. Semakin besar utang

BAB I PENDAHULUAN. ingin melakukan investasi sehingga masyarakat umum juga dapat ikut berperan

BAB 1 PENDAHULUAN. Di dalam Undang-undang Pasar Modal no. 8 tahun 1995: Pasar Modal

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan kekuatan lebih dari masing-masing perusahaan untuk mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian negara. Tingginya persaingan perusahaan ditengah pesatnya

BAB I PENDAHULUAN. yang luar biasa secara global. Krisis ini tentunya berdampak negatif bagi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sunariyah (2011:5) Sunariyah (2011:49). Fahmi (2012:86)

BAB I PENDAHULUAN. maksimal dengan menggunakan sumber daya yang ada. Sementara tujuan

BAB I PENDAHULUAN. adalah perusahaan yang mengalami peningkatan, sejak beberapa tahun yang lalu

ANALIS PENGARUH VARIABEL-VARIABEL FUNDAMENTAL YANG MEMPENGARUHI HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BEI TAHUN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. Pergerakan harga saham industri farmasi di Bursa Efek Indonesia mulai

BAB 1 PENDAHULUAN. jumlah perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) guna menjual

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. yang membutuhkan dana dengan cara memperjualbelikan sekuritas. Tempat

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan penelitian yang dilakukan untuk mengetahui pengaruh

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Harga saham merupakan salah satu indikator keberhasilan pengelolaan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia terus mengalami peningkatan rata-rata sebesar 67% per tahun dari

BAB I PENDAHULUAN. negara tentunya memerlukan dana, salah satu altenatif yang dapat digunakan

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. kebijakan hutang terhadap para investornya terutama pada pemegang saham

BAB 1 PENDAHULUAN. Indikator yang paling penting dalam menilai kemajuan perekonomian suatu

BAB I PENDAHULUAN UKDW. meningkatkan atau memperluas jaringan bisnisnya. terlebih lagi jika jumlah uang yang akan diinvestasikan sangat besar.

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan laju tatanan perekonomian dunia yang telah mengalami

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Perusahaan umumnya memilki tujuan jangka panjang, menengah dan pendek.

BAB I PENDAHULUAN. pada emiten akan semakin kuat. Semakin banyak permintaan saham pada suatu

BAB 1 PENDAHULUAN Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. nominal (mata uang) serta dapat diperjual-belikan. Sedangkan menurut Dyah

BAB I PENDAHULUAN. adanya sumber-sumber yang dapat menghasilkan keuntungan. Untuk mengetahui

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Berdirinya sebuah perusahaan harus memiliki tujuan yang jelas. (Harjito

BAB I PENDAHULUAN. memberikan dampak yang besar bagi pihak-pihak yang bergelut dalam

BAB I PENDAHULUAN. bahkan pasar modal merupakan indikator kemajuan perekonomian suatu negara,

BAB I PENDAHULUAN. peluang kepada masyarakat untuk menerima return saham, sesuai dengan. karakteristik investasi yang dipilih sebelumnya.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya alam, baik sumber

menentukan apakah harga saham tersebut sudah mencerminkan nilai intrinsiknya. Ide dasar pendekatan ini adalah bahwa harga saham dipengaruhi oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Suatu perusahaan diharapkan dapat terus berkembang. Sementara pengembangan

BAB I PENDAHULUAN. pasar modal menjalankan dua fungsi, yaitu: (1) sebagai sarana bagi pendanaan usaha

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia karena pasar modal menjalankan dua fungsi, yaitu fungsi ekonomi dan

BAB I PENDAHULUAN. dana. Tempat penawaran penjualan efek ini dilaksanakan berdasarkan satu

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan harga saham di Indonesia relatif mengalami fluktuasi. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan lain setiap perusahaan harus mengembangkan usahanya yang

BAB I PENDAHULUAN. dipandang sebagai salah satu sarana efektif untuk mempercepat pembangunan. menjadi cerminan dinamika ekonomi suatu negara.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kepada pemerintah pusat, namun semua itu perlu diperhatikan bahwa pertambangan

BAB I PENDAHULUAN. dari 45 saham dengan likuiditas (liquid) tinggi yang diseleksi melalui beberapa

BAB I PENDAHULUAN. dana dengan pihak yang membutuhkan dana dengan cara memperjual belikan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. dana dari masyarakat pemodal (investor). Kedua, pasar modal menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Sistem pasar modal mirip dengan pasar-pasar lainnya, dimana terjadi transaksi

BAB I PENDAHULUAN. dari tantangan-tantangan yang harus di hadapi, para pelaku bisnis property di

BAB I PENDAHULUAN. berbagai jenis tabungan di bank, digunakan untuk modal usaha sendiri maupun

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu cara bagi perusahaan untuk mendapatkan tambahan modal adalah

BAB I PENDAHULUAN. Modernisasi dengan teknologi yang serba canggih serta informasi yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan perusahaan di Indonesia yang semakin lama semakin pesat

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan (Darmadji dan Fakhruddin, 2006:111). investasi dalam bentuk saham. Saham (stock atau share) adalah tanda

BAB I PENDAHULUAN. para pelaku ekonomi di Indonesia, khususnya bagi mereka yang membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. langsung maupun tidak langsung telah terjadi dan akan terus terjadi dalam dunia

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Pasar modal membawa peranan yang cukup penting dalam kegiatan perekonomian. Bahkan pasar modal juga dapat dipandang sebagai salah satu parameter kondisi perekonomian suatu negara. Kegiatan pasar modal di Indonesia mengalami perkembangan, hal ini ditunjukan dengan semakin meningkatnya jumlah emiten yang tercatat di pasar modal sejak diaktifkannya kembali pada 10 Agustus 1977. Perusahaan yang tercatat pada periode 1977 sampai 1987 sebanyak 24 emiten, hingga tahun 2013 perusahaan yang tercatat mencapai 507 emiten. (sumber: www.idx.co.id). Berikut grafik perkembangan jumlah emiten yang tercatat di Bursa Efek Indonesi (BEI) selama 1 dekade terakhir : 331 336 344 383 396 398 413 458 476 507 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 (Sumber: www.idx.co.id) Gambar 1.1 Perkembangan emiten di Bursa Efek Indonesia (BEI) 1

Seiring dengan perkembangan pasar modal di Indonesia, masyarakat semakin memandang bahwa pasar modal sebagai salah satu alternatif dalam menginvestasikan dana yang mereka miliki. Salah satu instrumen keuangan yang umum dan sering dijadikan alat investasi oleh para investor di pasar modal yaitu investasi dalam bentuk saham. Pergerakan saham sangat dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal perusahaan, faktor internal yang dimaksud adalah faktor yang berasal dari dalam perusahaan, yaitu kinerja manajemen, kondisi perusahaan dan prospek perusahaan, sedangkan faktor eksternal meliputi berbagai informasi dari luar perusahaan, yaitu informasi ekonomi makro, politik, dan kondisi pasar. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Indonesia mengalami kenaikan sebesar 904,196 poin kenaikan pertumbuhan 21,15 persen dibanding tahun 2013. Sepanjang tahun 2014, IHSG mencatatkan nilai tertinggi pada tanggal 8 September 2014 di level 5.246 dan titik terendah pada tanggal 7 Januari 2014 di level 4.175 (sumber: okezone.com). Pada perdagangan 10 Oktober 2014 IHSG anjlok diakibatkan 201 saham melemah, tercatat 66 saham menguat, 201 saham melemah dan 74 saham stagnan. Indeks LQ45 turun 7,19 poin atau 0,9 persen ke 837,21, Jakarta Islamic Index (JII) melemah 7,33 poin atau 1,1 persen ke 655,49, IDX30 melemah 3,7 poin atau 0,9 persen ke 428,3, dan indeks MNC36 turun 1,51 poin atau 0,6 persen ke 259,71. Sektor penggerak IHSG semua ditutup melemah di mana sektor yang pelemahan tertinggi di sektor aneka industri anjlok 2,5 persen. Namun, sektor konsumsi berjaya naik 0,4 persen (sumber: okezonei.com). 2

Perdagangan 11 November 2014 Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kemarin sepanjang hari ini begerak di zona positif. IHSG pun stabil di level 5.000 poin. IHSG ditutup di posisi 5.032,28. Menguat 66,89 poin (sumber: www.okezone.com). Menjelang penutupan perdagangan akhir tahun 30 Desember 2014, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka melemah tipis 0,43 poin ke level 5.177,94. Namun, laju indeks saham hingga pukul 09.35 WIB, pantauan dari Bursa Efek Indonesia (BEI) mampu kembali menanjak. Meski hanya naik tipis 4,96 poin atau 0,09 persen ke level 5.183,33 (sumber: viva.co.id). Kenaikan dan penurunan pada saham membuat investasi ini sangat berisiko tinggi, mengingat dalam investasi saham keuntungan di masa yang akan datang tidak dapat diperkirakan secara pasti, maka salah satu upaya yang dapat dilakukan oleh investor adalah melakukan analisis guna pengambilan keputusan saham apa yang sebaiknya dibeli untuk memaksimalkan keuntungan bagi investor (Poernamawati: 2008). Terdapat dua cara analisis yang dapat dilakukan untuk memprediksi nilai suatu saham, yaitu melalui analisis teknikal dan analisis fundamental. Analisis teknikal adalah analisis terhadap pola pergerakan saham di masa lalu melalui suatu grafik untuk meramalkan pergerakan harga di masa mendatang, sedangkan analisis fundamental adalah analisis berdasarkan kinerja keuangan suatu perusahaan yang terangkum dalam laporan keuangan yang diterbitkan setiap tahunnya. Analisis laporan keuangan menggunakan rasio keuangan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan harga saham. 3

Pada umumnya tujuan para investor menanamkan dana yang dimiliknya adalah mereka memiliki harapan return atas dana yang di investasikannya. Return tersebut dapat tergambar pada kinerja perusahaan, jika dari tahun ke tahun perusahaan mengalami keuntungan yang signifikan tentu pula investor cenderung memiliki harapan yang cukup optimis akan return yang pasti didapatnya. Rasio profitabilitas merupakan salah satu indikator penting untuk menilai prospek perusahaan dimasa yang akan datang adalah dengan melihat sejauh mana pertumbuhan profitabilitas perusahaan. Return On Asset (ROA) merupakan salah satu rasio profitabilitas yang dapat mempengaruhi pergerakan harga saham, karena rasio ini dapat mencerminkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba berdasarkan tingkat aset tertentu (Dedy dan Fransiska, 2008). Dalam memprediksi harga saham juga perlu diperhatikan tingkat resiko yang akan dialami perusahaan, tingkat resiko dapat tergambar dari Debt Equity Ratio (DER). Rasio ini dapat mencerminkan seberapa besar modal sendiri yang dimiliki oleh perusahaan dalam memenuhi kewajiban-kewajiban perusahaan (Dewi dan suaryana, 2013). Semakin tinggi Debt Equity Ratio (DER) maka semakin besar resiko yang dihadapi (Agus Sartono, 2008:121). Perusahaan food and beverages merupakan perusahaan yang bergerak dibidang konsumsi masyarakat, perusahaan ini tergolong stabil dan cenderung tidak mudah terpengaruh musim dan kondisi perekonomian. Begitu juga dilihat dari segi investasi, para investor menilai perusahaan food and beverages ini merupakan salah satu perusahaan yang paling cepat mengembalikan modal yang di investasikan mereka (sumber: www.koranbekasi.com). 4

Berikut terdapat pergerakan harga saham dengan kinerja keuangan pada perusahaan food and beverages tahun 2010-2013 : Tabel 1.1 Harga saham dan kinerja keuangan perusahaan food and beverages tahun 2010-2013 KODE ROA DER HARGA SAHAM 2010 2011 2012 2010 2011 2012 2011 2012 2013 DLTA 21,79 28,64 25,43 0,20 0,22 0,25 111500 255000 380000 ICBP 13,68 13,57 12,86 0,42 0,48 0,60 5200 7800 10200 INDF 8,32 9,13 8,06 1,34 0,70 0,74 4600 5850 6600 MYOR 11,36 7,33 8,97 1,18 1,72 1,71 14250 20000 26000 ROTI 17,56 15,27 12,38 0,25 0,39 0,81 3325 6900 1020 STTP 6,43 4,57 5,97 0,45 0,91 1,16 690 1140 1550 (Sumber: www.idx.co.id) Dapat dilihat dari tabel 1.2, terdapat fenomena yang tidak sesuai dengan teori pendukung yang dikemukakan oleh (Rusdin, 2008:66) yang mengemukakan bahwa dalam jangka panjang kinerja keuangan emiten dan pergerakan harga saham umumnya akan bergerak searah, karena semakin baik kinerja perusahaan maka harga saham akan mengalami peningkatan begitupun sebaliknya, akan tetapi pada beberapa perusahaan food and beverages terdapat korelasi negatif antara teori dengan data yang ada. Pada tahun 2011 perusahaan dengan kode ICBP, MYOR, ROTI, STTP mengalami penurunan Return On Asset (ROA) dari tahun sebelumnya, akan tetapi harga saham mengalami peningkatan. Kemudian Debt Equity Ratio (DER) pada ke empat perusahaan tersebut mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya, akan tetapi harga saham mengalami peningkatan. 5

Pada tahun 2012 perusahaan dengan kode DLTA, ICBP, dan INDF mengalami penurunan Return On Asset (ROA) dari tahun sebelumnya, akan tetapi harga saham mengalami peningkatan, begitupula dengan Debt Equity Ratio (DER) ke tiga perusahaan tersebut mengalami peningkatan dari tahun sebelumnnya, akan tetapi harga saham mengalami peningkatan. Hal ini mencerminkan kesenjangan anatara teori dengan data yang ada. Penelitian yang dilakukan oleh Saeidi parfiz (2012) dan Zuliarni Sri (2012) mengenai pengaruhnya Return On Asset (ROA) terhadap harga saham, menemukan hasil bahwa Return On Asset (ROA) berpengaruh secara positif terhadap harga saham. Penelitian yang dilakukan oleh Stella (2009) dan Dewi et,al (2013) mengenai pengaruhnya Debt Equity Ratio (DER) terhadap harga saham, menemukan hasil bahwa Debt Equity Ratio (DER) berpengaruh secara negatif teradap harga saham. Berdasarkan fenomena dan uraian di atas, maka peneliti tertarik melakukan penelitian dengan mengambil judul Pengaruh Return On Asset (ROA) dan Debt Equity Ratio (DER) Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Food and Beverages Yang Tercatat Di Bursa Efek Indonesia tahun 2010-2013. 1.2 Rumusan masalah Berdasarkan latar belakang penelitian yang diuraikan di atas, maka permasalahan yang akan dikaji dan dibahas dalam penelitian ini adalah : a. Bagaimana perkembangan Return On Asset (ROA) pada perusahaan food and beverages? 6

b. Bagaimana perkembangan Debt Equity Ratio (DER) pada perusahaan food and beverages? c. Bagaimana perkembangan harga saham perusahaan food and beverages? d. Bagaimana pengaruh Return On Asset (ROA) terhadap harga saham pada perusahaan food and beverages? e. Bagaimana pengaruh Debt Equity Ratio (DER) terhadap harga saham pada perusahaan food and beverages? f. Bagaimana pengaruh Return On Asset (ROA) dan Debt Equity Ratio (DER) secara simultan terhadap harga saham pada perusahaan food and beverages? 1.3 Tujuan penelitian 1.3.1 Tujuan penelitian a. Untuk mengetahui perkembangan Return On Asset (ROA) pada perusahaan food and beverages. b. Untuk mengetahui perkembangan Debt Equity Ratio (DER) pada perusahaan food and beverages. c. Untuk mengetahui pekembangan harga saham perusahaan food and beverages. d. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh Return On Asset (ROA) terhadap harga saham pada perusahaan food and beverages. e. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh Debt Equity Ratio (DER) terhadap harga saham pada perusahaan food and beverages. 7

f. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh Return On Asset (ROA) dan Debt Equity Ratio (DER) secara simultan terhadap harga saham pada perusahaan food and beverages. 1.4 Kegunaan penelitian 1.4.1 Kegunaan secara teoritis a. Bagi peneliti, memberikan wawasan dan pemahaman secara mendalam tentang pasar modal, khususnya mengenai rasio keuangan terhadap harga saham. b. Bagi peneliti selanjutnya, penelitian ini dapat dijadikan sumber referensi dan informasi untuk kemunkinan penelitian yang akan dilakukan selanjutnya mengenai pembahasan harga saham. c. Bagi pembaca, penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan kepada pembaca mengenai pengaruh rasio keuangan terhadap harga saham. 1.4.2 Kegunaan secara praktis a. Bagi investor individual maupun investor institusional, sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan investasi guna menentukan perusahaan yang dapat memberikan tingkat pengembalian investasi saham yang diharapkan dan dapat memberikan informasi bagi investor kapan suatu saham harus dijual dan beli. b. Bagi calon investor, penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai dasar pengambilan keputusan investasi yang akan dilakukan, khususnya investasi dalam bentuk saham. 8

c. Bagi perusahaan, penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk membantu perusahaan dalam merumuskan kebijakan yang harus diambil agar saham perusahaan tersebut memiliki tingkat keuntungan yang baik yang akhirnya dapat meningkatkan kinerja saham dan memberikan tingkat keuntungan yang maksimal bagi investor nya. 1.5 Lokasi dan waktu penelitian 1.5.1 Lokasi penelitian Penelitian ini dilakukan dengan memperoleh data-data yang bersumber dari situs resmi Bursa Efek Indonesia (BEI) dan situs lainnya yang menyediakan data yang mendukung penelitian ini. 1.5.2 Waktu penelitian Dalam penelitian ini, peneliti melakukan penelitiannya sejak bulan Oktober sampai selesai. 9