BAB I PENDAHULUAN. Malaysia menemukan bahwa faktor destination awareness, motivation, WOM

dokumen-dokumen yang mirip
Batu City Tour. Jatim Park 1 dikelilingi hawa pegunungan yang segar, banyak permainan dan hiburan yang dapat dipilih.

Perancangan Green Map Kebun Binatang Surabaya guna. memudahkan Informasi Wisatawan BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. teknologi dan meningkatnya edukasi yang berhubungan dengan pemasaran

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tujuan wisata bagi rombongan study tour anak-anak PAUD (Pendidikan Anak

BAB 1 PENDAHULUAN. dari aspek pariwisata, Kebun Binatang Ragunan belum memiliki kelas yang berkualitas.

B A B I P E N D A H U L U A N

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata adalah aktivitas perjalanan yang dilakukan untuk sementara

BAB I PENDAHULUAN. manfaat dalam menciptakan kesempatan kerja dan pelesatrian alam serta nilainilai

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan pembangunan objek-objek pariwisata di Indonesia. Masyarakat

I. PENDAHULUAN. Pariwisata secara luas adalah kegiatan rekreasi di luar domisili untuk

BAB I PENDAHULUAN. Kebun binatang (sering disingkat bonbin, dari kebon binatang) atau

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pengertian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Obyek dan daya tarik wisata adalah suatu bentukan atau aktivitas dan fasilitas

Taman Safari Indonesia, Cisarua - Bogor

BAB I PENDAHULUAN. TSI II Prigen ini merupakan Safari Park terbesar di Asia yang berlokasi di

BAB I PENDAHULUAN. terus mengunjungi kebun binatang dengan penuh suka cita. Untuk itu, pihak. pemeliharaan sarana fisik yang nyaman dan menarik.

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian di Indonesia (Pratminingsih et al., 2014). Pariwisata juga menjadi. memuaskan diri dan menghabiskan waktu luang.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pengembangan kepariwisataan perlu diterapkan nilai-nilai asli

BAB I PENDAHULUAN. wisata, sarana dan prasarana pariwisata. Pariwisata sudah berkembang pesat dan menjamur di

A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

BAB VI PENUTUP. 1. Strategi STP (Segmentation, Targetting, Positioning) yang dilakukan oleh manajemen

BAB IV PENUTUP. wisatawan. Pertama adalah variabel produk yang dinilai sangat baik sesuai dengan

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1 Hewan primata penghuni hutan tropis

BAB III METODE PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang belum terlalu terpublikasi. dari potensi wisata alamnya, Indonesia jauh lebih unggul dibandingkan

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN 1.1. PENGERTIAN JUDUL

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BANGKA BOTANICAL GARDEN SEBUAH KEBERHASILAN REKLAMASI LAHAN BEKAS TAMBANG

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata saat ini merupakan suatu industri yang sedang berkembang

BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Menurut peraturan Walikota Yogyakarta No. 6 Tahun 2014, Taman

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sandang. Dalam menaikan industri pariwisata Indonesia, menteri pariwisata Arief

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dalam programnya Wonderful of Indonesia yang diharapkan memenuhi

I. PENDAHULUAN. perkebunan, kelautan dan perikanan, serta pertambangan Sektor pariwisata

BAB 1 PENDAHULUAN. Saat ini Tiongkok merupakan pasar wisatawan asing terbesar di dunia.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kepariwisataan diperkirakan mengalami perkembangan dan mempunyai

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I PENDAHULUAN. Tabel 1. Statistik Kunjungan Wisatawan ke Indonesia Tahun Tahun

I. PENDAHULUAN. Sektor pariwisata memegang peranan penting dalam menunjang pembangunan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Di Indonesia, JABODETABEK adalah wilayah dengan kepadatan penduduk yang

BAB III METODE PENELITIAN. yang diajukan dalam penelitian (causal study) berdasarkan hasil dari penelitian

BAB I PENDAHULUAN I.1.LATAR BELAKANG. I.1.1.Latar Belakang Pengadaan Proyek

BAB I PENDAHULUAN. mengesankan dalam hal total kunjungan turis internasional. Jumlah kunjungan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. perjalanan yang dilakukan secara berkali-kali atau berputar-putar dari suatu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan sektor penunjang pertumbuhan ekonomi sebagai

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

BAB V IMPLEMENTASI KARYA. Desain sign system ini diletakkan pada parkir H tepatnya di depan wahana

BAB I PENDAHULUAN. pemasaran tradisional yaitu promosi words of mouth (dari mulut ke mulut)

SD kelas 4 - BAHASA INDONESIA BAB 1. INDAHNYA KEBERSAMAANLatihan Soal 1.5

BAB I PENDAHULUAN. Ciwidey, daerah ini kaya akan pemandangan alam dan mempunyai udara yang

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan yang sangat luas dan kaya akan potensi sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. Museum Indonesia mempunyai banyak tempat bersejarah dan banyak sekali

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

GAMBARAN UMUM KARAKTERISTIK RESPONDEN Gambaran Umum Pengunjung (Wisatawan) ada pengunjung yang berasal dari luar negeri (wisatawan mancanegara)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan pariwisata yang semakin pesat berpengaruh terhadap

BAB I PENDAHULUAN. Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) adalah salah satu daerah yang

BAB I PENDAHULUAN. Pengembangan obyek wisata air bojongsari dengan penekanan filosofi air sebagai sarana mengembangkan kreativitas anak

BAB I PENDAHULUAN. Adanya destinasi pariwisata merupakan salah satu bagian dari pembangunan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tahun 2010 ( 5 April 2016).

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa saat ini, kebutuhan akan rekreasi dikalangan masyarakat di kota-kota

2014 PENGARUH KUALITAS PRODUK WISATA TERHADAP KEPUTUSAN PENGUNJUNG UNTUK BERKUNJUNG KE MUSEUM SENI RUPA DAN KERAMIK DI JAKARTA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

Redesain Kawasan Akuatik Kebun Binatang Surabaya Berbasis Isu Sirkulasi

Lampiran 1. Hasil Dokumentasi. Para pedagang yang berada di Obyek Wisata Ngembag. Gazebo yang berada pada tengah kolam ikan

BAB I PENDAHULUAN. disampaikan oleh Menteri Pariwisata kepada Kompas.com, bahwa berdasarkan

I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. minyak bumi dan gas. Kepariwisataan nasional merupakan bagian kehidupan

Pengembangan dan Renovasi Taman Satwa Jurug di Surakarta BAB I PENDAHULUAN

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pariwisata merupakan salah satu hal yang penting bagi suatu negara.dengan

Dunia Binatang. Belajar Apa di Pelajaran 2?

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata Indonesia merupakan salah satu sektor yang mempengaruhi

BAB I PENDAHULUAN. lepas dari proses belajar yang selalu dimulai pada usia dini. Seorang anak

BAB II TAMAN HEWAN PEMATANG SIANTAR SEBELUM TAHUN Propinsi Sumatera Utara. Taman Hewan Pematang Siantar merupakan taman hewan

BAB I PENDAHULUAN. para wisatawan baik domestik maupun mancanegara untuk berkunjung ke negara Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi yang mendorong informasi lebih cepat tersebar. Fenomena ini terjadi

KAJIAN POLA SIRKULASI PENGUNJUNG PEJALAN KAKI PADA TAMAN MARGASATWA RAGUNAN JAKARTA SELATAN RAMZANI NASWAN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Propinsi Bali pada Tahun 2009 memiliki luas sekitar Ha dan

BAB I PENDAHULUAN. maya yang ada pada komputer. Sejalan dengan perkembangan tersebut, terdapat

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sudah dinyatakan punah pada tahun 1996 dalam rapat Convention on

1 PENDAHULUAN. Tabel 1. Produk Domestik Bruto Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha, ** (Miliar Rupiah)

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Taman Safari Prigen. Kawasan Gunung Bromo Bromo mempunyai ketinggian meter di atas permukaan laut. Masjid Ceng Ho.

BAB 7 PELAKSANAAN KOMUNIKASI PEMASARAN AGROWISATA KEBUN RAYA BOGOR

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Isa dan Ramli (2014) dalam penelitiannya pada FRI Aquarium di Penang Malaysia menemukan bahwa faktor destination awareness, motivation, WOM memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kunjungan wisatawan pada obyek wisata tersebut. Sementara itu, Phau et al.(2014) dalam penelitiannya terhadap para wisatawan muda di Australia menemukan bahwa teori nilai konsumsi dan perceived beneficial image memiliki pengaruh yang signifikan terhadap dorongan seseorang dalam memilih tujuan wisata. Hal ini menarik peneliti untuk mengidentifikasi mengenai pengaruh faktor destination awareness, destination image, motivation, dan Word of Mouth (WOM) terhadap minat seseorang untuk berkunjung ke obyek wisata Batu Secret Zoo. peneliti memilih tempat wisata sebagai obyek penelitian karena industri pariwisata akan terus berkembang dan tidak akan tergerus oleh zaman. Secara khusus peneliti memfokuskan diri pada objek Batu Secret Zoo karena Batu Secret Zoo merupakan salah satu dari banyak destinasi wisata yang ada di kota Batu, Malang. Selain itu Batu Secret Zoo merupakan satu-satunya kebun binatang di Indonesia dengan jumlah binatang terbanyak dan terlengkap serta menyediakan fasilitas berbeda dari kebun binatang biasanya, dengan membuat wisata berbasis edukasi dan konsep dalam setiap kandang hewannya. Batu Secret Zoo yang beralamat di Jalan Oro-Oro Ombo No 9, Batu, Malang, Jawa Timur merupakan tempat wisata dan kebun binatang modern yang 1

2 terletak di Kota Batu, Jawa Timur. Batu Secret Zoo yang berada di tanah seluas 14 hektar tersebut merupakan bagian dari Jatim Park 2, selain Pohon Inn dan Museum Satwa. Batu Secret Zoo pertama kali dibuka pada bulan Juni 2010 dan diresmikan oleh Presiden Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono. Menurut website resmi Jatim Park Group, Batu Secret Zoo buka setiap hari mulai pukul 10.00 18.00 WIB dengan harga tiket sebesar Rp.55.000,00 (Senin Kamis) dan Rp.65.000,00 (Jumat Minggu). Namun demikian pengunjung juga dapat membeli tiket terusan untuk mengunjungi Museum Satwa dan Batu Secret Zoo sebesar Rp.84.000,00 (Senin Kamis) atau Rp.120.000,00 (Jumat Minggu). Beberapa koleksi hewan dari berbagai habitat yang berasal dari 5 benua dapat ditemukan di kebun binatang ini, antara lain singa putih, kijang afrika, berbagai jenis burung, bermacam-macam reptil serta satwa langka lainnya. Total koleksi sebanyak 2 ribu ekor satwa terdiri dari 100 jenis satwa. Para pengunjung diajak berinteraksi lebih dekat dengan satwa, tak hanya melihat koleksi satwa. Pengunjung juga diajak bersafari dan memberikan makan langsung satwa. Batu Secret Zoo terbagi dalam beberapa zona meliputi zona flying lemur (berbagai jenis primata, burung, kanguru, reptil, dan lemur yang lincah), zona aquarium (berbagai jenis ikan air tawar, air laut, di dalam aquarium dihuni aneka jenis ikan termasuk ikan hiu), zona savannah (lorong Savannah, memberi makan bebek, flamingo, dan berfoto bersama ular dan burung), zona tiger land (melihat koleksi harimau mulai harimau sumatera, harimau putih, harimau emas sampai cheetah). Pengunjung dapat juga melihat aneka jenis satwa asli Indonesia seperti buaya muara, burung Jalak Bali dan burung Cenderawasih.

3 Dalam pengenalannya, Batu Secret Zoo membuat konsep pada setiap kandang hewannya. Konsep yang diusung ini berkaitan dengan tema dan gambaran alam liar ketika hewan tersebut berada. Misalnya seperti harimau Bengala yang sering ditemukan di kawasan India, dibuatkan konsep reruntuhan candi di dalam hutan yang seperti pada kenyataannya banyak dijadikan habitat harimau Bengala. Konsep yang diusung ini memiliki tujuan untuk membuat binatang yang berada di dalamnya merasakan seperti pada kenyataannya hidup di alam liar, sehingga binatang merasa nyaman dan tidak stress. Selain itu, konsep mendukung wisata edukatif yang diusung Batu Secret Zoo, dengan membuat pengunjung menjadi tahu akan habitat asli dan ciri-ciri khusus setiap binatang. Selain konsep yang diusung, di sekitar kandang diberikan papan informasi mengenai satwa yang berada di dekatnya. Papan informasi tersebut berisi nama satwa, nama latin satwa, species, habitat aslinya, makanan, cara hidup yang soliter atau individual, dan serta hal-hal unik lainnya seputar satwa tersebut. Disekitar wisata satwa ini juga terdapat papan trivia, yaitu papan yang berisi pertanyaanpertanyaan atau mini games yang dapat mengedukasi anak-anak. Misalnya seperti tebak mata hewan, tebak bulu hewan, dan sebagainya. Di dalam Batu Secret Zoo juga terdapat 34 wahana yang tersedia. Sekitar separuh wahana disajikan untuk permainan anak-anak, selebihnya wahana untuk dewasa yang memacu adrenalin. Area permainan yang cukup luas, yang membuat anak-anak dapat bermain gembira di sana. Pengunjung yang lelah dapat beristirahat di kafetaria yang ada di sebelah Fantasy Land ini. Terdapat kolam renang anak yang diberi ember raksasa, dan juga air mancur. Bagi pengunjung

4 yang ingin memberi makan hewan, dapat menaiki kereta Safari Farm, yang terdapat di sebelah Gorilla Raksasa. Pengunjung yang senang berfoto juga dapat menaiki patung gorilla di sebelah Safari Farm dan River Adventure. Saat ini Batu Secret Zoo terus berusaha menambah koleksi satwa dan menambah fasilitas yang baru. Hal ini membuat Batu Secret Zoo menjadi wisata yang rekreatif serta edukatif yang cocok dikunjungi oleh semua kalangan. Fasilitas dan wahana yang tersedia membuat Batu Secret Zoo menjadi satu-satunya wakil Indonesia yang masuk top 10 kebun binatang di Asia peringkat 9 dibawah African Safari di Jepang dan diatas Dalian Forest Zoo di China. Hal itu membuat Batu Secret Zoo menjadi salah satu destinasi wisata yang wajib dikunjungi di kota Batu, Malang. Hal ini dibuktikan dengan data pengunjung yang tidak pernah sepi. Apalagi, saat musim liburan pengunjung Batu Secret Zoo mencapai 15.000 hingga 16.500 orang setiap harinya. Berikut ini merupakan data statistik perkembangan jumlah pengunjung Batu Secret Zoo dari tahun 2011-2014. Tabel 1.1 Data Statistik Kunjungan Wisatawan Batu Secret Zoo Tahun Jml Pengunjung 2011 777.834 2012 804.679 2013 345.664 2014 329.230 Sumber: Dinas Pariwisata Kota Batu tahun 2014

5 Berdasarkan data statistik tersebut, menunjukkan bahwa jumlah masyarakat untuk mengunjungi Batu Secret Zoo setiap tahun selalu mengalami penurunan. Hal itu diindikasikan karena munculnya berbagai jenis tempat wisata baru di kota Batu (Dinas Pariwisata Kota Batu, 2015). Padahal manajemen Batu Secret Zoo selalu melakukan penambahan aneka satwa serta perbaikan fasilitas umum yang tersedia di area kebun binatang. Data statistik juga menunjukkan bahwa objek wisata Batu Secret Zoo berada pada posisi nomor tiga setelah Kusuma Agrowisata dan Selecta pada tahun 2011-2014 berdasarkan peringkat pengunjung terbanyak dibandingkan dengan pengunjung objek wisata di Kota Malang lainnya dalam kurun waktu yang sama. Animo masyarakat yang tinggi ini disebabkan oleh banyak faktor yang dimiliki setiap pengunjung mulai dari pengalaman orang lain, motivasi orang untuk berlibur, gambaran/ image seseorang terhadap suatu objek wisata tertentu, maupun dari berbagai iklan yang disajikan oleh pihak pengelola. Minat yang tinggi ini menyebabkan naiknya jumlah kunjungan wisatawan setiap tahunnya. Faktor internal perusahaan seperti restrukturisasi pengelola, perbaikan sarana dan prasarana, penambahan satwa dan sebagainya juga menunjang naiknya minat masyarakat untuk berkunjung ke Batu Secret Zoo. 1.2.Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka dapat diketahui bahwa perubahan dalam struktur manajemen Batu Secret Zoo

6 dapat menghasilkan perubahan yang besar dan dapat meningkatkan kunjungan wisatawan untuk mengunjungi Batu Secret Zoo. Faktor yang digunakan dalam meneliti pengaruh kunjungan wisatawan dalam penelitian ini adalah faktor-faktor seperti destination awareness, destination image, motivasi, dan word of mouth (WOM). Oleh karena itu, rumusan masalah yang telah disusun dalam penelitian ini sebagai berikut: 1. Bagaimana pengaruh destination awareness terhadap kunjungan wisatawan di Batu Secret Zoo? 2. Bagaimana pengaruh destination image terhadap kunjungan wisatawan di Batu Secret Zoo? 3. Bagaimana pengaruh motivasi terhadap kunjungan wisatawan di Batu Secret Zoo? 4. Bagaimana pengaruh Word of Mouth (WOM) sebagai variabel mediasi antara destination awareness, destination image, motivasi dengan kunjungan wisata di Batu Secret Zoo? 1.3. Batasan Penelitian Untuk menghindari cakupan penelitian ini yang terlalu meluas, maka penulis menentukan batasan-batasan sebagai berikut, agar lebih fokus untuk mencapai tujuan penelitian. Batasan masalah tersebut adalah sebagai berikut: 1. Obyek penelitian berfokus pada Batu Secret Zoo, Malang, Jawa Timur. 2. Responden adalah orang yang pernah berkunjung ke Batu Secret Zoo minimal satu kali dalam tiga tahun terakhir.

7 3. Variabel yang diteliti hanya destination awareness, destination image, motivasi, dan word of mouth (WOM). Variabel lain yang mungkin dapat mempengaruhi tourist visitation (kunjungan wisatawan) tidak dipakai. 1.4. Tujuan Penelitian Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah menganalisis destination awareness, destination image, motivasi dan Word of Mouth (WOM) terhadap kunjungan pengunjung di Batu Secret Zoo. Berdasarkan uraian tersebut, maka tujuan penelitian ini dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Untuk menganalisis pengaruh destination awareness terhadap kunjungan wisatawan di Batu Secret Zoo. 2. Untuk menganalisis pengaruh destination image terhadap kunjungan wisatawan di Batu Secret Zoo. 3. Untuk menganalisis pengaruh motivasi terhadap kunjungan wisatawan di Batu Secret Zoo. 4. Untuk menganalisis pengaruh Word of Mouth (WOM) sebagai variabel mediasi antara destination awareness, destination image, motivasi dengan kunjungan wisata di Batu Secret Zoo. 1.5.Manfaat Penelitian Melalui penelitian ini, penulis berharap penelitian ini mampu memberikan kontribusi baik secara teoritis maupun secara praktis di masa kini maupun di masa yang akan datang.

8 1. Manfaat Praktis Penelitian ini dapat menjadi masukan bagi pihak manajemen Batu Secret Zoo dalam meningkatkan awareness kepada publik melalui iklan konvensional dan sosial media. Selain itu, dapat menjadikan saran dan kritik bagi pengelola Batu Secret Zoo untuk membuat lingkungan satwa yang berorientasi pada edukasi sehingga dapat meningkatkan dan memotivasi wisatawan untuk berkunjung ke Batu Secret Zoo. 2. Manfaat Teoritis Penelitian ini diharapkan mampu menjelaskan pengaruh Word of Mouth (WOM) sebagai variabel mediasi antara destination awareness, destination image, motivasi terhadap kunjungan wisatawan pada suatu destinasi wisata (dalam penelitian ini Batu Secret Zoo). Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi dalam penelitian selanjutnya maupun digunakan untuk acuan dalam penelitian terkait. 1.6.Sistematika Penulisan BAB I Pendahuluan Uraian mengenai latar belakang permasalahan, identifikasi masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan. BAB II Tinjauan Pustaka Berisi mengenai landasan teori mengenai destination awareness, destination image, motivasi, WOM (word of mouth) dan tourist visitation disertai dengan tinjauan penelitian terdahulu serta

9 pengembangan hipotesis yang berkaitan dengan masalah yang akan diteliti melalui kerangka penelitian. BAB III Metode Penelitian Bagian ini berisi penjelasan mengenai bentuk penelitian, sumber data, lokasi dan waktu penelitian, metode pengambilan sampel, tehnik pengumpulan data, metode pengukuran data, variabel penelitian, defisini operasional, metode pengujian instrumen, dan metode analisis data. BAB IV Hasil dan Pembahasan Bagian ini memuat proses penelitian, hasil dari uji instrumen yang dilakukan dalam penelitian, hasil pengolahan data dari kuesioner penelitian dan pembahasan hasil penelitian yang sifatnya terpadu. Pembahasan mengenai hasil yang diperoleh dalam penelitian berupa penjelasan teoritik dan statistik. BAB V Penutup Bagian ini berisi tentang kesimpulan dari hasil penelitian yang menjawab tujuan penelitian, saran berdasarkan kesimpulan, dan menjelaskan keterbatasan- keterbatasan dalam penelitian ini..