WEDDING CENTRE DI SURAKARTA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Pengertian Judul Wedding Center di Surakarta dengan mengadopsi gaya arsitektur Bangsal Pracimayasa Pura Mangkunegaran

MAKALAH TUGAS AKHIR 2014 Wedding Hall BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. 1 - Universitas Kristen Maranatha

WEDDING CENTER DI SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. Pernikahan adalah upacara pengikatan janji nikah yang dirayakan atau

Wedding Mall di Semarang 1 BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Sasaran yang hendak dicapai dengan adanya Wedding Hall ini adalah:

ENTERTAINMENT CENTER DI PURWODADI

BAB III METODOLOGI PERANCANGAN. Metode yang digunakan dalam perancangan Malang Wedding Center adalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian TAHAP PEKERJAAN

BAB I PENDAHULUAN. Landasan Konseptual Perancangan Tugas Akhir

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang.

BAB I PENDAHULUAN. baru, maka keberadaan seni dan budaya dari masa ke masa juga mengalami

Persiapan Pesta Pernikahan yang Harus Diketahui: A Z

BAB I PENDAHULUAN. pun semakin berkembang seiring dengan perkembangan jaman dan teknologi.

BAB 3 METODE PERANCANGAN. Proses kajian yang digunakan dalam merancang Green Park Mall di

BAB I PENDAHULUAN. memutuskan untuk hidup berkeluarga. Setiap calon pasangan yang akan menikah

BAB III METODE PERANCANGAN

BAB III METODE PERANCANGAN. Metode yang digunakan dalam perancangan Sentral Wisata Kerajinan

Trend Customer Preference dalam memilih Bridal

BAB III ANALISIS DATA PROYEK

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Saat ini, bisnis bridal dan fotografi merupakan salah satu bidang yang

leather, dll. Surakarta Makerspace ini nantinya dirancang dengan memadukan konsep arsitektur modern kontemporer.

BAB I PENDAHULUAN. (mobil, komputer, handycraft), sampai wedding pun tersedia. Event Organizer

BAB III METODE PERANCANGAN. kualitatif. Dimana dalam melakukan analisisnya, yaitu dengan menggunakan konteks

BAB II TINJAUAN PERUSAHAAN

BAB III METODE PERANCANGAN

BAB 3 METODE PERANCANGAN. metode perancangan yang digunakan adalah metode deskriptif analisis. Metode

Penjelasan lebih lanjut mengenai mahar dan prosesi pertunangan akan dibahas di bab selanjutnya.

BAB III METODE PERANCANGAN. dalam mengembangkan ide sebuah rancangan. Langkah-langkah ini meliputi

BAB III METODE PERANCANGAN

BIAYA PERNIKAHAN. Oleh: Ahmad Gozali

BAB I PENDAHULUAN. Skripsi / Tugas Akhir Angkatan 60 Universitas Mercu Buana Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Jurusan Arsitektur

BAB III METODE PERANCANGAN. dengan objek perancangan. Kerangka rancangan yang digunakan dalam proses

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Latar Belakang Eksistensi Proyek

BAB III METODOLOGI PERANCANGAN

BAB III METODE PERANCANGAN. di Kota Malang dibutuhkan suatu metode yang merupakan penjelas tentang

BAB 3 METODE PERANCANGAN. Metode perancangan yang digunakan dalam perancangan Convention and

BAB 3 METODE PERANCANGAN. aktifitas olahraga, hal itu disebabkan karena kurangnya fasilitas yang ada.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PERANCANGAN. memudahkan seorang perancang dalam mengembangkan ide rancangannya.

BAB I PENDAHULUAN ROSE MILLIA LESTARI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

CLUB HOUSE Di kawasan perumahan kompleks VI PKT Bontang BAB I PENDAHULUAN

BAB III METODE PERANCANGAN

BAB 3 METODE PERANCANGAN. Proses kajian yang dipergunakan dalam merancang Perpustakaan Islam di

BAB I PENDAHULUAN. i Solo B ru

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan

Medan Convention and Exhibition Center 1 BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Semakin berkembangnya negara Indonesia ini, tuntutan untuk memenuhi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Pengertian Judul " Surakarta Comic Art Center Surakarta : Sebuah kota yang terletak di wilayah otonom provinsi Jawa Tengah,

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN Seni Tari Sebagai Hasil dari Kreativitas Manusia. dan lagu tersebut. Perpaduan antara olah gerak tubuh dan musik inilah yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB III METODE PERANCANGAN. kualitatif, analisis kualitatif adalah analisis dengan cara mengembangkan,

BAB III METODE PERANCANGAN. masalah hal selanjutnya yang dilakukan ialah melakukan studi atau mencari data,

perencanaan dan perancangan interior gedung perhelatan pernikahan di surakarta

BAB I PENDAHULUAN. harus dilakukan sesuai dengan tahapan perkembangannya. Salah satu tugas

BAB I PENDAHULUAN. :Bangunan untuk tempat tinggal. (

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 3 METODE PERANCANGAN. data dari sumber literatur hingga survey langsung obyek-obyek komparasi untuk

BAB 3 METODE PERANCANGAN. berisi sebuah paparan deskriptif mengenai langkah-langkah dalam proses

BAB III METODE PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN. A. JUDUL Terminal Bus Tipe A di Surakarta, dengan penekanan pada tampilan arsitektur modern.

ABSTRAKSI. Keyword: Gallery, Wedding, Mars and Venus

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB III. Metode Perancangan. Perancangan sentra industri batu marmer di Kabupaten Tulungagung

Wedding Chapel di Kuta Selatan BAB I PENDAHULUAN

BELAWAN INTERNATIONAL PORT PASSANGER TERMINAL 2012 BAB I. PENDAHULUAN

BAB 3 METODA PERANCANGAN. Lingkup metoda penyusunan rencana Pembangunan Pusat Sains dan Teknologi di

BAB I PENDAHULUAN. a. Strategi/ Pendekatan Perancangan. Untuk pemilihan judul rest area tol Semarang-Solo

BAB III METODE PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN. ibid 3 Profil Universitas Darussalam Gontor, Jawa Timur Dalam Angka 2013, Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Timur.

Pengembangan Stasiun Kereta Api Pemalang di Kabupaten Pemalang BAB I PENDAHULUAN. commit to user

BAB III METODE PERANCANGAN. perancangan merupakan paparan deskriptif mengenai langkah-langkah di dalam

BAB I PENDAHULUAN. hidup sendiri dan selalu bergantung pada manusia lainnya. Mereka

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Sragen Convention Centre. : Kabupaten yang berada di bagian Timur Provinsi Jawa Tengah. (id.wikipedia.org/wiki/kabupaten_sragen)

Akademi Kuliner Medan BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB III METODE PERANCANGAN

PUSAT SENI DAN KERAJINAN KOTA YOGYAKARTA

TUGAS AKHIR BIOSKOP DI SINGARAJA KABUPATEN BULELENG-BALI STUDI AKUSTIK RUANG PERTUNJUKAN FILM BAB I PENDAHULUAN

Gedung Pameran Seni Rupa di Yogyakarta BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. Service), serta media alam sebagai media pembelajaran dan tempat. school melalui penyediaan fasilitas yang mengacu pada aktivitas

BAB III METODE PERANCANGAN. dilakukan berbagai metode perancangan yang bersifat analisa yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Latar Belakang Sport Hall

PUSAT RESTORAN MASAKAN TRADISIONAL YOGYAKARTA DENGAN KONSEP TROPIS MODERN BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Sepuluh tahun belakangan ini, perkembangan otomotif di tanah air sangat

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR SEMARANG BOOK HOUSE

Windrayana Raditya, I Wyn ( ) Seminar Tugas Akhir KBA (Alur Desain) BAB PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN Judul Solo Studio Animasi dengan Penekanan Ekspresionisme

GEDUNG PAMER DAN LAYANAN PURNA JUAL

BAB III METODE PERANCANGAN. perancang dalam mengembangkan ide rancangan. Metode yang digunakan dalam

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB III METODE PERANCANGAN. Pada perancangan pusat seni tradisi Sunda ini banyak metode yang

BAB I PENDAHULUAN. tuntutan atau permintaan pihak pemberi tugas. Tahapan perencanaan yang. kebudayaan Indonesia serta pengaruh asing.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG. I.1.1. Latar Belakang Pengadaan Proyek

Transkripsi:

TUGAS AKHIR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR (PPA) WEDDING CENTRE DI SURAKARTA One Stop Wedding Service Diajukan sebagai Pelengkap dan Syarat guna Mencapai Gelar Sarjana Teknik Arsitektur Universitas Muhammadiyah Surakarta Disusun Oleh: NAMA : SAIFUDIN RISTANDI NIM : D 300 030 036 FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2009

BAB I PENDAHULUAN 1.1.JUDUL Wedding Center di Surakarta 1.2.PENGERTIAN JUDUL 1. Definisi Wedding : Merupakan kata dari bahasa Inggris yang berarti pernikahan (Prof. Drs. S. Wojowarsito, Kamus Inggris- Indonesia, 1982, hal. 277). Pernikahan : Hal tentang nikah (nikah: perjanjian resmi antara lelaki dan perempuan untuk membina hubungan keluarga sebagai suami istri) (KBBI, Depdikbud, Balai Pustaka, 1989, hal. 745). Resepsi : Pertemuan/perjamuan yang diadakan untuk menerima tamu (KBBI, Depdikbud, Balai Pustaka, 1989, hal. 745) Center : Merupakan kata dari bahasa Inggris yang berarti pusat (Prof. Drs. S. Wojowarsito, Kamus Inggris-Indonesia, 1982, hal. 129). Pusat : Pokok pangkal/yang menjadi tumpuan, dapat juga dikatakan sebagai tempat yang menjadi pokok pangkal dari suatu wilayah (KBBI, Depdikbud, Balai Pustaka, 1989, hal. 614). 2. Wedding Center di Surakarta Suatu bangunan representatif di Surakarta yang berfungsi sebagai wadah dan pusat pelayanan usaha jasa pernikahan, yang menyediakan seluruh kebutuhan persiapan dan pelaksanaan pesta resepsi pernikahan Istilah Wedding Center digunakan untuk menggambarkan bangunan yang mengumpulkan semua jenis usaha jasa pernikahan dalam satu bangunan (one stop wedding service).

1.3.LATAR BELAKANG 1. Kegiatan Persiapan Pernikahan Pernikahan adalah momen yang akan dilewati oleh sebagian besar manusia dan merupakan momen membahagiakan yang tak mudah untuk dilupakan. Oleh karena itu, banyak pasangan calon pengantin selalu berusaha mempersiapkan resepsi pernikahannya sebaik mungkin. a. Banyaknya hal yang harus dipersiapkan Banyaknya kebutuhan yang harus dilengkapi dan dipersiapkan mulai dari pemilihan kartu undangan, gaun pengantin, tempat resepsi, kue pengantin dan souvenir pernikahan akan menghabiskan banyak waktu dan tenaga. Munculnya paket pernikahan yang merupakan kerjasama beberapa pengusaha jasa pernikahan dapat dikatakan telah membantu para pasangan calon pengantin untuk mempersiapkan kebutuhan pernikahan mereka tapi mekanisme kerjasama yang kurang tepat membuat pasangan calon pengantin kurang leluasa untuk mengkombinasikan keinginan mereka. b. Kerumitan mempersiapkan resepsi pernikahan Tersebarnya tempat-tempat penyedia jasa pernikahan diakui cukup mempersulit para calon pengantin untuk mempersiapkan resepsi pernikahannya. Terbatasnya waktu yang dimiliki semakin membuat para calon pengantin kelelahan sehingga persiapan resepsi pernikahan menjadi kurang optimal. Dengan munculnya para pembuat ide kreatif dalam usaha jasa pernikahan yang sering disebut sebagai Wedding Planer untuk membantu mencetuskan tema pernikahan (dengan berbagai gaya) dan juga perencanaan anggaran biaya sangat mempermudah pasangan calon pengantin untuk merealisasikan impian resepsi pernikahan mereka. 2. Perkembangan dan Prospek Usaha Jasa Pernikahan Usaha jasa pernikahan sangat dibutuhkan para pasangan calon pengantin untuk mempersiapkan pernikahan mereka. Kehadiran para

pengusaha ini akan membantu dalam merealisasikan impian resepsi pernikahan mereka mulai dari persiapan hingga penyelenggaraannya. a. Perkembangan bidang usaha jasa pernikahan Kehadiran wedding planner harus diakui telah memacu perkembangan dunia usaha jasa pernikahan. Dengan munculnya variasi dan modifikasi konsep resepsi pernikahan ditambah teknologi yang semakin maju telah membuat semua usaha jasa di bidang ini juga mengalami perkembangan. Jika dulu model undangan hanya bermain pada warna maka sekarang lebih variatif dengan penambahan desain foto pengantin hasil perkembangan dunia fotografi pernikahan yang disebut foto pre-wedding. Variasi acara dalam resepsi pernikahanpun semakin bertambah dengan adanya pagar ayu dan pertunjukan tarian. Dengan demikian, penyelenggaraan sebuah resepsi pernikahan semakin variatif dari waktu ke waktu. Munculnya banyak konsep dan tema yang merupakan ide dari para wedding planer membawa banyak perubahan ke arah yang lebih baik. Adanya keinginan agar pernikahan hanya terjadi sekali seumur hidup yang dimiliki hampir seluruh pasangan pengantin juga menjadi faktor yang sangat mempengaruhi perkembangan penyelenggaraan resepsi pernikahan. Jika dulu resepsi pernikahan hanya memfokuskan pada tempat resepsi dan makan untuk menjamu tamu undangannya, sekarang mulai menambahkan hiburan seperti tarian, permainan musik, pagar ayu, dsb. Ini menunjukkan pertambahan jenis usaha pernikahan. b. Banyaknya jenis usaha jasa pernikahan Jenis usaha jasa pernikahan sangat banyak dan variatif. Mulai dari pengusaha bridal, pengusaha hidangan/katering, pengusaha kue pengantin, fotografer dan para desainer ruang serta undangan. Masingmasing dari usaha ini mempunyai pangsa pasar yang variatif, namun ada satu yang sama yaitu sebagai pelayan jasa dalam pernikahan.

Adanya persamaan itu, memacu para pengusaha untuk terus mengembangkan usaha bisnisnya. Jika awalnya dia bergerak di bidang bridal maka seiring tuntutan dan perkembangan jaman mereka mengembangkan usahanya dengan membuka studio foto dengan nama yang sama. Adanya fenomena ini juga menunjukkan bahwa kehadiran mereka di dunia pelayanan jasa pernikahan membutuhkan kerjasama satu dengan yang lainnya. c. Prospek usaha jasa pernikahan Pernikahan akan terus ada pada setiap masa maka keberadaan usaha di bidang jasa pernikahan pun takkan pernah hilang. Seiring berkembangnya waktu mungkin akan terus berkembang mengiringi perkembangan ide dari sebuah resepsi pernikahan. Dengan demikian usaha jasa pernikahan mempunyai prospek yang bagus untuk terus eksis dalam dunia usaha yang menuntut keprofesionalan dari para pelakunyan. 3. Fenomena Kegiatan dan Kebutuhan Fasilitas Pernikahan di Surakarta a. Keberadaan usaha jasa pernikahan di Surakarta Sebagian besar usaha jasa pernikahan di Surakarta masih bekerja sendiri-sendiri. Jika ada kerjasama bisanya dalam skala yang tidak terlalu besar (kurang profesional). Misalnya saja antar pengusaha bridal dengan studio foto saja. Sebenarnya prospek usaha jasa pernikahan di Surakarta cukup baik meskipun wilayahnya kecil namun daerah sekitarnya cukup luas seperti Sragen, Sukoharjo dan Karanganyar. Jika selama ini jenis usaha ini tidak terlalu menonjol, hal itu lebih dikarenakan kurangnya wahana promosi (Hasil Wawancara dengan pemilik Wedding Bell Solo, Agustus 2005). b. Pernikahan di Surakarta Pernikahan di Surakarta tercatat mencapai angka 2.802 pada kurun waktu 10 bulan antara bulan Januari-Oktober 2005 (Vincent Hadi Wiyono, Hasil Analisa Data Statistik Tahun 2005, Pusat

Penelitian Kependudukan Universitas Sebelas Maret Surakarta) ini berarti setiap bulannya rata-rata terjadi 280 pernikahan. Jika sebagai sampel diambil 25% (data menunjukkan 50% pernikahan tidak dirayakan di rumah) yang merayakan pesta pernikahan mereka maka akan ada sekitar 14 20 pernikahan setiap minggunya yang dirayakan. Fenomena tersebut mengambil asumsi bahwa masyarakat yang dapat merayakan pernikahannya hanya 25% dari jumlah masyarakat keseluruhan. Padahal secara ekonomi masyarakat Surakarta tergolong masyarakat yang taraf hidupnya cukup baik. Masyarakat yang membutuhkan pelayanan jasa pernikahan bisa lebih dari nominal itu mengingat kemungkinan masyarakat di luar kota Surakarta juga menggunakan jasa pelayanan tersebut. c. Kebutuhan bangunan representatif untuk usaha jasa pernikahan Keberadaan bangunan representatif masih jarang di Surakarta karena kebutuhan akan efisiensi waktu masih belum menjadi kebutuhan yang sangat mendesak. Akan tetapi kenyataan ini bukan berarti diabaikan begitu saja karena ada beberapa kebutuhan yang membutuhkan wadah aktivitas yang bersifat representatif-memusat dan salah satunya adalah kebutuhan bangunan pusat usaha jasa pernikahan. Bangunan representatif adalah sebuah bangunan mampu mewakili suatu kebutuhan dan bersifat memudahkan seseorang untuk memperoleh semua pelayanan dalam satu tempat. 1.4.PERMASALAHAN dan PERSOALAN 1. Permasalahan Bagaimana mewujudkan bangunan wedding center yang representatif bagi masyarakat Surakarta yang berfungsi sebagai pusat pelayanan jasa pernikahan yang mempunyai fasilitas lengkap sebagai usaha komersil penyedia kebutuhan penyelenggaraan pernikahan dengan memperhitungkan kondisi site dan potensi-potensi yang ada disekitarnya.

2. Persoalan Dari permasalahan yang ada, maka memunculkan persoalan yang terkait dengan prencanaan dan perancangan wedding center antara lain mengenai: a. Menciptakan sebuah wedding centre dengan konsep one stop wedding service. Dimana di dalam wedding centre mewadahi atau menyatukan fasilitas dan penyedia kebutuhan pernikahan. b. Menciptakan sebuah bangunan wedding centre yang memiliki sarana penunjang yang bisa dimanfaatkan publik. Seperti, salon, restoran, kursus pra-nikah, dsb. c. Menciptakan tampilan fisik bangunan wedding centre bercitra modern, dengan masih menyertakan ciri khas bangunan solo. 1.5.TUJUAN DAN SASARAN 1. Tujuan Menyusun konsep perencanaan dan perancangan fisik bangunan wedding center yang mampu menyatukan fasilitas-fasilitas yang mempunyai karakter kegiatan berbeda namun bertujuan sama sehingga mampu menjadi bangunan yang mempunyai karakter spesifik/menarik sebagai bangunan khusus (pusat) untuk usaha pernikahan (one stop wedding service). 2. Sasaran a. Konsep pemilihan lokasi yang strategis dan mudah di jangkau. b. Konsep penataan dan pengolahan site yang sesuai dengan kebutuhan ruang dan luas bangunan. c. Konsep programatik ruang yang meliputi pengelompokan kegiatan, kebutuhan ruang, pola hubungan, organisasi ruang, besaran ruang serta fasilitas ruang yang mampu mendukung keamanan dan kenyamanan bagi penggunanya.

d. Konsep kelengkapan bangunan yang meliputi sistem kenyamanan ruang (sirkulasi, pengkondisian ruang, dll), sistem struktur (material) dan sistem utilitas (jaringan air, listrik, dll). e. Konsep mewujudkan suatu perencanaan fisik suatu sarana bangunan weddin center berdasarkan karakter kegiatan fasilitas di dalamnya. 1.6.LINGKUP PEMBAHASAN Untuk mencapai tujuan dan sasaran pembahasan maka perlu adanya pembatasan-pembatasan sebagai berikut: 1. Pembahasan dilakukan dalam lingkup disiplin ilmu Arsitektur, dengan analisa pemecahan permasalahan pada sistem setting (lokasi, site, bangunan, ruang, kegiatan). Sedangkan aspek lain di luar disiplin ilmu arsitektur akan dibahas sejauh yang diperlukan. 2. Pembahasan mengacu pada sasaran yang berupa tinjauan serta analisa yang akan menghasilkan konsep-konsep dalam penyelesaian masalah. 3. Status wedding center sebagai usaha komersil yang bergerak di bidang jasa pernikahan dan dikelola oleh swasta. Semua hal mengenai perizinan dan pendanaan pembangunan tidak dipermasalahkan. 1.7.METODA PEMBAHASAN 1. Perumusan Masalah- Problem Seeking Melihat fenomena pernikahan dan mencari tahu lebih banyak tentang segala hal yang terkait antara pernikahan dengan sebuah karya arsitektural dengan cara observasi, interview dan studi literatur untuk kemudian merekam semua informasi dan mengolahnya menjadi data dengan menganalisanya untuk menemukan suatu permasalahan. 2. Pengumpulan Data dan Informasi Merupakan usaha memperoleh data primer dan data sekunder yang jelas dan akurat yang mendukung, dengan cara:

a. Studi Literatur : mencari informasi dari media (media cetak dan media elektronik) yang ada yang berkaitan dengan obyek yang sedang diamati. b. Observasi : mengadakan survey lapangan untuk mengetahui kondisi dan potensi lokasi dan survey untuk mengetahui keadaan tempat-tempat lain yang sejenis dengan obyek yang dibahas sebagai studi banding. c. Interview : wawancara dengan pihak yang mengetahui secara detail mengenai pekerjaan tersebut. d. Dokumentasi : merekam/mengambil gambar kejadian yang terjadi di lapangan. 3. Pendekatan Penyusunan Konsep Merupakan usaha menyusun konsep perencanaan dan perancangan, dengan cara: - Analisa data dan informasi Melakukan analisa data dan informasi yang telah dikumpulkan dengan pendekatan-pendekatan, sehingga diperoleh data-data dan informasi yang dibutuhkan dalam proses perencanaan dan perancangan. - Sintesa Hasil analisa dan data diolah dengan kriteria yang telah ditetapkan kemudian diintegrasikan dengan persyaratan/ketentuan perencanaan dan perancangan yang akhirnya seluruh hasil integrasi dikembangkan menjadi konsep rancangan yang siap ditransformasikan ke dalam bentuk ungkapan fisik yang dikehendaki. - Perumusan konsep Hasil analisa disusun dalam sebuah konsep, yang hasilnya merupakan bahan dan dasar dalam perancangan fisik wedding center di Surakarta. Untuk menghasilkan desain yang baik, dilakukan perencanaan dan perancangan dengan metode pendekatan sebagai berikut : a. Menetukan lokasi.

b. Menentukan dan mengolah site. c. Menyusun program ruang (pengelompokan kegiatan, kebutuhan ruang, pola hubungan antar ruang) yang sesuai dengan kebutuhan yang bersifat representatif. d. Menyusun kelengkapan bangunan sebagai penunjang kinerja dan kualitas bangunan representatif yang disesuaikan dengan kebutuhan pelaku dan tuntutan kegiatan. e. Menciptakan tampilan fisik bangunan yang mewujudkan karakteristik kegiatannya.