PENUNTUN PRAKTIKUM PARASITOLOGI ISFANDA, DVM, M.Si FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ABULYATAMA ACEH BESAR 2016
BAB 1 PEMERIKSAAN TELUR TREMATODA Pemeriksaan Telur Cacing Dengan Metode Natif Tujuan untuk melihat berbagai jenis telur cacing Cara Kerja Ambil sedikit feses, taruh diatas gelas objek Teteskan air dan ratakan Tutup dengan kaca penutup Periksa dengan mikroskop pembesaran 10 x 10. Pemeriksaan Telur Cacing Dengan Metode Sentrifuge Tujuan Untuk melihat telur cacing dan ookista dari ordo coccidian dengan lebih jelas dan lebih bersih Cara Kerja Ambil ± 2 gram feses, taruh dalam mortar, tambahkan sedikit air dan aduk sampai larut Tuangkan kedalam tabung sentrifuge sampai setinggi ¾ tabung Sentrifuge dengan putaran cepat ± 5 menit Buang cairan jernih diatas endapan Tambahkan NaCl jenuh pada endapan setinggi ¾ tabung dan aduk sampai homogen (NaCl jeuh: 400 gram NaCl + 1000 ml Aquades; B.J: 1,2). Sentrifuge dengan putaran cepat selama 5 menit Letakkan tabung sentrifuge diatas rak tegak lurus Teteskan NaCl jenuh dengan pipet sampai permukaan cairan dalam tabung menjadi cembung dan biarkan selama 3 menit. Tempelkan objek gelas diatas permukaan yang cembung dengan hati-hati, lalu palik dengan cepat Tutup dengan kaca penutup dan periksa dibawah mikroskop dengan pembesaran 10 x 10.
Metode Parfitt dan Banks Tujuan Untuk menemukan dan membedakan telur cacing hati (Fasciola sp) dengan telur cacing porang (Parampistomum sp). Telur cacing hati berwarna kuning keemasan, sedangkan telur cacing Paramphistomum sp tampak transparan sampai kebiru-biruan. Cara Kerja Ambil ± 2 gram tinja, taruh dalam mortar, tambahkan sedikit air dan aduk sampai larut. Dengan menggunakan corong dan saringan teh, campuran tinja dituang ke dalam tabung reaksi (diletakkan tegak lurus pada rak tabung) sampai setinggi 1 cm dari mulut tabung. Diamkan selama 10 menit sampai terlihat endapan Cairan diatas endapan diambil dengan pipet sehingga tinggal endapan saja. Tambahkan air pada endapan sampai setinggi 1 cm dari mulut tabung, tutup dengan ibu jari dan di kocok Diamkan selama 10 menit sampai terlihat endapan Cairan jernih diatas dibuang (menggunakan pipet supaya endapan tidak ikut terbuang). Teteskan larutan NaOH 10% sebanyak 3 tetes pada endapan. Tambahkan air pada endapan sampai setinggi 1 cm dari mulut tabung, tutup dengan ibu jari dan di kocok Diamkan selama 10 menit sampai terlihat endapan Cairan jernih diatas dibuang (menggunakan pipet supaya endapan tidak ikut terbuang). Teteskan metilen blue sebanyak 2-3 tetes pada endapan tersebut dan aduk. Ambil endapan yang paling bawah menggunakan pipet, taruh diatas gelas objek dan tutup dengan kaca penutup. Periksa dibawah mikroskop dengan pembesaran 10 x 10. Telur cacing hati (Fasciola sp) tampak kuning transparan sampai kebiru-biruan.
Metode Sedimentasi Modifikasi Borray Tujuan Metode ini merupakan modifikasi dari metode sedimentasi. Sangat berguna untuk menghitung jumah telur trematoda per gram tinja. Cara Kerja Ke dalam 3 gram feses diteteskan tween 80 (sabun cair), aduk hingga homogen. Saring larutan tersebut dengan saringan teh ke dalam gelas beaker. Material yang tinggal di saringan di semprot dengan air kecepatan tinggi. Suspensi tersebut di diamkan selama 3 menit, supernatan dibagian atasnya dibuang. Metode ini di ulang sekali lagi Kemudian sedimen yang tertinggal ditetesi dengan larutan methylen blue 1% untuk membedakan material yang berasal dari tumbuhan dengan telur trematoda (Fasciola berwarna kuning keemasan dan Pramphistomum berwarna abu-abu kebiruan). Masukkan sedimen kedalam cawan petri yang sudah diberi kotak. Jumlah telur dihitung perkotak dibawah mikroskop stereo. Teknik Sedimentasi Lumatkan ± 5 gram feses Tambahkan 60 ml air Saring dengan saringan teh Biarkan selama 15 menit, buang air diatasnya Tambahkan air, tunggu 15 menit (ulang 3-4 kali) Buang air diatasnya Tambahkan methylen blue di dalam sedimen Periksa endapan dibawah mikroskop
Teknik Sedimentasi Apung 2 gram feses dilumatkan dalam 6 ml air Saring dengan saringan teh Biarkan 15 menit, buang air diatasnya Masukkan sedimen kedalam tabung reaksi Sentrifuge 3000 rpm selama 2 menit Buang air diatasnya, aduk sampai homogen Sedimen ditambahkan ZnCl2 Sentrifuge 1500 rpm, selama 2 menit Tambahkan ZnCl2 sampai permukaan cembung Letakkan kaca sediaan diatas tabung reaksi Baliklah cepat sampai sedia tidak sampai tumpah Periksa dibawah mikroskop. Metode Apung Ambil 1 gram feses, masukkan kedalam mortar Tambahkan 5 ml larutan garam jennuh atau gula jenuh Gerus sampai halus dan homogen Tambahkan 20 ml garam jenuh, aduk hingga homogen Masukkan larutan tinja kedalam sebuah tabung sampai permukaan cembung (jangan sampai tumpah) Diamkan selama 15 menit Sentuhkan permukaan gelas penutup dengan hati-hati, letakkan diatas glas objek Cari dan identifikasi jenis telur cacing dibawah mikroskop menggunakan pembesaran 10 x 10.
Pada waktu keluar bersama feses hospes, telur cacing yang berisi sel telur (ovum) yang mungkin tidak / belum membelah atau belum mengalami segmentasi (unsegmentasi), mungkin sudah mengalami segmentasi (segmented), jadi sudah multiselluler, bahkan mugkin sudah bermorula (morulated) atau berlarva (larvated). Identifikasi Telur Cacing Trematoda Unsur seluler tampak jelas pada telur trematoda ialah sel-sel kuning telur (yolk), sedang sel germinalnya tampak sebagai bagian transparan di daerah sekitar salah satu kutubnya. Kebanyakaan telur trematoda mempunyai operculum pada salah satu kutubnya. Telur Schistosoma sp tidak mempunya operculum tetapi mempunyai spina pada salah satu kutubnya. Identifikasi Telur cacing Cestoda Kebanyakan telur cacing kelas Euscestoda mengandung embrio (Onkosfera korasidium) yang mempunyai tiga pasang kait, misalnya Echinococcus granulosus. Beberap cacing cestoda mempunyai telur yang bentuknya spesifik, misalnya berbentuk segitiga pada Moniezia expansa. Beberapa cestoda lain telurnya-telurnya mungkin dalam kapsula yang berisi sejumlah telur (Diphylidium sp, tiap-tiap kapsula berisi sampai dengan 20 telur).
Metode Identifikasi Larva Identifikasi Larva Trematoda di Dalam Siput Inang Perantara Mengidentifikasi larva dalam tubuh induk semang siput Lymnea rubiginosa. Sampel berupa siput yang diambil di lokasi dan dimasukkan kedalam wadah yang diberi sedikit air yang berasal dari lokasi siput (± 3 cm dari dasar wadah). Sampel kemudian dimasukkan ke dalam wadah dan permukaan air ditutupi dengan dedaunan (siput dapat tahan hingga 3 hari). Sebelum diperiksa siput dicuci terlebih dahulu cangkangnya untuk membersihkan kotoran dan lumpur. Tujuan Untuk melihat keberadaan larva trematoda dalam tubuh siput. Mengidentifikasi larva dan menentukan tingkat larva. Bahan Gelas objek Pinset Gelas penutup Air bersih Formalin 10% Jarum pinset Pipet pastur Cara kerja Siput diletakkan diatas gelas objek, kemudian hepato pancreas (bagian ekor) ditusuk dengan jarum pinset sehingga pecah. Hepato pancreas ditarik kelur dan dipisahkan dengan muskulus lainnya. Teteskan sedikit air dan periksalah dibawah mikroskop dengan besar terkecil. Larva Fasciola spp, Echinostoma spp dan larva trematoda lainnya dapat dibedakan berdasarkan bentuk, pigmentasi dari kepalanya, cara dan kecepatan bergerak serta bentuk ekornya. Diamati tahap-tahap larva yang terdapat dalam tubuh siput.
BAB 2 PEMERIKSAAN PROTOZOA Metode Pemeriksaan 1. Pemeriksaan Langsung Feses yang masih segar langsung diperiksa dengan terlebih dahulu menambahkan larutan lugol. Cara Kerja: Teteskan larutan lugol diatas gelas objek Ambil sedikit feses segar dengan lidi yang bersih kemudian diaduk dengan lugol hingga homogen Tutup dengan gelas penutup. Periksa di bawah mikroskop dengan pembesaran 10 x atau 45 x. 2. Pemeriksaan Dengan Metode Konsentrasi Larutan Eosin 2% Tujuan untuk melihat protozoa yang diperiksa masih hidup atau sudah mati. Cara kerja Teteskan 1-2 tetes larutan eosin 2% diatas objek glas Ambil sedikit tinja segar dengan lidi bersih, suspensikan dengan eosin hingga keruh, Tutup dengan gelas penutup Periksa dengan mikroskop pembesaran 10x atau 45x 3. Metode Apung Gula (Sugar Flotation) Buatlah suspensi feses dengan NaCl-faali dalam gelas piala Saring suspensi dengan dua lapis kain kasa dan masukkan cairan hasil saringan ke dalam tabung sentrifuge setengah penuh Masukkan larutan gula sheater sebanyak cairan 2) diatas kedalam tabung sentrifuge dan biarkan ada sedikit ruang udara diatas tabung reaksi/ sentrifuge. Tutup tabung sentrifuge dengan keping penutup plastik atau ibu jari yang bersih dan kocok hingga homogen Tambahkan larutan gula sheater sampai tabung sentrifuge penuh, tutup dengan gelas penutup. Usahakan agar sewaktu menambahkan gula tidak ada cairan yang tumpah. Sentrifuge ± 5 menit atau biarkan saja tanpa disentrifuge selama 45 menit sampai 1 jam. Angkat gelas penutup dan letakkan diatas gelas objek Periksa dibawah mikroskop
Larutan gula SHEATER: Gula pasir 500 g Air suling 320 g Phenol (cair) 6,5 g 4. Metode Apung Jenuh Buatlah suspensi feses dalam gelas piala Saring dengan kain kasa dan tampung saringan kedalam gelas piala Biarkan selama beberapa jam atau lebih baik selama semalam Supernatan diambil dengan hati-hati menggunakan pipet kira-kira hingga setengah atau 1 cm diatas endapan Endapan dan sisa supernatan diaduk hingga homogen. Masukkan kedalam tabung sentrifuge Sentrifuge selama 2-3 menit dengan kecepatan 1500 rpm/ menit Supernatan dibuang Tambahkan NaCl jenuh kedalam masing-masing tabung sentrifuge dan aduk hingga homogen Sentrifuge 2-3 menit dengan kecepatan 1500 rpm. Ambil superatan yang paling atas dengan pipet dan masukkan dalam gelas piala Diamkan selama 1 malam Supernatan dari endapan diambil perlahan pada pagi hari Endapan diambil dan sentrifuge 2-3 menit dengan kecepatan 1500 rpm Endapan yang terbentuk merupakan kista protozoa yang terkumpul dan dapat diperiksa lebih lanjut. Semoga Bermanfaat Selamat Belajar dan Sukses Selalu