III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. 1. Sampel Feses Sapi Potong segar dan sludge (100 gram/sampel) 2. Batu bara jenis Subbitumminus dan Bituminus

Transkripsi

1 III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1. Bahan dan Peralatan Penelitian Bahan Penelitian 1. Sampel Feses Sapi Potong segar dan sludge (100 gram/sampel) Berfungsi sebagai bahan yang akan di uji kandungan jenis dan jumlah protozoa 2. Batu bara jenis Subbitumminus dan Bituminus Berfungsi sebagai bahan yang akan dicampur dengan feses sapi potong 3. Aquades (1,5 liter) Berfungsi sebagai pelarut 4. Alkohol Berfungsi sebagai sterilisasi alat penelitian 5. Eosin (1 ml) Berfungsi sebagai bahan untuk mematikan protozoa pada saat pengitungan 6. Gula Jenuh BJ 1,2 (1 kg) Berfungsi untuk pengenceran 7. Tisu Berfungsi untuk membersihkan kotoran Peralatan Penelitian 1. Perangkat biodigester tipe batch Berfungsi untuk proses pembentukan biogas 2. Plastik Pembungkus Berfungsi untuk menyimpan sampel feses 22

2 23 3. Kertas Label Berfungsi untuk identitas sampel 4. Cooling Box Berfungsi sebagai tempat membawa sampel ke laboratorium 5. Gelas Plastik Berfungsi sebagai tempat perkembangbiakan protozoa 6. Gelas Ukur Berfungsi sebagai tempat aquades 7. Saringan Berfungsi untuk menyaring kotoran 8. Osse Berfungsi untuk pengambilan sampel yang akan diteliti di Object Glass 9. Pipet Tetes Berfungsi untuk mengambil dan meneteskan cairan ke dalam wadah yang telah disediakan 10. Mikroskop Berfungsi untuk melihat protozoa secara mikroskopik 11. Kamar Hitung whitlock Berfungsi untuk perhitungan protozoa 12. Kamera Berfungsi untuk melakukan dokumentasi ketika penelitian 13. Kalkulator Berfungsi untuk proses perhitungan

3 Prosedur Penelitian Pengambilan Sampel Pengambilan sampel dilakukan di peternakan warga sekitar kampus Universitas Padjadjaran. Sampel terdiri dari 8 sampel dengan campuran batubara dan feses segar. Masing masing sampel seberat 100 gram kemudian dimasukkan kedalam plastik pembungkus, ditutup rapat dan diberi label. Sampel dibawa dengan menggunakan cooling box dari tempat pengambilan sampel Identifikasi dan Penghitungan Jumlah Protozoa Sampel feses sapi potong diambil sebanyak 10 gram kemudian ditambahkan Eosin 1 ml. Sampel di timbang sebanyak 4 gram lalu dimasukkan pada gelas dengan menggunakan corong dan saringan. Masukkan sampel pada kamar hitung Whitlock menggunakan pipet, kemudian mencari protozoa di dalam sampel setelah itu diidentifikasi dengan membandingkan dan mengacu pada literature yang ada. Amati dibawah mikroskop dengan pembesaran 4 x Metode Penelitian Peubah yang Diamati 1. Jumlah protozoa sebelum dan sesudah proses pembuatan biogas digester tipe batch 2. Jenis protozoa sebelum dan sesudah proses pembentukan biogas digester tipe batch

4 Rancangan Percobaan Metode penelitian menggunakan metode eksploratif dan analisis deskriptif. Uji yang akan dilakukan pada sampel adalah sebagai berikut: 1. Pemeriksaan kuantitatif Protozoa Pemeriksaan kuantitatif diperlukan untuk menentukan jumlah protozoa pada feses sapi potong dengan menggunakan metode whitlock. Pengujian dilakukan di Laboratorium Parasitologi Balai Pengujian dan Penyidikan Penyakit Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner Lembang, Kab. Bandung Barat, Jawa Barat. 2. Identifikasi Protozoa Pengujian bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya protozoa dalam feses sapi potong. Dilakukan identifikasi morfologi, struktur dan ukuran protozoa dari hasil pengamatan yang disesuaikan dengan literatur. Pengujian ini dilakukan di Laboratorium Parasitologi Balai Pengujian dan Penyidikan Penyakit Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner Lembang, Kab. Bandung Barat, Jawa Barat Analisis Statistika Metode penelitian ini menggunakan metode eksperimental. Identifikasi jenis protozoa dengan analisis deskriptif. Identifikasi jumlah protozoa dengan analisis statistik, ditabulasi dalam bentuk tabel disertai dengan selisih antar pasangan melalui perhitungan sebagai berikut: = -

5 26 Keterangan: = rata rata selisih pasangan µ 1 = rata rata populasi data sebelum µ 2 = rata rata populasi data sesudah setelah diperoleh data jumlah protozoa sebelum dan sesudah proses pembuatan biogas dilakukan analisis data dengan uji statistik. Uji yang biasa digunakan adalah uji t dependen dan uji t independen. Dalam penelitian ini uji t yang dilakukan adalah uji t dependen. Uji t dependen digunakan untuk membandingkan rata rata dua set data (sebelum dan sesudah) yang saling berpasangan. Sampel yang diambil dari dua populasi yang saling tak bebas disebut data berpasangan. Sehingga harus dihitung dulu selisih antar pasangan baru dilakukan pengujian. Dalam penelitian ini dua set data adalah jumlah protozoa sebelum dan sesudah proses pembuatan biogas, pada taraf kepercayaan 90%. Secara manual rumus uji t yang digunakan untuk sampel berpasangan adalah sebagai berikut: t = Keterangan: = rata rata selisih pasangan Sd n = standar deviasi selisih pasangan = banyaknya sampel

6 27 Hipotesis yang diuji: H 0 ; µ 1 µ 2 H 1 : µ 1 < µ 2 Selanjutnya hasil uji statistik dibandingkan dengan nilai kritis. Nilai kritis dilihat dari table t-student = (a, v) ; dengan v = n 1 (Siagian dan Sugiarto, 2006). Nilai kritis pada uji t adalah t(a, v). kemudian dibuat kesimpulan berdasarkan hasil perbandingan tersebut dengan kaidah keputusan sebagai berikut: Bila t hitung -t(a, v) Terima H o Bila t hitung > -t(a, v) Terima H 1