Inflasi dalam Perspektif Ekonomi Syariah

dokumen-dokumen yang mirip
Kebijakan Pemerintah KEBIJAKAN PEMERINTAH. Kebijakan Pemerintah. Kebijakan Pemerintah 4/29/2017. Tujuan

ekonomi K-13 INFLASI K e l a s A. INFLASI DAN GEJALA INFLASI Tujuan Pembelajaran

ekonomi K-13 KEBIJAKAN MONETER DAN KEBIJAKAN FISKAL K e l a s A. PENGERTIAN KEBIJAKAN MONETER Tujuan Pembelajaran

Uang EKO 2 A. PENDAHULUAN C. NILAI DAN JENIS-JENIS UANG B. FUNGSI UANG. value).

Andri Helmi M, SE., MM. Sistem Ekonomi Indonesia

Jenis-Jenis Inflasi. Berdasarkan Tingkat Keparahan;

Ilmu Ekonomi Bank Sentral dan Kebijakan moneter

Perekonomian Indonesia

Pengantar Ekonomi Makro. Oleh Ruly Wiliandri, SE., MM

= Inflasi Pt = Indeks Harga Konsumen tahun-t Pt-1 = Indeks Harga Konsumen tahun sebelumnya (t-1)

Perekonomian Indonesia

A. PENGERTIAN SISTEM MONETER DI INDONESIA

ekonomi Kelas X KEBIJAKAN MONETER KTSP A. Kebijakan Moneter Tujuan Pembelajaran

Kebijakan Moneter & Bank Sentral

PENGANGGURAN, INFLASI & KEBIJAKAN PEMERINTAH

Pengantar Ekonomi Makro. Oleh Ruly Wiliandri, SE., MM

KEBIJAKAN FISKAL DAN KEBIJAKAN MONETER. Oleh : Muhlisin

UANG DAN INSTITUSI KEUANGAN PENAWARAN UANG PROGDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. negara. Inflasi itu sendiri yaitu kecenderungan dari harga-harga untuk menaik

BAB 11 LANDASAN TEORI

SISTEM MONETER DI INDONESIA

Memasukkan beberapa aset sebagai alternatif dari uang

melindamelindo.wordpress.com Page 1

BAB I PENDAHULUAN. yang dikonsumsinya atau mengkonsumsi semua apa yang diproduksinya.

BAB I PENDAHULUAN. inflasi yang rendah dan stabil. Sesuai dengan UU No. 3 Tahun 2004 Pasal 7,

BAB I PENDAHULUAN. fenomena yang relatif baru bagi perekonomian Indonesia. perekonomian suatu Negara. Pertumbuhan ekonomi juga diartikan sebagai

PENGUKURAN INFLASI. Dalam menghitung Inflasi secara umum digunakan rumus: P P

BAB II TELAAH TEORITIS DAN PENGEMBANGAN MODEL PENELITIAN. Volatilitas (volatility)berasal dari kata dasar volatile(restiyanto, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. dan jasa dalam perekonomian dinilai dengan satuan uang. Seiring dengan

Inflasi dan Indeks Harga

BAB II TINJAUAN TEORI. landasan teori yang digunakan dalam penelitian yaitu mengenai variabel-variabel

Oleh: Hendry Wijaya, SE., M.Si.

TUJUAN KEBIJAKAN MONETER

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (Mankiw, 2006: 145). Ini tidak berarti bahwa harga harga berbagai macam

I. PENDAHULUAN. jasa. Oleh karena itu, sektor riil ini disebut juga dengan istilah pasar barang. Sisi

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan suatu gambaran mengenai dampak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan perekonomian dalam suatu negara dipengaruhi oleh tingkat inflasi. Inflasi

Pengantar Ekonomi Makro. Oleh Ruly Wiliandri, SE., MM

Xpedia Ekonomi. Makroekonomi

Ekonomi. untuk SMA/MA Kelas XI Semester 1. Peminatan Ilmu-Ilmu Sosial. Inung Oni Setiadi Irim Rismi Hastyorini. Dibuat oleh:

BAB I PENDAHULUAN. tertentu. Pertumbuhan ekonomi dapat diartikan juga sebagai proses kenaikan

9. UANG DAN LEMBAGA KEUANGAN

SISTEM EKONOMI DAN KEBIJAKAN

BAB II URAIAN TEORITIS

I. PENDAHULUAN. Kebijakan moneter memiliki pengaruh yang cukup besar terhadap suatu perekonomian,

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan Ekonomi Indonesia tidak terlepas dari keterlibatan sektor

BAB I PENDAHULUAN. fiskal maupun moneter. Pada skala mikro, rumah tangga/masyarakat misalnya,

ekonomi K-13 PERMINTAAN DAN PENAWARAN UANG K e l a s A. KONSEP DASAR a. Sejarah Uang Tujuan Pembelajaran

Indikator Inflasi Beberapa indeks yang sering digunakan untuk mengukur inflasi seperti;.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Indeks Harga dan Inflasi

EKONOMI MAKRO RINA FITRIANA,ST,MM

Dasar Bisnis & Manajemen. Bentuk Sistem Perekonomian dan Pengaruh Faktor Ekonomi terhadap Bisnis Domestik dan Global. Tatap Muka.

MASALAH DAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN EKONOMI

BAB I PENDAHULUAN. Inflasi adalah fenomena yang selalu ada di setiap negara dan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. kestabilan harga. Masalah pertumbuhan ekonomi adalah masalah klasik

INDONESIA PADA GUBERNUR BANK PANITIA ANGGARAN SEMESTER

I. PENDAHULUAN. nasional sangatlah diperlukan untuk mengejar ketertinggalan di bidang ekonomi

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II KAJIAN PUSTAKA. kembali dana tersebut ke masyarakat serta memberikan jasa-jasa bank lainnya

Makro ekonomi adalah Makro artinya besar, analisis makro ekonomi merupakan analisis keseluruhan kegiatan perekonomian. Bersifat global dan tidak

Mekanisme transmisi. Angelina Ika Rahutami 2011

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, perekonomian Indonesia diliput banyak masalah. Permasalahan

BAB 10 Permintaan dan Penawaran Uang serta Kebijakan Moneter

Teori Klasik tentang Permintaan Uang

Analisis dalam teori mikro ekonomi pada umumnya meliputi bagian-bagian kecil dari keseluruhan kegiatan perekonomian, mis. Kegiatan seorang konsumen,

I. PENDAHULUAN. Kebijakan moneter pada dasarnya merupakan suatu kebijakan Bank Sentral,

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang melanda Indonesia membawa pengaruh pada. berbagai sektor ekonomi, baik sektor riil maupun sektor moneter.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

SKRIPSI. Kausalitas Jumlah Uang Beredar Terhadap Inflasi. di Indonesia Tahun

MANAJEMEN PERBANKAN. By : Angga Hapsila, SE. MM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. masyarakat dan tidak menyalurkan kredit seperti bank umum dan BPR, akan

PERTEMUAN VII TEORI JUMLAH UANG BEREDAR

BAB I PENDAHULUAN. BI Rate yang diumumkan kepada publik mencerminkan stance kebijakan moneter

Inflasi dan indes harga

BAB I PENDAHULUAN. Pengertian uang merupakan bagian yang integral dari kehidupan kita. sehari-hari. Ada yang berpendapat bahwa uang merupakan darahnya

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian Indonesia di tengah perekonomian global semakin

BAB I PENDAHULUAN. 2001, maka setiap daerah mempunyai kewenangan yang lebih luas dalam

BAB I PENDAHULUAN. saat ini. Sekalipun pengaruh aktifitas ekonomi Indonesia tidak besar terhadap

MAKALAH NERACA PEMBAYARAN. Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Perekonomian Indonesia Yang Dibina Oleh Ibu Dra. Sudarti, M.Si.

BAB I PENDAHULUAN. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Masalah. Indonesia sebagai salah satu negara berkembang masih mengalami gejolak-gejolak

Wulansari Budiastuti, S.T., M.Si.

BAB I PENDAHULUAN. R Serfianto D. Purnomo et al. Buku Pintar Pasar Uang & Pasar Valas (Jakarta, Gramedia 2013), h. 98.

BAB I PENDAHULUAN. secara umum fungsi utama bank adalah menghimpun dana dari masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan ekonomi sehingga dapat meningkatkan taraf pertumbuhan ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. dilaksanakan antara lain melalui pendekatan jumlah uang yang beredar dan

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN UANG KARTAL RIIL DI INDONESIA TAHUN

I. PENDAHULUAN. Uang merupakan alat pembayaran yang secara umum dapat diterima oleh

Keseimbangan di Pasar Uang

Uang Dalam Perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. BI Rate yang diumumkan kepada publik mencerminkan stance kebijakan moneter

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu peristiwa moneter yang penting dan hampir dijumpai semua

BAB II URAIAN TEORETIS. Risiko Sistematis, Nilai Tukar, Suku Bunga, dan Inflasi Terhadap Harga Saham

1. Peran Bank Sentral 2.Kebijakan Moneter 3.Kebijakan Fiskal. pie/mna/w6 1

BAB I PENDAHULUAN. cenderung mengakibatkan gejolak ekonomi moneter karena inflasi akan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. moneter, bunga itu adalah sebuah pembayaran untuk menggunakan uang. Karena

I. PENDAHULUAN. makro, yaitu pertumbuhan ekonomi yang tinggi, stabilitas harga, pemerataan

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Arus Lingkar Pendapatan dalam Perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. moneter yang diambil. Mekanisme transmisi kebijakan moneter merupakan suatu

Transkripsi:

Inflasi dalam Perspektif Ekonomi Syariah Disusun oleh: Rifka Kusumawardani (109084000012) Dimas Prabowo (109084000052) Rhomdon Kurniawan (109084000064) Ilmu Ekonomi dan studi pembangunan Semester 6 Konsentrasi Ekonomi Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat ALLAH SWT. Atas berkat rahmat dan hidayahnya, sehingga penulis dapat menyusun makalah mengenai mata Ekonomi Makro Syariah yang berjudul Inflasi dalam Perspektif Ekonomi Syariah. Tidak lupa penulis ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak Suhenda Wiranata, DR., ME. selaku dosen yang membimbing dalam mata kuliah Ekonomi Makro Syariah yang telah memberikan ilmunya kepada penulis, teman-teman dan sahabat-sahabat yang senantiasa memberikan semangat kepada penulis serta semua pihak yang telah memberikan motivasi, saran, kritik, dan doa sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Semoga makalah ini dapat memberikan kontribusi positif dan bermakna dalam proses belajar mengajar tentang mata kuliah Ekonomi Makro Syariah. Dan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi orang yang membacanya. Dari lubuk hati yang paling dalam, sangat disadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan. Jakarta, Maret 2012 penulis

A. Pengertian Inflasi Inflasi merupakan fenomena ekonomi yang selalu menarik untuk dibahas terutama berkaitan dengan dampaknya yang luas terhadap makroekonomi agregat: pertumbuhan ekonomi, keseimbangan eksternal, daya saing, tingkat bunga, dan bahkan distribusi pendapatan. Dalam banyak literatur disebutkan bahwa inflasi didefinisikan sebagai kenaikan harga umum secara terus menerus dari suatu perekonomian. Sedangkan menurut Rahardja dan Manurung (2004: 155) Inflasi adalah gejala kenaikkan harga barang-barang yang bersifat umum dan terus menerus. Sedangkan menurut Sukirno (2004: 333) Inflasi adalah kenaikkan dalam harga barang dan jasa yang terjadi karena permintaan bertambah lebih besar dibandingkan dengan penawaran barang di pasar. Dengan kata lain, terlalu banyak uang yang memburu barang yang terlalu sedikit. Studi tentang penyebab inflasi di indonesia telah banyak dilakukan, namun pada umumnya dari studi diatas menunjukkan bahwa penyebab inflasi di indonesia ada dua macam, yaitu inflasi yang diimpor dan defisit dalam Anggaran Pemerintah Belanja Negara (APBN). Penyebab inflasi lainnya menurut sadono sukirno adalah kenaikan harga-harga barang yang diimpor, penambahan penawaran uang yang berlebihan tanpa diikuti oleh pertambahan produksi dan penawaran barang, serta terjadinya kekacauan politik dan ekonomi sebagai akibat pemerintahan yang kurang bertanggung jawab. Adapun penyebab lain dari inflasi antara lain uang yang beredar lebih besar daripada jumlah barang yang beredar, sehingga permintaan akan barang mengalami kenaikkan, maka dengan sendirinya produsen akan menaikkan harga barang apabila kondisi seperti ini dibiarkan maka akan terjadi inflasi. A. Teori Inflasi Terdapat berbagai macam teori inflasi menurut para ekonom, beberapa teori tersebut antara lain: a) Teori kuantitas atau persamaan pertukaran dari Irving Fisher MV=PQ. Teori ini sejatinya merupakan pandangan dari teori klasik. Menurut persamaan ini sebab naiknya harga barang secara umum yang

cenderung akan mengarah pada inflasi ada tiga: sirkulasi uang atau kecepatan perpindahan uang dari satu tangan ke tangan yang lain begitu cepat (masyarakat terlalu konsumtif), terlalu banyaknya uang yang dicetak-edarkan ke masyarakat, dan turunnya jumlah produksi secara nasional. b) Teori Keynes yang menyatakan bahwa inflasi terjadi disebabkan masyarakat hidup di luar batas kemampuan ekonominya. Dengan kata lain, inflasi terjadi karena pengeluaran agregat terlalu besar. Oleh karena itu, solusi yang harus diambil adalah dengan jalan mengurangi jumlah pengeluaran agregat itu sendiri (mengurangi pengeluaran pemerintah atau dengan meningkatkan pajak, dan kebijakan uang ketat). c) Teori strukturalis atau teori inflasi jangka panjang. Teori ini menyoroti sebab-sebab inflasi yang berasal dari kekakuan struktur ekonomi, khususnya kekuatan suplai bahan makanan dan barang-barang ekspor. Karena sebab-sebab struktural pertambahan barang-barang produksi ini terlalu lambat dibanding dengan pertumbuhan ekonominya, sehingga menaikkan harga bahan makanan dan kelangkaan devisa. Akibat selanjutnya adalah kenaikan harga-harga barang lain, sehingga terjadi inflasi yang relatif berkepanjangan bila pembangunan sektor penghasil bahan pangan dan industri barang ekspor tidak dibenahi atau ditambah. B. Jenis Inflasi Terdapat berbagai macam jenis-jenis inflasi. Beberapa kelompok besar dari inflasi adalah: 1) Policy induced, disebakan oleh kebijakan ekspansi moneter yang juga merefleksikan defisit anggaran yang berlebihan dan cara pembiayaannya.

2) Cost push inflation, disebabkan oleh kenaikan biaya-biaya yang bisa terjadi walaupun pada saat tingkat pengangguran tinggi dan tingkat penggunaan kapasitas produksi rendah. 3) Demand pull inflation, disebabkan oleh permintaan agregat yang berlebihan yang mendorong kenaikkan tingkat harga umum. 4) Inertial Inflation, cenderung untuk berlanjut pada tingkat yang sama sampai kejadian ekonomi yang menyebabkan berubah. Jika inflasi terus bertahan dan tingkat ini diantisipasi dalam bentuk kontrak finansial dan upah, kenaikkan inflasi akan terus berlanjut. Menurut ilmu ekonomi modern, terdapat dua jenis inflasi yang berbeda satu sama lain, yaitu inflasi karena dorongan biaya (cost-push inflation) dan inflasi karena meningkatnya permintaan (demand-pull inflation). C. Penyebab Inflasi Menurut sukirno(2004:333) penyebab inflasi dapat dibedakan menjad tiga bentuk, yaitu: 1) Inflasi tarikan permintaan, inflasi ini biasanya terjadi ketika perekonomian sedang berkembang pesat. 2) Inflasi desakan biaya, inflasi ini juga terjadi ketika perekonomian sedang berkenbang pesat dan tingkat pengangguran sangat rendah 3) Inflasi diimpor, inflasi ini terjadi apabila barang-barang yang diimpor mengalami kenaikkan harga yang mempunyai peranan yang penting dalam kegiatan pengeluaran di perusahaan-perusahaan. Inflasi atau kenaikkan harga-harga yang tinggi dan terus-menerus telah menimbulkan beberapa dampak buruk kepada individudan masyarakat, para penabung, kreditor/debitor dan produsen, ataupun pada kegiatan

perekonomian secara keseluruhan. Dampak inflasi terhadap individu dan masyarakat menurut Prathama Rahardja dan Manurung (2004: 169): a. Menurunnya tingkat kesejahteraan masyarakat Inflasi menyebabkan daya beli masyarakat menjadi berkurang, apalagi bagi orang-orang yang berpenghasilan tetap. Kenaikkan upah tidak secepat kenaikkan harga-harga, maka menurunkan upah riil setiap individu yang berpenghasilan tetap. b. Memperburuk distribusi pendapatan Inflasi akan menyebabkan pembagian pendapatan diantara golongan yang berpendapatan tetap dengan para pemilik kekayaan tetap akan menjadi semakin tidak merata. Dampak Inflasi bagi perekonomian nasional diantaranya: Investasi berkurang Mendorong tingkat bunga Mendorong penanaman modal yang bersifat spekulatif Menimbulkan kegagalan pelakasanaan pembangunan Menimbulkan ketidak pastian keadaan ekonomi dimasa yang akan datang Menyebabkan daya saing produk nasional berkurang Menimbulkan defisit neraca pembayaran D. Kebijakan-kebijakan Pemerintah yang digunakan untuk mengatasi masalah inflasi: 1. Kebijakan fiskal

Kebijakan ini dilaksanakan dalam bentuk mengurangi pengeluaran pemerintah, langkah ini menimbulkan efek yang cepat dalam mengurangi pengeluaran dalam perekonomian. Kebijakan fiskal dalam mengatasi inflasi: Surplus Budget : pemerintah menjalankan kebijaksanaan agar penerimaan (T) melebihi pengeluaran (G), sehinggapemerintah yang bersangkutan dapat melakukan saving. Balance Budget : kebijakasaan dalam menjalankan anggaran penerimaan dan pengeluaran, senantiasa diupayakan seimbang. Defisit Budget : pemerintah negara yang bersangkutan dapat menajalankan Anggaran Pendaptan dan Belanja yang memperlihatkan dimana pengeluaran melampaui apa yang seharusnya diterima (T) 2. Kebijakan moneter Yaitu peraturan dan ketentuan yang dikeluarkan oleh otoritas moneter untuk mengendalikan jumlah uang yang beredar. Dalam inflasi, bank sentral dapat melakukan operasi pasar terbuka, menarik uang dari system perbankan, menaikan persyaratan minimum, atau menaikan tingkat diskonto sehingga akan memperlambat pertumbuhan ekonomi. Langkah-langkah kebijakan Moneter : Open Market Operation Discount Rate Policy Flexible Reserve Requirement Selective Credit Maximum and Minimum Interest Rate Moral Suasion

Money Supply (penawaran uang) Persediaan uang total dalam ekonomi, terdiri dari : 1. mata uang dalam peredaran, dan 2. Deposito dalam perkiraan tabungan dan giro Tabel penawaran uang: Klasifikas i M1 M2 M3 L Komponen Uang kertas dan uang logam, simpanan dalam bentuk rekening koran atau rekening giro pada bank-bank umum, rekening giro bank simpanan bersama,cek perjalanan bukan bank M1 + Tabungan, ditrambah deposito berjangka pada bank-bank umum M2 + Tabungan, ditambah deposito berjangka pada lembaga keuangan bukan bank M3 + aktiva lainnya yang likuid seperti treasury bills, obligasi tabungan, surat berharga komersial, aksep bank, simpanan Eurodollar E. Tujuan Kebijakan Pemerintah Ada 3 faktor yang menjadi pertimbangan utama dari tujuan ini : 1. Tujuan bersifat ekonomi

a) Menyediakan lowongan pekerjaan b) Meningkatkan taraf kemakmuran masyarakat c) Memperbaiki pembagian pendapatan 2. Tujuan bersifat sosial dan pollitik a) Meningkatkan kemakmuran keluarga dan kestabilan keluarga b) Menghindari masalah kejahatan c) Mewujudkan kestabilan politik F. Inflasi dalam Perspektif Islam Dalam Islam tidak dikenal inflasi karena mata uang yang dipakai adalah dinar dan dirham yang mempunyai nilai stabil dan dibenarkan dalam Islam. Penurunan nilai masih mungkin terjadi, yaitu ketika nilai emas yang menopang nilai nominal dinar itu mengalami penurunan, diantaranya akibat ditemukannya emas dalam jumlah yang besar, tapi keadaan ini kecil sekali kemungkinannya. Adiwarman Karim mengatakan bahwa Syekh An Nabhani 2001 : 47 memberikan beberapa alasan mengapa dinar dan dirham merupakan mata uang yang sesuai. Beberapa diantaranya yaitu: a) Islam telah mengaitkan emas dan perak dengan hukum yang baku dan tidak berubah-ubah b) Rasulullah menetapkan emas dan perak sebagai mata uang, dan beliau menjadikan hanya emas dan perak sebagai standar mata uang. c) Ketika Allah SWT mewajiibkan zakat uang, Allah telah mewajibkan zakat tersebut dengan emas dan perak

d) Hukum-hukum tentang pertukaran mata uang yang terjadi dalam transaksi uang hanya dilakukan dengan emas dan perak begitupun dengan transaksi lainnya hanya dinyatakan dengan emas dan perak Inflasi Menurut Taqiuddin Ahmad ibn al-maqrizi (1364-1441M): NATURAL INFLATION Sesuai dengan namanya natural inflation, Inflasi ini disebabkan oleh sebab alamiah yang diakibatkan oleh turunnya Penawaran agregat (AS) atau naiknya Permintaan agregat (AD), orang tidak mempunyai kendali atasnya (dalam hal mencegahnya). Keseimbangan permintaan dan penawaran juga pernah terjadi dizaman Rasulullah SAW. Dalam hal ini Rasulullah SAW tidak mau menghentikan atau mempengaruhi pergerakan harga ini sesuai Hadist: Anas meriwayatkan, ia berkata: Orang-orang berkata kepada Rasulullah SAW, Wahai Rasululluah, harga-harga barang naik (mahal), tetapkanlah harga untuk kami. Rasulullah SAW lalu menjawab, Allah-lah Penentu harga, Penahan, Pembentang, dan Pemberi riszki. Aku berharap tatkala bertemu Allah, tidak ada seorangpun yang meminta padaku tentang adanya kedhaliman dalam urusan darah dan harta. Human error inflation adalah inflasi yang terjadi karena kesalahan-kesalahan yang dilakukan oleh manusia sendiri (QS Ar-Rum ayat 41). Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan Karena perbuatan tangan manusi, supay Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar). penyebab di antaranya : a) Korupsi dan administrasi yang buruk (corruption and bad administration) b) Pajak yang berlebihan (excessive tax) c) Pencetakan uang yang berlebihan (Escessive Seignorage) Kebijakan Fiskal

Dalam pemikiran Islam menurut An-Nabahan, pemerintah adalh lembaga formal yang sangat berperan dalam mewujudkan kesejahteraan rakyatnya,salah satunya adalah tanggung jawab terhadap perekonomian diantaranya mengawasi faktor utama penggerak perekonomian, misalnya mengawasi praktek produksi dan jual beli, melarang praktek yang tidak benar (diharamkan) dan mematok harga kalau memang dibutuhkan. Penggunaan kebijakan fiskal dalam menekan laju inflasi, islam melarang sifat berlebih-lebihan serta pemborosan dalam konsumsi, melarang segala bentuk penimbunan untuk mencari keuntungan, serta tidak dibolehkannya transaksi yang bersifat penindasan terhadap salah satu pihak. Dalam hal ini langkah yang dapat diambil adalah memaksimalkan fungsi penerimaan zakat yang dapat digunakan dalam rangka menjamin stabilitas ekonomi. Dalam sekala makro penerimaan zakat yang optimal dapat menciptakan built in stability, yang akan menstabilkan harga dan menekan inflasi ketika permintaan agregat lebih besar dari penawaran agregat. Kebijakan Moneter Dalam mendorong pertumbuhan ekonomi sekaligus kestabilan, islam tidak menggunakan instrumen bunga atau ekspansi moneter melalui pencetakan uang baru atau defisit anggaran. Yang dilakukan adalah mempercepat perputaran uang dan pembangunan infrastuktur sektor riil. Kebijakan moneter rasulullah selalu terkait dengan sektor riil. Beberapa Hal yang dilarang: a) Permintaan yang tidak riil b) Penimbunan mata uang c) Transaksi Talaqqi Rukban d) Transaksi Kali bi Kali e) Segala bentuk Riba