KESADAHAN AIR. ADINDA DWI AYU D. RASYIDMUAMMAR FAWWAZ S.Farm.,M.Si.,Apt

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISISN AIR METODE TITRIMETRI TENTANG KESADAHAN AIR. Oleh : MARTINA : AK

Penentuan Kesadahan Dalam Air

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Analisa Klorida Analisa Kesadahan

Laporan Praktikum Kesadahan

PENYISIHAN KESADAHAN dengan METODE PENUKAR ION

TITRASI KOMPLEKSOMETRI

Laporan Praktikum TITRASI KOMPLEKSOMETRI Standarisasi EDTA dengan CaCO3

BAB IV HASIL PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN. Kelompok Vol. EDTA 0.01 M Vol. Magnesium ml 11.3 ml 14.1 ml 12 ml 11.3 ml 11.3 ml

UJIAN PRAKTIKUM KI2121 DASAR-DASAR KIMIA ANALITIK PENENTUAN KADAR KALSIUM DALAM KAPUR TULIS

: Komposisi impurities air permukaan cenderung tidak konstan

MAKALAH KIMIA KOORDINASI SENYAWA KOMPLEKS EDTA DALAM TITRASI KOMPLEKSOMETRI PENENTUAN KESADAHAN AIR

KESADAHAN DAN WATER SOFTENER

Air dan air limbah Bagian 13: Cara uji kalsium (Ca) dengan metode titrimetri

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kebutuhan pokok sehari-hari makhluk hidup di dunia ini yang tidak dapat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

OLIMPIADE SAINS NASIONAL Ke III. Olimpiade Kimia Indonesia. Kimia UJIAN PRAKTEK

LAPORAN PRAKTIKUM V PEMERIKSAAN KESADAHAN PADA SAMPEL AIR SUMUR GALI DI JALAN SAHABAT 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berputar, sehingga merupakan suatu siklus (daur ulang) yang lebih dikenal

TESIS STUDI EFEKTIVITAS LAMELLA SEPARATOR DALAM PENGOLAHAN AIR SADAH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Laporan Praktikum KI1212. Dasar Dasar Kimia Analitik PENENTUAN KADAR KALSIUM DALAM KAPUR TULIS DENGAN METODE KOMPLEKSOMETRI

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan kebutuhan yang paling utama bagi makhluk hidup. Manusia

TITRASI PEMBENTUKAN KOMPLEKS. Drs. DJADJAT TISNADJAJA, M.Tech.

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALTIK DASAR TITRASI KOMPLEKSOMETRI. Pembimbing : Dewi Widyabudiningsih. Oleh. Kelompok V. Indra Afiando NIM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

REAKSI SAPONIFIKASI PADA LEMAK

SOAL UJIAN OLIMPIADE SAINS NASIONAL 2014

KIMIA. Sesi POLIMER. A. LOGAM ALKALI a. Keberadaan dan Kelimpahan Logam Alkali. b. Sifat-Sifat Umum Logam Alkali. c. Sifat Keperiodikan Logam Alkali

PERCOBAAN 3 TEKNIK PEMISAHAN DENGAN ZAT PELEPAS-TOPENG (DEMASKING AGENT) PADA PENETAPAN MAGNESIUM, MANGAN, DAN ZINK DALAM SAMPEL SECARA TITRIMETRI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. disebut Brine. Air yang terproduksi ini banyak mengandung mineral - mineral yang dapat

Hubungan koefisien dalam persamaan reaksi dengan hitungan

WATER TREATMENT (Continued) Ramadoni Syahputra

TITRASI DENGAN INDIKATOR GABUNGAN DAN DUA INDIKATOR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

INFO TEKNIK Volume 7 No. 2, Desember 2006 (97-102)

2. WATER TREATMENT 2.1 PENDAHULUAN

BAB VI REAKSI KIMIA. Reaksi Kimia. Buku Pelajaran IPA SMP Kelas IX 67

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Resin sebagai media penukar ion mempunyai beberapa sifat dan keunggulan tertentu. Sifat-sifat resin yang baik adalah sebagai berikut:

12/3/2015 PENGOLAHAN AIR PENGOLAHAN AIR PENGOLAHAN AIR. Ca Mg

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus sampai dengan bulan Oktober

KATA PENGANTAR. Surabaya, 24 Februari Penulis. Asiditas dan Alkalinitas Page 1


BAB IV HASIL PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN

12/3/2015 PENGOLAHAN AIR PENGOLAHAN AIR PENGOLAHAN AIR 2.1 PENDAHULUAN

Penentuan Kadar Vitamin C dengan Titrasi Iodometri Langsung

STUDI EFEKTIVITAS LAMELLA SEPARATOR DALAM PENGOLAHAN AIR SADAH

Bab III Metodologi. III. 2 Rancangan Eksperimen

ABSTRAK. Kata Kunci : Kesadahan, Pamsimas, Sumur Gali, Kompleksometri.

BAB IV BAHAN AIR UNTUK CAMPURAN BETON

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Asam Basa dan Garam. Asam Basa dan Garam

SKL 2 RINGKASAN MATERI. 1. Konsep mol dan Bagan Stoikiometri ( kelas X )

8. ASIDI-ALKALINITAS

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia, fungsinya bagi kehidupan tidak pernah bisa digantikan oleh senyawa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENYEHATAN MAKANAN MINUMAN A

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

Review II. 1. Pada elektrolisis larutan NaCl dengan elektroda karbon, reaksi yang terjadi pada katoda adalah... A. 2H 2

LEMBARAN SOAL 4. Mata Pelajaran : KIMIA Sat. Pendidikan : SMA Kelas / Program : XI IPA ( SEBELAS IPA )

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. air. Penyebab air menjadi sadah adalah karena adanya ion-ion Ca 2+, Mg 2+, atau

BAB II. Tinjauan Pustaka

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

III. REAKSI KIMIA. Jenis kelima adalah reaksi penetralan, merupakan reaksi asam dengan basa membentuk garam dan air.

LOGO. Stoikiometri. Tim Dosen Pengampu MK. Kimia Dasar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGOLAHAN AIR SUNGAI UNTUK BOILER

BAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN A. Judul Percobaan B. Tujuan Percobaan

ASAM, BASA, DAN GARAM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Mutu air adalah kadar air yang diperbolehkan dalam zat yang akan

Modul 1 Analisis Kualitatif 1

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK FARMASI PERCOBAAN I PERBEDAAN SENYAWA ORGANIK DAN ANORGANIK

LOGO ANALISIS KUALITATIF KATION DAN ANION

Bab VIII Reaksi Penetralan dan Titrasi Asam-Basa

BAB IV HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

PROSES PELUNAKAN AIR SADAH MENGGUNAKAN ZEOLIT ALAM LAMPUNG ABSTRAK

K13 Revisi Antiremed Kelas 11 Kimia

PENGARUH TEMPERATUR PADA PROSES PEMBUATAN ASAM OKSALAT DARI AMPAS TEBU. Oleh : Dra. ZULTINIAR,MSi Nip : DIBIAYAI OLEH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Ensiklopedi: 27 dan 342. Asam, basa dan garam. dikelompokkan berdasarkan. Alat ukur

LAPORAN PRAKTIKUM Laboratorium Pengolahan Air Industri Kimia

Air dan air limbah Bagian 12: Cara uji kesadahan total kalsium (Ca) dan magnesium (Mg) dengan metode titrimetri

L A R U T A N _KIMIA INDUSTRI_ DEWI HARDININGTYAS, ST, MT, MBA WIDHA KUSUMA NINGDYAH, ST, MT AGUSTINA EUNIKE, ST, MT, MBA

SEMINAR TUGAS AKHIR PENYISIHAN KESADAHAN DENGAN PROSES KRISTALISASI DALAM REAKTOR TERFLUIDISASI DENGAN MEDIA PASIR OLEH: MYRNA CEICILLIA

II. TINJAUAN PUSTAKA. air merupakan media penularan penyakit (Sutrisno dkk, 2000). Pertumbuhan

KLASIFIKASI ZAT. 1. Identifikasi Sifat Asam, Basa, dan Garam

PENCEGAHAN KOROSI DENGAN BOILER WATER TREATMENT (BWT) PADA KETEL UAP KAPAL.

STOKIOMETRI BAB. B. Konsep Mol 1. Hubungan Mol dengan Jumlah Partikel. Contoh: Jika Ar Ca = 40, Ar O = 16, Ar H = 1, tentukan Mr Ca(OH) 2!

Chapter 7 Larutan tirtawi (aqueous solution)

Bab VI Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit

LEMBAR AKTIVITAS SISWA ( LAS )

PEMELIHARAAN AIR KETEL BANTU DI KAPAL. Paulus Suhardi Waluyo Staf Pengajar Akademi Maritim Yogyakarta ( AMY ) ABSTRAK

Sophie Damayanti / SF ITB

ASAM -BASA, STOIKIOMETRI LARUTAN DAN TITRASI ASAM-BASA

ASIDI-ALKALIMETRI PENETAPAN KADAR ASAM SALISILAT

30 Soal Pilihan Berganda Olimpiade Kimia Tingkat Kabupaten/Kota 2011 Alternatif jawaban berwarna merah adalah kunci jawabannya.

LAPORAN PRAKTIKUM STANDARISASI LARUTAN NaOH

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air merupakan kebutuhan pokok semua makhluk hidup. Tanpa air, manusia tidak akan bertahan hidup lama. Air alam mengandung berbagai jenis zat, baik yang larut maupun yang tidak larut serta mengandung mikroorganisme. Air bersifat tidak berwarna, tidak berasa dan tidak berbau. Air merupakan unsur penting utama bagi hidup kita di planet bumi ini. Dalam bidang kehidupan ekonomi modern kita, air juga merupakan hal utama untuk budidaya pertanian, industri, pembangkit tenaga listrik, dan transportasi. Air sangat penting di dalam mendukung kehidupan manusia, air juga mempunyai potensi yang sangat besar jika air tersebut tercemar, dalam menularkan atau mentransmisikan berbagai penyakit. Air merupakan sumber daya yang paling penting dalam kehidupan manusia maupun makhluk hidup lainnya. Meningkatnya jumlah penduduk dan kegiatan pembangunan telah mengakibatkan kebutuhan akan air meningkat tajam. Di lain pihak, ketersediaan air dirasa semakin terbatas bahkan di beberapa tempat sudah terjadi kekeringan. Hal itu semua terjadi sebagai akibat dari kualitas lingkungan hidup yang menurun, seperti pencemaran, penggundulan hutan, berubahnya tata guna lahan, dan lain-lain. Sumber-sumber air yang ada di bumi antara lain adalah air atmosfer, air permukaan, air laun dan air tanah. Air merupakan suatu sarana utama dalam meningkatkan derajat kesehatan. Jika kandungan bahan-bahan dalam air tersebut tidak mengganggu kesehatan, air dianggap bersih dan layak untuk diminum, air dikatakan tercemar jika terdapat gangguan terhadap kualitas air sehingga air tersebut tidak dapat digunakan untuk tujuan penggunaannya. Pencemaran air dapat terjadi karena masuknya makhluk hidup, zat, dan energi terdalam air oleh kegiatan manusia. Keadaan itu dapat menurunkan kualitas air sampai ke tingkat tertentu dan membuat air tidak berfungsi lagi sebagaimana mestinya.

1.2 Maksud Praktikum Adapun maksud dari praktikum ini yaitu menentukan kesadahan air dengan metode volumetri (kompleksometri). 1.3 Tujuan Praktikum Adapun tujuan dilakukan praktikum ini yaitu untuk : 1. Mengetahui kesadahan suatu sumber air. 2. Mengetahui reaksi reaksi kompleksometri. 3. Menentukan titik akhir suatu titrasi. 4. Menentukan kadar kalsium dan magnesium dalam air. BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Umum Air merupakan pelarut penting, yang memiliki kemampuan yang dapat melarutkan zat-zat kimia lainnya, seperti garam-garam,

gula, asam, beberapa jenis gas dan dan banyak macam molekul organik. Bahan-bahan mineral yang dapat terkandung dalam air adalah CaCO 3, MgCO 3, CaSO 4, MgSO 4, NaCl, Na 2 SO 4, SiO 2 dan sebagainya. Dimana air yang banyak mengandung ion-ion kalsium dan magnesium dikenal sebagai air sadah(daud,2007). Air sadah adalah air yang di dalamnya terlarut garam-garam kalsium dan magnesium, air sadah tidak baik untuk mencuci karena ion-ion Ca 2+ dan Mg 2+ akan berikatan dengan sisa asam karbohidrat pada sabun dan membentuk endapan sehingga sabun tidak berbuih. Senyawa-senyawa kalsium dan magnesium ini relatif sukar larut dalam air, sehingga senyawa-senyawa ini cenderung untuk memisah dari larutan dalam bentuk endapan atau precipitation yang kemudian melekat pada logam (wadah) dan menjadi keras(daud, 2007). Air sadah dapat menyebabkan terbentuknya kerak pada dasar ketel yang selalu digunakan untuk memanaskan air. Sehingga untuk memanaskan air tersebut diperlukan pemanasan yang lebih lama. Hal ini merupakan pemborosan energi. Timbulnya kerak pada pipa uap dapat menyebabkan penyumbatan sehingga dikhawatirkan pipa tersebut akan meledak, dan jika terjadi peledakan akan dapat menyebabkan polusi udara yang bisa menurunkan kualitas lingkungan dan lingkungan tidak bisa berfungsi sebagai mana mestinya. Untuk itu perlu dilakukan pengujian kesadahan. Manfaat penentuan atau pengujian kesadahan adalah untuk mengetahui tingkat kesadahan air, dan untuk dapat menentukan kesadahan digunakan metode Titrasi EDTA ( Ethylene Diamene Tetra Asetat)(Daud, 2007). Kesadahan air adalah kandungan mineral-mineral tertentu di dalam air, umumnya ion kalsium (Ca) dan magnesium (Mg) dalam bentuk garam karbonat. Air sadah atau air keras adalah air yang memiliki kadar mineral yang tinggi, sedangkan air lunak adalah air dengan kadar mineral yang rendah. Selain ion kalsium dan magnesium, penyebab kesadahan juga bisa merupakan ion logam lain maupun garam-garam bikarbonat dan sulfat (Ihsan, 2011).

Kesadahan merupakan petunjuk kemampuan air untuk membentuk busa apabila dicampur dengan sabun. Pada air berkesadahan rendah, air akan dapat membentuk busa apabila dicampur dengan sabun, sedangkan pada air berkesadahan tinggi tidak akan terbentuk busa. Penyebab air menjadi sadah adalah karena adanya ion-ion Ca 2+, Mg 2+. Atau dapat juga disebabkan karena adanya ion-ion lain dari polyvalent metal (logam bervalensi banyak) seperti Al, Fe, Mn, Sr dan Zn dalam bentuk garam sulfat, klorida dan bikarbonat dalam jumlah kecil(ihsan, 2011). Air yang banyak mengandung mineral kalsium dan magnesium dikenal sebagai air sadah, atau air yang sukar untuk dipakai mencuci. Senyawa kalsium dan magnesium bereaksi dengan sabun membentuk endapan dan mencegah terjadinya busa dalam air. Oleh karena senyawa-senyawa kalsium dan magnesium relatif sukar larut dalam air, maka senyawa-senyawa itu cenderung untuk memisah dari larutan dalam bentuk endapan atau presipitat yang akhirnya menjadi kerak. Air sadah tidak begitu berbahaya untuk diminum, namun dapat menyebabkan beberapa masalah. Air sadah dapat menyebabkan pengendapan mineral, yang menyumbat saluran pipa dan keran. Air sadah juga menyebabkan pemborosan sabun di rumah tangga, dan air sadah yang bercampur sabun dapat membentuk gmpalan scum yang sukar dihilangkan. Dalam industry, kesadahan air yang digunakan diawasi dengan ketat untuk mencegah kerugian. Untuk menghilangkan kesadahan biasanya digunakan berbagai zat kimia(ihsan, 2011). Karena penyebab dominan/utama kesadahan adalah Ca 2+ dan Mg 2+, khususnya Ca 2+, maka arti dari kesadahan dibatasi sebagai sifat/karakteristik air yang menggambarkan konsentrasi jumlah dari ion Ca 2+ dan Mg 2+, yang dinyatakan sebagai CaCO 3. Jenis Kesadahan Terdapat dua jenis kesadahan, yakni sebagai berikut (Ginoest, 2010): 1. Kesadahan sementara

Kesadahan sementara merupakan kesadahan yang mengandung ion bikarbonat (HCO 3- ), atau boleh jadi air tersebut mengandung senyawa kalsium bikarbonat (Ca(HCO 3 ) 2 ) dan atau magnesium bikarbonat (Mg(HCO 3 ) 2 ) Air yang mengandung ion atau senyawa-senyawa tersebut disebut air sadah sementara karena kesadahannya dapat dihilangkan dengan pemanasan air, sehingga air tersebut terbebas dari ion Ca 2+ dan atau Mg 2+. Dengan jalan pemanasan senyawa-senyawa tersebut akan mengendap pada dasar ketel Reaksinya: Ca(HCO 3 ) 2 dipanaskan CO 2 (gas) + H 2 O (cair) + CaCO 3 (endapan) Mg(HCO 3 ) 2 dipanaskan CO 2 (gas) + H 2 O (cair) + MgCO 3 (endapan) 2. Kesadahan Tetap Kesadahan tetap adalah kesadahan yang mengadung anion selain ion bikarbonat, misalnya dapat berupa ion Cl -, NO 3 - dan SO 4 2-. Berarti senyawa yang terlarut boleh jadi berupa kalsium klorida (CaCl 2 ), kalsium nitrat (Ca(NO 3 ) 2 ), kalsium sulfat (CaSO 4 ), magnesium klorida (MgCl 2 ), magnesium nitrat (Mg(NO 3 ) 2 ), dan magnesium sulfat (MgSO 4 ). Air yang mengandung senyawa-senyawa tersebut disebut air sadah tetap, karena kesadahannya tidak bisa dihilangkan hanya dengan cara pemanasan. Untuk membebaskan air tersebut dari kesadahan, harus dilakukan dengan cara kimia, yaitu dengan mereaksikan air tersebut dengan zat-zat kimia tertentu. Kesadahan tetap dapat dikurangi dengan penambahan larutan soda- kapur (terdiri dari larutan natrium karbonat dan magnesium hidroksida) sehingga terbentuk endapan kaslium karbonat (padatan/endapan) dan magnesium hidroksida (padatan/endapan) dalam air (Mifbahudin, 2010). Reaksinya: CaCl 2 + Na 2 CO 3 CaCO 3 (padatan/endapan) + 2NaCl (larut) CaSO 4 + Na 2 CO 3 CaCO 3 (padatan/endapan) + Na 2 SO 4 (larut)

MgCl 2 + Ca(OH) 2 Mg(OH) 2 (padatan/endapan) + CaCl 2 (larut) MgSO 4 + Ca(OH) 2 Mg(OH) 2 (padatan/endapan) + CaSO 4 (larut) Ketika kesadahan kadarnya adalah lebih besar dibandingkan penjumlahan dari kadar alkali karbonat dan bikarbonat, yang kadar kesadahannya eqivalen dengan total kadar alkali disebut kesadahan karbonat; apabila kadar kesadahan lebih dari ini disebut kesadahan non-karbonat. Ketika kesadahan kadarnya sama atau kurang dari penjumlahan dari kadar alkali karbonat dan bikarbonat, semua kesadahan adalah kesadahan karbonat dan kesadahan nonkarbonat tidak ada. Kesadahan mungkin terbentang dari nol ke ratusan miligram per liter, bergantung kepada sumber dan perlakuan dimana air telah subjeknya(ginoest, 2010). Metode Penentuan Kesadahan Metode yang dapat dilakukan untuk penentuan kesadahan adalah metode Titrasi EDTA ( Ethylene Diamene Tetra Asetat). EDTA berupa senyawa kompleks khelat dengan rumus molekul (HO 2 CCH 2 ) 2 NCH 2 CH 2 N(CH 2 CO 2 H) 2. Merupakan suatu senyawa asam amino yang secara luas dipergunakan untuk mengikat ion logam logam bervalensi dua dan tiga. EDTA mengikat logam melalui empat karboksilat dan dua gugus amina. EDTA membentuk kompleks kuat terutama dengan Mn (II), Cu (II), Fe (III), dan Co (III) (Ginoest, 2010). EDTA merupakan senyawa yang mudah larut dalam air, serta dapat diperoleh dalam keadaan murni. Tetapi dalam penggunaannya, karena adanya sejumlah tidak tertentu dalam air, sebaiknya distandardisasi terlebih dahulu (Mifbahudin,2010). Kesadahan total yaitu ion Ca 2+ dan Mg 2+ dapat ditentukan melalui titrasi dengan EDTA sebagai titran dan menggunakan indikator yang peka terhadap semua kation tersebut. Titrasi kompleks meliputi reaksi pembentukan ion-ion kompleks ataupun pembentukan molekul netral yang terdisosiasi dalam larutan.

Persyaratan yang mendasari terbentuknya kompleks adalah tingkat kelarutan yang tinggi (Mifbahudin, 2010). EDTA biasa dikenal sebagai asam etilen diamina tetraasetat, mengandung atom oksigen dan nitrogen yang efektif dalam membentuk kompleks yang stabil dengan logam lain yang berbeda. EDTA adalah ligan yang dapat berkoordinasi dengan satu ion logam melalui dua nitrogen dan satu oksigennya. EDTA juga dapat berlaku sebagai ligan kudentat dan konsidentat yang membebaskan satu atau dua gugus oksigen dari reaksi yang kuat dengan logam lain (Ihsan, 2011). EDTA membentuk satu kompleks kelat yang dapat larut ketika ditambahkan ke suatu larutan yang mengandung kation logam tertentu. Jika sejumlah kecil Eriochrome Black Tea atau Calmagite ditambahkan ke suatu larutan mengandung kalsium dan ion-ion magnesium pada satu ph dari 10,0 ± 0,1, larutan menjadi berwarna merah muda. Jika EDTA ditambahkan sebagai satu titran, kalsium dan magnesium akan menjadi suatu kompleks, dan ketika semua magnesium dan kalsium telah manjadi kompleks, larutan akan berubah dari berwarna merah muda menjadi berwarna biru yang menandakan titik akhir dari titrasi. Ion magnesium harus muncul untuk menghasilkan suatu titik akhir dari titrasi. Untuk mememastikankan ini, kompleks garam magnesium netral dari EDTA ditambahkan ke larutan buffer (Mifbahudin, 2010). Penentuan Ca dan Mg dalam air sudah dilakukan dengan titrasi EDTA. ph untuk titrasi adalah 10 dengan indikator Eriochrom Black T (EBT). Pada ph lebih tinggi, 12, Mg(OH) 2 akan mengendap, sehingga EDTA dapat dikonsumsi hanya oleh Ca 2+ dengan indikator murexide. Adanya gangguan Cu bebas dari pipa-pipa saluran air dapat di masking dengan H 2 S. EBT yang dihaluskan bersama NaCl padat kadangkala juga digunakan sebagai indikator untuk penentuan Ca ataupun hidroksinaftol. Seharusnya Ca tidak ikut terkopresitasi dengan Mg, oleh karena itu EDTA direkomendasikan (Ginoest, 2010). Standar Jenis Kesadahan

Kandungan kapur yang terdapat dalam air, agar tidak kurang dan tidak juga berlebih maka perlu diterapkan standar suatu air dikatakan sadah atau berlebih kesadahannya. Standar kualitas menetapkan kesadahan total adalah 5-10 derajat Jerman. Apabila kurang dari 5 derajat Jerman maka air akan terasa lunak dan sebaliknya. Jika dalam air mengandung lebih dari 10 derajat Jerman maka akan merugikan bagi manusia (Resthy, 2011). Di kalangan masyarakat yang awam, sangat sulit untuk membedakan mana air yang tingkat kesadahannya tinggi. Mereka hanya bisa memperkirakan saja berdasarkan apa yang ditimbulkan dari air, misalnya mereka mengamati kerak yang ditimbulkan air pada dasar panci memberikan sedikit pemahaman pada masyarakat bahwa air yang dikonsumsinya itu tingkat kesadahannya tinggi, dan sebaliknya jika tidak terlihat kerak yang ditimbulkan artinya bahwa air yang dikonsumsinya tingkat kesadahannya masih tergolong rendah (Resthy, 2011). Kesadahan merupakan salah satu sifat kimia yang dimiliki air. Kesadahan air disebabkan adanya ion ion Ca2+ dan Mg2+. Berdasarkan Standar kesadahan menurut PERMENKES RI, 2010 batas maksimum kesadahan air minum yang dianjurkan yaitu 500 mg/l CaCO 3. Bila melewati batas maksimum maka harus diturunkan (pelunakan) (Resthy, 2011). Dari data tersebut dapat dilihat jelas bahwa air yang dikatakan sadah adalah air yang mengandung garam mineral khususnya CaCO 3 sekitar 120-180 ppm menurut WHO, sedangkan menurut Merck air dikatakan sadah jika mengandung 320-534 ppm atau sekitar 18-30 OD, menurut EPA air yag dikatakan sadah jika mengandung CaCO 3 sekitar 150-300 ppm, dan menurut PERMENKES RI, 2010 batas maksimum kesadahan air minum yang dianjurkan yaitu 500 mg/l CaCO3. Bila melewati batas maksimum maka harus diturunkan (pelunakan) (Resthy, 2011). Dampak dari Kesadahan Air yang Kurang dan yang Berlebih Air jika tidak mengandung kapur atau tidak sadah akan terasa lunak atau hambar karena tidak mengandung garam-garam mineral sehingga akan mengurangi selera dalam

mengkonsumsinya. Akan tetapi, jika di dalam air kandungan kapurnya sangat tinggi atau dengan kata lain terlalu banyak mengandung garam-garam mineral justru akan memberikan dampak yang buruk bagi kehidupan. Oleh karena itu, dirasa perlu untuk mengetahui dampak apa saja yang dapat ditimbulkan jika kandungan kapur dalam air berlebih atau kesadahannya tinggi (Resthy, 2011). Air lunak atau air yang tidak mengadung kapur mempunyai kecenderungan menyebabkan korosi pada pipa. Sedangkan jika air memiliki kandungan kapur yang banyak atau tingkat kesadahannya tinggi, maka mengakibatkan terbentuknya kerak-kerak pada dinding pipa yang menyebabkan penyempitan pipa, sehingga memperkecil debit aliran air. Dalam rumah tangga hal tersebut menyebabkan terbentuknya kerak pada dinding peralatan memasak sehingga menyebabkan pemakaian bahan bakar yang lebih banyak dan menyebabkan pemakaian sabun yang semakin tinggi (Resthy, 2011). Apabila kandungan CaCO 3 atan MgCO 3 dalam air itu melewati batas 10 derajat Jerman maka akan menyebabkan, antara lain (Resthy, 2011): a. Menyababkan lapisan kerak pada alat dapur yang terbuat dari logam; b. Kemungkinan terjadinya ledakan pada boiler; c. Pipa air menjadi terumbat; d. Sayur-sayuran menjadi keras apabila dicuci dengan air bersih. Air sadah tidak terlalu berbahaya untuk diminum, akan tetapi dapat menyebabkan beberapa masalah jika dikonsumsi dalam jangka panjang, hal tersebut dapat menimbulkan osteoporosis atau pengapuran pada tulang manusia. Air sadah dapat menyebabkan pengendapan mineral, yang menyumbat pipa dan keran. Air sadah juga menyebabkan pemborosan sabun di rumah tangga, selain itu air sadah dapat membentuk gumpalan scum yang sukar dihilangkan. Dalam industri, kesadahan air yang digunakan diawasi ketat untuk mencegah kerugian. Untuk menghilangkan kesadahan

biasanya digunakan beberapa zat kimia ataupun dengan menggunakan resin pertukaran ion (Resthy, 2011). Air sadah membawa dampak negatif, yaitu (Resthy, 2011): 1. Menyebabkan sabun tidak berbusa karena adanya hubungan kimiawi antara kesadahan dengan molekul sabun sehingga sifat detergen sabun hilang dan pemakaian sabun menjadi lebih boros; 2. Menimbulkan kerak pada ketel yang dapat menyumbat katupkatup ketel karena terbentuknya endapan kalsium karbonat pada dinding atau katup ketel. Akibatnya hantaran panas pada ketel air berkurang sehingga memboroskan bahan bakar. 2.2 Prosedur Kerja (Tim Penyusun Kimia Umum 2016, hal 41-42) 1. Pembuatan Larutan a. Pembuatan larutan EDTA 0,01 M - Larutan 2,723 garam natrium EDTA dengan air suling dalam labu ukur 1000 ml. - Tambahkan air suling sampai tepat pada tanda tera alat, sehingga 1 ml laeutan EDTA 0,01 M setara dengan 0,4008 mg Ca atau 1,0008 mg CaCO 3. b. Larutan buffer (penahan) ph = 10,0 Larutan 1,179 g garam dinatrium EDTA p.a dan 780 mg MgSO 4.7H 2 O atau 644 mg MgCl 2. 6H 2 O dalam 50 ml air suling. Tambahkan 16,9 g NH 4 Cl dan 143 ml kocok dan encerkan dengan air suling hingga 250 ml, simpan dan tutup dengan baik. NH 4 OH pekat yang berada dalam labu ukur 250 ml. simpan dan tutup dengan baik. c. Pembuatan indikator 1. Campurkan 200 mg EBT dengan 100 g NaCl kering dan digerus sampai halus. Simpan dalam botol tutup dengan baik. 2. Mureksid

Campurkan 250 mg mureksid dengan 100 g NaCl kering kemudian digerus sampai halus dan simpan dalam botol dan simpan dengan baik. 2. Prosedur Penetapan Kadar Total a. Ambil 50 ml air contoh masukkan kedalam labu erlenmeyer 250 ml. b. Tambahkan 1-2 ml larutan penyangga ph 10 dan 50 mg indikator EBT. c. Titrasi dengan larutan EDTA 0,01 M sambil diaduk / kocok sampai terjadi perubahan warna dari kemerahmerahan menjadi biru laut. d. Catat ml larutan EDTA yang digunakan e. Jika larutan EDTA yang diperlukan lebih banyak dari 15 ml, encerkan contoh dengan air suling dan ulangi percobaannya hingga kurang dari 15 ml. 3. Prosedur Penetapan Kalsium 2.3 Uraian Bahan a. Ambil 50 ml air contoh masukkan kedalam labu Erlenmeyer 250 ml. b. Tambahkan larutan NaOH 0,1 N sampai ph 12-13. c. Jika terjadi endapan tambahkan larutan KCN 10% 2-3 ml. d. Tambahkan 5 tetes (50mg) indicator mureksid. e. Titrasi dengan larutan EDTA 0,01 M sambil diaduk hingga terjadi perubahan warna dari merah muda menjadi ungu. f. Catat ml larutan baku EDTA yang digunakan. g. Buat dua kali percobaan ini hingga pebedaan tidak lebih dari 0,1 ml. 1. Natrium HIdroksida (FI III, hal 421) Nama Resmi : NATRII HIDROCIDUM Nama Lain : Natrium Hidroksida RM / BM : NaOH / 40,00 Pemerian : Bentuk batang massa hablur air

Kelarutan Kegunaan Penyimpanan keeping-keping, keras dan rapuh, menunjukkan susunan hablur putih, mudah meleleh, basa sangat, katalis dan korosif segera menyerap karbondioksida. : sangat mudah larut dalam air : Sebagai zat tambahan : Dalam wadah tertutup rapat. DAFTAR PUSTAKA Daud, Anwar, 2007, Aspek Kesehatan Penyediaan Air Bersih,CV.Healthy & Sanitation : Makassar Ginoest, 2010, Penentuan Kadar Kesadahan Air dengan Metode Titrasi EDT, Online: http://ginoest.wordpress.com/2010/03/23/17/, Diakses pada tanggal 20 Oktober 2011 Ihsan, 2011, Analisa Kimia Sampel Air Sungai Penentuan Kesadahan Total dan Sementara dalam Air.Online : http://chemistryismyworld.blogspot.com/2011/05/analisakimia-sampel-air-sungai.html. Diakses pada tanggal 20 Oktober 2011 Mifbahuddin, 2010, Pengaruh Ketebalan Karbon Aktif Sebagai Media Filter Terhadap Penurunan Kesadahan Air Sumur Artetis. Online : http://www.google.co.id/ Pengaruh Ketebalan Karbon Aktif Sebagai Media Filter Terhadap Penurunan

Kesadahan Air Sumur Artetis.html. Diakses pada tanggal 20 Oktober 2011 Resthy, 2011, Penguian Akhir Kesadahan. Online : http://perutbuncitmeletus.blogspot.com/2011/10/laporanakhir-kesadahan.html. Diakses pada tanggal 22 Oktober 2011 BAB 3 METODE KERJA 3.1 Alat Yang Digunakan Adapun alat yang digunakan pada percobaan ini yaitu buret, Erlenmeyer, gelas kimia, pipet tetes, pipet volume, sendok tanduk, dan statif. 3.2 Bahan Yang Digunakan Adapun bahan yang digunakan pada percobaan ini yaitu air bendungan bili-bili, air laut tanjung baying, indicator EBT, larutan buffer ph 10, larutan EDTA 0,01 M, larutan KCN 10%, larutan NaOH, dan mureksid. 3.3 Cara Kerja 1. Kesadahan Kalsium

Diambil 50 ml contoh air (air bendungan bili-bili). Ditambahkan larutan NaOH sampai ph 12-13. Jika ada endapan, ditambahkan larutan KCN 10% 2-3 ml. Ditambahkan 50 mg mureksid. Dititrasi dengan larutan EDTA 0,01 M. Dicatat volume titrasi. 2. Kesadahan Total Diambil 50 ml contoh air (air bendungan bili-bili). Ditambahkan 1-2 ml larutan penyangga ph 10. Ditambahkan indicator EBT. Dititrasi dengan larutan EDTA 0,01 M. Dicatat volume titrasi. 4.1 Tabel Pengmatan Volume Air 50 ml (air bendungan bilibili) 50 ml (air bendungan bilibili) 25 ml (air bendungan bilibili) BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN Volume EDTA Indikator Perubahan 0,01 M warna 3,9 ml Mureksid merah muda - ungu 1,9 ml Mureksid merah muda - ungu 7,1 ml EBT Ungu menjadi biru laut

Perhitungan : a. Kesadahan Total mg/caco 3 indikator EBT A x B x1000 = ml contoh Replikasi 1 7,1ml x 1,0008 x 1000 = 25ml = 7105,68 25ml = 284,22 b. Kadar Ca dalam air sebagai CaCO 3 (mg/l) indicator mureksid Replikasi 1 A x B x1000 = ml contoh = = 3,9 x1,0008 x 1000 50ml 3903,12 50ml = 78,0624 Replikasi 2 A x B x1000 = ml contoh = = 1.9 x1,0008 x1000 50ml 1901,52 50 ml = 38,0304 Kadar rata- rata = (replikasi 1+ replikasi 2) : 2 = (78,0642 + 38,0304) : 2 = (116,0946) : 2 = 58,0473 c. Kadar Mg dalam mg/l Mg = (C-D) x 0,243 = (284,22 58,0473) x 0,243 = (226,1727) x 0,243 = 54,9596 4.2 Pembahasan Air sadah tidak begitu berbahaya untuk diminum, namun dapat menyebabkan beberapa masalah. Air sadah dapat

menyebabkan pengendapan mineral, yang menyumbat saluran pipa dan keran. Air sadah juga menyebabkan pemborosan sabun di rumah tangga, dan air sadah yang bercampur sabun dapat membentuk gumpalan scum yang sukar dihilangkan. Dalam industri, kesadahan air yang digunakan diawasi dengan ketat untuk mencegah kerugian. Untuk menghilangkan kesadahan biasanya digunakan berbagai zat kimia, ataupun dengan menggunakan resin penukar ion. Air Sadah: Air yang mengandung ion Ca2+ dan atau ion Mg2+. Kesadahan air adalah kandungan mineral-mineral tertentu di dalam air, umumnya ion kalsium (Ca) dan magnesium (Mg) dalam bentuk garam karbonat. Air sadah atau air keras adalah air yang memiliki kadar mineral yang tinggi, sedangkan air lunak adalah air dengan kadar mineral yang rendah. Selain ion kalsium dan magnesium, penyebab kesadahan juga bisa merupakan ion logam lain maupun garam-garam bikarbonat dan sulfat. Metode paling sederhana untuk menentukan kesadahan air adalah dengan sabun. Dalam air lunak, sabun akan menghasilkan busa yang banyak. Pada air sadah, sabun tidak akan menghasilkan busa atau menghasilkan sedikit sekali busa. Cara yang lebih kompleks adalah melalui titrasi. Kesadahan air total dinyatakan dalam satuan ppm berat per volume (w/v) dari CaCO3. Reaksi reaksi pembentukan kompleks atau yang menyangkut kompleks banyak sekali dan penerapannya juga banyak, tidak hanya dalam titrasi. Karena itu perlu pengertian yang cukup luas tentang kompleks, sekalipun disini pertama-tama akan diterapkan pada titrasi. Titrasi kompleksometri juga dikenal sebagai reaksi yang meliputi reaksi pembentukan ion-ion kompleks ataupun pembentukan molekul netral yang terdisosiasi dalam larutan. Persyaratan mendasar terbentuknya kompleks demikian adalah tingkat kelarutan tinggi. Selain titrasi komplek biasa seperti di atas, dikenal pula kompleksometri yang dikenal sebagai titrasi kelatometri, seperti yang menyangkut penggunaan EDTA. Asam etilen diamin tetra asetat atau yang lebih dikenal

dengan EDTA, merupakan salah satu jenis asam amina polikarboksilat. Eriochrome Black T (EBT) adalah indikator kompleksometri yang merupakan bagian dari titrasi pengompleksian contohnya proses determinasi kesadahan air. Di dalamnya bentuk protonated Eriochrome Black T berwarna biru. Lalu berubah menjadi merah ketika membentuk komplek dengan kalsium, magnesium atau ion logam lain. Nama lain dari Eriochrome Black T adalah,solochrome Black T atau EBT. Suatu kelemahan Eriochrome Black T adalah larutannya tidak stabil. Bila disimpan akan terjadi penguraian secara lambat,sehingga setelah jangka waktu tertentu indikator tidak berfungsi lagi. Sebagai gantinya dapat diganti dengan indikator Calmagite.Indikator ini stabil dan dalam kebanyakan sifatnya sama dengan Erio T. EDTA adalah singkatan dari Ethylene Diamine Tetra Acid, yaitu asam amino yang dibentuk dari protein makanan. Zat ini sangat kuat menarik ion logam berat (termasuk kalsium) dalam jaringan tubuh dan melarutkannya, untuk kemudian dibuang melalui urine. EDTA sebenarnya adalah ligan seksidentat yang dapat berkoordinasi dengan suatu ion logam lewat kedua nitrogen dan keempat gugus karboksil-nya atau disebut ligan multidentat yang mengandung lebih dari dua atom koordinasi per molekul, misalnya asam 1,2-diaminoetanatetraasetat (asametilenadiamina tetraasetat, EDTA) yang mempunyai dua atom nitrogen penyumbang dan empat atom oksigen penyumbang dalam molekul.

BAB 5 PENUTUP 5.1 Kesimpulan Adapun kesimpulan dari hasil praktikum yaitu : 1. Kesadahan yang dipengaruhi adanya kandungan garam yang terlarut dari ion-ion sadah seperti Ca 2+,Mg 2+, Fe 2+. 2. Konsentrasi CaCO 3 rata-rata sebesar 121,67 ppm, tingkat kesadahannya tinggi. 5.2 Saran Agar kiranya alat lab dilengkapi dan diperbanyak sehingga tidak menghambat proses pengeraan praktikum. A. Skema Kerja A. Kesadahan Kalsium LAMPIRAN 50 ml contoh air

Ditambahakan larutan NaOH sampai ph 12-13 Jika ada endapan + larutan KCN 10% 2-3 ml + 50 mg mureksid Dititrasi dengan larutan EDTA 0,01 M Dicatat volume titrasi B. Kesadahan Total 50 ml contoh air + 1-2 ml larutan buffer ph 10 + indicator EBT Dititrasi dengan larutan EDTA 0,01 M

C. Gambar Dicatat volume titrasi Sampel air bendugan bili-bili sampel air tanjung baying Dipipet sampel air lalu dimasukkan Ke dalam Erlenmeyer mengukur ph larutan menggunakan ph meter