Oleh. Dr.Lili Irawati,M.Biomed

dokumen-dokumen yang mirip
Perbedaan puskesmas dan klinik PUSKESMAS

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG KLINIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

REKOMENDASI KELAYAKAN PENDIRIAN KLINIK

1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan. 2. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan

WALIKOTA SOLOK PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN WALIKOTA SOLOK NOMOR : 10 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA IZIN MENDIRIKAN DAN IZIN OPERASIONAL KLINIK

BERITA DAERAH KOTA BOGOR. Nomor 92 Tahun 2016 Seri E Nomor 44 PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 92 TAHUN 2016 TENTANG KLINIK

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

PEMERINTAH KABUPATEN LAMONGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMONGAN NOMOR 10 TAHUN 2009 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. asing yang bekerja paling singkat 6 (enam) bulan di Indonesia, yang telah

NOMOR : Kepada. atas nama Perorangan/Badan Usaha *)...

MENTERI KESEHATAI{ REPUBLIX ITIOOITESIA TENTANG KLINIK

Implementasi Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 9 Tahun 2014 Tentang Klinik Pada Penyelenggaraan Poliklinik Kesehatan Desa Di Kabupaten Batang

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 75 TAHUN 2014 TENTANG PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEBIJAKAN PELAYANAN DOKTER GIGI KELUARGA (DOKTER GIGI SEBAGAI LAYANAN PRIMER) L A E L I A D W I A N G G R A I N I

Eksistensi Apoteker di Era JKN dan Program PP IAI

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 43 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN FASILITASI AKREDITASI FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 75 TAHUN 2014 TENTANG PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

4. Izin lokasi, persyaratan bangunan dan ruangan, prasarana, peralatan dan ketenagaan.

WALIKOTA PONTIANAK PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN WALIKOTA PONTIANAK NOMOR 39 TAHUN 2015 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2009 NOMOR 19 SERI E PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 30 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN RUMAH SAKIT WALIKOTA BOGOR,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

SISTEM PELAYANAN KESEHATAN & SISTEM RUJUKAN. Dr. TRI NISWATI UTAMI, M.KES

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA BAB I PENDAHULUAN

RUMAH SAKIT. Oleh: Diana Holidah, M.Farm., Apt.

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 71 TAHUN 2013 TENTANG PELAYANAN KESEHATAN PADA JAMINAN KESEHATAN NASIONAL

Dokumen persyaratan permohonan Izin Operasional Klinik Pratama, meliputi :

Revisi PP.38/2007 serta implikasinya terhadap urusan direktorat jenderal bina upaya kesehatan.

PDKI (PERHIMPUNAN DOKTER KELUARGA INDONESIA) DAN PERAN DOKTER KELUARGA DI RANAH PELAYANAN PRIMER. OLEH DR. ERDIYANTO, DK (KETUA PDKI CABANG JAMBI)

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 41 TAHUN 2016 TENTANG SISTEM RUJUKAN KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KAPUAS,

PEMERINTAH KABUPATEN KAPUAS HULU

Gate Keeper Concept Faskes BPJS Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. derajat kesehatan yang setinggi-tingginya pada mulanya berupa upaya

PDKI (Perhimpunan Dokter Keluarga Indonesia) dan Peran Dokter Keluarga di Ranah Pelayanan Primer. Oleh dr. Erdiyanto, DK (Ketua PDKI Cabang Jambi)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

dr. H R Dedi Kuswenda, MKes Direktur Bina Upaya Kesehatan Dasar Ditjen Bina Upaya Kesehatan

KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PUSKESMAS DAN KLINIK

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG RUMAH SAKIT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

APOTEKER, FKTP DAN ERA JKN. Oleh Helen Widaya, S.Farm, Apt

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Disampaikan Oleh : BADAN PPSDM KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN. Jakarta 12 Maret Materi 1. KEBIJAKAN PEMBANGUNAN KESEHATAN

sebanyak 2 (dua) lembar

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1173/MENKES/PER/X/2004 TENTANG RUMAH SAKIT GIGI DAN MULUT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG

PENDIRIAN RUMAH SAKIT SWASTA DI INDONESIA KHUSUSNYA JAKARTA/ ESTABLISHMENT OF A PRIVATE HOSPITAL IN INDONESIA ESPECIALLY IN JAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spritual maupun

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 SERI D NOMOR 9 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG

PELAYANAN DOKTER BERBASIS DOKTER KELUARGA DI INDONESIA

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. izin penyelenggaraan Rumah Sakit Khusus Pemerintah dari Gubernur Jawa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

WALIKOTA TANGERANG SELATAN. Menimbang : a. bahwa pembangunan di bidang kesehatan pada. dasarnya ditujukan untuk peningkatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SEMILOKA NASIONAL PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS DAN PERAN DOKTER LAYANAN PRIMER

BAB 1 : PENDAHULUAN. masyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai investasi bagi pembangunan sumber

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan perorangan meliputi pelayanan, promotif, preventif, kuratif, dan

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 147/MENKES/PER/I/2010 TENTANG PERIZINAN RUMAH SAKIT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Perbedaan jenis pelayanan pada:

PROFIL RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TARAKAN JAKARTA

VI. PENUTUP A. Kesimpulan

PELAKSANAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL

DR. UMBU M. MARISI, MPH PT ASKES (Persero)

PEMERINTAH KOTA PONTIANAK PERATURAN DAERAH KOTA PONTIANAK NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG

ORGANISASI MANAJEMEN RUMAH SAKIT

BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT PROVINSI JAMBI PERATURAN BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR TAHUN 2015

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 22 TAHUN 2018 TENTANG PENYELENGGARAAN APOTEK

BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG PERIZINAN RUMAH SAKIT KELAS C DAN D

PENINGKATAN PELAYANAN GIZI DALAM MENUNJANG AKREDITASI PUSKESMAS

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I

BUPATI JOMBANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN JOMBANG NOMOR 8 TAHUN 2014 TENTANG RUMAH SAKIT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

PRIMARY HEALTH CARE PELAYANAN KESEHATAN PRIMER ) AYU NAVY FRANSISKA F.L, S.ST

BAB I PENDAHULUAN. layanan kesehatan, maka fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama. seperti klinik harus selalu berusaha untuk memenuhinya dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. sistem jaminan social nasional bagi upaya kesehatan perorangan.

BAB I LATAR BELAKANG

Manajemen Mutu Pelayanan Kesehatan. Konsep Akreditasi Pelayanan Kesehatan

Peraturan Menteri Kesehatan tentang Klasifikasi dan Perizinan Rumah Sakit. (Permenkes No.56 th 2014)

a. bahwa balai pengobatan dan rumah bersalin merupakan pelayanan kesehatan yang dapat dilaksanakan oleh swasta;

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT

Indonesia Menuju Pelayanan Kesehatan Yang Kuat Atau Sebaliknya?

GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT

PHC (Primary Health Care) Tri Niswati Utami

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT DAN INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT 2.1 Rumah Sakit

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pelanggan terbagi menjadi dua jenis, yaitu: fungsi atau pemakaian suatu produk. atribut yang bersifat tidak berwujud.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang telah membayar iuran atau iurannya dibayar oleh pemerintah. Pada era JKN

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN RAWAT JALAN EKSEKUTIF DI RUMAH SAKIT

Dr. Hj. Y. Rini Kristiani, M. Kes. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kebumen. Disampaikan pada. Kebumen, 19 September 2013

2 Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844); 3. Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkot

dalam Sistem Jaminan Sosial Nasional

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BINTAN TAHUN 2012 NOMOR 7 SERI D NOMOR 3 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BINTAN NOMOR : 7 TAHUN 2012 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

REGULASI DI BIDANG KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN UNTUK MENDUKUNG JKN

WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

6. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran Negara Tahun 2011 Nomor 22, Tambahan Lembaran Negara

Transkripsi:

Oleh Dr.Lili Irawati,M.Biomed

Dalam manajemen klinik untuk tempat praktek dokter ada komponen yg perlu diketahui yaitu 1. Manajemen bisnis dan marketing (Business management and marketing) 2. Manajemen operasional dan finansial (Financial and operation management) Business management and marketing Manajemen bisnis dan marketing dlm membentuk klinik di atur dlm Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2014 tentang Klinik.

Dalam Permenkes No. 9 th 2014: Klinik adalah fasilitas pelayanan kesehatan yg menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan yg menyediakan pelayaan medis dasar dan atau spesialistik Klinik dpt dimiliki oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah, atau masyarakat.

Ada bbrp hal yg perlu dipersiapkan utk membangun sebuah klinik yaitu: 1. Fase persiapan (Preparation phase) tentukan bentuk market produk/ klinik yg akan dibuat, bisa dlm bentuk klinik Pratama/Klinik Utama. Klinik Pratama : klinik yg menyelenggarakan pelayanan medik dasar Klinik Utama: klinik yg menyelenggarakan pelayanan medik spesialistik/pelayanan medik dasar dan spesialistik.

2. Persiapan Lokasi, Fasilitas dan Infrastruktur Berdasarkan Permenkes no. 9 thn 2014 bangunan klinik plg sedikit tdd: a. Ruang pendaftaran/ruang tunggu b. Ruang konsultasi c. Ruang administrasi d. Ruang obat dan bahan habis pakai untuk klinik yg melaksanakan pelayanan farmasi e. Ruang tindakan f. Ruang /pojok ASI g. Kamar mandi/wc h. Ruangan lainnya sesuai kebutuhan pelayanan

Untuk klinik yg memberikan pelayanan rawat inap memiliki persyaratan tambahan selain bbrp diatas yaitu: a. Ruang rawat inap yg memenuhi persyaratan, jumlah tempat tidur pasien paling sedikit 5 bh dan paling banyak 10 bh. b. Ruang farmasi c. Ruang laboratorium d. Ruang dapur

Prasarana yg perlu ada di klinik meliputi: a. Instalasi sanitasi b. Instalasi listrik c. Pencegahan dan penanggulangan kebakaran d. Ambulans, khusus untuk Klinik yg menyelenggarakan rawat inap e. Sistem gas medis f. Sistem tata udara g. Sistem pencahayaan h. Prasarana lainnya sesuai kebutuhan.

3. Sumber Daya Manusia/ SDM (Human Resources) Penanggung jawab teknik Klinik harus seorang tenaga medis yg memiliki SIP dan Tenaga Medis hanya dpt menjadi penanggung jawab teknis pd 1 Klinik Tenaga Medis pd Klinik pratama yg memberikan pelayanan kedokteran paling sedikit tdd 2 org dokter dan atau dokter gigi sbg pemberi pelayanan. Tenaga Medis pd Klinik Utama yg memberikan pelayanan kedokteran plg sedikit tdd 1 dokter spesialis dan 1 dokter sbg pemberi pelayanan.

Yang perlu diingat : Setiap tenaga medis yg berpraktik di Klinik harus mempunyai Surat Tanda Registrasi (STR) dan Surat Izin Praktik (SIP) sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.

Setiap tenaga kesehatan yang bekerja di Klinik harus bekerja sesuai dg: standar profesi, standar prosedur operasional, standar pelayanan, etika profesi, menghormati hak pasien, serta mengutamakan kepentingan dan keselamatan pasien

Kefarmasian Klinik rawat jalan tidak wajib melakasanakan pelayanan farmasi dan bila klinik tsb menyelenggarakan pelayanan kefarmasian wajib memiliki apoteker yg memiliki Surat Izin Praktik Apoteker (SIPA) penanggung jawab/pendamping. Untuk klinik rawat inap wajib memiliki instalasi farmasi yg diselenggarakan apoteker.

Perizinan Setiap Klinik wajib memiliki izin mendirikan dan izin operasional yang diberikan oleh pemerintah daerah kabupaten/kota. Untuk mendapatkan izin mendirikan Klinik perlu persyaratan berikut: a. Identitas lengkap pemohon b. Salinan/fotokopi pendirian badan hukum / badan usaha, kecuali untuk kepemilikan perorangan c. Salinan/fotokopi yg sah sertifikat tanah, bukti kepemilikan lain yg disahkan oleh notaris,atau bukti surat kontrak minimal untuk jangka waktu 5 thn

d. Dokumen SPPL utk Klinik rawat jalan, atau dokumen UKL-UPL utk klinik rawat inap sesuai ketentuan peraturan perundangundangan e. Profil Klinik yg akan didirikan meliputi pengorganisasian, lokasi, bangunan, prasarana, ketenagaan, peralatan, kefarmasian, laboratorium, serta pelayanan yg diberikan.

Izin operasional diberikan utk jangka waktu 5 thn dan dpt diperpanjang kembali selama memenuhi persyaratan. Penyelenggaraan Klinik menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan yang bersifat promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif

4.Menentukan Pembiayaan (Determine the cost) Perlu diperhatikan: invesment cost yg meliputi: - capital (modal) - break event point - depreciation period 5.Promosi penting dan mrpk hak klinik untuk mempromosikan pelayanan kesehatan yg ada di Klinik sesuai peraturan perundangundangan.

Akreditasi Klinik Menjaga eksistensi klinik yg sudah terbentuk salah satunya dg meningkatkan akreditasi klinik. Terdapat 4 Bab standar akreditasi klinik yaitu: 1. Kepemimpinan dan Manajemen Klinik (KMK), 2. Layanan Klinis yg Berorientasi Pasien (LKBP), 3. Manajemen Penunjang Layanan Klinis (MPLK) 4. Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien (PMKP).

Perlu diperhatikan: budget planning Terdiri dari: - planing of income - planning of expenses - planning of interest Dlm menentukan budget planning didasarkan pd: - laporan finansial tahun sebelumnya dan - index performen/key Performance Index (KPI)

KPI adalah: Suatu rencana dlm bentuk target dan indikator dr finansial dan parameter operasional. KPI ditentukan oleh bbrp hal: - Laporan sebelumnya - Visi dan misi, tujuan dan objectives - Perluasan market - investment dan development

SUMBER PENDAPATAN ( SOURCE OF INCOME) Berasal dr: fee pelayanan, asuransi, market captive ( dr perusahaan/ sistem kapitasi spt: BPJS) Pelayanan yg diberikan bisa berasal dr pelayanan kesehatan dasar spt: 1. Promosi kesehatan 2. Kesehatan lingkungan 3. Pengontrolan penyakit 4. Kesehatan ibu dan anak 5. Nutrisi 6. Pelayanan medis dan gigi

PRINSIP PELAYANAN KESEHATAN PRIMER

PELAYANAN KESEHATAN 1. Pengelolaan Upaya kesehatan yg terpadu, berkesinambungan, paripurna dan berkualitas, meliputi upaya peningkatan, pencegahan, pengobatan, dan pemulihan, yg diselenggarakan guna menjamin tercapainya derajat kesehatan masyarakat yg setinggi tingginya.

1. Pelayanan Medik Mandiri (self care and family nedical care) Pelayanan oleh pribadi/ keluarga/masy. oleh masyarakat dan tenaga profesi kesehatan (dokter, bidan, perawat, dll) motivator dan fasilitator Cont : klub jantung sehat, klub stroke

2. Pelayanan Medik Dasar (essential medical care and basic specialty care, istilah lainnya preventive medical care atau primary medical care) Pelayanan oleh pemerintah/swasta/masy. oleh dokter keluarga gate keeper dari pelayanan rujukan. dilaksanakan di Puskesmas, Balai Kesehatan Swasta serta praktik dokter perorangan/klinik

3. Pelayanan Medik Sekunder / Rujukan Awal Pelayanan di RS tipe D,C dan B RS ini biasanya berada di ibu kota kabupaten/ kota madya. 4. Pelayanan Medik Tersier / Rujukan Lanjut RS tipe A. Di Indonesia RS rujukan lanjut berfungsi sbg RS Pendidikan.

pelayanan esensial (health care/primary care) PRINSIP PHC Thn 1978 (WHO), dlm konferensi Alma Ata ditetapkan prinsip-prinsip PHC sebagai pendekatan/strategi global guna mencapai kesehatan bagi semua. 5 prinsip PHC sebagai berikut : a. Pemerataan upaya kesehatan b. Penekanan pd upaya preventif c. Penggunaan teknologi tepat guna dlm upaya kes. d. Peran serta masyarakat dlm semangat kemandirian e. Kerjasama lintas sektoral dlm membangun kes.

FUNGSI PHC PHC hendaknya memenuhi fungsi-fungsi sebagai berikut : a. Pemeliharaan Kesehatan b. Pencegahan Penyakit c. Diagnosis dan Pengobatan d. Pelayanan Tindak lanjut e. Pemberian Sertifikat

MENGAPA PELAYANAN KESEHATAN PRIMER? 1.Tulang punggung pelayanan kesehatan 2.Titik Berat Pelayanan Kesehatan Primer Promotif dan Preventif yg mendorong meningkatnya peran serta dan kemandirian masyarakat dlm mengatasi berbagai faktor risiko kesehatan 3.Keberhasilan Pelayanan Kesehatan Primer akan mendukung pelaksanaan Jaminan Sosial Kesehatan Nasional, mengurangi jumlah pasien yg dirujuk. 4.Mengurangi biaya pelayanan kesehatan yg bersifat kuratif 5.Pelaksanaan pelayanan kesehatan primer didaerah yg baik akan mendukung Pembangunan kesehatan Nasional