SINTESIS BUTANOL H 9. OH, merupakan

dokumen-dokumen yang mirip
PEMBUATAN n-butanol DARI BERBAGAI PROSES HALIMATUDDAHLIANA. Program Studi Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN

Prarancangan Pabrik Butanol dari Molasses Dengan Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENGANTAR

II. DESKRIPSI PROSES. MEK mulai dikembangkan pada tahun 1980-an sebagai pelarut cat. Dalam pembuatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1 Prarancangan Pabrik Dietil Eter dari Etanol dengan Proses Dehidrasi Kapasitas Ton/Tahun Pendahuluan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Prarancangan Pabrik n-butanol Proses Hidrogenasi Butyraldehide Kapasitas Ton/Tahun Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. PEMILIHAN DAN URAIAN PROSES

II. DESKRIPSI PROSES. Proses produksi Metil Akrilat dapat dibuat melalui beberapa cara, antara

BAB II PEMILIHAN DAN URAIAN PROSES

Prarancangan Pabrik Pentaeritritol dari Asetaldehid dan Formaldehid dengan Kapasitas ton/tahun BAB I PENDAHULUAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BIOETHANOL. Kelompok 12. Isma Jayanti Lilis Julianti Chika Meirina Kusuma W Fajar Maydian Seto

BAB II DISKRIPSI PROSES. 2.1 Spesifikasi Bahan Baku, Bahan Pendukung dan Produk. Isobutanol 0,1% mol

Prarancangan Pabrik 2-Etil Heksanol dari Propilen dan Gas Sintetis Kapasitas Ton/Tahun

II. DESKRIPSI PROSES

II. DESKRIPSI PROSES. Tahap-tahap reaksi formaldehid Du-Pont untuk memproduksi MEG sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Prarancangan Pabrik Dimetil Eter Proses Dehidrasi Metanol dengan Katalis Alumina Kapasitas Ton Per Tahun.

PEMBUATAN DIETIL ETER DENGAN BAHAN BAKU ETANOL DAN KATALIS ZEOLIT DENGAN METODE ADSORBSI REAKSI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. DESKRIPSI PROSES

Prarancangan Pabrik Asetaldehida dengan Proses Dehidrogenasi Etanol Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENDAHULUAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PRARANCANGAN PABRIK n-butanol DARI n-butiraldehid DENGAN PROSES HIDROGENASI KAPASITAS TON PER TAHUN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DESKRIPSI PROSES

DAFTAR ISI. Halaman Judul... i. Lembar Pengesahan... ii. Kata Pengantar... iv. Daftar Isi... v. Daftar Tabel... ix. Daftar Gambar...

PRARANCANGAN PABRIK DIBUTYL PHTHALATE DARI PHTHALIC ANHYDRIDE DAN N-BUTANOL KAPASITAS TON/TAHUN BAB I PENDAHULUAN

LAPORAN PENDAHULUAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK II

II. DESKRIPSI PROSES

Dari pertimbangan faktor-faktor diatas, maka dipilih daerah Cilegon, Banten sebagai tempat pendirian pabrik Aseton.

PRARANCANGAN PABRIK DIBUTYL PHTHALATE DARI PHTHALIC ANHYDRIDE DAN BUTANOL PROSES ESTERIFIKASI KAPASITAS TON/TAHUN

BAB II URAIAN PROSES. Benzil alkohol dikenal pula sebagai alpha hidroxytoluen, phenyl methanol,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Prarancangan Pabrik Metil Salisilat dari Asam Salisilat dan Metanol dengan Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENGANTAR

Prarancangan Pabrik Asam Asetat dari Metanol dan Karbon Monoksida Kapasitas Ton per Tahun BAB I PENDAHULUAN

Prarancangan Pabrik Xylen dari Etil Benzen Kapasitas ton/tahun BAB I PENGANTAR

II. DESKRIPSI PROSES NC-(CH 2 ) 4 -CN + 4 H 2 O. Reaksi menggunakan katalisator dari komponen fosfor, boron, atau silica gel.

Prarancangan Pabrik Asam Stearat dari Minyak Kelapa Sawit Kapasitas ton/tahun BAB I PENDAHULUAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. DESKRIPSI PROSES

Senyawa Alkohol dan Senyawa Eter. Sulistyani, M.Si

BAB I PENDAHULUAN. kimia yang tidak berwarna dan berbau khas, larut dalam air, alkohol, aseton,

BAB II. DESKRIPSI PROSES

MAKALAH PRAKTIKUM HYSYS LPG RECOVERY PLANT

EKSTRAKSI CAIR-CAIR. Bahan yang digunkan NaOH Asam Asetat Indikator PP Air Etil Asetat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DESKRIPSI PROSES

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1. Proyeksi tahunan konsumsi bahan bakar fosil di Indonesia

BAB II DESKRIPSI PROSES. Titik didih (1 atm) : 64,6 o C Spesifik gravity : 0,792 Kemurnian : 99,85% Titik didih (1 atm) : -24,9 o C Kemurnian : 99,5 %

Turunan formaldehyde, yaitu n-methylol digunakan untuk memproduksi

PENGANTAR TEKNIK KIMIA JOULIE

BAB I PENDAHULUAN. adalah produksi asam akrilat berikut esternya. Etil akrilat, jenis ester

BAB II DESKRIPSI PROSES

BAB IV PROSES DENGAN SISTEM ALIRAN KOMPLEKS

ASETON-BUTANOL-ETANOL HASIL FERMENTAS1 DENGAN DISTILASI SEDERHANA DAN DENGAN PENDEKATAN MODEL ISOTHERM FLASH. Oleh AGUS PURWANTO

BAB I PENGANTAR. Prarancangan Pabrik Amonium Sulfat dari Amonia dan Asam Sulfat Kapasitas Ton/Tahun

BAB I PENDAHULUAN. ditingkatkan dalam menghadapi persaingan perdagangan internasional.

Sulfur dan Asam Sulfat

Prarancangan Pabrik Amil Asetat dari Amil Alkohol dan Asam Asetat Kapasitas Ton / Tahun BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENGANTAR 1. Latar Belakang

industri farmasi dan makanan terutama untuk ekstrasi dan pemurnian pada

BAB III PERANCANGAN PROSES

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III PERANCANGAN PROSES

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

1.3 Tujuan Percobaan Tujuan pada percobaan ini adalah mengetahui proses pembuatan amil asetat dari reaksi antara alkohol primer dan asam karboksilat

BAB I PENDAHULUAN. Prarancangan Pabrik Asetaldehida Dengan Proses Dehidrogenasi Etanol Kapasitas ton/tahun

MODUL SENYAWA KARBON ( Alkohol dan Eter )

Pabrik Asam Asetat Dari Limbah Cair Pulp Kakao Dengan Proses Fermentasi

5004 Asetalisasi terkatalisis asam 3-nitrobenzaldehida dengan etanadiol menjadi 1,3-dioksolan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DESKRIPSI PROSES

NERACA MASSA. Dari hukum kekekalan massa dapat dituliskan persamaan neraca massa suatu proses: Massa keluar dari Massa = suatu proses + terakumulasi

II. DESKRIPSI PROSES. (2007), metode pembuatan VCM dengan mereaksikan acetylene dengan. memproduksi vinyl chloride monomer (VCM). Metode ini dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. desinfektan, insektisida, fungisida, solven untuk selulosa, ester, resin karet,

Prarancangan Pabrik Etilen Glikol dari Etilen Oksida dan Air Kapasitas ton/tahun BAB I PENDAHULUAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Asam asetat dalam ilmu kimia disebut juga acetid acid atau acidum aceticum,

PABRIK VINYL ACETATE DARI ACETYLENE DAN ACETIC ACID DENGAN PROSES VAPOR PHASE PRA RENCANA PABRIK. Oleh : MOHAMAD HAMDAN SULTONIK

Prarancangan Pabrik Propilen Glikol dari Proplilen Oksida dan Air dengan Proses Hidrasi Kapasitas Ton / Tahun BAB I PENDAHULUAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

atm dengan menggunakan steam dengan suhu K sebagai pemanas.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab I Pendahuluan. Tabel I.1. Perkembangan Luas Areal, Produksi dan Produktivitas Kakao di Indonesia. No Tahun Luas Areal (Ha)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Prarancangan Pabrik Maleic Anhydride dari Butana Kapasitas ton/tahun BAB I PENDAHULUAN

Tugas Perancangan Pabrik Kimia Prarancangan Pabrik Amil Asetat dari Amil Alkohol dan Asam Asetat Kapasitas ton/tahun BAB I PENGANTAR

PENGOLAHAN AIR SUNGAI UNTUK BOILER

TUGAS PERANCANGAN PABRIK KIMIA

PRARANCANGAN PABRIK DIMETIL ETER DARI METANOL KAPASITAS TON/TAHUN

4028 Sintesis 1-bromododekana dari 1-dodekanol

Prarancangan Pabrik Monoethylamin dari Ethanol dan Amoniak Kapasitas ton/tahun BAB I PENDAHULUAN

Struktur Aldehid. Tatanama Aldehida. a. IUPAC Nama aldehida dinerikan dengan mengganti akhiran a pada nama alkana dengan al.

BAB II DESKRIPSI PROSES

SKRIPSI PRA RANCANGAN PABRIK KIMIA

Prarancangan Pabrik Metil Merkaptan dari Metanol dan Hidrogen Sulfida dengan Kapasitas ton /tahun BAB I PENDAHULUAN

Transkripsi:

SINTESIS BUTANOL Salah satu jenis produksi industri kimia yang dibutuhkan dalam jumlah yang terus meningkat adalah industri n-butanol. n-butanol yang memiliki rumus kimia C 4 H 9 OH, merupakan produk hasil reaksi n-butiraldehid dengan hidrogen. n-butanol merupakan cairan putih jernih dan berbau tajam Produksi n-butanol sebagian besar digunakan pada pembuatan resin urea fonnaldehid dan plasticizer dibutil pthalat. Disamping itu n-butanol juga digunakan untuk: bahan pelarut (solvent) pembuatan pernis nitroselulosa pembuatan minyak rem bahan ekstraksi pembuatan antibiotik, vitamin, dan hormon bahan pelarut ekstraksi minyak pembuatan 2,4-dikloropenoksi asam asetat yang merupakan racun rumput bahan pengering azeotrop (azeotropic dehidrating agent) pembuatan bahan-bahan kimia seperti butil amina, butil stearat, butilena, asam butirat, dan dibutil anilin. Senyawa n-butanol pertama sekali ditemukan pada tahun 1852 oleh Wyrtz dengan cara memisahkan n-butanol dari campuran-campuran amil alkohol (minyak fusel). Kemudian pada tahun 1871, Lieben dan Rossi berhasil memperoleh n-butanol dari reduksi n-butiraldehid n-butanol dapat diperoleh dari berbagai macam proses seperti fermentasi, kondensasi aldol, proses reppe oksidasi butana, ziegler, dan hidrogenasi. Proses Pembuatan Butanol 1. Proses Fermentasi. Bahan baku yang biasa digunakan untuk menghasilkan n-butanol pada proses fermentasi adalah molase. Molase merupakan hasil samping dari industri gula yang diperoleh setelah sakarosa dikristalisasi dan disentrifusi dari sari gula tebu.

Gambar 1. Pembuatan n-butanol secara Fermentasi Proses fermentasi molase menggunakan kultur bakteri. Bakteri ini dapat mengubah glukosa menjadi n-butanol dan gas C(h. Molase bersarna kultur bakteri dimasukkan ke dalam tangki fermentasi yang beroperasi pada kondisi aerob. Pada proses ini akan terbentuk gas CO2 clan hidrogen. Gas-gas ini ditampung untuk kemudian direcovery. Reaksi fermentasi: (C 6 H 10 O 5 ) x C 6 H 12 O 6 CH 3 COCH 3 + CH 3 OH + C 2 H 5 OH + CO 2 + H 2 Alkohol hasil fermentasi merupakan alkohol berkadar rendah yang disebut beer. Alkohol ini kemudian dibawa ke kolom beer. Kolom ini berjumlah 2 buah dan berfungsi untuk menaikkan konsentrasi alkohol yang diperoleh. Hasil atas beer kolom kedua dibawa ke kolom destilasi pertarna untuk memisahkan aseton dari alkohol. Hasil bawah kolom beer dibawa ke kolom destilasi kedua untuk memperoleh n-butanol dengan kemurnian 96%.

Selain n-butanol, proses ini juga menghasilkan aseton dan etanol. Tiap 1 gallon molase mengandung 6 lb gula yang akan menghasilkan 1,45 lb n-butanol; 0,4 lb aseton ; dan 0,07 lb campuran etanol, C0 2, dan hidrogen. 2. Kondensasi Aldol Proses aldol merupakan proses pembuatan n-butanol secara sintetik. Bahan baku yang digunakan pada proses ini adalah etil alkohol atau asetilen. Mula-mula etanol didehidrogenasi atan asetilen dihidrasi untuk menghasilkan asetaldehid dengan menggunakan katalis merkuri sulfat. Kemudian asetaldehid dikondensasi pada reaktor menjadi aldol pada temperatur 10-25 DC dan tekanan atmosfer, dengan menambahkan sejumlah kecill soda kaustik. Sebesar 60% asetaldehid akan terkonversi menjadi aldol. Dari reaktor, aldol dibawa ke kolom dehidrasi untuk memisahkan aldol dari asetaldehid yang tidak terkonversi. Asetaldehid yang terpisah direcycle ke tangki asetaldehid untuk digunakan sebagai umpan reaktor. Dari kolom dehidrasi aldol diumpankan ke kolom destilasi untuk direaksikan dengan asarn asetat membentuk krotonaldehid. Krotonaldehid kemudian dihidrogenasi pada fase uap untuk menghasilkan n-butanol. Persamaan reaksi: CH 3 CHO CH 3 CH(OH) CHO CH 3 CH=CHCHO CH 3 OH Asetaldehid aldol krotonaldehid n-butanol Gambar 3.

Gambar 2. Flow Sheet Pembuatan n-butanol Dengan Proses Aldol Pada kolom hidrogenasi, gas hidrogen clan katalis, nikel-kromium diumpankan. Kolom hidrogenasi beketja pada temperatur 135-175 C. Produk keluar kolom ini dengan kemumian 80% n-butanol clan 20% n-butiraldehid. 3. Proses Hidrogenasi Butiraldehid cair yang terdiri dari 99% n-butiraldehid dan 1% i-butiraldehid dicampur dengan air (3% dari maupan butiraldehid) pada sebuah mixer yang bekerja pada tekanan 1 mm dan temperatur 30 C untuk menghindari ketonisasi. Campuran ini diuapkan pada vaporizer, dan dikontakkan dengan gas yang terdiri dari 99,5% H 2 dan 0,5% N 2 pada suatu reaktor hidrogenasi. Reaktor hidrogenasi ini merupakan fixed bed reactor dengan dua buah bed didalamnya. Pada reaktor terjadi reaksi hidrogenasi antara n-butiraldehid dan H 2 sebagai reaksi utama, reaksi hidrogenasi antara i-butanol dan H 2 sebagai reaksi samping. Untuk mempercepat mekanisme reaksi digunakan katalis Co pada permukaan alumina. Persamaan reaksi :

C 3 H 7 CHO + H 2 C 4 H 9 OH n-butiraldehid n-butanol Reaktor bekerja pada tekanan 35 atm, temperatur 100-200 C. Bahan baku memasuki reaktor pada temperatur 100 C dan meninggalkan reaktor pada temperatur 155,4 C. Reaksi hidrogenasi adalah reaksi eksoterm, karena reaktor adalah bersifat adiabatis maka kelebihan panas pada reaktor dihilangkan dengan air pendingin yang memasuki reaktor melalui external exchanger. Pada reaktor ini 75% n-butiraldehid akan terlconversi menjadi n-butanol. Hasil dari reaktor kemudian dibawa ke separator yang bekerja pada tekanan 37 atm dan temperatur 60 C untuk memisahkan sisa gas H 2 dan gas inert N 2 dari butanol, butiraldehid, dan H 2 O. Gas H 2 dan N 2 yang keluar dari top separator setelah diturunkan tekanannya pada expansion valve menjadi,30 atm akan dipurging 1/4 bagian, sedangkan sisanya direcycle dan dicampurkan kembali dengan umpan gas dari H 2 plant Butiraldehid, butanol, dan H 2 O yang meninggalkan bottom separator akan menuju ke menara destilasi-1 untuk pemurnian butanol setelah diturunkan tekanannya hingga 1 atm pada expansion valve. Umpan memasuki menara destilasi-1 pada tekanan 1 atm dan temperatur101,5 C. Produk bawah menara destilasi-l terdiri dari 99% n-butanol, 0,75% ibutanol, dan 0,25% H 2 O. Destilat menara destilasi-1 yang terdiri dari n-butiraldehid yang terdiri dari n-butiraldehid, i-butiraldehid, H 2 O, dan sebagian i-butanol akan diumpankan ke menara destilasi-2 pada tekanan 1 atm dan temperatur 80,6 C. Menara destilasi-2 bertujuan untuk memanfaatkan sisa butiraldehid sebagai bahan proses dengan merecycle destilat menara destilasi-2 ke mixaer kembali. Bottom produk menara destilasi-2 akan dipompakan ke pengolahan limbah sebelum dibuang ke badan air.

Gambar 3. Flow Sheet Pembuatan n-butanol Dengan Proses Hidrogenasi Pemilihan Proses Pada proses pembuatan n-butanol sering menggunakan proses hidrogenasi, karena proses hidrogenasi memiliki beberapa kelebihan bila dibandingkan dengan proses-proses lainnya, yaitu : bahan yang sama banyaknya akan diperoleh basil n-butanol yang lebih banyak, sehingga secara ekonomis dipandang lebih menguntungkan. digunakan relatif lebih sederhana. -butanol dengan proses hidrogenasi relatif lebih murah. n-butiraldehid sebagai bahan baku pembuatan n-butanol ini mrupakan cairan jernih yang tidak berwarna dan mempunyai bau yang khas. Sifat fisika n-butiraldehid antara lain dapat larut

dalam air, etil alkohol, etil asetat, aseton, dan toluen, dan merupakan zat yang mudah terbakar. Sedangkan hidrogen merupakan gas yang tidak berwarna, tidak berbau dan berasa., dan bila dicampur dengan udara akan menghasilkan campuran yang mudah terbakar dan meledak.