LAPORAN PRAKTIKUM INSTRUMENTASI DAN PENGUKURAN

dokumen-dokumen yang mirip
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA I PEMERIKSAAN KESALAHAN-KESALAHAN. Oleh : Nama : I Gede Dika Virga Saputra NIM : Kelompok : IV.

LAPORAN PRAKTIKUM DASAR-DASAR KIMIA ANALITIK I PERCOBAAN I PENERAPAN VOLUMETRI OLEH : FITRI HANDAYANI HAMID STAMBUK : F1C : MUHAMMAD SYAHRIL

PERCOBAAN I PENENTUAN BERAT MOLEKUL BERDASARKAN PENGUKURAN MASSA JENIS GAS

Basic laboratory skills terampil menggunakan alat dasar

PEMELIHARAAN PERALATAN LABORATORIUM

Fraksi mol tiga komponen dari sistem terner (C = 3) sesuai dengan X A + X B + Xc =

BAB V METODELOGI. 5.1 Pengujian Kinerja Alat. Produk yang dihasilkan dari alat pres hidrolik, dilakukan analisa kualitas hasil meliputi:

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA PENENTUAN BERAT MOLEKUL BERDASARKAN PENGUKURAN MASSA JENIS GAS

BAB V METODOLOGI. 5.1 Alat yang digunakan: Tabel 3. Alat yang digunakan pada penelitian

Oleh: Oe Tiny Agustini Koesmawati PUSAT PENELITIAN KIMIA

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA PENENTUAN BERAT MOLEKUL BERDASARKAN PENGUKURAN MASSA JENIS GAS

BAB V METODOLOGI. Alat yang digunakan pada praktikum penelitian, meliputi alat autoklaf

Metodologi Penelitian

III. METODOLOGI PERCOBAAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2015 sampai Juni 2015 di

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada bulan Desember sampai dengan Mei tahun 2014/2015.

BAB V METODOLOGI. 5.1 Alat dan Bahan yang Digunakan Alat yang Digunakan

Penelitian ini akan dilakukan dengan dua tahap, yaitu : Tahap I: Tahap perlakuan awal (pretreatment step)

MODUL I Pembuatan Larutan

Modul l Modul 2 Modul 3

BAB V METODOLOGI. Dalam percobaan yang akan dilakukan dalam 3 tahap, yaitu:

SOAL UJIAN OLIMPIADE SAINS NASIONAL 2014

KETERAMPILAN LABORATORIUM DAFTAR ALAT LABORATORIUM

LAPORAN PRAKTIKUM STANDARISASI LARUTAN NaOH

Percobaan 1 PENGGUNAAN ALAT DASAR LABORATORIUM

BAB V METODOLOGI. Pada tahap ini, dilakukan pengupasan kulit biji dibersihkan, penghancuran biji karet kemudian

BAB V METODOLOGI. Dalam percobaan yang akan dilakukan dalam 2 tahap, yaitu :

Nama Alat Fungsi Cara Kerja Alat Cara Membersihkan 1. Labu Ukur Untuk mengencerkan suatu larutan.

Nama Alat Fungsi Cara Kerja Alat Cara Membersihkan 1. Labu Ukur Untuk mengencerkan suatu larutan.

Metodologi Penelitian

Bab III Metodologi. III. 2 Rancangan Eksperimen

PERCOBAAN I PEMBUATAN DAN PENENTUAN KONSENTRASI LARUTAN

MELAKUKAN VERIFIKASI ALAT UKUR

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB V METODOLOGI. Dalam percobaan yang akan dilakukan dalam 3 tahap, yaitu :

Blanching. Pembuangan sisa kulit ari

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA PENENTUAN BERAT MOLEKUL BERDASARKAN PENGUKURAN MASSA JENIS GAS. Oleh:

BAB V METODOLOGI. Dalam pelaksanaan percobaan yang akan dilakukan dalam 3 tahap, yaitu:

BAB V METODOLOGI. Gambar 6. Pembuatan Minyak wijen

BAB III METODE PENELITIAN. Neraca analitik, tabung maserasi, rotary evaporator, water bath,

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA

BERAT JENIS ZAT CAIR DAN ZAT PADAT

BAB V METODOLOGI. Tahap pelaksanaan percobaan dilakukan dalam tiga tahap, yaitu : memanaskannya pada oven berdasarkan suhu dan waktu sesuai variabel.

BAB III METODE PENELITIAN. digunakan dalam penelitian ini menggunakan belah melintang (cross

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan bulan Oktober 2011,

INSTRUMEN PENILAIAN ASPEK PSIKOMOTOR PRAKTIKUM KIMIA MATERI POKOK TITRASI ASAM BASA

PENENTUAN KADAR ASAM ASETAT DALAM ASAM CUKA DENGAN ALKALIMETRI

BAB III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari Bulan Januari sampai dengan bulan Juni 2015

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK 1 PEMISAHAN KOMPONEN DARI CAMPURAN 11 NOVEMBER 2014 SEPTIA MARISA ABSTRAK

BAB III METODE PENELITIAN

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK DASAR : PIPET, TIMBANGAN, PEMBUATAN LARUTAN

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA II

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Jurusan Pendidikan Kimia dan

2. Eveline Fauziah. 3. Fadil Hardian. 4. Fajar Nugraha

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan di laboratorium kimia D-3 Analis Kesehatan Fakultas Ilmu

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi Pengambilan Sampel dan Tempat Penenlitian. Sampel yang diambil berupa tanaman MHR dan lokasi pengambilan

KIMIA DASAR. Pendahuluan KETEPATAN DAN KETELITIAN PERLAKUAN DATA HASIL ANALISIS DAN KESALAHAN PENGUKURAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Tempat penelitian dilakukan di Laboratorium kimia Analis Kesehatan,

BAB V METODOLOGI. Dalam percobaan yang akan dilakukan dalam 3 tahap, yaitu:

UJIAN PRAKTIKUM KI2121 DASAR-DASAR KIMIA ANALITIK PENENTUAN KADAR BIKARBONAT DALAM SODA KUE

GRAVIMETRI PENENTUAN KADAR FOSFAT DALAM DETERJEN RINSO)

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Rekayasa Bioproses dan Pasca Panen

ANALISIS KESALAHAN DALAM SPEKTROMETRI SERAPAN ATOM (SSA)

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK 1 PERCOBAAN VII TITRASI PENGENDAPAN

LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK PERCOBAAN 3 PENENTUAN BILANGAN KOORDINAI KOMPLEKS TEMBAGA (II)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. 2003). Berdasarkan waktu pelaksanaannya, desain studi yang digunakan

Modul 3 Ujian Praktikum. KI2121 Dasar Dasar Kimia Analitik PENENTUAN KADAR TEMBAGA DALAM KAWAT TEMBAGA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. waterbath, set alat sentrifugase, set alat Kjedalh, AAS, oven dan autoklap, ph

3 Percobaan. Untuk menentukan berat jenis zeolit digunakan larutan benzena (C 6 H 6 ).

TITRASI DENGAN INDIKATOR GABUNGAN DAN DUA INDIKATOR

BAB IV METODE PENELITIAN. 4.1 Sampel. Sampel yang digunakan adalah tanaman nilam yang berasal dari Dusun

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2014 hingga Maret 2015.

Laporan Praktikum Kimia

III. BAHAN DAN METODE. Lampung Timur, Laboratorium Teknologi Hasil Pertanian Politeknik Negeri

r = pengulangan/replikasi 15 faktor nilai derajat kebebasan Penurunan bilangan peroksida pada minyak jelantah.

III. METODOLOGI PERCOBAAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan bulan September

PERCOBAAN POTENSIOMETRI (PENGUKURAN ph)

Emisi gas buang Sumber tidak bergerak Bagian 3: Oksida-oksida sulfur (SO X ) Seksi 2: Cara uji dengan metoda netralisasi titrimetri

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai dengan bulan Juli 2014 di

PERMANGANOMETRI. A. HARI, TANGGAL PRAKTIKUM Hari, tanggal : Maret 2011 Tempat : Laboratorium Kimia Analitik

DEAMINASI TEMPE (TMP)

ENERGI KESETIMBANGAN FASA

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset Kimia Lingkungan Jurusan

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan April hingga bulan September 2013 di

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Kimia Analisis.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset Kimia dan Laboratorium

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Alur penelitian ini seperti ditunjukkan pada diagram alir di bawah ini:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

LABORATORIUM ANALITIK INSTRUMEN

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA II ENERGI KESETIMBANGAN FASA Sabtu, 19 April 2014

PEMERIKSAAN SISA KLOR METODE IODOMETRI

Udara ambien Bagian 8: Cara uji kadar oksidan dengan metoda neutral buffer kalium iodida (NBKI) menggunakan spektrofotometer

Percobaan 6 Penentuan kadar Nikel (II) klorida dengan metoda gravimetri dan volumetri

Udara ambien Bagian 1: Cara uji kadar amoniak (NH 3 ) dengan metoda indofenol menggunakan spektrofotometer


NERACA ANALITIK. yang cukup tinggi. Prinsip kerjanya yaitudengan penggunaan sumber tegangan listrik yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. formula menggunakan HPLC Hitachi D-7000 dilaksanakan di Laboratorium

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA II. Kesetimbangan Fasa. 22 April 2014

Transkripsi:

LAPORAN PRAKTIKUM INSTRUMENTASI DAN PENGUKURAN PENERAAN ALAT UKUR VOLUMETRIK Dosen Pembimbing : Endang Widiastuti Kelompok 5 M Syarif Hidayatullah NIM 111431017 Nadia Luthfi Nuran NIM 111431018 Neng Teti Komala NIM 111431019 Nevy Puspitasari NIM 111431020 Tanggal Percobaan : 15 Maret 2012 Tanggal Penyerahan : 22 Maret 2012 POLITEKNIK NEGERI BANDUNG TEKNIK KIMIA - D3 ANALIS KIMIA Tahun Ajaran 2011-2012

Tanggal Percobaan : 15 Maret 2012 Pembimbing Judul Percobaan Tujuan Percobaan : Ibu Endang W : Peneraan Alat Ukur Volumetrik : Mahasiswa dapat mengkalibrasi peralatan alat ukur volumetrik I. Teori Dasar : Dasar umum dalam peneraan adalah untuk menentukan berat air yang dimuat atau dikeluarkan oleh suatu alat gelas tertentu, kemudian dengan densitas air yang diketahui volume yang betul dapat dihitung. National Bureau of Standaris telah menetapkan 20 o C sebagai suhu untuk mengadakan kalibrasi peralatan gelas, karena suhu Laboratorium biasanya tidak akan tepat 20 o C. Maka peralatan gelas pada hakikatnya, harus dikoreksi apabila digunakan pada suhu lain. Alat perngukur volume merupakan alat bantu yang penting untuk setiap penentuan kuantitatif dari sifat dan fungsi dapat dibedakan : pipet, buret, dan labu takar. Pipet merupakan alat untuk mengukur volume kecil. Pipet volume digunakan untuk mengukur volume tertentu. Pipet harus ditera sebelum digunakan, yaitu pada penggunaan pipet volume tertentu cairan harus mengalir keluar secara kuantitatif. Buret mempunyai ujung pelepasan yang dapat diatur, berupa tabung kaca dengan ukuran isi, 5, 10, 20, atau 50 ml yang bagian bawahnya ditutup dengan keran gelas. Buret ditera melalui pelepasannya. Hasil akhir analisis kimia secara kuantitatif biasanya menunjukkan konsentrasi suatu senyawa di dalam sampel, hasil ini biasanya tidak selalu tepat. Oleh karena itu diperlukan cara untuk mengurangi ketidaktepatan tersebut agar hasilnya bisa dipertanggungjawabkan. Akurasi merupakan tingkat ketepatan antara nilai terukur dengan nilai yang sebenarnya. Presisi adalah tingkat atau derajat ketepatan atau menghasilkan nilayi yang sama untuk setiap pengukuran yang dilakukan secara berulang.

Ada dua kelompok kesalahan dapat mempengaruhi akurasi atau presisi dari nilai terukur. Kesalahan pasti adalah suatu kesalahan yang dapat ditentukan dan dapat dihindari atau koreksi. Kesalahan ini biasanya konstan, misalnya pada kasus timbangan yang tak terkalibrasi yang biasanya digunakan untuk penimbangan. Kesalahan ini kadang-kadang bervariasi, tetapi dapat dihitung dan dikorekksi, seperti suatu buret yang mempunyai kesalahan pada pembacaan volumenya. Kesalahan tak pasti atau kesalahan acak yaitu suatu kesalahan pengukuran yang terjadi secara tak tentu. Kesalahan ini tak dapat diramalkan atau diduga. Kesalahan ini mengikuti pola distribusi acak, jadi persamaan matematika mengenai probabilitas dapat diterapkan pada beberapa kesimpulan dari hasil pengukuran yang mungkin pada sederetan pengukuran. Kesalahan tak pasti sesungguhnya dikarenakan kemampuan yang terbatas dari analis (Anonim, 2000:2-3). Prasyarat pertama untuk pengukuran yang tepat dan membuatnya sampai volume tertentu adalah alat gelas yang memenuhi syarat. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam penetapan volume sebenarnya dari wadah gelas adalah : 1. Berat jenis air tergantung pada suhu, sehingga berat satu liter air bukan 1000 gram untuk semua suhu. 2. Oleh karena gaya tekan udara, yang pada suhu tertentu tergantung pada tekanan barometer, satu wadah dengan volume besar beratnya akan lebih kecil, dibanding apabila ini ditimbang dalam hampa, dan seharusnya diadakan koreksi. 3. Volume wadah gelas berubah-ubah dengan suhu. (Eckschlager, 1984). National Bureau of Standart telah menetapkan suhu untuk mengadakan kalibrasi peralatan gelas. Karena suhu laboratorium biasanya tidak akan tepat 20ºC, maka alat gelas pada hakekatnya harus dikoreksi bila digunakan pada suhu lain, oleh karena kesalahan yang disebabkan oleh pemuaian (atau kontraksi) baik dari bejana itu sendiri maupun larutan yang ada didalamnya (Day, 1981).

Alat pengukur volume merupakan alat bantu yang penting untuk setiap penentuan kualitatif. Dari sifat dan fungsi dapat dibedakan atas pipet, buret, labu ukur, dan gelas ukur. Dalam penggunaan alat ukur volume ini dapat terjadi kesalahan. Salah satunya adalah kesalahan kalibrasi karena volume yang tertera tidak sesuai dengan volume yang sebenarnya (Roth, 1988). Hal-hal yang harus diperhatikan dalam peneraan alat-alat ukur gelas volumetrik antara lain: 1. Koreksi suhu yang tidak sama (a) 2. Koreksi terhadap adanya gaya tekan ke atas dari udara (b) 3. Koreksi adanya pemuaian dari kaca (c) Untuk volume 1 Liter maka a. Koreksi suhu yang tidak sama dapat ditentukan melalui rumus : a = 1000 (1000 x s) x 1000 b. Koreksi adanya gaya tekan ke atas dapat dihitung sebagai berikut Dimana: b = 1000 1000 (a+b+c) x 1 8,4 8,4 adalah berat jenis dari anak timbangan 1 = 1,292052 1 + 0,00976t c. Koreksi dari pemuaian kaca dapat ditentukan melalui rumus berikut ini: ( ) dimana : t = suhu percobaan Jenis Keterangan Alat Pipet Volum (ml) 2 5 10 25 50 100 Batas toleransi 0,006 0,01 0,02 0,025 0,05 0,08 buret Volum (ml) 2 10 50 100 Batas toleransi 0,01 0,02 0,05 0,1

II. Alat dan Bahan No Alat Bahan Banyaknya 1. Buret 50 ml 2 Buah dengan Merk berbeda 2. Erlenmeyer Bertutup 2 buah 3. Gelas kimia 1 buah 4. Corong Gelas 1 buah 5. Statif dan klem 2 buah 6. Neraca analitik 1 Unit 7. Botol semprot 1 buah 8. Kertas Tissue 9. Aquades 150 ml III. Langkah Kerja Membersihkan dan mengeringkan Buret Mengisi buret dengan aquades sebanyak 50 ml(buret tidak bocor) Menyiapkan erlenmeyer bertutup yang telah dibersihkan dan dikeringkan Menimbang Erlenmeyer Kosong Menuangkan isi dari buret ke dalam erlenmeyer sebanyak 5 ml Menimbang Erlenmeyer yang terisi Mengulangi hingga aquades dalam buret habis (penimbangan dilakukan setiap 5 ml hingga 50 ml)

Nama : Neng Teti Komala NIM : 111431019 Nama : Nevy Puspitasari NIM : 111431020 IV. Pengolahan Data dan Pembahasan Percobaan Kalibrasi Buret 4.1. Kondisi Suhu : 25 C Tekanan : 667 mmhg BJ air : 0,99704 g/cm 3 Alat Kalibrasi : Buret 50 ml merk Winteg Din As Berat Volume air(ml) Berat Berat air(g) Erlenmeyer(g) Erlenmeyer+air(g) 81,5693 - - - 81,5693 5 86,5560 4,9867 81,5693 10 91,5208 9,9515 81,5693 15 96,5102 14,9409 81,5693 20 101,4912 19,9219 81,5693 25 106,5015 24,9322 81,5693 30 111,4824 29,9131 81,5693 35 116,5113 34,9420 81,5693 40 121,5284 39,9591 81,5693 45 126,5246 44,9553 81,5693 50 131,4971 49,9278

4.2. Perhitungan 1. Perhitungan Faktor Koreksi (a) * ( )+ * ( )+ 2. Koreksi terhadap tekanan (b) b = x 0,99704 x 1000 b = 875,03379 mg 3. Koreksi pemuaian kaca(c) c = 1000 (20 C - 25 C ) x 0,025 c = - 125 mg 4. Jumlah factor koreksi Faktor koreksi = a +b + c = 2960 mg + 875,03379 mg - 125 mg = 3710,03379 mg Koreksi untuk alat ukur buret 50mL Faktor koreksi =

5. Pengolahan Data Volume Sebenarnya Perhitungan Volume 5 ml Massa Air Seharusnya = (5 ml x = 4,7997 gram 3 ) - 0,18550 g Massa Air Pengukuran = (Massa Erlenmeyer +air)- Massa Erlenmeyer kosong = 86,5560 gram - 81,5693gram = Volume sebenarnya = x volume skala = x 5 ml = 5,1948 ml % Penyimpangan = x 100 % =3,896 % Tabel % Penyimpangan untuk masing-masing volume Aquades No Volume Massa Air Volume Air % Penyimpangan Air (ml) Sebenarnya (g) Sebenarnya (ml) 1. 5 4,7997 5,1948 3,896% 2. 10 9,7849 10.1703 1,703% 3. 15 14,7701 15,1734 1,156% 4. 20 19,7553 20,1686 0,843% 5. 25 24,7405 25,1937 0,774% 6. 30 29,7257 30,1891 0,630% 7. 35 34,7109 35,2330 0,665% 8. 40 39,6961 40,2650 0,662% 9. 45 44,6813 45,2759 0,613% 10. 50 49,6665 50,2630 0,526%

% penyimpangan Berikut adalah grafik perbandingan volume terhadap % penyimpangan: 4.500% 4.000% 3.500% 3.000% 2.500% 2.000% 1.500% 1.000% 0.500% Kurva Volum terhadap % penyimpangan 0.000% 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 Volume 4.3. Pembahasan Pada percobaan ini dilakukan kalibrasi buret yang memiliki volume yang sama yaitu 50 ml tetapi berbeda merk. Pada kalibrasi buret ini, larutan yang digunakan adalah aquadest. Percobaan dilakukan dengan menimbang aquadest pada volume tertentu. Jika massa jenis air diketahui, maka dapat diketahui volume yang sebenarnya. Pada percobaan ini dilakukan 2 buah kalibrasi buret yaitu bermerk assistan wheastern germany dan buret bermerk Witeg Din AS yang memiliki volume yang sama yaitu 50 ml. Pada kalibrasi ini, penimbangan dilakukan setiap penambahan 5 ml hingga total jumlah penambahannya sebanyak 50 ml. Sebelum dikalibrasi, erlenmeyer kosong ditimbang terlebih dahulu agar dapat diketahui berat aquadest yang ditambahkan. Erlenmeyer kosong yang ditimbang haruslah bersih dan kering. Haruslah bersih dimaksudkan agar tidak ada pengotor yang tertimbang dan haruslah kering dimaksudkan agar tidak ada aquadest ataupun air yang ikut tertimbang. Buret yang digunakan pun haruslah bersih dan kering,

agar pada saat pengukuran penambahan 5 ml aquadest dari buret, benar-benar tepat dan tidak ada tetesan air yang mengalir dari dinding buret sehingga penambahan volume akan tepat. Erlenmeyer yang digunakan adalah erlenmeyer tutup asah. Hal ini dikarenakan kalibrasi buret harus dilakukan dengan tepat dan teliti, sehingga penimbangan aquadest maupun penimbangan erlenmeyer kosong haruslah tepat, artinya tidak ada udara yang ikut tertimbang. Apabila tidak memakai tutup asah, artinya adanya kemungkinan udara yang ikut tertimbang sehingga kalibrasinya tidak akan tepat. Kalibrasi buret bermerk Witeg Din AS Pada kalibrasi buret bermerk Witeg Din AS ini, setelah data diolah dan dibuat kurva, dapat dilihat bahwa persen penyimpangan lebih besar saat volume yang keluar dari buret sedikit. Pada kurva saat volume 5 ml menuju volume 10mL kurva menurun tajam dan pada volume 10mL hingga 50mL bentuk kurva tidak terlalu menurun tajam. Pada grafik dapat ditunjukkan bahwa bentuk kurva menurun. Ini menunjukkan bahwa semakin banyak volume yang keluar dari buret, maka persen penyimpangannya semakin kecil. Pada logikanya, apabila 1ml penyimpangan pada pelepasan buret sebanyak 5 ml, tentunya persen penyimpangannya akan besar, begitupun sebaliknya apabila 1mL penyimpangan pada pelepasan buret 50 ml tentunya persen penyimpangannya akan lebih kecil. Pada percobaan, secara berurutan volume yang dikeluarkan buret semakin banyak, otomatis persen penyimpangannya pun semakin kecil, karena banyaknya selisih volume air yang sebenarnya dengan volume yang terukur dibagi dengan volume yang semakin besar, sehingga persen volume semakin kecil seiring dengan bertambahnya volume yang keluar dari buret. Berdasarkan data percobaan, persen penyimpangan terkecil adalah pada volume 50 ml, sehingga volume ini baik untuk titrasi. Karena pada volume 50 ml yang memiliki persen penyimpangan terkecil di pakai untuk titrasi menyebabkan kemungkinan kesimpangan/kesalahan titrasi adalah minimum.

Nama : M. Syarif Hidayatullah NIM : 111431017 Nama : Nadia Lutfi Nuran NIM : 111431018 V. Pengolahan Data dan Pembahasan Percobaan Kalibrasi Buret 5.1. Kondisi Suhu : 25 C Tekanan : 667 mmhg BJ air : 0,99704 g/cm 3 Alat Kalibrasi : Buret 50 ml merk 5.2. Perhitungan 1. Perhitungan Faktor Koreksi (a) * ( )+ * ( )+ 2. Koreksi terhadap tekanan (b) b = x 0,99704 x 1000 b = 875,03379 mg 3. Koreksi pemuaian kaca(c) c = 1000 (20 C - 25 C ) x 0,025 c = - 125 mg

4. Jumlah factor koreksi Faktor koreksi = a + b + c = 2960 mg + 875,03379 mg - 125 mg = 3710,03379 mg Koreksi untuk alat ukur buret 50 ml Faktor koreksi = x 3710,03379 = 185,50169 mg = 0,18550 g = 0,18 g 5. Pengolahan Data Volume Sebenarnya Perhitungan Volume 5 ml 3 Massa Air Seharusnya = (5 ml x ) - 0,18 g = 4,8052 gram Massa Air Pengukuran = (Massa Erlenmeyer +air)- Massa Erlenmeyer kosong = 69,8035 gram 64,8798 gram = Volume sebenarnya = x volume skala = x 5 ml = 5,12 ml % Penyimpangan = x 100 % = 2,4 %

% penyimpangan Tabel % Penyimpangan untuk masing-masing Volume Aquades No Volume (ml) Volume sesungguhnya (ml) Massa Perhitungan (gram) Massa Pengukuran % Penyimpangan 1 5 5,12 4,80520 gram 2,40% 2 10 10,12 9,79040 gram 1,20% 3 15 15,14 14,7756 14,9142 gram 0,93% 4 20 20,18 19,7608 19,9424 gram 0,91% 5 25 25,21 24,7460 24,9594 gram 0,86% 6 30 30,21 29,7312 29,9463 gram 0,72% 7 35 35,23 34,7164 34,9526 gram 0,68% 8 40 40,23 39,7016 39,9303 gram 0,57% 9 45 45,23 44,6868 44,9209 gram 0,52% 10 50 50,24 49,6720 49,9201 gram 0,49% Berikut adalah grafik perbandingan volume terhadap % penyimpangan: 3.00% 2.50% Kurva Volum terhadap % penyimpangan 2.00% 1.50% 1.00% 0.50% 0.00% 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 Volume

5.3. Pembahasan Kalibrasi buret bermerk assistan wheastern germany Dalam sebuah praktikum, keberadaan alat ukur sangatlah diperlukan. Untuk mengukur volume suatu cairan, ada beberapa jenis alat ukur yang dapat digunakan yaitu gelas ukur, pipet volum, buret,gelas kimia dll. Pada praktikum kali ini alat yang digunakan untuk di kaliberasi ialah buret 50mL namun dengan merk yang berbeda. Dasar dari sebuah peneraan ialah untuk menentukan berat air yang dimuat atau dikeluarkan oleh suatu alat gelas tertentu, kemudian dengan densitas air volume yang sebenarnya dapat dihitung. Diperlukan juga data suhu, tekanan, dan densitas air, karena factor tersebut mempengaruhi factor koreksi dan mempengaruhi pada % penyimpangan yang terjadi pada saat praktikum. Semakin tinggi suhu maka densitas air berkurang, ini akan mempengaruhi factor koreksi, namun pada saat praktek tidak dilakukan pengecekan densitas maka diambilah suhu ruang untuk menentukan densitas. Pada percobaan ini, volume sesungguhnya yang didapat yaitu 50.24 berbeda 0,24 ml. Nilai ini sangat jauh dengan batas toleransinya yaitu 0.05 ml. Penyimpangan yang terjadi semakin kecil setiap penambahan volume air.

VI. Kesimpulan Jadi, Berdasarkan kalibrasi yang telah dilakukan pada buret yang bermerk assistan wheastern germany bervolume 50mL dan buret bermerk Witeg Din AS bervolume 50 ml, persen penyimpangan pada buret assistan wheastern germany lebih kecil dibanding persen penyimpangan pada buret Witeg Din AS. Sehingga buret bermerk assistan wheastern germany bervolume 50 ml memiliki ketelitian yang lebih tinggi dibanding buret bermerk Witeg Din AS bervolume 50 ml.

Daftar Pustaka Rahmat, Nur Mifta. Kimia Analitik Peneraan Volumetri, (online), (http://duniainikecil.wordpress.com/2009/12/17/3peneraan-volumetrialat-gelas/http://catatankimia.com/catatan/kalibrasi-buret.html, diunduh 20 Maret 2012 pkl 16.58) Anonim, Water, (online), (http://en.wikipedia.org/wiki/water_(data_page), diunduh 20 Maret 2012 pkl 20.48)