Analisis Kredit. Analisa Laporan Keuangan Kelas CA. Nadia Damayanti Ranita Ramadhani

dokumen-dokumen yang mirip
2. Pembayaran sewa minimum masa sewa operasi noncancelable perjanjian.

Analisis Aktivitas Pendanaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Laporan Keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. laporan, serta penginterpretasian atas hasilnya sehingga dapat digunakan oleh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tunggal Tbk bertujuan untuk mengetahui pengaruh perputaran piutang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

M.Andryzal fajar

Pengaruh Arus Kas Terhadap Pembagian Dividen Tunai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

MAKALAH ANALISIS LAPORAN KEUANGAN ANALISIS ARUS KAS

BAB I PENDAHULUAN. dunia usaha di Indonesia. Perusahaan yang ingin bertahan dan sukses, haruslah

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di perusahaan yang berskala nasional yaitu PT.Cipta

JUMLAH AKTIVA

BAB I PENDAHULUAN. persaingan antar perusahaan dalam melakukan kegiatan ekonomi menjadi sangat

BAB II LANDASAN TEORITIS

Alat analisis laporan keuangan H A S B I A N A D A L I M U N T H E S E., M. A K

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Untuk membelanjai operasi perusahaan dari hari ke hari, misalnya untuk

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kinerja Keuangan 2.2. Laporan Keuangan

ANALISIS KEUANGAN PT. PLN (Persero)

Analisis Laporan Keuangan PT. UNILEVER Indonesia, Tbk Periode Tahun

BAB II KERANGKA TEORITIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Modal Kerja. dan biaya-biaya lainnya, setiap perusahaan perlu menyediakan modal

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pecking Order Theory menurut Myers (1984), menyatakan bahwa perusahaan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS PROSPEKTIF PROSES PROYEKSI. 1. Proyeksi Laporan Keuangan. a. Proyeksi Laporan Laba Rugi

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kaitannya dengan operasional perusahaan sehari-hari. Modal kerja yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN TEORITIS

WARMING UP : Buatlah Neraca dan Laba Rugi

BAB I PENDAHULUAN. Situasi perekonomian global dan perdagangan bebas saat ini membuat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan. Modal kerja merupakan kekayaan atau aset yang diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebanyak 25 perusahaan baru di tahun 2011, 23 perusahaan baru di

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rasio hutang disebut juga dengan rasio leverage. Rasio leverage

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan menginginkan keuntungan yang optimal atas usaha yang dijalankannya.

BAB II LANDASAN TEORI

LAPORAN KEUANGNAN DAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN. Febriyanto, S.E., M.M.

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II LANDASAN TEORI. keuangan, jadi laporan keuangan merupakan suatu ringkasan transaksi yang

METADATA INFORMASI DASAR

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN. suatu perusahaan dalam periode tertentu. Salah satu cara dalam penilaian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. Likuiditas merupakan suatu indikator yang mengukur kemampuan perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Makanan dan minuman merupakan kebutuhan pokok untuk masyarakat. merupakan perusahaan yang sudah go public.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. defenisi dari modal kerja, kas, piutang dan persediaan.

BAHAN AJAR Jurusan : Administrasi Bisnis Konsentrasi : Mata Kuliah : Pengantar Bisnis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian analisis Laporan Keuangan. tentang definisi analisis laporan keuangan:

BAB I PENDAHULUAN. keadaan perekonomian sejak bulan Oktober 2014 hingga saat ini masih

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Laporan Keuangan Sebagai Obyek Penelitian

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN. dan dapat dipercaya untuk menilai kinerja perusahaan dan hasil dari suatu

II. LANDASAN TEORI. dengan menggunakan aktiva lancar yang tersedia. Menurut Brigham dan Houston,

ANALISIS AKTIVITAS INVESTASI

BAB II KAJIAN PUSTAKA. saat tertentu atau jangka waktu tertentu. Menurut Hery (2012:3) laporan keuangan

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISIS PERKEMBANGAN PT ANEKA TAMBANG DITINJAU DARI ANALISIS LAPORAN KEUANGAN BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perekonomian, laporan keuangan merupakan suatu media penting

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Sharpe et al (dalam, Setiyono 2016) pengumuman informasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian dan Karakteristik Laba. dengan pendapatan tersebut. Pengertian laba menurut Harahap (2008:113)

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN. dan interprestasi terhadap laporan keuangan badan yang bersangkutan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kelangsungan hidup perusahaan. Keberhasilan suatu perusahaan tidak hanya

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. kreditur, serta pihak manajemen perusahaan itu sendiri. Selain itu pendanaan

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Laporan keuangan adalah media yang dapat dipakai untuk meneliti kondisi kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. maksimal seperti yang telah ditargetkan, perusahaan dapat berbuat banyak bagi

ANALISIS PROSPEKTIF PROSES PROYEKSI. 1. Proyeksi Laporan Keuangan. a. Proyeksi Laporan Laba Rugi

PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN No. 9 PENYAJIAN AKTIVA LANCAR DAN KEWAJIBAN JANGKA PENDEK

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi di Indonesia adalah pasar modal. Pasar modal efektif

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. Konsep Laporan Keuangan dan Akuntansi. II.1.1. Pengertian Laporan Keuangan dan Akuntansi

AKTIVA LANCAR Kas dan setara kas 2c,2e,4, Penyertaan sementara 2c,2f,

BAB III PEMBAHASAN. Menurut Veithzal et al (2012:616), laporan keuangan adalah laporan periodik

BAB II LANDASAN TEORI. Pada Umumnya Laporan Keuangan terdiri dari 4 laporan penting, yaitu: neraca,

BAB 7 LAPORAN ARUS KAS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Catatan 31 Maret Maret 2010

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab 9 Teori Rasio Keuangan

PT MUSTIKA RATU Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN

BAB IV ANALISA MASALAH DAN PEMBAHASAN. PT. PLN P3B sesuai Keputusan Direksi memiliki peran dan tugas untuk

BAB II LANDASAN TEORI. Kebijakan dividen (dividend policy) adalah keputusan apakah laba yang diperoleh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dapat pula dimaksudkan sebagai dana yang tersedia untuk membiayai kegiatan

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PERNYATAAN NO. 03 LAPORAN ARUS KAS

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II BAHAN RUJUKAN

Transkripsi:

Analisis Kredit Analisa Laporan Keuangan Kelas CA Nadia Damayanti 115020300111008 Ranita Ramadhani 115020300111037

ANALISIS KREDIT LIKUIDITAS DAN MODAL KERJA Likuiditas adalah kemampuan untuk mengubah aset menjadi kas atau untuk mendapatkan uang tunai untuk memenuhi kewajiban jangka pendek. Jangka pendek secara konvensional dipandang sebagai jangka waktu sampai dengan satu tahun, meskipun diidentifikasi dengan siklus operasi normal perusahaan. Pentingnya likuiditas terbaik dilihat dengan mempertimbangkan dampak yang berasal dari ketidakmampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendek. Likuiditas adalah masalah derajat.!urangnya likuiditas mencegah perusahaan dari mengambil keuntungan dari diskon yang menguntungkan atau peluang yang menguntungkan. Masalah likuiditas yang lebih ekstrim mencerminkan ketidakmampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban saat ini. Hal ini dapat menyebabkan penjualan paksa atas investasi dan aset lainnya dengan harga berkurang dan, dalam bentuk yang paling parah, insolvabilitas dan kebangkrutan modal kerja didefinisikan sebagai kelebihan aktiva lancar atas kewajiban lancar. Hal ini penting sebagai ukuran aset likuid yang menyediakan bantal pengaman kepada kreditor. Hal ini juga penting dalam mengukur cadangan cair tersedia untuk memenuhi kontinjensi dan ketidakpastian seputar keseimbangan perusahaan dari arus kas masuk dan arus keluar. Aktiva Lancar dan Kewajiban Lancar Aktiva lancar adalah kas dan aset lainnya yang diharapkan dapat diubah menjadi (1) dalam bentuk kas atau (2) dijual atau dikonsumsi dalam satu tahun (atau siklus operasi normal perusahaan jika lebih besar dari satu tahun). Akun-akun neraca yang biasanya dimasukkan sebagai aset lancar adalah kas, surat berharga yang jatuh tempo dalam tahun fiskal berikutnya, piutang, persediaan, dan biaya dibayar di muka. Kewajiban lancar adalah kewajiban diharapkan puas dalam waktu yang relatif singkat, biasanya satu tahun. Kewajiban lancar biasanya

meliputi hutang, wesel bayar, hutang bank jangka pendek, hutang pajak, biaya masih harus dibayar, dan bagian lancar utang jangka panjang. Analisis harus menilai apakah semua kewajiban saat ini dengan tingkat probabilitas pembayaran yang tinggi akan dilaporkan sebagai kewajiban lancar. Ukuran Likuiditas Modal Kerja Perjanjian kredit dan obligasi sering mengandung ketentuan untuk pemeliharaan tingkat modal kerja minimum. Analis keuangan menilai besarnya modal kerja untuk keputusan investasi dan rekomendasi. Instansi pemerintah menghitung total modal kerja untuk membuat peraturan dan kebijakan. Dan diterbitkan laporan keuangan yang membedakan antara aset dan kewajiban lancar dengan tidak lancar adalah jawaban untuk kebutuhan ini. Namun, jumlah modal kerja adalah lebih relevan untuk keputusan pengguna bila terkait variabel keuangan utama lainnya seperti penjualan atau total aset. Relevansi dari Rasio Lancar Alasan digunakannya rasio lancar secara luas sebagai ukuran likuiditas mencakup kemampuannyauntuk mengukur: Kemampuan memenui kewajiban lancar. Semakin tinggi jumlah (kelipatan) dari aktiva lancar terhadap kewajiban lancar, maka keyakinan yang lebih besar yang kita miliki bahwa kewajiban lancar akan dibayar. Penyangga kerugian. Semakin besar penyangga, semakin rendah risiko. Rasio lancar menunjukkan tingkat keamanan tersedia untuk menutup dalam penurunan aktiva lancar non kas pada saat aset tersebut akan dilepas atau dilikuidasi. Cadangan dana lancar. Rasio lancar merupakan ukuran tingkat keamanan terhadap ketidakpastian dan kejutan untuk arus kas perusahaan. Seperti pemogokan dan kerugian luar biasa

Keterbatasan Rasio Lancar Langkah pertama dalam evaluasi kritis rasio lancar sebagai alat untuk analisis solvabilitas jangka pendek dan jangka panjang adalahmemeriksa pembilang dan penyebutnya. Jika kita mendefinisikan likuiditas sebagai kemampuan untuk memenuhi arus kas dengan arus kas yang memadai, termasuk penyisihan penurunan tak terduga dalam arus masuk atau peningkatan arus keluar, maka tepat bagi kita untuk bertanya: apakah rasio lancar mencakup faktor-faktor penting dari likuiditas dan secara khusus, apakah rasio lancar: Mengukur dan memprediksi pola arus kas masa depan dan keluar 6 Mengukur kecukupan arus kas masa depan untuk arus keluar 6 Jawaban atas kedua pertanyaan ini umumnya tidak. Rasio lancar adalah ukuran statis sumber daya yang tersedia pada suatu titik pada waktunya untuk memenuhi kewajiban saat ini. Reservoir saat ini sumber daya kas tidak memiliki hubungan logis atau kausal untuk arus kas masa depan. Namun arus kas masa depan adalah indikator terbesar dari likuiditas. Arus kas ini tergantung pada faktor-faktor dikeluarkan dari rasio, termasuk penjualan, pengeluaran kas, keuntungan, dan perubahan kondisi bisnis. Untuk memperjelas keterbatasan ini, kita perlu mengkaji lebih erat masing-masing komponen rasio lancar. Pembilang dari Rasio Lancar Kas dan Setara Kas. Kas yang dimiliki oleh sebuah perusahaan yang dikelola dengan baik terutama dari cadangan pencegahan yang dimaksudkan untuk menjaga terhadap ketidakseimbangan kas jangka pendek. /ebagai contoh,penjualan dapat menurun lebih cepat daripada pengeluaran kas untuk pembelian dan biaya dalampenurunan bisnis, yang membutuhkan ketersediaan kelebihan uang tunai. Surat Berharga yang Diperjualbelikan. Kas yang melebihi cadangan pencegahan sering dihabiskan untuk investasi sekuritas dengan return

melebihi dibandingkan setara kas. Investasi ini cukup dianggap tersedia untuk melunasi kewajiban lancar. Piutang Usaha. Faktor penentu utama piutang adalah penjualan. Hubungan piutang dengan penjualan diatur oleh kebijakan kredit dan metode penagihan. Perubahan piutang sesuai dengan perubahan dalam penjualan, meski tidak harus selalu proporsional. Persediaan. Seperti piutang, penentu utama persediaan adalah penjualan atau taksiran penjualan, bukan tingkat kewajiban lancar. Karena penjualan adalah fungsi permintaan dan penawaran, metode manajemen persediaan (seperti pesanan ekonomis kuantitas, tingkat persediaan pengaman, dan menyusun ulang poin) mempertahankan kenaikan persediaan bervariasi tidak sebanding dengan permintaan tetapi dengan jumlah yang lebih kecil. Beban Dibayar di muka. Beban dibayar dimuka adalah pengeluaran untuk manfaat masa depan.!arena manfaat ini biasanya diterima dalam waktu satu tahun siklus operasi perusahaan, mereka tidak mengubah pengeluaran dana lancar. Penyebut Rasio Lancar Kewajiban lancar adalah fokus dari rasio lancar. Mereka adalah sumber uang tunai dalam piutang cara yang sama dan persediaan menggunakan uang tunai. Kewajiban lancar terutama ditentukan oleh penjualan, dan kemampuan perusahaan untuk menemui mereka saat jatuh tempo adalah obyek langkah-langkah modal kerja. Sebagai contoh, karena pembelian yang menimbulkan hutang adalah fungsi penjualan, hutang berbeda dengan penjualan. Selama penjualan tetap konstan atau meningkat, pembayaran kewajiban lancar adalah kegiatan pendanaan. 3alam hal ini komponen rasio lancar memberikan sedikit, jika ada, pengakuan terhadap kegiatan ini atau dampaknya pada arus kas masa depan.

Selain itu, kewajiban lancar masuk ke dalam perhitungan rasio lancar tidak termasuk calon pengeluaran kas, sebagai contoh adalah komitmen tertentu dalam kontrak konstruksi, pinjaman, sewa, dan pensiun. Menggunakan Rasio Lancar untuk Analisis Dari pembahasan tentang rasio lancar, dapat ditarik setidaknya tiga kesimpulan. 1. Likuiditas tergantung untuk sebagian besar pada arus kas prospektif dan pada tingkat lebih rendah pada tingkat kas dan setara kas. 2. Tidak ada hubungan langsung ada antara saldo akun modal kerja dan kemungkinan pola arus kas masa depan. 3. Kebijakan manajerial mengenai piutang dan persediaan diarahkan terutamapada pemanfaatan aset yang efisien dan menguntungkan dan kemudian adalah likuiditas. Analisis Komparatif Menganalisis tren di rasio lancar sering berguna. perubahan rasio lancar dari waktu ke waktu, bagaimanapun, harus ditafsirkan dengan hati-hati. Perubahan rasio ini tidak selalu berarti perubahan dalam likuiditas atau kinerja operasi. Sebagai contoh, selama resesi perusahaan mungkin terus membayar kewajiban saat ini, sementara persediaan dan piutang menumpuk, menghasilkan peningkatan rasio lancar. Sebaliknya, dalam periode sukses, peningkatan hutang pajak dapat menurunkan rasio lancar. Ekspansi perusahaan sering menyertai keberhasilan operasi dapat membuat kebutuhan modal kerja yang lebih besar. Pengurangan kemakmuran dalam likuiditas akan menurunkan rasio lancar dan merupakan hasil tentang ekspansi perusahaan ditemani oleh peningkatan modal kerja. Manajemen rasio Analisis ini harus memperhatikan *manajemen* tentang rasio lancar, juga dikenal sebagai window dressing. Menjelang penutupan periode,

manajemen kadang-kadang akan menekan pengumpulan piutang, mengurangi persediaan di bawah tingkat normal, dan menunda pembelian normal. penerimaan dari kegiatan ini kemudian digunakan untuk melunasi kewajiban lancar. Efek dari kegiatan ini adalah untuk meningkatkan rasio lancar Analisis Aturan Umum Aturan yang sering diterapkan adalah jika rasio lancar 2:1 atau lebih baik, maka perusahaan akan sehat secara finansial, sedangkan rasio di bawah 2:1 menunjukkan peningkatan risiko likuiditas. Aturan 2;1 menunjukkan bahwa terdapat $2 aktiva lancar yang tersedia untuk setiap $1kewajiban lancar, atau dilihat dari sisi lain, nilai aktiva lancar dalam likuidasi dapat menyusut sebanyak 50% dan masih menutupi kewajiban lancar. Sebuah rasio lancar jauh lebih tinggi dari 2:1 sementara menyiratkan cakupan unggul kewajiban lancar, bisa menandakan tidak efisiennya penggunaan sumber daya dan mengurangi tingkat pengembalian. Evaluasi tentang rasio lancar dengan aturan lain akan diragukan karena dua alasan, yaitu: 1. Kualitas aktiva lancar dan komposisi kewajiban lancar yang lebih pentingdalam mengevaluasi rasio lancar (misalnya, dua perusahaan dengan identikrasio saat ini dapat menimbulkan risiko substansial berbeda karena variasi dalamkualitas komponen modal kerja). 2. Kebutuhan modal kerja bervariasi dengan kondisi industri dan panjang dari siklus perdagangan bersih perusahaan. Analisis Siklus Perdagangan Bersih Kebutuhan modal kerja suatu perusahaan dipengaruhi oleh investasi persediaan yang diinginkan dan hubungan antara persyaratan kredit dari pemasok dan mereka diperluas ke pelanggan. Ukuran Likuiditas Berbasis Kas Rasio

Kas dan setara kas adalah akun yang paling likuid dari aktiva lancar. Pada bagian ini, kita meneliti langkah-langkah ratio berbasis kas likuiditas Rasio Kas Terhadap Aset Lancar Rasio aset serupa kas terhadap total aktiva lancar merupakan salah satu ukuran tingkat likuiditas aktiva lancar. Langkah ini, yang dikenal sebagai rasio kas terhadap aset lancar, dihitung sebagai berikut. Semakin tinggi rasio ini, maka semakin likuid asset lancar. Rasio Kas terhadap kewajiban Lancar Kecukupan kas rasio yang mengukur lain adalah rasio kas terhadap kewajiban Lancar. Hal ini dihitung sebagai berikut Semakin besar rasio ini, maka semakin banyak kas yang tersedia untuk membayar kewajiban lancar. ANALISIS LIKUIDITAS BERDASARKAN AKTIVITAS OPERASI Ukuran likuiditas berdasarkan aktivitas operasi penting dalam analisis kredit. Bagian ini membahas tiga langkah aktivitas operasi berbasis pada piutang, persediaan, dan kewajiban lancar. Ukuran Likuiditas Piutang Usaha Sebagian besar perusahaan menjual secara kredit, rekening dan wesel tagih merupakan bagian penting dari modal kerja. Dalam menilai likuiditas, termasuk kualitas modal kerja dan rasio lancar, maka perlu untuk mengukur kualitas dan likuiditas piutang. Baik kualitas dan likuiditas piutang dipengaruhi oleh tingkat turnover mereka. Kualitas mengacu pada kemungkinan koleksi tanpa kehilangan. Sebuah ukuran

kemungkinan ini adalah proporsi piutang dalam hal pembayaran yang ditetapkan oleh perusahaan. Pengalaman menunjukkan bahwa piutang lama yang beredar di luar tanggal jatuh tempo mereka, akan semakin rendah kemungkinan tertagih. Tingkat turnover mereka merupakan indikator umur piutang. Indikator ini sangat berguna bila dibandingkan dengan tingkat turnover yang diharapkan dihitung dengan menggunakan persyaratan kredit yang diijinkan. Likuiditas mengacu pada kecepatan dalam mengkonversi piutang menjadi kas. Tingkat perputaran piutang adalah ukuran kecepatan ini. Perputaran Piutang usaha Rasio perputaran piutang usaha dihitung sebagai berikut: Piutang dari penjualan normal harus dimasukkan ketika menghitung perputaran piutang. Kita juga harus mencakup hanya penjualan kredit ketika menghitung rasio ini karena penjualan tunai tidak menciptakan piutang. Sejak laporan keuangan jarang secara terpisah mengungkapkan tunai dan penjualan kredit, analisis kami sering harus menghitung rasio ini menggunakan total penjualan bersih (yaitu, dengan asumsi penjualan tunai tidak signifikan). Jika penjualan tunai tidak signifikan, maka rasio ini kurang berguna. Namun, jika proporsi penjualan tunai terhadap total penjualan relatif stabil, maka tahun ke tahun perbandingan perubahan dalam rasio perputaran piutang dapat diandalkan. Cara yang paling langsung bagi kita untuk menentukan piutang rata-rata piutang adalah dengan menambahkan awal dan akhir piutang untuk periode dan dibagi dengan dua. Menggunakan angka bulanan atau kuartalan menghasilkan perkiraan yang lebih akurat. Semakin bahwa penjualan berfluktuasi, semakin besar kemungkinan rasio ini terdistorsi. Rasio perputaran piutang menunjukkan seberapa sering, rata-rata, piutang berputar yaitu, yang diterima dan dikumpulkan selama setahun.

Jumlah hari dalam Menagih Piutang Meskipun rasio perputaran piutang usaha mengukur kecepatan penagihan dan berguna untuk tujuan perbandingan, tidak langsung dibandingkan dengan kondisi perdagangan perusahaan yang ke pelanggan. Perbandingan ini dibuat dengan mengubah rasio perputaran menjadi hari untuk menagih piutang. Jumlah hari penagihan piutang adalah jumlah hari yang dibutuhkan, secara rata-rata, untuk menagih piutang berdasarkan saldo akhir tahun piutang. Hal ini dihitung dengan membagi piutang dengan rata-rata penjualan harian sebagai berikut: Interpretasi Ukuran Likuiditas Piutang Tingkat perputaran piutang dan periode penagihan akan berguna dibandingkan dengan rata-rata industri atau dengan perjanjian kredit yang diberikan oleh perusahaan. Ketika periode penagihan dibandingkan dengan perjanjian penjualan yang diperbolehkan oleh perusahaan, kita dapat menilai sejauh mana pelanggan yang membayar tepat waktu. Misalnya, jika perjanjian kredit biasa dijual 40 hari, maka periode pengumpulan piutang dari 75 hari mencerminkan satu atau lebih dari kondisi berikut: Usaha penagihan yang buruk. Keterlambatan pembayaran pelanggan. Pelanggan dalam kesulitan keuangan Kondisi pertama menuntut tindakan korektif manajerial, sementara dua lainnya merefleksikan kualitas dan likuiditas piutang dan menuntut tindakan manajerial yang bijaksana. Langkah awal adalah untuk menentukan apakah piutang mewakili aktivitas penjualan perusahaan.

Ukuran Perputaran Persediaan Persediaan sering merupakan bagian penting dari aktiva lancar. Alasan untuk ini sering tidak ada hubungannya dengan kebutuhan perusahaan untuk mempertahankan dana cair yang memadai. Persediaan adalah investasi yang dilakukan untuk tujuan memperoleh kembali melalui penjualan kepada pelanggan. Pada kebanyakan perusahaan, tingkat tertentu persediaan harus disimpan. Jika persediaan tidak memadai, volume penjualan menurun di bawah tingkat yang dapat dicapai. Sebaliknya, persediaan yang berlebihan mengekspos perusahaan untuk biaya penyimpanan, asuransi, pajak, usang, dan kerusakan fisik. Persediaan berlebihan juga mengikat dana yang dapat digunakan lebih menguntungkan di tempat lain. Karena risiko dalam menyimpan persediaan, dan mengingat bahwa persediaan selanjutnya dihapus dari kas dari piutang tersebut, mereka biasanya dianggap sebagai aset lancar yang paling tidak likuid. Evaluasi kami likuiditas jangka pendek dan modal kerja, yang melibatkan persediaan, harus menyertakan evaluasi kualitas dan likuiditas persediaan. Ukuran perputaran persediaan adalah alat yang sangat baik untuk analisis ini. Perputaran Persediaan Rasio perputaran persediaan mengukur rata-rata kecepatan di mana persediaan bergerak melalui dan keluar dari perusahaan. erputaran persediaan dihitung sebagai berikut Agar konsistensi mengharuskan kita menggunakan harga pokok penjualan dalam pembilang karena, seperti persediaan, dilaporkan biaya. Jumlah, sebaliknya, termasuk margin keuntungan. Rata-rata persediaan dihitung dengan menambahkan awal dan akhir saldo persediaan, dan membaginya dengan dua. Perhitungan rata-rata ini dapat disempurnakan dengan ratarata angka persediaan triwulanan atau bulanan. Ketika kita tertarik dalam mengevaluasi tingkat persediaan pada tanggal tertentu, seperti akhir

tahun, kita menghitung rasio perputaran persediaan dengan menggunakan saldo persediaan pada tanggal tersebut di penyebut. Jumlah hari Penjualan dalam Persediaan Ukuran lain perputaran persediaan berguna dalam menilai pembelian dan produksi kebijakan perusahaan adalah jumlah hari penjualan dalam persediaan, dihitung sebagai berikut: Rasio ini memberitahu kita adalah jumlah hari yang diperlukan untuk menjual persediaan akhir dengan asumsi tingkat tertentu penjualan. STRUKTUR MODAL DAN SOLVABILITAS Dasar-Dasar Solvabilitas Analisis solvabilitas memiliki beberapa elemen kunci, salah satunya analisis struktur modal. Struktur modal mengacu pada sumber pendanaan perusahaan. Pendanaan dapat diperoleh dari modal ekuitas yang relative permanen hingga sumber pendanaan jangka pendek sementara yang lebih berisiko. Elemen kunci solvabilitas jangka panjang lainnya adalah laba atau kemampuan menghasilkan laba yang menunjukkan kemampuan berulang untuk menghasilkan kas dari operasi. Arus laba yang stabil merupakan ukuran penting atas kemampuan perusahaan untuk meminjam saat kekurangan kas. Hal itu juga merupakan ukuran kemampuan perusahaan untuk bangkit dari kondisi kesulitan keuangan. Memberi pinjaman biasanya melindungi diri mereka dari kemungkinan gagal bayar dengan memberi persyaratan utang. Menekankan ukuran kekuatan keuangan utama seperti rasio lancar dan rasio utang terhadap ekuitas. Menghindari penerbitan utang tambahan. Memastikan tidak adanya pengeluaran sumber daya perusahaan melalui dividen yang berlebihan atau akuisisi. Pentingnya Struktur Modal

Struktur modal merupakan pendanaan ekuitas dan utang pada suatu perusahaan yang sering dihitung berdasarkan besaran relative berbagai sumber pendanaan. Karakteristik Utang dan Ekuitas Kepentingan untuk menganalisis struktur modal berasal dari berbagai perspektif, salah satunya adalah perbedaan antara utang dan ekuitas. Ekuitas (Equity) mengacu pada risiko modal suatu perusahaan. Karakteristik modal mencakup (1) Pengembaliannya yang tidak pasti dan tidak tentu serta tidak adanya pola pembayaran kembali, (2) biasanya bersifat permanen, tangguh di saat-saat sulit, dan tidak memiliki persyaratan dividen wajib. Modal utang (debt) jangka pendek maupun jangka panjang harus dibayar kembali. Bagi investor saham biasa, utang mencerminkan risiko kerugian invenstasi diimbangi potensi keuntungan dari leverage keuangan. Leverage keuangan merupakan penggunaan utang untuk meningkatkan laba. Motivasi memperoleh modal utang adalah (1) Bunga atas sebagian besar utang jumlahnya tetap, dan jika bunga lebih kecil daripada pengembalian atas asset operasi bersih, selisih pengembalian tersebut akan menjadi keuntungan bagi investor ekuitas. (2)Bunga merupakan beban yang dapat mengurangi pajak, sedangkan dividen tidak. Konse leverage keuangan Perusahaan yang dengan leverage keuangan disebut memperdagangkan ekuitas. Hal ini menunjukkan perusahaan menggunakan modal ekuitas sebagai dasar pinjaman untuk mendapatkan kelebihan pengembalian. KOMPOSISI STRUKTUR MODAL DAN SOLVABILITAS Ukuran struktur modal untuk analisis solvabilitas Rasio struktur modal merupakan alat analisis solvabilitas lainnya. Rasio yang umum digunakan adalah:

Total utang terhadap total modal Rasio total utang Total utang = utang lancar+utang jangka panjang+kewajiban lainnya Total modal = total utang+ekuitas pemegang saham CAKUPAN LABA Ukuran cakupan laba lainnya adalah rasio periode penagihdan bunga. Rasio ini mengabaikan sebagian besar penyesuaian pada pembilang dan penyebut seperti pada pembahasan rasio laba terhadap beban tetap. Meskipun perhitungannya sederhana, rasio ini memiliki kemungkinan kesalahan dan tidak seefektif alat analisis seperti rasio laba terhadap beban tetap. Hubungan Arus Kas dengan Beban Tetap Perusahaan harus membayar beban tetap secara tunai, sementara laba bersih mencakup pendapatan yang dihasilkan dan beban yang tidak selalu menghasilkan atau membutuhkan kas dengan segera. Bagian ini menjelaskan ukuran cakupan beban tetap berbasis kas untuk mengatasi keterbatasan ini. Rasio Arus Kas terhadap Beban Tetap Rasio ini dihitung dengan menggunakan kas dari operasi sebagai pembilang sebagai ganti dari laba pada rasio laba terhadap beban tetap.! as dari operasi disajikan pada laporan arus kas. Kas dari Operasi yang Permanen Hubungan antara arus kas operasi perusahaan dengan beban tetap penting dalam analisis solvabilitas jangka panjang. Hal ini biasanya dilakukan dalam evaluasi komponen arus kas operasi. Misalnya, penyusutan yang ditambahkan kembali pada laba bersih permanen dibandingkan dengan laba bersih karena pemulihan penyusutan yang dapat digunakan untuk melunasi utang. $sumsi ini berlaku hanya pada

jangka pendek. Pada jangka panjang, pengembalian kas harus digunakan untuk mengganti aset tetap. Perubahan modal kerja operasi yang permanen sering kali sulit dinilai. Modal kerja operasi lebih terkait dengan penjualan dibandingkan dengan laba sebelum pajak sehingga sering kali lebih stabil dibandingkan arus kas operasi. Cakupan Laba atas Dividen Saham Preferen Analisis saham preferen sering kali memperoleh manfaat dari ukuran cakupan laba atas dividen saham preferen. Analisis ini serupa dengan analisis bagaimana laba menutup beban tetap terkait utang. Perhitungan ini harus memasukkan seluruh beban yang terjadi sebelum dividen saham preferen dalam beban tetap. Karena dividen saham preferen bukan merupakan pengurang pajak, dividen ini harus dibayar dengan laba setelah pajak. Jika terdapat dua atau lebih jenis saham prefern beredar, rasio cakupan biasanya dihitung untuk tiap penerbitan dengan mengurangi persyaratan dividen penerbitan berikutnya, serta mencakup seluruh beban tetap sebelumnya dan dividen saham preferen yang telah diterbitkan sebelumnya. Interpretasi Ukuran Cakupan laba Ukuran cakupan laba memberikan pemahaman mengenai kemampuan perusahaan untuk memenuhi beban tetapnya dari laba berjalan. Terdapat korelasi yang tinggi antara cakupan laba dengan tingkat gagal bayar utang, yaitu makin tinggi cakupan, makin rendah tingkat gagal bayar. Pentingnya Keragaman Dan Daya Tahan Laba Untuk Cakupan Laba Faktor penting dalam mengevaluasi ukuran cakupan laba adalah perilaku laba dan arus kas dari waktu ke waktu. Semakin stabil pola laba perusahaan, makin rendah ukuran cakupan laba yang dapat diterima. Ketidakpastian dapat menyebabkan perlunya rasio cakupan laba yang lebih tinggi. Baik variabilitas laba maupun daya tahan laba merupakan ukuran umum dari ketidakpastian ini sepanjang waktu.

Pentingnya Ukuran dan Asumsi Cakupan Laba Dalam menentukan tingkat cakupan laba yang dapat diterima tergantung dari metode perhitungan yang digunakan. Perhitungan rasio laba terhadap cakupan beban tetap dapat dihitung menggunakan laba sebelum operasi yang dihentikan, pos luar biasa, dan dampak kumulatif perubahan akuntansi. Pengeluaran tiga pos tersebut menghasilkan arus kas yang kurang berfluktuasi, juga mengeluarkan komponen penting yang merupakan bagian dari aktivitas usaha perusahaan.!ualitas laba merupakan faktor penting lainnya. Risiko dan Pengembalian Struktur Modal Suatu perusahaan dapat meningkatkan risiko (dan potensi pengembalian) pemegang saham dengan meningkatkan utang, mengganti ekuitas dengan utang sehingga menghasilkan struktur modal yang lebih berbahaya, dan adanya hubungan yang spekulatif antara risiko dan pengembalian pada struktur modal.