BAHAN KIMIA DAN PRODUK KIMIA (BAGIAN VI, Bab 28 s.d. 38)

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

4. Jenis pupuk. Out line. 1. Definisi pupuk 2. Nutrien pada tanaman dan implikasinya 3. Proses penyerapan unsur hara pada tanaman

KULIAH KE- 4(11) KESUBURAN TANAH DAN PEMUPUKAN

CARA MENGHITUNG KEBUTUHAN PUPUK TANAMAN. Perhitungan Kebutuhan Pupuk

Ilmu Tanah dan Tanaman

I. PENDAHULUAN. Pisang merupakan komoditas buah-buahan yang populer di masyarakat karena

I. PENDAHULUAN. Tanaman jagung merupakan salah satu komoditas strategis yang bernilai

TINJAUAN PUSTAKA Deskripsi Kacang Tanah

Keuntungan menggunakan pupuk an-organik

Pengaruh Nutrisi Terhadap Pertumbuhan Tanaman

BAB I PENDAHULUAN. Ternak ruminansia seperti kerbau, sapi, kambing dan domba sebagian besar bahan

PUPUK DAN PEMUPUKAN PADA BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

BAB 4 SIKLUS BIOGEOKIMIA

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALISIS BAHAN MAKANAN ANALISIS KADAR ABU ABU TOTAL DAN ABU TIDAK LARUT ASAM

I. PENDAHULUAN. Bawang merah (Allium ascalonicum L.) adalah tanaman semusim yang tumbuh

BAB 7 INDUSTRI PUPUK. Pengantar

PEMBAHASAN Prosedur Gudang

2015 KAJIAN PENGARUH APLIKASI BIONUTRIEN S267 TERHADAP PRODUKTIVITAS TANAMAN KELAPA SAWIT TM-08

TINJAUAN PUSTAKA. A. Kompos Kulit Buah Jarak Pagar

BAB I PENDAHULUAN. kekurangan makanan pada saat masa penggantian dari makanan kuning telur ke

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Tanaman pisang adalah salah satu komoditas yang dapat digunakan sebagai

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 238/KPts/OT.210/4/2003 TENTANG PEDOMAN PENGGUNAAN PUPUK AN-ORGANIK MENTERI PERTANIAN,

TINJAUAN PUSTAKA. yang baik yaitu : sebagai tempat unsur hara, harus dapat memegang air yang

PUPUK DAN PEMUPUKAN PADA BUDIDAYA BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

4.1 PENGERTIAN DAUR BIOGEOKIMIA

BAB I PENDAHULUAN. yang berskala besar seperti limbah industri rokok, industri kertas, dan industri

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

SKL 2 RINGKASAN MATERI. 1. Konsep mol dan Bagan Stoikiometri ( kelas X )

Jenis pengujian atau sifat-sifat yang diukur

Pengaruh ph tanah terhadap pertumbuhan tanaman

Imam Purwanto, Eti Suhaeti, dan Edi Sumantri Teknisi Litkaysa Penyelia Balitbangtan di Balai Penelitian Tanah

ANALISIS KADAR ABU DAN MINERAL

TINJAUAN PUSTAKA Pupuk dan Pemupukan

II. TINJAUAN PUSTAKA. luas di seluruh dunia sebagai bahan pangan yang potensial. Kacang-kacangan

Pola Pemupukan dan Pemulsaan pada Budidaya Sawi Etnik Toraja di Pulau Tarakan

Masa berlaku: Alamat : Jl. Gayung Kebonsari Dalam 12 A, Surabaya Oktober 2007 Telp. (031) ; Faks.

Masa berlaku: Alamat : Jl. Gayung Kebonsari Dalam 12 A, Surabaya Juni 2009 Telp. (031) ; Faks.

MATERI-13 Aplikasi Pupuk

P e r u n j u k T e k n i s PENDAHULUAN

I. PENDAHULUAN. Tomat (Lycopersicum esculentum Mill.) merupakan salah satu komoditas

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sayur yang paling diminati oleh masyarakat Indonesia. Harga tanaman

I. PENDAHULUAN. Indonesia, namun sampai saat ini perhatian masyarakat petani kepada kacang

Munawar Raharja POLTEKKES BANJARMASIN Jurusan Kesehatan Lingkungan Banjarbaru

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK FARMASI PERCOBAAN I PERBEDAAN SENYAWA ORGANIK DAN ANORGANIK

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Biotani Sistimatika Sawi. Sawi adalah sekelompok tumbuhan dari marga Brassica yang

PENDAHULUAN. mediteran. Kemudian menyebar luas ke beberapa negara di daerah tropis seperti. kubis krop, kubis daun dan kubis bunga (Arief, 1990).

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Morfologi dan Rendemen Tubuh Cangkang Kijing Lokal (Pilsbryoconcha sp.)

TARIF LINGKUP AKREDITASI

rv. HASIL DAN PEMBAHASAN

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tanaman dan kelangsungan hidup mahluk hidup. Karakteristik unsur-unsur dalam

MATERI DAN PERUBAHANNYA. Kimia Kesehatan Kelas X semester 1

Asam Basa dan Garam. Asam Basa dan Garam

II. TINJAUAN PUSTAKA. Sawi termasuk ke dalam famili Crucifera (Brassicaceae) dengan nama

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berhubungan melalui atom O (Barrer, 1982). Klasifikasi zeolit dapat didasarkan

BAB IV BAHAN AIR UNTUK CAMPURAN BETON

SNI butir A Air Minum Dalam Kemasan Bau, rasa SNI butir dari 12

KIMIA DASAR TEKNIK INDUSTRI UPNVYK C H R I S N A O C V A T I K A ( ) R I N I T H E R E S I A ( )

PEMBUATAN KOMPOS DARI AMPAS TAHU DENGAN ACTIVATOR STARDEC

DAUR BIOGEOKIMIA 1. DAUR/SIKLUS KARBON (C)

Emas yang terbentuk sebanyak 20 gram, jika ArAu = 198, maka tentukan Ar M!

TINJAUAN PUSTAKA Pemupukan

TINJAUAN PUSTAKA. Jagung (Zea mays L.) adalah tanaman semusim dan termasuk jenis

Bab VI Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. faktor penting dalam pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Dilihat dari

ANION TIOSULFAT (S 2 O 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. Di Indonesia umumnya jahe ditanam pada ketinggian meter di

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Komoditi hortikultura merupakan produk yang berpeluang, baik untuk

BAB I PENGANTAR. Prarancangan Pabrik Amonium Sulfat dari Amonia dan Asam Sulfat Kapasitas Ton/Tahun

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Konsumennya mulai dari golongan masyarakat kelas bawah hingga golongan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Mentimun dapat diklasifikasikan kedalam Kingdom: Plantae; Divisio:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. terus bermunculannya berbagai jenis industri yang mengolah bahan baku yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Selada dapat dipanen setelah berumur 2 bulan (Edi dan Bobihoe, 2010) dan

Sumber: Silberberg, Chemistry: The Molecular Nature of Matter and Change

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Biologi. Diajukan Oleh :

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

TINJAUAN PUSTAKA. Di Indonesia tanaman seledri sudah dikenal sejak lama dan sekarang

TINJAUAN PUSTAKA. A. Kompos Limbah Pertanian. menjadi material baru seperti humus yang relatif stabil dan lazim disebut kompos.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gayatri Anggi, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris yang sebagian besar mata pencarian

Metode Penelitian Kerangka penelitian penelitian secara bagan disajikan dalam Gambar 4. Penelitian ini dipilah menjadi tiga tahapan kerja, yaitu:

SEKUENS PUPUK DAN PEMUPUKAN. Kompetensi yang ingin dicapai. Pertemuan 6 dan 7 1. PUPUK

Budidaya Tanaman. Sub Topik : Perbanyakan Tanaman. Perbanyakan Tanaman 1. seksual (generatif) 2. aseksual (vegetatif)

I. PENDAHULUAN. Larutan Mikroorganisme Lokal (MOL ) terbuat dari bahan-bahan alami,

PEMBUATAN PUPUK ORGANIK

BAB I. PENDAHULUAN. Tanaman penutup tanah atau yang biasa disebut LCC (Legume Cover

PUPUK KANDANG MK : PUPUK DAN TEKNOLOGI PEMUPUKAN SMT : GANJIL 2011/2011

K13 Revisi Antiremed Kelas 10 Kimia

No. BAK/TBB/SBG201 Revisi : 00 Tgl. 01 Mei 2008 Hal 1 dari 8 Semester I BAB I Prodi PT Boga BAB I MATERI

TINJAUAN PUSTAKA. Sekilas Tentang Tanah Andisol. lapisan organik dengan sifat-sifat tanah andik, mana saja yang lebih

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. hidroponik yang ada yaitu sistem air mengalir (Nutrient Film Technique). Konsep

Transkripsi:

BAHAN KIMIA DAN PRODUK KIMIA (BAGIAN VI, Bab 28 s.d. 38)

Pupuk BAB 31 Bab ini meliputi hampir semua produk yang umumnya dipakai sebagai pupuk alam atau pupuk buatan. Pupuk adalah suatu zat yang apabila ditambahkan ke dalam tanah akan menyuburkan tanah tersebut. Pupuk biasanya mengandung unsur Nitrogen, Phospor, dan Kalium atau salah satu dari unsur tersebut (N,P, dan K).

BAB 31 Asal Pupuk alam (kompos, hijau, kandang) Pupuk buatan (Superphospate (DS, TSP) Pupuk komposisi Pupuk organik (pupuk kandang, kompos, bungkil) Pupuk anorganik (urea, amonium nitrat, amonium sulphate) Urea : NH2 CONH2

Struktur Pos Tarif Bab 31 Pos uraian 31.01 Pupuk hewani atau nabati, dicampur bersama atau diolah secara kimia maupun tidak; pupuk yang dihasilkan dengan mencampur atau mengolah secara kimia dari produk hewani atau nabati. 31.02 Pupuk mineral atau pupuk kimia, mengandung nitrogen 31.03 Pupuk mineral atau kimia, mengandung fosfat. 31.04 Pupuk mineral atau kimia, mengandung kalium 31.05 Pupuk mineral atau kimia mengandung dua atau tiga unsur penyubur nitrogen, fosfor dan kalium; pupuk lainnya; barang dari Bab ini dalam bentuk tablet atau bentuk semacam itu atau dalam kemasan dengan berat kotor tidak melebihi 10

31.01 Pupuk hewani atau nabati, dicampur bersama atau diolah secara kimia maupun tidak; pupuk yang dihasilkan dengan mencampur atau mengolah secara kimia dari produk hewani atau nabati. Pupuk semata-mata dari nabati Lain-lain

31.01 Pupuk hewani atau nabati, dicampur bersama atau diolah secara kimia maupun tidak; pupuk yang dihasilkan dengan mencampur atau mengolah secara kimia dari produk hewani atau nabati. Pos ini mencakup, antara lain: 1) Guano adalah timbunan kotorankotoran dan sisa-sisa yang ditinggalkan burung-burung laut yang dapat ditemui dalam jumiah banyak di pulau-pulau dan pantaipantai tertentu. Keduanya mengandung nitrogen dan fosfor, biasanya berbentuk bubuk berwama kekuning-kuningan dengan bau amoniak yang keras.

31.01 Pupuk hewani atau nabati, dicampur bersama atau diolah secara kimia maupun tidak; pupuk yang dihasilkan dengan mencampur atau mengolah secara kimia dari produk hewani atau nabati. guano merupakan bahan yang efektif untuk penyubur tanah maupun mesiu karena kandungan fosfor dan nitrogennya tinggi. Tanah yang kekurangan zat organik dapat dibuat lebih produktif dengan tambahan pupuk ini. Guano mengandung amonia, asam urat, asam fosfat, asam oksalat, dan asam karbonat, serta garam tanah. Tingginya kandungan nitrat juga menjadikan guano komoditas strategis.

31.01 Pupuk hewani atau nabati, dicampur bersama atau diolah secara kimia maupun tidak; pupuk yang dihasilkan dengan mencampur atau mengolah secara kimia dari produk hewani atau nabati. Pos ini mencakup, antara lain: 2) Kotoran, tahi, sisa-sisa bulu domba kotor dan rabuk kandang, yang tidak cocok digunakan selain untuk pupuk. 3) Produk nabati yang membusuk, tidak cocok digunakan selain untuk pupuk.

31.01 Pupuk hewani atau nabati, dicampur bersama atau diolah secara kimia maupun tidak; pupuk yang dihasilkan dengan mencampur atau mengolah secara kimia dari produk hewani atau nabati. Pos ini mencakup, antara lain: 4) Guano yang hancur. 5) Produk yang dihasilkan dari olahan kulit dengan asam belerang. 6) Kompos yang terdiri dari tumbuhan yang membusuk dan bahan lain yang pembusukannya dipercepat atau dikontrol oleh pengolahan dengan kapur, dsbnya.

31.01 Pupuk hewani atau nabati, dicampur bersama atau diolah secara kimia maupun tidak; pupuk yang dihasilkan dengan mencampur atau mengolah secara kimia dari produk hewani atau nabati. Pos ini mencakup, antara lain: 7) Ampas penggosok wol. 8) Campuran darah kering dan tepung tulang.

31.02 Pupuk mineral atau pupuk kimia, mengandung nitrogen Urea Amonium sulfat; garam ganda dan campuran dari amonium sulfat dan amonium nitrat; Amonium nitrat, dalam larutan air maupun tidak Campuran dari amonium nitrat dengan kalsium karbonat atau zat anorganik bukan penyubur lainnya; Natrium nitrat Garam ganda dan campuran dari kalsium nitrat dan amonium nitrat dijual sebagai pupuk kalsium nitrat Campuran dari urea dan amonium nitrat dalam larutan air atau larutan amoniak Lain-lain, termasuk campuran yang tidak dirinci dalam subpos terdahulu

31.02 Pupuk mineral atau pupuk kimia, mengandung nitrogen Berlaku : A. Barang-barang yang uraiannya sama dengan salah satu uraian yang tertera di bawah ini: 1) Natrium nitrat, murni atau tidak. 2) Amonium nitrat, murni atau tidak. 3) Garam ganda (murni atan tidak) dari amonium sulfat dan amonium nitrat. 4) Amonium sulfat, murni atau tidak. 5) Garam ganda (murni atau tidak) dari campuran kalsium nitrat dan amonium nitrat. Beberapa campuran kalsium nitrat dan amonium nitrat mungkin dijual sebagai "pupuk kalsium nitrat".

31.02 Pupuk mineral atau pupuk kimia, mengandung nitrogen Berlaku : 6) Garam ganda (murni atau tidak) dari campuran kalsium nitrat dan magnesium nitrat. Produk ini diperoleh dengan mengolah dolomit dengan asam sendawa. 7) Kalsium sianamida, murni atau tidak atau diolah dengan minyak. 8) Urea (diamida asam karbonik), murni atau tidak. Digunakan terutama sebagai pupuk namun juga sebagai makanan hewan, untuk membuat damar-damar buatan (urea formaldehida), untuk sintesa organik, dsbnya. Hendaknya diperhatikan bahwa produk-produk mineral dan kimia yang diuraikan di atas diklasifikasikan dalam pos ini walaupun produk-produk tersebut nyata-nyata tidak akan digunakan scbagai pupuk.

Urea

31.02 Pupuk mineral atau pupuk kimia, mengandung nitrogen Harus diperhatikan bahwa berlawanan dengan yang diuraikan pada paragraf (A), campuran yang termasuk dalam paragraf (B), (C), (D), diklasifikasikan dalam pos ini hanya apabila dari jenis yang digunakan sebagai pupuk. Berlaku : B. Pupuk yang terdiri dari barang yang diuraikan pada huruf (A) dicampur bersama (misalnya, pupuk yarng terdiri dari campuran amonium sulfat dan ammonium nitrat) C. Pupuk yang terdiri dari ammonium khlorida atau dari setiap barang yang digunakan dalam paragraf (A) atau (B) diatas dicampur dengan kapur, gips atau zat-zat anorganik lain yang berkhasiat sebagai pupuk (misalnya pupuk yang diperoleh dengan cara menambahkan pada amonium nitrat, dengan mencampur atau dengan dcngan dicampurkan pada, zat-zat anorganik yang tidak berkhasiat sebagai pupuk). D. Pupuk cair yang terdiri dari amonium nitrat (murni atau tidak), atau dari urea (murni atau tidak), atau dari campuran produk-produk tersebut, dalam larutan air atau amoniak.

31.03 Pupuk mineral atau kimia, mengandung fosfat. A. Barang-barang yang uraiannya sama dengan salah satu uraian yang tertera di bawah ini: 1) Superfosfat (tunggal, rangkap atau tiga ganda) (fosfat dapat larut). Superfosfat tunggal dipcrolch dari pengaruh asam belerang pada fosfat alam atau bubuk tulang. Rangkap dan tiga ganda superfosfat diperoleh dari pengaruh asam fosfor atas bahan-bahan tersebut. 2) Terak baja (dikenal pula sebagai "terak Thomas" ("Thomas slag"), "terak fosfat" ("phosphatic slag"), "fosfat metalurgik" ("metallurgical phosphates"). Hasil ikutan dari pembuatan baja dari besi yang mengandung fosfat dalam tanur atau konverter.

31.03 Pupuk mineral atau kimia, mengandung fosfat. A. Barang-barang : 3) Fosfat alam pada pos 25.10, dibakar atau dipanaskan lebih lanjut pada suhu tinggi untuk mengeluarkan kotoran. 4) Kalsium hidrogenortofosfat yang mengandung fluor tidak kurang dari 0,2% dihitung pada produk kering anhydrous. Kalsium hidrogenortofosfat yang mengandung fluor tidak kurang dari 0,2% dihitung pada produk kering anhydrous diklasifikasikan dalam pos ini walaupun nyatanyata tidak digunakan untuk pupuk. Namun pos ini tidak mencakup produk-produk mengandung fosfat (seperti natrium fosfat, pos 28.35) yang tidak diuraikan di atas, walaupun digunakan sebagai pupuk

31.03 Pupuk mineral atau kimia, mengandung fosfat. B. Pupuk yang terdiri dari setiap barang yang diuraikan pada paragraf (A), namun dengan sarna sekali tidak diambil dari batas kandungan flour, dicampur (misalnya, pupuk yang terdiri dari superfosfat dicampur dengan kalsium hidrogenortofosfat). C. Pupuk yang terdiri dari setiap barang yang diuraikan pada paragraf (A) atau (B), namun dengan sama sekali tidak diambil dari batas kandungan flour, dicampur dengan bahan kapur atau za-zat anorganik lainnya yang tidak berkhasiat sebagai pupuk (misalnya, pupuk yang terdiri dari superfosfat dicampur dengan dolomit, atau dari superfosfat dicampur dengan boraks) Harus diperhatikan bahwa berlawanan dengan yang diuraikan pada paragraf (A), campuran yang termasuk dalam paragraf (B) atau (C) diklasifikasikan dalam pos ini hanya apabila dari jenis yang digunakan sebagai pupuk. Berhubungan dengan itu, pencampuran tersebut boleh dalam setiap perbandingan dan tanpa memandang batas kandungan fluor seperti yang ditetapkan dalam paragraf(a) (4).

31.04 Pupuk mineral atau kimia, mengandung kalium A. Barang-barang yang uraiannya sama dengan salah satu uraian yang tertera di bawah ini: 1) Kalium khlorida, murni atau tidak tetapi tidak termasuk kristal budi daya (selain elemen optik) yang beratnya tidak kurang dari 2.5 gram, dari pos 38.23, maupun elemen optik dari khlorida kalium (pos 90.01) 2) Kalium sulfat, murni atau tidak 3) Garam kalium alami yang kasar (karnalit, kainit, silvit). 4) Magnesium kalium sulfat, murni atau tidak. Harus diperhatikan bahwa produk mineral dan kimia yang diuraikan diatas diklasifikasikan dalam pos ini walaupun nyata-nyata tidak digunakan untuk pupuk. Namun, pos ini tidak mencakup produk-produk mengandung kalium, terurai secara kimia (scpcrti kalium karbonat pada pos 28.36) atau tidak, yang tidak diuraikan di atas walaupun digunakan sebagai pupuk.

31.04 Pupuk mineral atau kimia, mengandung kalium B. Pupuk yang terdiri dari setiap barang yang diuraikan pada paragraf (A) dicampur bersama, (misalnya, pupuk yang terdiri dari campuran kalium khlorida dan kalium sulfat). Harus diperhatikan bahwa berlawanan dengan yang diuraikan pada paragraf (A), campuran yang termasuk dalam paragraf (B) diklasifikasikan dalam pos ini hanya apabila dari jenis yang digunakan sebagai pupuk.

31.05 Pupuk mineral atau kimia mengandung dua atau tiga unsur penyubur nitrogen, fosfor dan kalium; pupuk lainnya; barang dari Bab ini dalam bentuk tablet atau bentuk semacam itu atau dalam kemasan dengan berat kotor tidak melebihi 10 kg.

Pupuk tablet --- aplikasi melalui pembenaman pupuk pada kedalaman 15 sampai 20 cm dari permukaan tanah. Dengan pembenaman, drainase kebun maupun datangnya banjir, tidak lagi mencuci dan melimpaskan pupuk ke hilir., tidak lagi beresiko menguap menghilang hara pupuk ke udara ketika panas matahari menyengat. dengan komposisi hara secara tepat dan benar sesuai labelnya, memberi jaminan semua nutrisi terkandungnya, diserap tanaman. Pupuk dan kegiatan pemupukan, menjadi lebih hemat, efisien.