Politik Luar Negeri Amerika Serikat Interaksi antarnegara dalam paradigma hubungan internasional banyak ditentukan oleh politik luar negeri negara tersebut. Politik luar negeri tersebut merupakan kebijaksanaan suatu negara untuk mengatur hubungan luar negerinya. Menurut Rosenau, pengertian kebijakan luar negeri yaitu upaya suatu negara melalui keseluruhan sikap dan aktivitasnya untuk mengatasi dan memperoleh keuntungan dari lingkungan eksternalnya. 1 Tujuan politik luar negeri merupakan mewujudkan kepentingan nasional negaranya. Tujuan tersebut memuat gambaran atas keadaan negara di masa mendatang dan kondisi masa depan yang diinginkan. Dalam sistem internasional, pola interaksi yang terjadi antara negara-negara pada umumnya di landasi oleh adanya kepentingan-kepentingan tertentu yang ingin dicapai oleh setiap negara. Masing-masing negara dalam sistem internasional berkewjiban memberikan tanggapantanggapan atas situasi internasional dalam berbagai tujuan nasional yang diinginkan sesuai dengan kepentingan nasionalnya masing-masing. Dalam hal ini Amerika mempunyai pandangan, cara, serta konsep tersendiri terhadap politik internasionalnya. Amerika juga sama halnya dengan Negara-negara lain di dunia yang mempunyai landasan dan sumber-sumber dalam setiap kebijakannya. Sumber sumber dalam kebijakan luar negeri Amerika Serikat adalah : 1. External Sources Sumber-sumber eksternal merupakan perangkat dari sistem internasional untuk mempengaruhi karakteristik dan tingkah laku negara dan non negara. Ini termasuk semua aspek bentuk eksternal Amerika atau suatu tindakan ke luar negara. Kebijakan luar negeri Amerika dipengaruhi oleh kondisi dari lingkungan internasional. 2. Societal Sources Sumber-sumber kemasyarakatan merupakan aspek dari non pemerintah dari suatu system politik yang mempengaruhi tingkah laku eksternal negaranya. 1 James N. Rosenau, Gavin Boyd, Kenneth W. Thompson. 1976. World Politics: An Introduction. New York: The Free Press, hal. 27.
3. Governmental Sources Sumber-sumber dari pemerintahan merupakan aspek-aspek dari struktur pemerintah yang membatasi atau menambah suara-suara dalam pembuatan kebijakan luar negeri Amerika. 4. Role Sources Sumber-sumber peran merupakan hal yang penting karena pembuat keputusan dipengaruhi oleh tingkah laku social dan norma-norma yang legal dalam peran yang dipegang oleh seseorang. Posisi pembuat keputusan memegang tingkah laku mereka dan masukan bagi kebijakan luar negeri. 5. Individual Sources Sumber-sumber individu merupakan karakteristik seseorang yang mempengaruhi tingkah laku dan pembuatan kebijakan luar negeri. Seperti karakteristik seorang presiden yang berpengaruh terhadap tingkah laku politik luar negerinya. Sedangkan komponen utama dalam pengambilan keputusan luar negerinya ada lima komponen, yaitu: 1. Preemption : dimana AS harus mengambil tindakan mendahului menyerang sebelum diserang terhadap segala bentuk potensi ancaman terhadap warga negaranya. 2. Unilateralisme : tindakan yang diambil tidak harus meminta atau tergantung pada persetujuan badan internasional ataupun negara (sekutu) lain. 3. Hegemoni : AS harus mempertahankan tingkat kesiapan militer yang mampu mengalahkan segala macam kombinasi kekuatan dimana saja. 4. Demokratisasi : tiga komponen di atas digunakan untuk menyebarluaskan demokrtasi ke seluruh dunia. 5. Demonstrasi : kemenangan mutlak yang dicapai merupakan alat demonstrasi atas kekuatan AS dan memaksa negara lain bekerjasama dalam hegemoni AS. Pandangan Amerika terhadap perang dan penggunaan senjata dalam politik luar negeri Amerika dianggap sebagai pertahanan ideology, politik, dan ekonomi serta merupakan cara terakhir apabila cara cara lain tidak memungkinkan.
Peran Presiden Dalam Hubungan Luar Negeri Amerika Serikat Seperti yang tercancum dalam konstitusi, presiden sebagai pejabat federal bertugas terhadap terutama hubungan Amerika Serikat dengan Negara-negara lain. Presiden mengangkat para duta besar, menteri, dan konsulat yang memerlukan persetujuan senat serta menerima duta besar dan pejabat public dari Negara lain. Prsiden mengatur seluruh kontak resmi dengan pemerintahan Negara lain dan bersama dengan sekretaris Negara. Terkadang presiden secara pribadidapat berpartisipasi dalam konferensi ttingkat tinggi dimana para pemimpin Negaranegara bertemu untuk berkonsultasi langsung. Para prsiden Amerika Serikat ikut berdiskusi bersama dengan para pemimpin duia lainnya untuk membahas isu-isu politik dan ekonomi agar mencapai kesepakatan bilateral maupun multilateral. Melalui departemen luar negeri, presiden bertanggung jawab atas perlindungan warga Amerika yang berada di luar negeri dan warga asing yang tinggal di Amerika Serikat. Presiden juga mempunyai kewenangan untuk mengakui Negara baru dan pemerintahan baru atau tidak, serta merundingkan perjanjiandengan Negara lain, hal yang dapat mengikat Amerika jika perjanjian itu telah disetujui oleh dua pertiga anggota senat. Dan presiden pun juga bias menegosiasikan kesepakatan-kesepakatan eksekutif dengan Negara lain yang tdak memerlukan persetujuan senat. Pendekatan konseptual Penggunaan paradigma realisme dirasa sangat tepat dalam menjelaskan perilaku politik Amerika Serikat terhadap sistem internasional.selain menjadikan kepentingan nasional sebagai prioritas,penggunaan kekuatan militer atau ekonomi sebagai instrumen,kaum realis juga berganggapan bahwa pelaku dalam sistem internasional merupakan negara hal ini sesuai dengan kasus yang dijelaskan mengenai Krisis Misil Kuba yang melibatkan negara-negara (Amerika Serikat,Uni Soviet,Kuba) dan perasaan khawatir Amerika Serikat terhadap keamanan nasionalnya karena Uni Soviet memasang fasilitas persenjataan nuklir di Kuba,yang mana lokasi Kuba Berdekatan dengan Amerika Serikat. Di satu sisi Uni Soviet merupakan negara yang memiliki kesamaan ideologi dengan Kuba sehingga solidaritas ideologi ditunjukan oleh Uni Soviet dengan memberikan bantuan-bantuan kepada Kuba yang sering mendapat gangguan oleh Amerika Serikat.
Menurut Carr,seperti halnya para penganut realis,konflik antar negara tidak bisa dihindarkan dalam sistem internasional tanpa otoritas berwenang yang mengatur hubungan diantara mereka.tidak adanya yurisdiksi atas negara-negara suatu sistem internasional yang anarkis menguatkan perbedaan mendasar antara politik dalam negeri dan politik internasional.tidak ada hukum internasional yang mengikat atau sistem hukum yang bisa membuat negara mempertimbangkan tindakan-tindakannya.negara-negara dapat dengan bebas melakukan apa saja dengan kekuatan yang mereka miliki. 2 Penganut realis beranggapan bahwa sistem internasional sangat identik dengan kondisi anarki,artinya tidak ada satu kekuatan yang mampu menegakkan aturan sehingga memunculkan situasi mengenai Self Help,yakni kaum realis percaya bahwa tidak ada yang bisa menjamin keamanan selain diri sendiri,sehingga menolong diri sendiri dianggap cara yang paling benar untuk merasa aman,sedangkan Security Dilemma merupakan istilah mengenai persoalan keamanan yang dihadapi oleh negara-negara didunia dikarenakan kondisi anarki. Dalam pandangan realisme,terdapat empat asumsi utama, 3 yaitu: pertama negara-negara merupakan aktor yang paling penting dan paling pokok.negara-negara mewakili unit pokok analisis,sehingga dalam hubungan internasional lebih terfokus mempelajari hubungan antar negara. Kedua,negara dipandang sebagai unitary actor,artinya negara dianggap sebagai satu kesatuan utuh yang tidak terpecah sehingga dalam menghadapi situasi internasional negara dianggap suatu unit yang terintegrasi sehinnga saat pemerintah dari suatu negara menerapkan sebuah kebijakan,itu dianggap cukup mewakili suatu negara secara keseluruhan. Ketiga,memberi penekanan pada unitary state-as-actor,kaum realis sering membuat anggapan bahwa pada dasarnya negara merupakan aktor rasional.tindakan rasional dalam proses pembuatan keputusan dan pembuatan kebijakan meliputi pernyataan tujuan serta dipertimbangkan dari seluruh alternatif layak yang telah ada dan kemampuan dari sebuah negara,kemungkinan untuk mencapai tujuan juga dipengaruhi oleh beberapa pilihan alternatif lainnya yang dipertimbangkan mengenai manfaat atau biaya yang terkait dengan tiap alternatif. Keempat,realis juga beranggapan bahwa di dalam sebuah hierarki isu internasional,persoalan keamanan nasional menjadi bahasan paling utama.militer dan hal-hal yang terkait isu politik mendominasi politik 2 Scott Burchil & Andrew Linklater.Theories of International Relations(New York:ST Martin s Press,INC.,1996) hal 97-98. 3 Paul R. Viotti & Mark V. Kauppi.International Relations Theory:Realism,Pluralism,Globalism, and Beyond 3rd ed.(new York:Allyn & Bacon,1999) hal.6-7
dunia.fokus terhadap keadaan nyata atau konflik potensial antara aktor negara dan penggunaan kekuatan,menyelidiki bagaimana kestabilan internasional bisa dicapai dan dijaga.penggunaan kekuatan untuk menyelesaikan sengketa dan mencegah terjadinya kekerasan didalam teritori suatu negara.oleh karena itu kekuatan merupakan konsep utama dan sebagai instrumen. Bagi penganut realis persoalan militer,keamanan dan isu-isu strategis terkadang dimaksudkan sebagai High Politics,sedangkan isu-isu mengenai ekonomi dan sosial dipandang kurang penting atau Low Politics. Jadi,menurut pandangan realisme,rasionalitas daijadikan salah satu rangkaian dalam aktifitas pembuatan keputusan atau kebijakan yang melibatkan langkah-langkah intelektual,seperti aktor,proses,dan juga tujuannya.