FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG

dokumen-dokumen yang mirip
PENTINGNYA OLAH RAGA TERHADAP KEBUGARAN TUBUH, KESEHATAN GIGI DAN MULUT.

Pendahuluan. Bab Pengertian

KARTU PENCATATAN ASUHAN KEPERAWATAN GIGI DAN MULUT

Gambaran Status Karies Gigi Pada Mahasiswa Jurusan Kesehatan Gigi Poltekkes Jakarta 1,2008

Diagnosis Penyakit Pulpa dan Kelainan Periapikal

ENDODONTIC-EMERGENCIES

Laporan Kasus SINUSITIS MAKSILARIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

DEPARTEMEN KEDOKTERAN GIGI PENCEGAHAN/ PENYULUHAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT PADA PENDERITA TUNANETRA USIA TAHUN ( KUESIONER )

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. disebabkan oleh penggunaan susu botol atau cairan lainnya yang termasuk karbohidrat seperti

DIAGNOSIS DAN RENCANA PERAWATAN Prosedur penegakan diagnosis merupakan tahap paling penting dalam suatu perawatan Diagnosis tidak boleh ditegakkan tan

BAB II KEADAAN JARINGAN GIGI SETELAH PERAWATAN ENDODONTIK. endodontik. Pengetahuan tentang anatomi gigi sangat diperlukan untuk mencapai

BAB I PENDAHULUAN. penanganan secara komprehensif, karena masalah gigi berdimensi luas serta mempunyai

BAB 1 PENDAHULUAN. sebelum tidur malam, hal itu dikarenakan agar sisa-sisa makanan tidak menempel di

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kesehatan gigi dan makanan sehat cenderung dapat menjaga perilaku hidup sehat.

BAB I PENDAHULUAN. menjadi penerus bangsa sehingga mereka harus dipersiapkan dan. yang sehat jasmani dan rohani, maju, mandiri dan sejahtera menjadi

BAB I PENDAHULUAN. dan nilai gizi, berdasarkan data terbaru pada tahun , masalah

BAB 5 HASIL PENELITIAN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Grafik 1. Distribusi TDI berdasarkan gigi permanen yang terlibat 8

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Komplikasi Diabetes Mellitus Pada Kesehatan Gigi

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian dan Gambaran Klinis Karies Botol. atau cairan manis di dalam botol atau ASI yang terlalu lama menempel pada

LAPORAN KASUS GLAUKOMA KRONIK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Kualitas hidup terkait dengan kesehatan mulut

SATUAN ACARA PENYULUHAN KKEMAMPUAN PENCEGAHAN KARIES

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

GIGI SUSU DAN GIGI PERMANEN D I S U S U N O L E H. Awal saputra. EVy ChRISTIANA SIBAGariang. Murti ningsih. Niwa hafrina. Yona al izz iffah talca

PTIRIASIS VERSIKOLOR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. (Beer dkk., 2006; Walton dan Torabinejad, 2008). gejalanya, pulpitis dibedakan menjadi reversible pulpitis dan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Pengumpulan/Penyajian Data Dasar Secara Lengkap

I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. kesehatan, terutama masalah kesehatan gigi dan mulut. Kebanyakan masyarakat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat, bangsa dan negara Indonesia yang hidup dengan perilaku dan lingkungan sehat,

Sakit Gigi Akibatkan Penyakit Jantung dan Stroke

BAB 1 PENDAHULUAN. Inflamasi adalah respons protektif jaringan terhadap jejas yang tujuannya

memfasilitasi sampel dari bagian tengah telinga, sebuah otoscope, jarum tulang belakang, dan jarum suntik yang sama-sama membantu. 4.

BAB I PENDAHULUAN. Karies gigi atau yang biasanya dikenal masyarakat sebagai gigi berlubang,

BAB III TINJAUAN KASUS. Pengkajian dilakukan pada tanggal 8 Mei 2007 jam : Jl. Menoreh I Sampangan Semarang

BAB I PENDAHULUAN. ortodontik berdasarkan kebutuhan fungsional dan estetik. Penggunaan alat

I. PENDAHULUAN. Gigi adalah alat pengunyah dan termasuk dalam sistem pencernaan tubuh

PANDUAN SKILL LAB BLOK MEDICAL EMERGENCY DISLOKASI TMJ DAN AVULSI JURUSAN KEDOKTERAN GIGI FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU-ILMU KESEHATAN

BAB I PENDAHULUAN. 2004, didapatkan bahwa prevalensi karies di Indonesia mencapai 85%-99%.3

Pengelolaan Pasien Dengan Angular cheilitis

BAB I PENDAHULUAN. dimana sebanyak 129,98 juta jiwa merupakan penduduk dengan jenis kelamin

Awal Kanker Rongga Mulut; Jangan Sepelekan Sariawan

BAB I PENDAHULUAN. cenderung meningkat sebagai akibat meningkatnya konsumsi gula seperti sukrosa.

BAB I PENDAHULUAN. penyakit sistemik. Faktor penyebab dari penyakit gigi dan mulut dipengaruhi oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan mulut merupakan hal penting untuk kesehatan secara umum dan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. kekurangan insulin, baik total ataupun sebagian. DM menunjuk pada. kumpulan gejala yang muncul pada seseorang yang dikarenakan oleh

BAB 2 OSTEOMIELITIS KRONIS PADA RAHANG. infeksi yang terjadi dapat disebabkan oleh infeksi odontogenik. Osteomielitis dibagi

BAB I PENDAHULUAN. makanan sehingga membantu pencernaan, untuk berbicara serta untuk

LAPORAN TUTORIAL SKENARIO 7 PEDODONSIA PERSISTENSI GIGI SULUNG. Disusun Oleh : Kelompok Tutorial 1. Pembimbing: drg. Dyah Setyorini, M.

BAB 1 PENDAHULUAN. ini. Anak sekolah dasar memiliki kerentanan yang tinggi terkena karies,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kanker adalah penyakit keganasan yang ditandai dengan pembelahan sel

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan rongga mulut merupakan bagian penting dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. aktifitas mikroorganisme yang menyebabkan bau mulut (Eley et al, 2010). Bahan yang

BAB I PENDAHULUAN. ata terbaru yang dikeluarkan Departemen Kesehatan (Depkes) Republik

LAPORAN KASUS (CASE REPORT)

BAB I PENDAHULUAN. Community Dental Oral Epidemiologi menyatakan bahwa anakanak. disebabkan pada umumnya orang beranggapan gigi sulung tidak perlu

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB II TINJAUAN TEORETIS. renik dalam suatu karbohidrat yang dapat diragikan. Tandanya

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kelenjar ludah besar dan kecil yang ada pada mukosa oral. Saliva yang terbentuk

BAB I PENDAHULUAN. beberapa komponen penting, yaitu sendi temporomandibula, otot

OSTEOSARCOMA PADA RAHANG

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. serta pembinaan kesehatan gigi terutama pada kelompok anak sekolah perlu

BAB 1 PENDAHULUAN. kehidupan sosialnya (Monica, 2007). Perawatan ortodontik merupakan salah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Pengetahuan ibu tentang pencegahan karies gigi sulung

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. keparahan karies gigi pada anak usia 4-6 tahun merupakan penelitian

BAB 5 HASIL PENELITIAN. Tabel 1 : Data ph plak dan ph saliva sebelum dan sesudah berkumur Chlorhexidine Mean ± SD

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Lampiran I LEMBAR PENJELASAN KEPADA CALON SUBYEK PENELITIAN

1. Mitos: Menyikat gigi beberapa kali sehari merugikan enamel.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. keberhasilan perawatan kaping pulpa indirek dengan bahan kalsium hidroksida

GLAUKOMA ABSOLUT POST TRABEKULEKTOMI DAN GLAUKOMA POST PERIFER IRIDEKTOMI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Tahap-tahap penegakan diagnosis :

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. melalui makanan yang dikonsumsi sehari-hari. Berbagai macam bakteri ini yang

BAB 1 PENDAHULUAN. maupun bagi manajemennya. Diperlukan suatu pengetahuan dan keterampilan dalam

Definisi Bell s palsy

SALIVA SEBAGAI CAIRAN DIAGNOSTIK RESIKO TERJADINYA KARIES PUTRI AJRI MAWADARA. Dosen Pembimbing : drg. Shanty Chairani, M.Si.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. kelenjar saliva, dimana 93% dari volume total saliva disekresikan oleh kelenjar saliva

Etiologi Nyeri pada Penyakit Pulpa dan Periapikal serta Mekanismenya 1. Nyeri 1.1 Definisi Nyeri 1.2 Klasifikasi Nyeri

Dry Socket Elsie Stephanie DRY SOCKET. Patogenesis Trauma dan infeksi adalah penyebab utama dari timbulnya dry soket.

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif

BAB I PENDAHULUAN. Karies gigi merupakan masalah kesehatan gigi dan mulut yang paling dominan

BAB I PENDAHULUAN. akibat gangguan sangat penting pada masa kanak-kanak karena karies gigi,

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

BAB I PENDAHULUAN. diterima oleh dokter gigi adalah gigi berlubang atau karies. Hasil survey

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. PENGUMPULAN/PENYAJIAN DATA DASAR SECARA LENGKAP

BAB I PENDAHULUAN. yang menderita penyakit ini adalah Amerika Serikat dengan penderita

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Permasalahan kesehatan gigi dan mulut pada kehamilan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Karies gigi

ASUHAN KEPERAWATAN DEMAM TIFOID

Transkripsi:

LAPORAN KASUS PULPITIS REVERSIBLE Diajukan sebagai salah satu persyaratan dalam menempuh Program Pendidikan Profesi Dokter Bagian Ilmu Kesehatan Gigi dan Mulut RSUD Dr. Adhyatma, MPH Tugurejo Semarang Destar Aditya Yusuf 012106118 Pembimbing: drg. Syaiful Azhar FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG 2015

HALAMAN PENGESAHAN Nama/ NIM : Destar Aditya Yusuf / 012106118 Universitas Fakultas Tingkat Bagian pendidikan Laporan Kasus : Universitas Islam Sultan Agung : Fakultas Kedokteran : Program Pendidikan Profesi Dokter : Ilmu Penyakit Gigi dan Mulut : Pulpitis Akut Parsial Diajukan : 29 Desember 2015 Pembimbing : drg. Syaiful Azhar Telah diperiksa dan disetujui tanggal : Mengetahui, Ketua KSM Ilmu Penyakit Gigi dan Mulut RSUD dr. Adhyatma MPH Semarang Pembimbing drg. Evalina drg. Syaiful Azhar

BAB I DESKRIPSI KASUS A. IDENTITAS PASIEN a. Nama : Ny. K b. Jenis Kelamin : Perempuan c. Umur : 47 tahun d. Pekerjaan : Pegawai swasta e. Alamat : Ngaliyan f. Tanggal Periksa : 21 Desember 2015 B. ANAMNESIS a. Motivasi datang : Rujukan dari Poli Penyakit Dalam b. Keluhan utama : Nyeri pada gigi geraham kanan atas c. Riwayat penyakit : Pasien datang dengan keluahan nyeri pada gigi geraham kanan atas sejak ± 7 hari yang lalu, nyeri terkadang terjadi spontan dan nyeri bertambah bila mengunyah makanan. d. Riwayat Penyakit Lain : i. Gigi dan Mulut : (-) ii. Sistemik : (+) 1. Riwayat Penyakit Dahulu Penyakit Serupa (-) Penyakit berhubungan Gigi dan Mulut (-) 2. Riwayat Penyakit Keluarga Tidak ada keluarga pasien yang menderita sakit serupa 3. Riwayat Sosial Ekonomi Biaya pengobatan di tanggung BPJS C. PEMERIKSAAN FISIK 1. Keadaan Umum Kesadaran : Composmentis

Keadaan Gizi : Baik Vital Sign : TD : 143/82 mmhg HR : 86x/m 2. Ekstra oral Pipi : Tidak ada kelainan Bibir : Tidak ada kelainan Wajah : Tidak ada kelainan kelenjar Limfe Submandibula Kanan : Tidak ada pembengkakan Kiri : Tidak ada pembengkakan 3. Intra oral Jaringan lunak Mukosa : Tidak ada kelainan Lidah : Tidak ada kelainan Ginggiva : Tidak ada kelainan Palatum : Tidak ada kelainan Jaringan Keras Tulang rahang/ alveolus : tidak ada kelainan Gigi geligi 1.8 Inspeksi : Caries (+) Sondase : (+) nyeri, Profunda Perkusi : (-) Tekanan : (-) Palpasi : (-) Thermal test : (+) D. PEMERIKSAAN PENUNJANG X Foto Panorama E. DIAGNOSIS

1.8 Pulpitis Reversible F. TERAPI Non Medikamentosa Perawatan Konservasi Gigi 1.8 (Penambalan Gigi) Medikamentosa R/ Asam Mefenamat 500 mg tab No. X 3 d d tab 1 G. NOMENKLATUR WHO 18 17 16 15 14 13 12 11 21 22 23 24 25 26 27 28 PAP 48 7 46 45 44 43 42 41 31 32 33 34 35 36 37 38 H. PROGNOSIS Ad Vitam Ad Sanam Ad Kosmetikan : Ad Bonam : Dubia ad bonam : Ad Bonam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pulpitis 1. Definsi Pulpitis adalah peradangan atau inflamasi dari pulpa dental sebagai akibat dari karies yang sudah masuk ke dalam pulpa gigi, maupun trauma ditandai dengan gejala utama berupa rasa sakit pada gigi 2. Klasifikasi Pada umumnya klasifikasi pulpitis adalah sebagai berikut Berdasarkan lamanya perjalanan penyakit a. Pulpitis Akut b. Pulpitis Kronis Berdasarkan luasnya kerusakan pulpa a. Pulpitis Parsialis, mengenai bagian pulpa di kamar (chamber) saja b. Pulpitis Totalis, mengenai saluran akar pulpa (canal) 3. Etiologi Faktor-faktor penyebab dapat dibagi menjadi 3, yaitu a. Bakteri Penyebab utama caries adalah mikroorganisme beserta produkproduknya. Reaksi pulpa dapat terjadi pada lesi dini dentin. Stelah itu dengan berlanjutnya proses caries walaupun pulpa belum terkena, selsel inflamasi akan mengadakan penetrasi melalui dentin yang terbuka, sehingga apabila caries sudah mengenai pulpa maka terjadilah suatu inflamasi yang kronis

b. Mekanis Cedera pada pulpa oleh karena jatuh atau pukulan pada wajah, dengan atau tanpa disertai fraktur. Apabila pulpa terbuka, kuman akan mengadakan penetrasi kedalam dan menyebabkan inflamasi pulpa c. Kimiawi Kerusakan pulpa dapat disebabkan oleh erosi bahan-bahan yang bersifat asam ataupun uap 4. Patogenesis Patogenesis pulpitis diawali dari terjadinya caries yang disebabkan oleh daya kariogenik dari bakteri yang timbul karena adanya produksi asam laktat. Akibatnya, PH cairan disekitar gigi tersebut menjadi rendah atau bersifat asam. Kondisi tersebut cukup kuat untuk melarutkan mineral-mineral pada permukaan gigi sehingga gigi menjadi erosi. Jika caries sudah mencapai email-dentin, caries akan menyebar ke segala arah dentin menjadi luas, akhirnya sampai ke pulpa Setelah Caries sampai ke pulpa, maka terjadilah proses inflamasi pada pulpa. Kemudian terjadi pelepasan histamine dan bradikinin yang menyebabkan vasodilatasi, sehingga permeabilitaskapiler meningkat, terjadi akumulasi sel PMN dan peningkatan cairan intrerstisial disekitar area inflamasi (edema lokal). Edema lokal ini menyebabkan peningkatan tekanan didalam pulpa sehingga dapat menekan saraf-saraf yag ada didalam pulpa dan

jaringan sekitarnya. Gejala penakanan ini dapat menyebabkan rasa nyeri ringan sampai sangat kuat tergantung keparahan inflamasinya, yang dipengaruhi oleh virulensi kuman, daya tahan tubuh, serta pengobatan yang diberikan. 5. Manifestasi Klinis a. Pulpitis akut parsialis Keluhan Subjektif Sakit pada waktu terkena makanan Sakit pada waktu rangsangan panas atau dingin Sakit spontan, terutama malam hari, sehingga mengganggu tidur Penderita masih bisa menunjukan gigi yang sakit Pemeriksaan objektif Ekstra oral : tidak ada kelainan Intra oral Inspeksi : Caries (+) Sondage : Sakit (+), Profunda Perkusi : Sakit (+) Tekanan : (-) Palpasi : (-) Thermal test : Sakit (+) b. Pulpitis akut totalis Keluhan Subjektif Seperti pada partialis, hanya pada derajat yang lebih hebat Penderita tidak dapat tidur Penderita tidak dapat lagi menunjukkan gigi mana lagi yang sakit Pada gigi atas rasa sakit dapat menjalar sampai ke pelipis, sedangkan pada gigi bawah rasa sakit dapat menajalar sampai ke telinga Pemeriksaan Objektif

Ekstra oral : Tidak ada kelainan Intra oral Inspeksi : Caries (+) Sondage : Sakit (+), Profunda Perkusi : Sakit (+) Tekanan : Sakit (+) Palpasi : Mungkin sedikit goyang Thermal test : Sakit (+) c. Pulpitis Kronis Keluhan subjektif Penderita pernah sakit hebat, kemudian lenyap. Penderita tidak dapat menggunakkan gigi tersebut sehingga hanya mengunyah pada satu sisi saja Pemeriksaan Objektif Ekstra oral : Tidak ada kelainan Intra oral Inspeksi : Caries (+) terlihat banyak karang gigi sebab regio gigi tersebut tidak digunakan untuk mengunyah, self cleaning tidak ada Sondage : Sakit (+), Profunda Perkusi : (-) Tekanan : (-) Palpasi : (-) Thermal test : (-) 6. Penatalaksanaan Penatalaksanaan seluruh kasus pulpitis adalah pemberian analgetik, perawatan saluran akar, dan menghilangkan factor penyebab dengan pulpektomi. Peradangan mereda jika penyebabnya di obati. Jika pulpitis diketahui pada stadium dini maka penambalan sementara yang megandung obat penenang saraf bisa menghilangkn nyeri. Tambalan ini bisa dibiarkan sampai 6-8 minggu kemudian diganti dengan tambalan permanen. Jika terjadi

kerusakan pulpa yang luas dan tidak dapat diperbaiki, satu-satunya cara untuk menghilangkan nyeri adalah dengan mencabut pulpa, baik melalui pengobatan saluran akar maupun dengan pencabutan gigi Hiperemia Pulpa 1. Definisi Hiperemia pulpa adalah proses kerusakan jaringan keras gigi (email dan dentin) dan diikuti terjadinya tahap awal inflamasi pulpa, yaitu vasodilatasi pembuluh darah pulpa 2. Etiologi a. Gigi Anatomi gigi juga berpengaruh pada pembentukan caries. Celah atau alur yang dalam pada gigi dapat menajdi lokasi perkembangan caries. Caries juga sering terjadi pada tempat yang sering terselip sisa makanan b. Bakteri Mulut merupakan tempat berkembangnya banyak bakteri, namun hanya sedikit bakteri yang menjadi penyebab caries yaitu streptococcus mutans dan Lactobacilli c. Karbohidrat yang difermentasikan Bakteri pada mulut seseorang akan mengubah glukosa, fruktosa, dan sukrosa menjadi asam laktat melalui sebuah proses glikolisis yang disebut fermentasi. Bila asam ini mengenai gigi maka akan menyebabkan demineralisasi. Bila demineralisasi berlanjut maka akan menyebabkan proses perlubangan d. Waktu

Tingkat frekuensi gigi yang terkena dengan lingkungan yang kariogenik dapat mempengaruhi perkembangan caries. 3. Manifestasi Klinis Keluhan Subjektif Ngilu bila terdapat rangsangan, seperti rangsangan dingin, manis dan asam. Rasa ngilu akan hilang bila rangsangan dihilangkan Pemeriksaan Objektif Ekstra oral : Tidak ada kelainan Intra Oral Inspeksi : Caries (+) Sondage : Linu (+), Media Perkusi : (-) Tekanan : (-) Palpasi : (-) Thermal test : Sakit (+) 4. Pengobatan Bila faktor penyebab dapat dihilangkan pada tahap awal, maka keadaan dapat dipulihkan, terutama pada anak usia muda. Pada hipermia pulpa dimana caries telah mencapai dentin, maka bagian gigiyang membusuk harus diangkat dan diganti dengan tambalan. Mengobati pembusukan pada stadium dini bisa membantu mempertahankan kekuatan gigi dan memperkecil kemungkinan terjadinya kematian pulpa. DAFTAR PUSTAKA Anonym, 2008, pulpitis (Radang Pulpa Gigi), available at http://medicastore.com/pulpitis radang pulpa gigi.html

Amilia, Jeni, 2009. Dental Karies (karies gigi), available at http://one.indoskripsi.com/node/8743/click BEM FK UNDIP, 2007, Ilmu Penyakit Gigi dan Mulut, FK Undip, Semarang Irene 2009, Tips perawatan gigi, available at http://www. ppgdionline.com/v2/index.php Nuraeni, 2010. Pulpitis akut parsialis, abailable at http://rumahnyeniaeni.blogspot.com/2010/10/pulpitis-akut-parsialis.