PENENTUAN KADAR VITAMIN C PADA YOU-C1000 DAN VITACIMIN DENGAN METODE IODIMETRI

dokumen-dokumen yang mirip
MODUL 2 PENENTUAN KADAR ASAM ASKORBAT DALAM YOU C Kurnia Sandwika Henry Liyanto Ignatio Glory

TITRASI IODIMETRI PENENTUAN KADAR VITAMIN C. Siti Masitoh. M. Ikhwan Fillah, Indah Desi Permana, Ira Nurpialawati PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA KIMIA ANALITIK II TITRASI IODOMETRI. KAMIS, 24 April 2014

TITRASI IODOMETRI. Siti Masitoh. M. Ikhwan Fillah, Indah Desi Permana, Ira Nurpialawati PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

MODUL Dasar-Dasar Kimia Analitik. Kelompok 2 :

TITRASI IODOMETRI Oleh: Regina Tutik Padmaningrum Jurusan Pendidikan Kimia, FMIPA, Universitas Negeri Yogyakarta

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK 2 PENENRUAN KADAR VITAMIN C MENGGUNAKAN TITRASI IODOMETRI. Senin, 28 April Disusun Oleh: MA WAH SHOFWAH

PENENTUAN KADAR CuSO 4. Dengan Titrasi Iodometri

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA

Modul 3 Ujian Praktikum. KI2121 Dasar Dasar Kimia Analitik PENENTUAN KADAR TEMBAGA DALAM KAWAT TEMBAGA

Modul 3 Ujian Praktikum. KI2121 Dasar Dasar Kimia Analitik PENENTUAN KADAR TEMBAGA DALAM KAWAT TEMBAGA

TITRASI REDUKSI OKSIDASI OXIDATION- REDUCTION TITRATION

TITRASI KOMPLEKSOMETRI

ANALISIS KLORIN PADA BERAS YANG BEREDAR DI PASAR KOTA MANADO

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Kimia Analisis.

PENENTUAN KADAR VITAMIN C METODE IODIMETRI BAB V PEMBAHASAN

MAKALAH KIMIA ANALIS TITRASI IODIMETRI JURUSAN FARMASI

Titrasi IODOMETRI & IOdimetri

Metodologi Penelitian

JURNAL KFL GOL. VITAMIN (THIAMIN HCL)

PERCOBAAN POTENSIOMETRI (PENGUKURAN ph)

Laporan Praktikum Kimia Dasar II. Standarisasi Larutan NaOH 0,1 M dan Penggunaannya Dalam Penentuan Kadar Asam Cuka Perdagangan.

PERCOBAAN I PEMBUATAN DAN PENENTUAN KONSENTRASI LARUTAN

BAB III METODE PENELITIAN

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK 1 PERCOBAAN VII TITRASI PENGENDAPAN

LAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS HASIL PERTANIAN

ASIDI-ALKALIMETRI PENETAPAN KADAR ASAM SALISILAT

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA PEMISAHAN PERCOBAAN 1 EKSTRAKSI PELARUT

Modul 1 Analisis Kualitatif 1

UJIAN PRAKTIKUM KI2121 DASAR-DASAR KIMIA ANALITIK PENENTUAN KADAR KALSIUM DALAM KAPUR TULIS

Percobaan 6 DISTRIBUSI ZAT TERLARUT ANTARA DUA JENIS PELARUT YANG BERCAMPUR. Lab. Kimia Fisika Jurusan Kimia Universitas Negeri Semarang

MODUL PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK ( KI-2121) PENENTUAN KADAR IOD DALAM BETADINE SECARA TITRIMETRI

LAMPIRAN. Data Hasil Penelitian dan Perhitungan

BAB V METODOLOGI. 5.1 Alat yang digunakan: Tabel 3. Alat yang digunakan pada penelitian

KIMIA KUANTITATIF. Makalah Titrasi Redoks. Dosen Pembimbing : Dewi Kurniasih. Disusun Oleh : ANNA ROSA LUCKYTA DWI RETNONINGSIH

BAB III METODE PENGUJIAN. Rempah UPT.Balai Pengujian dan Sertifikasi Mutu Barang (BPSMB) Jl. STM

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Jurusan Pendidikan Kimia dan

Penurunan Bilangan Peroksida dengan kulit pisang kepok (Musa normalis L)

PENENTUAN KOMPOSISI MAGNESIUM HIDROKSIDA DAN ALUMINIUM HIDROKSIDA DALAM OBAT MAAG

PRAKTIKUM II TITRASI ASAM BASA OLEH RONIADI SAGULANI 85AK14020

Macam-macam Titrasi Redoks dan Aplikasinya

BAB V METODOLOGI. Pada tahap ini, dilakukan pengupasan kulit biji dibersihkan, penghancuran biji karet kemudian

PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK

ANALISIS KADAR METAMPIRON DALAM TABLET ANTALGIN 500 mg DI PT. KIMIA FARMA (Persero) Tbk PLANT MEDAN SECARA TITRASI IODIMETRI TUGAS AKHIR

ANALISA KADAR IODIUM PADA TELUR ASIN

LAPORAN PRAKTIKUM 8 PRAKTIKUM HPLC ANALISA TABLET VITAMIN C

Laporan Praktikum Analisa Tablet Vitamin C dengan HPLC (High Performance Liquid Chromatograph)

Setiap system kesetimbangan melibatkan reaksi-reaksi endoterm dan eksoterem. Kenaikan suhu system akan menguntungkan reaksi eksoterem

STUDI PERBANDINGAN KINETIKA REAKSI HIDROLISIS TEPUNG TAPIOKA DAN TEPUNG MAIZENA DENGAN KATALIS ASAM SULFAT

UJIAN PRAKTIKUM KI2121 DASAR-DASAR KIMIA ANALITIK PENENTUAN KADAR BIKARBONAT DALAM SODA KUE

Widya Kusumaningrum ( ) Page 1

JURNAL PRAKTIKUM. KIMIA ANALITIK II Titrasi Permanganometri. Selasa, 10 Mei Disusun Oleh : YASA ESA YASINTA

Blanching. Pembuangan sisa kulit ari

Analisis Vitamin C. Menurut Winarno (1997), peranan utama vitamin C adalah dalam

LARUTAN. Zat terlarut merupakan komponen yang jumlahnya sedikit, sedangkan pelarut adalah komponen yang terdapat dalam jumlah banyak.

BAB V METODELOGI. 5.1 Pengujian Kinerja Alat. Produk yang dihasilkan dari alat pres hidrolik, dilakukan analisa kualitas hasil meliputi:

TITRASI PENETRALAN (asidi-alkalimetri) DAN APLIKASI TITRASI PENETRALAN

BAB 3 METODOLOGI. 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain studi eksperimental.

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK I PERCOBAAN VI TITRASI REDOKS

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

LAPORAN PENELITIAN PRAKTIKUM KIMIA BAHAN MAKANAN Penentuan Asam Lemak Bebas, Angka Peroksida Suatu Minyak atau Lemak. Oleh : YOZA FITRIADI/A1F007010

UJI KUALITAS MINYAK ZAITUN (OLEUM OLIVARUM) MERK X DAN Y BERDASARKAN BILANGAN ASAM YANG BEREDAR DI KECAMATAN KASIHAN, BANTUL, DIY

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA II PERCOBAAN I KESETIMBANGAN KIMIA DI DALAM LARUTAN PROGRAM STUDI S-1 KIMIA

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK II

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah ekperimental.

Pelaksanaan Persiapan Instruktur melakukan pengecekan kelengkapan sarana-prasarana sebelum praktikum dimulai, meliputi:

BAB III METODE PENELITIAN. Faktor I adalah variasi konsentrasi kitosan yang terdiri dari 4 taraf meliputi:

UJIAN PRAKTIK KIMIA SMA NEGERI 4 MATARAM

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain studi eksperimental

KETERAMPILAN LABORATORIUM DAFTAR ALAT LABORATORIUM

kimia TITRASI ASAM BASA

Laporan Praktikum KI1212. Dasar Dasar Kimia Analitik PENENTUAN KADAR KALSIUM DALAM KAPUR TULIS DENGAN METODE KOMPLEKSOMETRI

PENETAPAN KADAR VITAMIN C PADA BAWANG PUTIH (Allium sativum, L) DENGAN METODE IODIMETRI

BAHAN DAN METODE. Pelaksanaan Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Penelitian Jurusan Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Judul Percobaan B. Tujuan Percobaan

BAB I PRAKTIKUM ASIDI AL-KALIMETRI

BERKAS SOAL BIDANG STUDI: KIMIA PRAKTIKUM MODUL I KOMPETISI SAINS MADRASAH NASIONAL 2012

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA II

Percobaan 6 Penentuan kadar Nikel (II) klorida dengan metoda gravimetri dan volumetri

METODE PENELITIAN. ini dilaksanakan pada bulan Desember 2011 sampai. bulan Maret 2012 di Laboratorium Pengolahan Pangan, Laboratorium Analisa

Faktor yang mempengaruhi kegunaan vitamin bagi tubuh. Flora Intestinal Ketersediaan (bioavailability) Pengaruh pengolahan

Penentuan Kadar Vitamin C dengan Titrasi Iodometri Langsung

TITRASI IODOMETRI DENGAN NATRIUM TIOSULFAT SEBAGAI TITRAN Titrasi redoks merupakan jenis titrasi yang paling banyak jenisnya. Terbaginya titrasi ini

UJIAN PRAKTIK KIMIA SMA NEGERI 4 MATARAM

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR I

LAPORAN PRAKTIKUM. ISOLASI DNA, Isolasi Protein dan PCR (Elektroforesis agarose dan Acrylamic)

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

MAKALAH KIMIA ANALITIK I TITRASI REAKSI OKSIDASI DISUSUN OLEH : A. NURUL ANA HUSAIN PENDIDIKAN KIMIA

PERCOBAAN I PENENTUAN KADAR KARBONAT DAN HIDROGEN KARBONAT MELALUI TITRASI ASAM BASA

PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA DASAR II KI1201

IDENTIFIKASI ASAM AMINO PADA ALBUMIN TELUR DAN SAMPEL UNKNOWN

Bab VIII Reaksi Penetralan dan Titrasi Asam-Basa

BAB V METODOLOGI. Gambar 6. Pembuatan Minyak wijen

PENENTUAN KOEFISIEN DISTRIBUSI

KIMIA DASAR PRINSIP TITRASI TITRASI (VOLUMETRI)

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimen. Penelitian dilakukan di laboratorium Kimia Universitas

LAPORAN PRAKTIKUM STANDARISASI LARUTAN NaOH

Transkripsi:

PENENTUAN KADAR VITAIN PADA YU-000 DAN VITAIIN DENGAN ETDE IDIETRI Ni Wayan Yuliandewi Fakultas atematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Pendidikan Ganesha e-mail: Yuliandewi_4@yahoo.co.id Abstract Iodimetri titration is a process that runs directly titration with I which acts as a titrant. Application of iodimetri titration technique can be used to establish the levels of ascorbic acid in this case one of them is the determination of vitamin. Vitamin is a vitamin that can be easily soluble in water and can easily be damaged due to the oxidation process and has a chemical composition that is derived from the D-glucose and D-galactose. In the experimental determination of the levels of vitamin using liquid and solid samples in this solid sample used was "vitacimin" and liquid samples used is "You-000". This experiment using titration iodimetri method that determines levels of vitamin are qualitatively based on the volume of I used. In this experiment obtained high levels of vitamin contained in vitacimin sample of.6%, while the levels of vitamin present in the sample of You-000 is 0.3%. Keywords: iodimetri, titration, vitamin. PENDAULUAN enurut Alamsyah (994) menyatakan bahwa titrasi iodimetri merupakan titrasi yang didasarkan pada reaksi oksidasi yang terjadi antara iodin dengan reduktor yang mengalami potensial oksidasi yang lebih rendah dari sistem iodin-iodida dan indikator yang digunakan adalah larutan kanji. enurut Septyaningrum (009) menyatakan bahwa iodimetri merupakan suatu proses titrasi yang terjadi secara langsung yang dapat menentukan secara kuantitatif dengan cara menentukan jumlah I yang dapat bereaksi dengan sampel dan dalam penentuan ini, I bertindak sebagai titran. Pengertian titrasi iodimetri dapat disimpulkan yaitu suatu proses titrasi yang berjalan secara langsung dengan I yang bertindak sebagai titran. Persamaan reaksi yang terjadi dalam proses titrasi iodimetri adalah sebagai berikut. I + I - I 3 - Gandjar & Rohman (007) menyebutkan bahwa titrasi iodimetri dapat digunakan untuk menetapkan kadar asam askorbat dalam hal ini adalah penetapan kadar vitamin. Pengertian vitamin menurut Sunita (004) yaitu kristal putih yang dapat larut di dalam air dan dapat dengan mudah rusak akibat terjadinya oksidasi. enurut Sherwood (00) menyatakan bahwa vitamin merupakan vitamin yang terdapat di dalam darah dan akan Gambar. Persamaan reaksi titrasi iodimetri diserap melalui transport aktif. Pengertian vitamin dapat disimpulkan adalah vitamin yang dapat dengan mudah larut di dalam air dan mudah rusak akibat terjadinya proses oksidasi. enurut Akhilender (003) menyatakan bahwa susunan kimia vitamin berasal dari D- glukosa dan D-galaktosa yang banyak terdapat di dalam tumbuh-tumbuhan dan sebagian terdapat pada hewan. Struktur kimia vitamin dapat ditunjukkan pada gambar.

Pada percobaan penentuan kadar vitamin metode iodimetri ini menggunakan sampel padat dan cair dalam hal ini sampel padat yang digunakan adalah vitacimin dan sampel cair yang digunakan adalah You-000, hal Gambar. Struktur kimia vitamin massa vita min ( mg) (%) Kadar vitamin = x00% berat sampel mula mula Percobaan ini dilaksanakan untuk mengetahui kadar vitamin yang terdapat pada vitacimin dan You-000 dengan menggunakan metode titrasi iodimetri.. ETDE Percobaan penentuan kadar vitamin pada sampel vitacimin dan You-000 dilaksanakan di Laboratorium Kimia rganik, Jurusan Pendidikan Kimia, UNDIKSA. Percobaan penentuan kadar vitamin ini menggunakan metode titrasi iodimetri yang merupakan metode titrasi penentuan kadar vitamin secara kualitatif dalam hal ini penentuan kadar ditentukan dari volume I yang digunakan dalam mentitrasi sampel vitamin. Peralatan, bahan, dan prosedur kerja yang digunakan dalam percobaan penentuan kadar vitamin ini adalah sebagai berikut.. Alat Peralatan yang digunakan dalam percobaan penentuan kadar vitamin ini adalah labu Erlenmeyer 00 sebanyak 3 buah, statif dan klem sebanyak buah, buret 5 sebanyak buah, pipet tetes sebanyak buah, dan pipet ukur 5 sebanyak buah.. Bahan Bahan yang digunakan dalam percobaan penentuan kadar vitamin menggunakan metode titrasi iodimetri adalah larutan iodin 0,N; sampel vitacimin ; sampel You- tersebut dikarenakan kandungan vitamin pada vitacimin sebesar 50 mg/ tablet dan You- 000 sebesar 000 mg/. Penentuan kadar vitamin dengan metode titrasi iodimetri dapat menggunakan persamaan sebagai berikut. () 000 ; larutan S 4 %; indikator amilum; dan akuades..3 Prosedur Kerja.3. Penentuan kadar vitamin pada sampel vitacimin Sampel vitamin yaitu vitacimin digerus sehingga halus dan ditimbang sebanyak gram yang kemudian dilarutkan ke dalam akuades 00. Larutan yang terbentuk kemudian dituangkan ke dalam labu Erlenmeyer yang telah diisi label I, II, dan III. Labu Erlenmeyer yang telah diisi dengan larutan vitacimin kemudian ditambahkan dengan larutan S 4 % dan indikator amilum. Buret yang telah diisi dengan larutan I dalam KI kemudian digunakan untuk mentitrasi larutan vitacimin tersebut. Volume I yang digunakan dicatat untuk menentukan kadar vitamin dalam sampel..3. Penentuan kadar vitamin pada sampel You-000 Sampel vitamin yaitu You-000 diambil sebanyak 0 kemudian diencerkan dalam 00 akuades. Larutan yang telah diencerkan tersebut dimasukkan ke dalam labu Erlenmeyer yang telah diisi label I, II, dan III. Labu Erlenmeyer yang telah diisi dengan larutan You-000 kemudian ditambahkan dengan larutan S 4 dan indikator amilum. Buret yang telah diisi dengan larutan I dalam KI kemudian digunakan untuk mentitrasi larutan sampel. Volume I dalam KI yang

digunakan dicatat untuk menentukan kadar vitamin yang terdapat di dalam sampel. 3. ASIL DAN PEBAASAN Pada percobaan penentuan kadar vitamin dengan metode titrasi iodimetri menggunakan sampel vitacimin sebanyak gram yang dilarutkan ke dalam akuades 00 sedangkan sampel You-000 yang digunakan sebanyak 0 yang kemudian diencerkan dengan 00 akuades. Vitacimin yang telah digerus dilarutkan ke dalam akuades menghasilkan larutan yang berwarna kuning yang ditunjukkan pada gambar 3a sedangkan larutan You-000 yang berwarna kuning muda setelah diencerkan dengan akuades sebanyak 00 terbentuk larutan yang tidak berwarna yang ditunjukkan pada gambar 3b. Gambar 3. (a) Larutan vitacimin dan (b) larutan You-000 Larutan vitacimin tersebut dimasukkan ke dalam labu Erlenmeyer sebanyak 5 yang kemudian ditambahkan dengan larutan S 4 yang bertujuan untuk mengasamkan larutan, hal ini dikarenakan titrasi iodimetri dapat berlangsung dengan sempurna dalam suasana asam. asil yang ditunjukkan setelah larutan ditambahkan dengan larutan S 4 yaitu larutan tidak mengalami perubahan. Larutan vitacimin tersebut kemudian diteteskan dengan indikator amilum yang bertujuan untuk menentukan titik akhir dari titrasi. asil yang ditunjukkan setelah ditambahkan indikator amilum adalah larutan berwarna kuning muda. Larutan tersebut dititrasi menggunakan larutan I dalam KI dan dihasilkan larutan berwarna biru kehitaman dan reaksi yang terjadi dalam larutan tersebut adalah sebagai berikut. Asam L-askorbat + I + + + I Asam L-dehidroaskorbat Gambar 4. Persamaan reaksi saat larutan dititrasi dengan I dalam KI Titik akhir titrasi ditunjukkan dengan perubahan warna larutan dari kuning muda menjadi biru kehitaman ditunjukkan pada gambar 5. 3

Gambar 5. asil titrasi larutan vitacimin dengan metode titrasi iodimetri Perubahan warna larutan dari kuning muda menjadi biru kehitaman diperlukan volume I dalam KI yang berbeda-beda untuk masingmasing labu Erlenmeyer. Volume titran dalam hal ini adalah volume I dalam KI yang diperlukan untuk titrasi sampel vitacimin dengan metode titrasi iodimetri dapat dilihat pada tabel. Tabel. Volume titran dalam mentitrasi sampel vitacimin Labu ke- Volume titran () I,9 II 3, III,9 Volume rata-rata,97 Berdasarkan volume hasil titrasi pada tabel dapat ditentukan konsentrasi dan kadar dari N I 0, N 0, 05 vit vit I I vit x 5 0,05 x, 97 vitamin pada sampel vitacimin dengan metode iodimetri yaitu: vit 0, 097 Persentase kadar vitamin yang dihasil dari sampel vitacimin yang ditentukan dengan menggunakan metode iodimetri adalah sebagai berikut. assa vitamin = x mol I x r Vita min assa vitamin = assa vitamin = 3,08 x (0,05 x,97 ) x76, Berat mula-mula = massa sampel x massa vitamin murni Berat mula-mula = gr x 50 Berat mula-mula = 500 gr massa vita min ( mg) (%) Kadar vitamin = x00% berat sampel mula mula 3,08 (%) Kadar vitamin = x00% 500 Kadar vitamin =,6% 4

Pada penentuan kadar vitamin dalam sampel You-000, sampel yang telah diencerkan kemudian dimasukkan ke dalam labu Erlenmeyer sebanyak 5. Sampel tersebut ditambahkan dengan larutan S 4 yang menghasilkan larutan yang tidak berwarna. Penambahan larutan S 4 bertujuan untuk mengasamkan larutan yang akan dititrasi, hal tersebut dikarenakan titrasi iodimetri dapat berlangsung dengan sempurna dalam suasana asam. Setelah ditambahkan dengan larutan S 4, larutan You-000 ditambahkan dengan indikator amilum menunjukkan larutan You- 000 menjadi keruh. Penambahan indikator amilum tersebut bertujuan untuk menentukan titik akhir dari titrasi. Larutan You-000 tersebut dititrasi menggunakan larutan I dalam KI dan titrat yang dihasilkan menunjukkan terjadinya perubahan dari larutan yang keruh menjadi larutan yang berwarna biru kehitaman. asil titrasi larutan You-000 tersebut dapat ditunjukkan pada gambar 6. Gambar 6. asil titrasi sampel You-000 dengan metode iodimetri Pencapaian titik akhir titrasi yang menghasilkan titrat berwarna biru kehitaman memerlukan volume I dalam KI yang berbedabeda pada saat titrasi iodimetri. Volume I yang digunakan untuk titrasi tersebut dapat ditunjukkan pada tabel. Tabel. Volume titran dalam mentitrasi sampel You-000 Labu ke- Volume titran () I 0,5 II 0,6 III 0,5 Volume rata-rata 0,53 Berdasarkan volume titran pada tabel dapat ditentukan konsentrasi dan kadar dari N I 0, N 0, 05 vit vit I I vit x 5 0,05 x 0, 53 5,3 x0 3 vit vitamin pada sampel You-000 dengan metode iodimetri yaitu: 5,3 x0 3 vit Konsentrasi vitamin dari You-000 adalah 5,3 x 0-3 dan setelah dikali dengan faktor pengenceran maka konsentrasi vitamin dari You-000 adalah 0,053. Persentase kadar x 0 kali pengenceran 0, vit 053 vitamin yang dihasil dari sampel You-000 dengan menggunakan metode iodimetri adalah sebagai berikut. assa vitamin = x mol I x r Vita min x faktor pengenceran 5

4. KESIPULAN assa vitamin = x (0,05 x 0,53 ) x76, x0 assa vitamin = 3,34 Berat mula-mula = massa sampel x massa vitamin murni Berat mula-mula = 0 x 000 Berat mula-mula = 0.000 massa vita min ( mg) (%) Kadar vitamin = x00% berat sampel mula mula 3,34 (%) Kadar vitamin = x00% 0.000 Kadar vitamin = 0,3% Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa kadar vitamin yang terdapat dalam sampel vitacimin adalah sebesar,6% sedangkan kadar vitamin dalam sampel You-000 adalah sebesar 0,3%. 5. UAPAN TERIA KASI Penulis mengucapkan terima kasih kepada Dr. I Nyoman Tika,.Si., selaku dosen pengampu, Kd. Dewi Wirmandiyanthi, S.Pd.,.Si. selaku asisten dosen, Drs. I Dewa Putu Subamia,.Pd., selaku laboran Jurusan Pendidikan Kimia, dan Ni ade Ayu Suryantini selaku rekan satu kelompok. 6. DAFTAR PUSTAKA Akhilender, N.K. 003. Vitamin In uman ealth and Disease is Still a ystery. Nutrition Journal. ISSN: 475-89. Alamsyah, A. 994. Analisis Kuantitatif Beberapa Senyawa Farmasi. edan: Universitas sumatera Utara Press. Gandjar, I.G., & Rohman, A. 007. Kimia Farmasi Analisis. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Septyaningrum, R. 009. Definisi Iodimetri. http://www.chem-is try.org/materi_kimia/instrumen_analisis/io dimetri/definisi-iodimetri/. Diakses tanggal 9 Juni 04. Sherwood, L. 00. Fisiologi anusia dari sel ke Sistem. ( nd.ed). EG: 60-606. Sunita, A. 004. Penuntun Diet. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. 6