I. Ketua Komite Keperawatan

dokumen-dokumen yang mirip
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PROGRAM KERJA KOMITE KEPERAWATAN. RSUD Dr. DJASAMEN SARAGIH KOTA PEMATANGSIANTAR TAHUN 2014

7. Praktik Keperawatan adalah pelayanan yang diselengarakan oleh perawat dalam bentuk asuhan keperawatan.

Pertemuan seluruh Rapat Komite. pengurus komite untuk membahas progress kegiatan komite dan. Pengisian dokumen kredensial

PEDOMAN PENGORGANISASIAN KOMITE TENAGA KESEHATAN LAIN RS. BUDI KEMULIAAN BATAM

PEDOMAN PENYELENGGARAAN KOMITE KEPERAWATAN RUMAH SAKIT BAB I PENDAHULUAN

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2013 TENTANG KOMITE KEPERAWATAN RUMAH SAKIT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Dalam Peraturan Internal Staf Keperawatan yang dimaksud engan : a.peraturan Internal Staf Keperawatan (Nursing STaf Bylaws) adalah peraturan penyeleng

PEDOMAN KOMITE PENUNJANG MEDIS RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK BINA SEHAT MANDIRI

PANDUAN KREDENSIAL DAN REKREDENSIAL TENAGA KESEHATAN LAINNYA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 77 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN ORGANISASI RUMAH SAKIT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I DEFINISI Proses Keredensial (Credentialing): Proses Re- Kewenangan klinis (clinical privilege) : Surat Penugasan (clinical Appointment) Tenaga

PEDOMAN PENGORGANISASIAN KOMITE NAKES RS. JANTUNG BINAWALUYA 2016

ORGANISASI PELAYANAN KESEHATAN PERTEMUAN II LILY WIDJAYA, SKM.,MM, PRODI D-III REKAM MEDIS DAN INFORMASI KESEHATAN, FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN

BAB V PENUTUP. RSUD Prof. DR. H. M. Chatib Quzwain Sarolangun Jambi sudah diatur. dalam bentuk Peraturan Bupati Nomor 55 Tahun 2013 tentang Peraturan

PEDOMAN PENGORGANISASIAN KOMITE KEPERAWATAN

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 77 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN ORGANISASI RUMAH SAKIT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PERANAN KOMITE FARMASI SEBAGAI BADAN NORMATIF NONSTRUKTURAL DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT DR. WAHIDIN SUDIROHUSODO

PANDUAN KREDENSIAL STAF KEPERAWATAN

Latar Belakang Sejarah perkembangan keperawatan di Indonesia diawali Perawat (verpleger) di bantu oleh penjaga orang sakit (zieken oppaser) bekerja

DAFTAR WAWANCARA RUMAH SAKIT PRIMA HUSADA

BUPATI BANYUWANGI PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 39 TAHUN 2015 TENTANG PERATURAN INTERNAL RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BLAMBANGAN KABUPATEN BANYUWANGI

Panduan Kredensial dan Rekredensial Staf klinis Puskesmas Kampala -RAHASIA- BAB I PENDAHULUAN

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 012 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN DEPARTEMEN AUDIT INTERNAL. Bab I KETENTUAN UMUM. Pasal 1 Tujuan

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MOJOKERTO,

KEPUTUSAN DIREKTUR RS. PANTI WALUYO YAKKUM SURAKARTA Nomor : 2347a/PW/Sekr/VIII/2014 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

I.PENDAHULUAN LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. segala sesuatu yang terjadi di rumah sakit sebagaimana dimaksud dalam pasal. 46 UU Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit.

A. KOMITE MEDIK Susunan Komite Medik terdiri diri dari : a. Ketua, b. Wakil Ketua, c. Sekretaris d. Anggota

PANDUAN KREDENSIAL KEPERAWATAN RUMAH SAKIT ROYAL PROGRESS

BAB I PENDAHULUAN. profesi medik disini adalah mencakup Kode Etik Kedokteran Indonesia (KODEKI),

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR

PERAN KOMITE MEDIS DALAM PEMBERIAN KEWENANGAN KLINIS PADA STAF MEDIS RS

TATA KELOLA, KEPEMIMPINAN DAN PENGARAHAN (TKP) > 80% Terpenuhi 20-79% Terpenuhi sebagian < 20% Tidak terpenuhi

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEMBRANA,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II INDRAMAYU NOMOR : 21 TAHUN : 1999 SERI : D.4.

Piagam Audit Internal. PT Astra International Tbk

BUPATI BANGKA PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

BERITA DAERAH KABUPATEN SAMOSIR TAHUN 2014 NOMOR 15 SERI F NOMOR 311 PERATURAN BUPATI SAMOSIR NOMOR 14 TAHUN 2014

PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG PERATURAN INTERNAL (HOSPITAL BYLAWS) RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SINJAI BUPATI SINJAI,

Sakit. Melalui komite keperawatan ini diharapkan dapat meningkatkan profesionalisme tenaga keperawatan serta mengatur tata kelola klinis yang baik

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 078 TAHUN 2015

PANDUAN SUB KOMITE MUTU PROFESI KEPERAWATAN RUMAH SAKIT SENTRA MEDIKA CISALAK

BUPATI SUMEDANG PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 67 TAHUN 2014 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia, serta penyelenggaraan penelitian, pengembangan dan penapisan teknologi

TENTANG PERATURAN INTERNAL RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DOKTER MOHAMAD SOEWANDHIE KOTA SURABAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA,

W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 64 TAHUN 2008 TENTANG

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

PEMERINTAH KOTA TANJUNGPINANG PERATURAN DAERAH KOTA TANJUNGPINANG NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN,

PROGRAM KERJA SUBKOMITE ETIK DAN DISIPLIN PROFESI KOMITE MEDIK RUMAH SAKIT BUNDA SIDOARJO TAHUN 2015

PERATURAN LEMBAGA PENGEMBANGAN JASA KONSTRUKSI NASIONAL NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG PENILAI AHLI BIDANG JASA KONSTRUKSI

PERATURAN DEPARTEMEN AUDIT INTERNAL

PERATURAN BADAN AKREDITASI NASIONAL PERGURUAN TINGGI NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KELOLA BADAN AKREDITASI NASIONAL PERGURUAN TINGGI

PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARIMUN NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN ORGANISASI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH

D. Dasar hukum 1. UU. No.36. Tahun Tentang kesehatan 2. Peraturan Menteri Kesehatan No. 1796/Menkes/Per/VII/2011, tentang Kesehatan 3.

G U B E R N U R SUMATERA BARAT

KREDENSIAL TENAGA KESEHATAN LAIN

dr. AZWAN HAKMI LUBIS, SpA, M.Kes

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

SURAT KEPUTUSAN BERSAMA DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI NO.SKB.003/SKB/I/2013

Pedoman Audit Internal (Internal Audit Charter) Lampiran, Surat Keputusan, No:06/FMI-CS/III/2017 Tentang Penetapan Kepala Unit Audit Internal

GUBERNUR SUMATERA BARAT

KEPUTUSAN DEWAN LEMBAGA PENGEMBANGAN JASA KONSTRUKSI NASIONAL NOMOR : 70 / KPTS / LPJK / D / VIII / 2001

BUPATI PENAJAM PASER UTAR PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 22 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 72 TAHUN 2015

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH

PROGRAM KERJA SUB KOMITE MUTU KEPERAWATAN RUMAH SAKIT LNG BADAK TAHUN 2016

Peran dan Fungsi Komite Medik di Rumah Sakit

KOMPETENSI DAN KEWENANGAN STAF (KKS)

PERATURAN BUPATI SUBANG NOMOR : TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KELAS B KABUPATEN SUBANG BUPATI SUBANG,

PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

WALIKOTA TANGERANG SELATAN

Piagam Audit Internal. PT Astra International Tbk

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 47 TAHUN 2003 TENTANG URAIAN TUGAS SUB BAGIAN DAN SUB BIDANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 3 TAHUN 2007 TENTANG

PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SRAGEN NOMOR : 61 TAHUN 2015

KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT ERNALDI BAHAR

HOSPITAL BYLAWS PERATURAN INTERNAL RUMAH SAKIT M.C.Inge Hartini 2009

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG

PROGRES DOKUMEN POKJA KKS ( KOMPETENSI DAN KEWENANGAN STAF )

BUPATI WAY KANAN PROVINSI LAMPUNG

TATA KELOLA RUMAH SAKIT (TKRS)

- 2 - SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 56 /POJK.04/2015 TENTANG PEMBENTUKAN DAN PEDOMAN PENYUSUNAN PIAGAM UNIT AUDIT INTERNAL

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2017, No Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembara

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

RENCANA PROGRAM KERJA KOMITE KEPERAWATAN RSU. C-BMC TAHUN

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 39 TAHUN 2017

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 13 TAHUN 2016 TENTANG TATA KELOLA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH GAMBIRAN

LEMBARAN DAERAH KOTA SEMARANG TAHUN 2006 NOMOR 3 SERI D

MANUAL STANDAR KOMPETENSI LULUSAN

PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG

BUPATI MOJOKERTO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MOJOKERTO,

GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR 47 TAHUN 2013 TENTANG

Transkripsi:

I. Ketua Komite Keperawatan Tugas pokok Memimpin seluruh kegiatan dari komite keperawatan meliputi kredensialing, penjagaan dan peningkatan mutu profesi, serta penjagaan serta pembinaan disiplin dan etika profesi. Ketua komite keperawatan bertanggung jawab kepada direktur atas pelaksanaan dari tugas tugas komite Uraian Tugas Ketua Komite Keperawatan 1. Memimpin proses kredensialing yang dilakukan oleh sub komite kredensial, komite 2. Mengagendakan pertemuan dan rapat-rapat komite 3. Mengusulkan pertemuan dengan direksi. 4. Menerbitkan rekomendasi hasil kredensial dan rekredensial tenaga keperawatan dan rincian kewenangan klinisnya, untuk diberikan kepada direktur sebagai bahan pertimbangan. 5. Menjaga dan meningkatkan mutu profesi dengan melakukan audit keperawatan secara rutin untuk membahas asuhan keperawatan maupun kebidanan. 6. Memimpin pelaksanaan etika profesi. 7. Melakukan pemanggilan personil yang terlibat kasus pelanggaran etika profesi, serta melaporkan hasilnya kepada direktur. 8. Melakukan pembinaan etika dan disiplin profesi bagi seluruh staf 9. Mengajukan nama-nama yang diusulkan menjadi personil komite keperawatan kepada direktur. 10. Memimpin penyusunan buku putih, serta evaluasinya. 11. Menyusun rincian kewenangan klinis untuk setiap peserta kredensial, dengan dibantu sub komite kredensial dan sekretaris komite 12. Menerbitkan rekomendasi hasil dari audit keperawatan, dengan dibantu sub komite mutu profesi dan sekretaris komite 13. Mengusulkan tindakan yang diperlukan terkait pelaksanaan etika dan disiplin profesi kepada direktur. 14. Melakukan penelusuran kasus kasus yang menyangkut etika dan disiplin profesi, serta menerbitkan rekomendasi terkait temuan-temuan yang ada, untuk kemudian disampaikan ke direktur, dengan dibantu sub komite etika dan disiplin profesi, serta sekretaris komite 1. Terselenggaranya tata kelola komite keperawatan sesuai dengan aturan yang berlaku. 2. Proses kredensial berjalan 100% untuk seluruh staf keperawatan, dan dijalankan sesuai dengan aturan yang berlaku. 3. Terselenggaranya audit keperawatan secara rutin, dengan hasil rekomendasi yang dijalankan. 4. Seluruh staf keperawatan memahami dan menjalani etika serta disiplin profesi. 5. Hadir dalam 100% rapat komite II. Sekretaris Komite Keperawatan

Membantu ketua komite keperawatan dalam proses administrasi dan tata kelola komite keperawatan yang tertib. Sekretaris Komite Keperawatan bertanggung jawab kepada direktur Uraian Tugas 1. Melakukan kegiatan administratif untuk membantu ketua komite keperawatan 2. Menyusun undangan dan mengedarkan rapat-rapat serta pertemuan-pertemuan komite 3. Mencatat hasil pertemuan dan rapat-rapat untuk kemudian dilaporkan kepada direktur, melalui ketua komite 4. Menyusun dokumen rincian kewenangan klinis. 5. Menyusun rekomendasi-rekomendasi yang akan disampaikan dari komite keperawatan kepada direktur. 1. Dokumen-dokumen komite keperawatan tertata rapi dan siap digunakan kapanpun diperlukan. 2. Undangan, absensi serta notulen rapat dan pertemuan terdokumentasi dengan baik. 3. Semua kegiatan komite keperawatan terdokumentasi dengan baik. 4. Hasil kredensial dan rekredensial tersusun dengan baku dan rapi. 5. Hasil audit keperawatan terdokumentasi dengan baik. 6. Hasil temuan penelusuran kasus etika dan disiplin profesi terdokumentasi dengan baik. 7. Hadir dalam >80% rapat komite III. Ketua Sub Komite Kredensial

Bersama ketua komite keperawatan memimpin pelaksanaan proses kredensial dan rekredensial tenaga Ketua Sub Komite Kredensial bertanggung jawab kepada Ketua Komite Keperawatan Uraian Tugas 1. Menyelenggarakan kredensial dan rekredensial tenaga 2. Menyusun daftar rincian kewenangan klinis perawat dan bidan 3. Menyusun buku putih 4. Melakukan verifikasi berkas untuk persyaratan kredensial 5. Membentuk panitia ad hoc apabila diperlukan, untuk pelaksanaan kredensial dan rekredensial. 6. Menganalisa dan mengajurkan pengurangan, penambahan, pemulihan, atau pencabutan kewenangan klinis tenaga keperawatan kepada ketua komite 7. Membuat laporan seluruh proses kredensial kepada ketua komite keperawatan untuk kemudian diajukan kepada direktur. 1. Terselenggaranya proses kredensial terhadap seluruh tenaga keperawatan, dengan objektif dan sesuai standar. 2. Direktur mendapatkan masukkan yang berkualitas dalam pemberian surat penugasan klinis. 3. Buku putih tersedia dan berisi hal yang jelas dan mudah dijadikan acuan dalam pelaksanaan kredensial tenaga 4. Hadir dalam minimal 80% rapat komite keperawatan, dan 100% rapat sub komite. IV. Sekretaris Sub Komite Kredensial

Melaksanakan segala hal administrasi yang terkait dengan kegiatan yang dilakukan oleh sub komite kredensial Sekretaris sub komite kredensial bertanggung jawab kepada ketua sub komite kredensial Uraian tugas 1. Melakukan kegiatan administratif untuk membantu ketua sub komite kredensial. 2. Menyusun undangan dan mengedarkan rapat-rapat serta pertemuan-pertemuan sub komite kredensial. 3. Mencatat hasil pertemuan dan rapat-rapat untuk kemudian dilaporkan kepada ketua komite keperawatan, melalui ketua sub komite kredensial. 4. Membantu ketua sub komite kredensial dalam penyusunan dokumen rincian kewenangan klinis. 5. Menyusun rekomendasi-rekomendasi yang akan disampaikan dari sub komite kredensial kepada ketua komite 1. Dokumen-dokumen sub komite kredensial tertata rapi dan siap digunakan kapanpun diperlukan. 2. Undangan, absensi serta notulen rapat dan pertemuan terdokumentasi dengan baik. 3. Semua kegiatan sub komite kredensial terdokumentasi dengan baik. 4. Hasil kredensial dan rekredensial tersusun dengan baku dan rapi. 5. Hadir dalam minimal 80% rapat komite dan 80% rapat sub komite. V. Anggota Sub Komite Kredensial Bersama ketua sub komite kredensial melaksanakan proses kredensial dan rekredensial tenaga Anggota Sub Komite Kredensial bertanggung jawab kepada Ketua Sub Komite Kredensial

Uraian Tugas 1. Melaksanakan kredensial dan rekredensial tenaga 2. Membantu ketua sub komite kredensial menyusun daftar rincian kewenangan klinis perawat dan bidan 3. Membantu ketua sub komite kredensial menyusun buku putih. 4. Membantu ketua sub komite kredensial melakukan verifikasi berkas untuk persyaratan kredensial 5. Membantu ketua sub komite kredensial menganalisa dan mengajurkan pengurangan, penambahan, pemulihan, atau pencabutan kewenangan klinis tenaga keperawatan kepada ketua komite 6. Membantu ketua sub komite kredensial membuat laporan seluruh proses kredensial kepada ketua komite keperawatan untuk kemudian diajukan kepada direktur. 1. Terselenggaranya proses kredensial terhadap seluruh tenaga keperawatan, dengan objektif dan sesuai standar. 2. Ketua sub komite kredensial mendapatkan bantuan dalam pelaksanaan segala kegiatan dari sub komite kredensial. 3. Hadir dalam minimal 70% pertemuan komite dan 80% rapat sub komite. VI. Ketua Sub Komite Mutu Profesi : Melaksanakan dan menyelenggarakan pembinaan mutu profesi tenaga keperawatan sehingga seluruh tenaga perawat dan bidan dapat memberikan asuhan keperawatan dan kebidanan yang beriorentasi pada mutu dan keselamatan pasien. Ketua Sub Komite Mutu Profesi bertanggung jawab kepada Ketua Komite Keperawatan.

Uraian Tugas 1. Melakukan audit keperawatan dan kebidanan secara rutin 2. Menyusun rekomendasi hasil dari audit, dan dilaporkan kepada ketua komite 3. Mengidentifikasi kebutuhan pelatihan tenaga 4. Memfasilitasi kegiatan-kegiatan seminar, pelatihan, atau kursus yang diperlukan. 5. Mengajukan kegiatan yang dibutuhkan untuk peningkatan mutu profesi kepada ketua komite 1. Terselenggaranya audit keperawatan secara rutin 2. Hasil dari audit secara rutin disampaikan kepada direktur, dan disebarkan kepada unit-unit terkait untuk peningkatan mutu profesi. 3. Terdapat usulan pelatihan tenaga keperawatan yang disampaikan oleh komite keperawatan kepada direktur. 4. Hadir dalam 80% rapat komite dan 100% rapat sub komite. VII. Sekretaris Sub Komite Mutu Profesi Melaksanakan segala hal administrasi yang terkait dengan kegiatan yang dilakukan oleh sub komite mutu profesi. Sekretaris sub komite mutu profesi bertanggung jawab kepada ketua sub komite mutu profesi Uraian tugas

1. Melakukan kegiatan administratif untuk membantu ketua sub komite mutu profesi. 2. Menyusun undangan dan mengedarkan rapat-rapat serta pertemuan-pertemuan sub komite mutu profesi. 3. Mencatat hasil pertemuan dan rapat-rapat untuk kemudian dilaporkan kepada ketua komite keperawatan, melalui ketua sub komite mutu profesi. 4. Membantu ketua sub komite mutu profesi dalam penyusunan dokumen hasil audit 5. Menyusun rekomendasi-rekomendasi yang akan disampaikan dari sub komite mutu profesi kepada ketua komite 1. Dokumen-dokumen sub komite mutu profesi tertata rapi dan siap digunakan kapanpun diperlukan. 2. Undangan, absensi serta notulen rapat dan pertemuan terdokumentasi dengan baik. 3. Semua kegiatan sub komite mutu profesi terdokumentasi dengan baik. 4. Hasil audit keperawatan tersusun dengan baku dan rapi. 5. Hadir dalam minimal 80% rapat komite dan 80% rapat sub komite. VIII. Anggota Sub Komite Mutu Profesi Bersama ketua sub komite mutu profesi melaksanakan proses peningkatan mutu profesi tenaga Anggota Sub Komite Mutu Profesi bertanggung jawab kepada Ketua Sub Komite Mutu Profesi. Uraian Tugas

1. Membantu ketua sub komite mutu profesi melakukan audit keperawatan dan kebidanan secara rutin 2. Membantu ketua sub komite mutu profesi menyusun rekomendasi hasil dari audit, dan dilaporkan kepada ketua komite 3. Membantu ketua sub komite mutu profesi mengidentifikasi kebutuhan pelatihan tenaga 4. Membantu ketua sub komite mutu profesi memfasilitasi kegiatan-kegiatan seminar, pelatihan, atau kursus yang diperlukan. 5. Membantu ketua sub komite mutu profesi mengajukan kegiatan yang dibutuhkan untuk peningkatan mutu profesi kepada ketua komite 1. Terselenggaranya proses audit keperawatan yang berguna bagi peningkatan mutu profesi. 2. Ketua sub komite mutu profesi mendapatkan bantuan dalam pelaksanaan segala kegiatan dari sub komite mutu profesi. 3. Hadir dalam minimal 70% pertemuan komite dan 80% rapat sub komite. IX. Ketua Sub Komite Etika dan Disiplin Profesi Bersama Ketua Komite Keperawatan memimpin pelaksanaan dan pembinaan etika dan disiplin profesi agar seluruh tenaga keperawatan memahami dan melaksanakan kode etik profesi mereka, sehingga pelayanan asuhan keperawatan dan kebidanan terselenggara sesuai dengan etika profesi.

Ketua Sub Komite Etika dan Disiplin Profesi bertanggung jawab kepada Ketua Komite Keperawatan Uraian Tugas: 1. Melakukan penyusunan kode etik profesi keperawatan dan kebidanan sesuai dengan pedoman yang berlaku secara nasional. 2. Melakukan sosialisasi kode etik keperawatan dan kebidanan, 3. Melakukan penegakkan disiplin profesi 4. Merekomendasikan penyelesaian masalah yang terkait etika dan disiplin profesi keperawatan dan kebidanan. 5. Merekomendasikan kepada ketua komite keperawatan untuk mencabut kewenangan klinis dan surat penugasan klinis atas personil 6. Memberikan pertimbangan atas pengambilan keputusan dalam pelaksanaan etik keperawatan dan kebidanan yang dilakukan dalam asuhan keperawatan dan kebidanan kepada pasien. 1. Tersusunnya buku kode etik profesi untuk perawat maupun bidan. 2. Seluruh staf keperawatan memahami kode etik profesi masing-masing. 3. Permasalahan etika dan disiplin profesi yang menyangkut tenaga keperawatan terselesaikan dengan baik. 4. Terbitnya rekomendasi-rekomendasi terkait kasus-kasus etik dan disiplin profesi. 5. Hadir dalam minimal 80% rapat komite dan 100% rapat sub komite. X. Sekretaris Sub Komite Etik dan Disiplin Profesi Melaksanakan segala hal administrasi yang terkait dengan kegiatan yang dilakukan oleh sub komite etik dan disiplin profesi. Sekretaris sub komite etik dan disiplin profesi bertanggung jawab kepada ketua sub komite etik dan disiplin profesi.

Uraian tugas 1. Melakukan kegiatan administratif untuk membantu ketua sub komite mutu etik dan disiplin profesi. 2. Menyusun undangan dan mengedarkan rapat-rapat serta pertemuan-pertemuan sub komite etik dan disiplin profesi. 3. Mencatat hasil pertemuan dan rapat-rapat untuk kemudian dilaporkan kepada ketua komite keperawatan, melalui ketua sub komite etik dan disiplin profesi. 4. Membantu ketua sub komite mutu profesi dalam penyusunan rekomendasi pembahasan kasus etik dan disiplin profesi. 5. Menyusun rekomendasi-rekomendasi yang akan disampaikan dari sub komite mutu etik dan disiplin profesi kepada ketua komite 1. Dokumen-dokumen sub komite mutu etik dan disiplin profesi tertata rapi dan siap digunakan kapanpun diperlukan. 2. Undangan, absensi serta notulen rapat dan pertemuan terdokumentasi dengan baik. 3. Semua kegiatan sub komite etik dan disiplin profesi terdokumentasi dengan baik. 4. Hasil rekomendasi pembahasan kasus etik dan disiplin tersusun dengan baku dan rapi. 5. Hadir dalam minimal 80% rapat komite dan 80% rapat sub komite. XI. Anggota Sub Komite Etik dan Disiplin Profesi Bersama ketua sub komite etik dan disiplin profesi melaksanakan penjagaan, sosialisasi, dan pembinaan etika dan disiplin profesi. Anggota Sub Komite Etik dan Disiplin Profesi bertanggung jawab kepada Ketua Sub Komite Etik dan Disiplin Profesi. Uraian Tugas

1. Membantu ketua sub komite etik dan disiplin profesi melakukan pembahasan kasus etik dan disiplin profesi. 2. Membantu ketua sub komite mutu etik dan disiplin profesi menyusun rekomendasi hasil dari pembahasan kasus etik dan disiplin profesi, dan dilaporkan kepada ketua komite 3. Membantu ketua sub komite etik dan disiplin profesi dalam penyusunan buku kode etik keperawatan dan kebidanan. 4. Bersama ketua memantau pelaksanaan etik dan disiplin profesi. 5. Membantu ketua sub komite mutu profesi mengajukan kegiatan yang dibutuhkan untuk peningkatan kualitas dan implementasi etik dan disiplin profesi kepada ketua komite 6. Membantu ketua dalam memberikan masukkan terkait pelaksanaan kode etik profesi dalam asuhan keperawatan dan kebidanan yang diberikan kepada pasien. 1. Terselenggaranya kode etik keperawatan dan kebidanan. 2. Ketua sub komite mutu profesi mendapatkan bantuan dalam pelaksanaan segala kegiatan dari sub komite mutu etik dan disiplin profesi. 3. Hadir dalam minimal 70% pertemuan komite dan 80% rapat sub komite.