PERSEPSI PASIEN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI INSTALASI RADIOLOGI RSGM FKG UNPAD

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. dalam menerima pelayanan kesehatan. Pelayanan kesehatan merupakan suatu aktivitas yang dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Meningkatnya taraf hidup masyarakat, menyebabkan terjadinya peningkatan

Kata Kunci : Persepsi Pasien, Mutu Jasa Pelayanan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT PADA INSTALASI RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT PARU JEMBER

201 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes. ISSN (elektronik)

Studi Tingkat Kepuasan Pasien Rawat Inap Terhadap Mutu Pelayanan Kesehatan RSUD Takalar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kualitas Layanan Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam jaman yang semakin modern ini, fotografi berkembang dengan

PEMAHAMAN MUTU. dr. Zaenal Sugiyanto, M.Kes

GAMBARAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN TERHADAP PERAWATAN GIGI DAN MULUT DI PUSKESMAS BAHU

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Mutu Pelayanan Keperawatan. spiritual pasien (Suarli dan Bahtiar, 2012).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan perpindahan

HUBUNGAN ANTARA PELAYANAN DOKTER DENGAN KEPUASAN PASIEN DI INSTALASI RAWAT INAP A BADAN LAYANAN UMUM RUMAH SAKIT UMUM PUSAT PROF. DR. R. D. DR. R.

DAFTAR ISI. iv v viii xiii xv xvi

BAB III METODE PENELITIAN

yang akan datang (Anderson et al.,1994). Menurut Hoffman dan Bateson (1997) kepuasan pelanggan dipengaruhi oleh kualitas layanan dari suatu

Analisis Posisi Produk Pelayanan Kesehatan dengan Menggunakan Jendela Pelanggan Berdasar Harapan dan Penilaian Pasien

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu

ABSTRAK KUALITAS PELAYANAN RESEP DI APOTEK RUMAH SAKIT UMUM DAERAH HADJI BOEDJASIN PELAIHARI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 4 PERSEPSI PASIEN JAMKESMAS RAWAT INAP TERHADAP KUALITAS PELAYANAN RSCM

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PENILAIAN KINERJA PELAYANAN PERAWAT PASIEN RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM DAERAH WONOGIRI

Kata kunci: Penyakit periodontal, Gingivitis, Kualitas Hidup, OHIP-14

BAB 5 METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. termasuk dalam kriteria inklusi pada penelitian ini, 15 responden untuk

makalah konsep dasar mutu pelayanan kesehatan dan kebidanan. BAB I PENDAHULUAN

ABSTRAK STUDI KASUS PROGRAM PELAYANAN KESEHATAN DASAR GRATIS DI KOTA BANJAR. Andini Dwikenia Anjani, 2008, Pembimbing : Felix Kasim, dr.

ABSTRAK. Kata Kunci : Kualitas Pelayanan, Brand Image

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN PASIEN DI RUMAH SAKIT ISLAM KOTA MAGELANG

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan peluang bagi rumah sakit itu sendiri (Luck, 2000 dalam

KEPUASAN PEMUSTAKA TERHADAP KUALITAS PELAYANAN PERPUSTAKAAN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN PERPUSTAKAAN JURUSAN GIZI POLTEKKES NEGERI KENDARI.

BAB V ANALISIS DAN HASIL PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan masalah global yang sering dihadapi di dunia baik di

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. keinginan, dan harapannya dapat dipenuhi melalui jasa atau produk yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. produk atau jasa yang diukur berdasarkan persyaratan-persyaratan tersebut

TINGKAT KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI APOTEK INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SRAGEN SKRIPSI

BAB II KAJIAN PUSTAKA. revolusi mutu melalui pendekatan manajemen mutu terpadu menjadi tuntutan

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Responden pada umumnya pada kelompok umur 18 tahun, lebih dari

BAB I PENDAHULUAN. Industri restoran memang dapat dikatakan tidak pernah sepi, meskipun

BAB I PENDAHULUAN. Tim keperawatan merupakan anggota tim kesehatan garda depan yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pelanggan terbagi menjadi dua jenis, yaitu: fungsi atau pemakaian suatu produk. atribut yang bersifat tidak berwujud.

BAB I PENDAHULUAN. sangat penting dilakukan oleh rumah sakit (Brady dan Cronin, 2001).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI. tempat, organisasi dan gagasan (Kotler, 2001:347). Dari definisi diatas. 1. Intangibility (tidak dapat dilihat, dirasakan).

BAB 1 : PENDAHULUAN. dan swasta semakin menuntut pelayanan yang bermutu. Tidak dapat dipungkiri pada

ANALISIS KUALITAS PELAYANAN JASA KESEHATAN (STUDI PASIEN RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM YARSI PONTIANAK)

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dewasa ini kesehatan merupakan hal yang mutlak diperlukan di

HUBUNGAN MUTU PELAYANAN DENGAN KEPUASAN PASIEN DI INSTALASI RADIOLOGI RSUD TENGKU RAFI AN SIAK SRI INDRAPURA. Ahmad Satria Efendi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kepuasan pasien adalah suatu perasaan pasien yang timbul akibat kinerja

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TUGAS AKHIR. ANALISIS KUALITAS PELAYANAN SEBAGAI UPAYA PEMENUHAN KEPUASAN KONSUMEN (Studi kasus: Hotel Wisanti Yogyakarta )

UNIVERSITAS INDONESIA PERSEPSI PASIEN JAMKESMAS RAWAT INAP TERHADAP KUALITAS PELAYANAN RSCM DENGAN METODE SERVQUAL TESIS

NASKAH PUBLIKASI PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN YANG MENGUNJUNGI SOLO GRAND MALL SURAKARTA

TINGKAT KEPUASAN PELAYANAN KLUB OLAHRAGA TENIS MEJA TERHADAP ATLET TENIS MEJA DI YOGYAKARTA

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di RSUD Toto Kabila Kabupaten Bone Bolango

BAB I PENDAHULUAN. pencegahan (preventif) untuk meningkatkan kualitas hidup serta memberikan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ANALISIS KEPUASAN PASIEN TERHADAP STANDAR PELAYANAN KEFARMASIAN DI PUSKESMAS SEMPAJA SAMARINDA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tersebut akan diuraikan secara singkat, yang selajutnya penjelasan tersebut akan

TINGKAT KEPUASAN PASIEN PADA PELAYANAN BALAI PENGOBATAN GIGI DI PUSKESMAS PETANAHAN KEBUMEN

BAB 1 PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan kepada masyarakat dan memiliki peran sangat strategis dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keperawatan sebagai bentuk pelayanan profesional merupakan bagian

BAB I PENDAHULUAN. setinggi-tingginya (Depkes RI, 2009)

TINGKAT KEPUASAN PASIEN UMUM RAWAT JALAN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN INSTALASI FARMASI RSUD DR. DORIS SYLVANUS PALANGKA RAYA

UPAYA PENINGKATAN KUALITAS LAYANAN FARMASI RSK. ST VINCENTIUS A PAULO SURABAYA DENGAN MENGGUNAKAN METODE SERVQUAL DAN QFD

BAB I PENDAHULUAN. bidang termasuk bidang Kesehatan yang semakin ketat. Untuk. mempertahankan eksistensinya, setiap organisasi pelayanan Kesehatan dan

BAB I PENDAHULUAN. upaya kesehatan. Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini Negara Indonesia banyak mengalami percobaan. terutama dalam perekonomian. Diantaranya semenjak tahun 1997

Studi mutu pelayanan berdasarkan kepuasan pasien di Klinik Gigi dan Mulut RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Era globalisasi yang sedang dihadapi oleh bangsa Indonesia pada saat ini

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUALITAS PELAYANAN PADA POLITEKNIK NEGERI MEDIA KREATIF MAKASSAR

PENDAHULUAN INTISARI MUFLIH

PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN PASIEN UNIT INSTALASI RAWAT JALAN (IRJ) RUMKITAL

LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH. Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai gelar sarjana strata-1 Kedokteran Umum

BAB 1 PENDAHULUAN. memberikan dorongan atau motivasi kepada pasien untuk menjalin ikatan dan

BAB I PENDAHULUAN. yang ditawarkan. Merek harus mampu memenuhi atau bahkan harus melebihi

Bab III. Metodologi Penelitian

BAB 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan transportasi darat yang semakin pesat,

Kata kunci : Persepsi, pasien, pelayanan, kesehatan

HUBUNGAN ANTARA KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN DENGAN KEPUASAN PASIEN DI PUSKESMAS TEPUS I KABUPATEN GUNUNG KIDUL YOGYAKARTA

GAMBARAN KEPUASAN PASIEN TERHADAP PELAYANAN KEFARMASIAN PADA UPT PUSKESMAS MUARA TEWEH DI KABUPATEN BARITO UTARA

PENGARUH DIMENSI KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAAN PASIEN PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SYEKH YUSUF SUNGGUMINASA KABUPATEN GOWA.

BAB II KERANGKA TEORI Pengertian Strategi Pemasaran One Stop Shopping. Menurut Kotler (dalam : 81)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. memperhatikan kualitas pelayanan yang ditawarkan kepada konsumen dalam. merasakan kepuasan terhadap kualitas yang ditawarkan.

BAB II LANDASAN TEORI

Farmaka Volume 15 Nomor 3 96

MUTU PELAYANAN DAN KOMUNIKASI TERAUPETIK YANG BAIK MENINGKATKAN KEPUASAN PASIEN PENGGUNA BPJS KESEHATAN DI RSI NU DEMAK

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

Transkripsi:

PERSEPSI PASIEN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI INSTALASI RADIOLOGI RSGM FKG UNPAD Oleh : Bagian Radiologi FKG Unpad Ria N Firman, drg., Sp.RKG Lusi Epsilawati, drg Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kulitas pelayanan yang diberikan kepada pasien di instalatasi Radiologi FKG Unpad. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskristif dengan metode Survey. Sampel sebanyak 30 orang diperoleh secara purposive sampling. Berdasarkan dimensi kualitas pelayanan yang diukur, hasil penelitian awal menunjukkan nilai persepsi pasien terhadap masing-masing dimensi memiliki kategori baik. Nilai persentase yang diperoleh untuk dimensi penampilan fisik adalah 65,78 %, dimensi empati 80,67%, dimensi reabilitas 76%, dimensi responsif 68,67%, dimensi jaminan 78% dan kenyamanan 53,3%. Dapat disimpulkan bahwa persepsi pasien tedapat keenam dimensi yang diukur, kualitas pelayanan yang diberikan di Instalasi Radiologi FKG Unpad adalah baik. Kata Kunci : persepsi pasien, kualitas pelayanan Abstract The aim of this research was to describe the quality of radiography examination service at radiology department. This research was descriptive research by using survey methode. The sample was taken by purposive sampling which consisted of 30 respondents. Based on noun dimension of service quality, the result of this early research revealed that the score of patient s perception level to each dimension has good category, which was 65.78 % for the tangibles, 80.67 % for emphaty, 76 % for reability, 68.67 % for responsiveness, 78 % f or assurance and 53.3 % for camforbility.the conclusion of this research was the patient s perception to all dimension of this service quality is good. Key Words : patient s perception, quality of radiography examination service

PENDAHULUAN Mutu pelayanan rumah sakit (RS), hal yang umum dapat diperhatikan terjadi pada setiap rumah sakit, dan penulis pada tulisan ini menjelaskan secara khusus contoh pada instalasi radiologi. Menunjang hal tersebut dapat ditelaah dari tiga aspek yaitu :1) struktur (sarana fisik, peralatan, dana, tenaga kesehatan dan nonkesehatan, serta pasien), 2) proses (manajemen RS baik manajemen interpersonal, teknis maupun pelayanan keperawatan yang kesemuanya tercermin pada tindakan medis dan nonmedis kepada pasien), 3) outcome. Aspek mutu yang dapat dipakai sebagai indikator untuk menilai mutu pelayanan RS yaitu: penampilan keprofesian (aspek klinis), efisiensi dan efektivitas,keselamatan dan kepuasan pasien. 1 Wijoyo dalam Assosiation Quality Comunitee (1999), menjelaskan bahwa mutu adalah gambaran total sifat suatu produk atau jasa pelayanan yang berhubungan dengan kemampuan memberikan kepuasan pelanggan. Selanjtnya ada yang menjelaskan bahwa mutu adalah totalitas dari wujud serta ciri dari suatu barang atau jasa yang dihasilkan, didalamnya terkandung sekaligus pengertian akan adanya rasa aman dan terpenuhinya kebutuhan para pengguna barang atau jasa yang dihasilkan. Dengan beberapa pengertian tersebut diatas, dapat dipahami bahwa mutu pelayanan hanya dapat diketahui apabila sebelumnya telah terlebih dahulu dilakukan penilaian terhadap standar yang telah ditetapkan. 2,3,4 Kenyataannya, dalam keseharian untuk melakukan suatu penilaian tidaklah mudah, karena penyebab utamanya adalah mutu pelayanan tersebut bersifat multidimensional. Setiap orang, dapat melihat dari latar belakang dan kepentingan masingmasing, sehingga dapat melakukan penilaian dari dimensi yang berbeda. Misalnya untuk mendapatkan mutu penilaian dari pemakai jasa pelayanan kesehatan, dimensi mutu yang dianut ternyata sangat berbeda antara penyelenggara pelayanan kesehatan dengan dengan penyandang dana pelayanan kesehatan. Atas dasar uraian tersebut, penulis tertarik untuk mengetahui bagaimana kualitas pelayanan yang diberikan Instalasi Radiologi khususnya di RSGM FKG Unpad. Hasil

penelitian diharapkan dapat menjadi acuan untuk peningkatan kualitas di instalasi radiologi RSGM FKG Unpad. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan guna mengetahui kualitas pelayanan yang diberikan di Instalasi Radiologi RSGM Fkg Unpad. Penelitian ini bersifat deskriptif sederhana dengan maksud memberikan gambaran tentang apa yang sedang diteliti. Sampel penelitian. Tujuan penulisan penelitian ini untuk mengetahui penilaian secara umum persepsi pasien terhadap kualitas pelayanan Instalasi Radiologi di RSGM FKG Unpad. Populasi penelitian adalah pasien yang berkunjung ke bagian Radiologi RSGM FKG Unpad untuk pemeriksaan foto Rontgen gigi di klinik intra oral pada semua pasien dan bersedia mengisi kuesioner selama penelitian berlangsung dengan kreteria : Pria atau Wanita, Tidak buta huruf dan Usia diatas 17 tahun. Sampel dipilih secara purposive random sampling, yaitu peneliti memilih sample/responden berdasarkan kepentingan subjektif, bahwa responden dapat memberikan informasi memadai untuk menjawab kuesioner. Variabel penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah : Tampilan fisik adalah dimensi yang terlihat oleh indera penglihatan, reliabilitas adalah kepercayaan terdiri dari dua penilaian yaitu : konsistensi kerja (permormence) dan kemampuan (dependability), responsivitas (responsivenees) adalah kesiapan dan kemampuan memberikan pelayanan, kompetensi (Competente) adalah kemampuan memberikan jasa, kesopanan (Countessy) adalah sopan santun, respek, perhatian dan keramahan, kredibitas (Credibility) adalah jujur dapat dipercaya, interpersonal relation ship, keamanan (security) terdiri dari keamanan secara fisik (physical safety ), secara biaya (finansial security) dan kerahasian (confidentially) serta hubungan dan komunikasi yaitu antara pasien dan pemberi jasa pelayanan, serta segi mengerti adalah paham atas hal yang dilakukan atau mengerti pada suatu penjelasan.

Pengumpulan data dilaksanakan dengan menyebarkan kuesioner kepada pasien yang datang ke instalasi radiologi di klinik intra oral. Penelitian ini dilakukan di instalasi radiolagi RSGM FKG Unpad selama bulan April 2009. HASIL PENELITIAN Kuisioner yang disebarkan menggunakan 5 tingkatan penlilaian yaitu : Sangat (Option A=5), (option B=4), Cukup (option C=3), kurang (Option D=2) dan Sangat Tidak (Option E=1), kemulian nilai dijumlah lalu diambil nilai persentasenya. Berdasarkan kuisioner yang telah disebarkan dan diisi oleh pasien, maka didapatkan hasil telah berhasil disebarkan didapatkan hasil bahwa, untuk ke 10 variabel yang diteliti adalah sebagai berikut : Tabel1. Hasil Pengisian Kuisioner Variabel 5 4 3 2 1 Quisio ner Tampilan fisik 6 30 41 13 0 90 Reliabilitas 4 30 19 7 0 60 Responsivitas 11 48 40 21 0 120 Competente 19 72 49 8 2 150 Countessy 5 14 9 2 0 30 Credibility 11 49 41 10 9 120 Security 13 81 60 14 12 180 Accsess 8 34 36 22 20 120 Comunication 14 38 36 19 13 120 Understanding 7 26 21 4 2 60

Hasil penelitian diatas memperlihatkan bahwa penilaian positif dengan nilai paling banyak didapat pada penilaian segi kompetensi yaitu sebanyak 19 orang dan paling sedikit pada segi kepercayaan yaitu 4 orang. Penilaian positif dengan nilai paling banyak didapat pada penilaian segi keamanan sebanyak 81 orang dan paling segi pada segi kesopanan yaitu 14 orang. Kemudian penilaian cukup positif paling banyak pada segi keamanan yaitu 60 orang dan paling sedikit dari segi kesopanan sebanyak 9 orang. Selanjutnya penilaian kurang positif dengan nilai paling banyak pada segi hubungan sebanyak 22 orang dan paling sedikit pada segi kesopanan sebanyak 2 orang. Terakhir panilaian sangat positif paling banyak pada segi hubungan sebanyak 20 orang dan nol pada nilai dari segi tampilan fisik, responsive, kepercayaan dan kesopanan. PEMBAHASAN Tabel 2. Tabel Distribusi Hasil Penelitian NO Variabel Persentase Hasil Penelitian 1 Tampilan Fisik 41 orang : 45.55 % 0 orang : 100 % 2 Kepercayaan 3 orang : 50 % 0 orang : 100 % 3 Responsivitas 40 orang : 40 % 0 orang : 100 % 4 Kompetensi 72 orang : 20.83 % 2 orang : 1.66 % 5 Kesopanan 14 orang : 46.66 % 0 orang : 100 % 6 Kredibilitas 49 orang : 40.83 % 9 orang : 7.5 % Cukup Sangat tidak Sangat tidak Cukup Sangat tidak Sangat tidak positif Sangat tidak positif Sangat tidak positif

7 Keamanan 81 orang : 45 % 12 orang : 6.66 % 8 Hubungan 36 orang : 30 % 8 orang : 6.66 % 9 Komunikasi 38 orang : 31.66 % 13 orang : 11.66 % 10 Mengerti 26 orang : 43.33 % 2 orang : 3.33 % Sangat tidak positif Cukup Sangat positif Cukup positif Sangat positif Sangat tidak positif Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada penilaian tampilan fisik, kepercayaan, responsif dan kesopanan mendapat nilai nol jadi menjelaskan bahwa pada segi tersebut responden tidak dapat memberikan penilaian, kemungkinan karena belum paham/ belum jelas atau bahkan tidak paham dengan istilah pada kuesioner, sehingga dalam mengisi kuisioner tidak realitas. Selain itu kemungkinkan lain, responden mengganggap keempat hal tersebut dengan bersikap ragu sehingga tidak mengisi. Penilaian segi keamanan, kompetensi dan kredibilitas banyak diisi positif oleh responden, disini menjelaskan bahwa keamanan dengan penjagaan petugas di pintu depan sebelum masuk ke RSGM dapat dijamin baik keamanan, maupun kerahasiaan. Sedangkan dari segi kompetensi dengan nilai positif, menjelaskan bahwa pemberi jasa dalam pelayanan kompetensi serta kredibilitas termasuk baik. Secara umum hasil kuesioner cukup baik dengan banyaknya segi penilaian yang menilai positif (sangat positif, positif dan cukup positif). Untuk penilaian positif dari semua segi, yang paling sedikit adalah pada penilaian segi kesopanan, yaitu 14 orang dengan mendapatkan 46.67% dari jumlah 30 orang responden. Hal ini harus ditinjau kembali, karena berarti hampir 50 % lebih tidak menjawab, sehingga dapat dinilai secara umum hal kesopanan masih kurang baik.

Hal ini mungkin petugas pelayanan kesehatan kurang menebar senyum, kurang ramah dan memberikan pelayanan hanya sebatas mengerjakan pelayanan saja, kurang memberikan keramahan dan perhatian pada pasien, serta dalam berkomunikasi atau berbicara kurang memenuhi tata krama kesopanan secara umum, apakah petugas memang pada dasarnya kurang banyak bicara dengan pasien yang datang. Memperbaiki hal ini dapat dengan diadakannya pelatihan kepribadian dalam menghadapi pasien secara umum. Pengertian program menjaga mutu terdapat beberapa macam, menurut Maltos dan Keller, Program menjaga mutu, adalah suatu pelayanan berkesimanbungan, sistematis dan objektif dalam memantau dan menilai pelayanan yang diselenggarakan dibandingkan dengan standar yang telah ditetapkan, serta menyelesaikan masalah yang ditemukan untuk memperbaiki mutu pelayanan, sedangkan Ruels dan Frank menyatakan bahwa mutu adalah suatu proses untuk memperkecil kesenjangan sntara penampilan yang ditemukan dengan keluaran yang diinginkan dari suatu sistem, sesuai dengan batas-batas teknologi yang dimiliki oleh sistem tersebut. 1-3. Americam Hospital Assosiation (1988) mendifinisikan penjagaan mutu adalah suatu upaya terpadu yang mencakup identifikasi dan penyelesaian masalah pelayanan yang diselenggarakan serta mencari dan memanfaatkan berbagai peluang yang ada untuk lebih meningkatkan mutu pelayanan, sedangkan menurut Joint Commission on Acreditation of Hospitel (1988) mendefisikan penjagaan mutu sebagai suatu program berlanjut yang disusul secara objektif dan sistematis dalam memantau dan menilai mutu serta kewajiban

pelayanan menggunakan berbagai peluang yang tersedia untuk meningkatkan pelayanan serta menyelesaikan berbagai masalah yang ditemukan. Keempat pengertian program menjaga mutu ini meskipun rumusannya tidak sama namun pengertian pokok terkandung didalamnya tidaklah berbeda. Pengertian pokok yang dimaksud paling tidak mencakup tiga rumusan utama, yaitu rumusan kegiatan yang akan dilakukan, karakteristik kegiatan yang akan dilakukan, serta tujuan yang ingin dicapai dari pelaksanaan kegiatan tersebut. Jika ketiga rumusan tersebut disarikan dari keempat pengertian program menjaga mutu diatas, dapatlah dirumuskan pengertian program menjaga mutu yang lebih terpadu. Program menjaga mutu adalah suatu upaya yang dilaksanakan secara berkesinambungan, sistematis, objektif dan terpadu dalam menetapkan masalah dan penyebab masalah mutu pelayanan berdasarkan standar yang telah ditetapkan, menetapkan dan melaksanakan cara penyelesaian masalah sesuai dengan kemampuan yang tersedia, serta menilai hasil yang dicapai dan menyusun saran tindak lanjut untuk lebih meningkatkan mutu pelayanan. 5,6,7 Tujuan program menjaga mutu mencakup dua hal yang bersifat pokok, yang jika disederhanakan dapat diuraikan bawah memiliki tujuan ingin oleh program ini adalah untuk menjaga mutu guna mengetahui mutu pelayanan. Jika dikaitkan dengan kegiatan program menjaga mutu, tujuan ini dapat dicapai apabila masalah serta prioritas masalah mutu berhasil ditetapkan dan tujuan akhir yang ingin dicapai adalah meningkatkan mutu pelayanan. Jika dikaitkan dengan kegiatan program menjaga mutu, tujuan ini dapat dicapai apabila masalah dan penyebab masalah mutu berhasil diatasi sedangkan mutu yang lebih tinggi adalah adalah untuk : mengurangi tingkat kesalahan, mengurangi,

pekerjaan ulang dan pemborosan, mengurangi kegagalan di lapangan dan beban garansi, mengurangi ketidakpuasan pelanggan, mengurangi keharusan memeriksa dan menguji, memperpendek waktu untuk melempar produk baru ke pasar, tingkatkan hasil /kapasitas, meningkatkan kinerja pengiriman, dampak utama biaya dan biasanya mutu lebih tinggi biayanya lebih sedikit. 7 Apabila program menjaga mutu dapat dilaksanakan, banyak manfaat yang akan diperoleh, dan secara umum dapat lebih meningkatkan efektifitas pelayanan kesehatan yang erat hubungannya dengan dapat diselesaikannya masalah secara tepat dan benar. Oleh karena itu, dengan diselenggarakannya program menjaga mutu, dapat diharapkan pemilihan masalah telah dilakukan secara tepat serta pemilihan dan pelaksanaan cara penyelesaian masalah telah dilakukan secara benar seperti untuk dapat lebih meningkatkan efesiensi pelayanan kesehatan, dapat dicegah dengan tidak melakukan penyelenggaraan pelayanan berlebihan atau dibawah standar. Biaya tambahan karena pelayanan berlebihan atau karena harus mengatasi berbagai efek samping pelayanan dibawah standar, maka hal tersebut dapat dicegah, untuk dapat lebih meningkatkan penerimaan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan, erat hubungannya dengan pelayanan kesehatan, dan telah diselenggarakan sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan masyarakat sebagai pemakai jasa pelayanan. Apabila peningkatan penerimaan ini dapat diwujudkan, hal ini akan berperan besar dalam turut meningkatkan derajat kesehatan masyarakat secara keseluruhan, untuk dapat melindungi pelaksana pelayanan kesehatan dari kemungkinan munculnya gugatan hukum, sebagai akibat makin baiknya tingkat pendidikan dan keadaan sosial ekonomi masyarakat serta diberlakukannya kebijakan perlindungan publik, tampaknya kesadaran hukum masyarakat makin meningkat pula.

Untuk melindungi kemungkinan munculnya gugatan hukum masyarakat yang tidak puas terhadap pelayanan kesehatan, tidak ada pilihan lain, kecuali berupaya menyelenggarakan pelayanan kesehatan dengan mutu atau kualitas terjamin, dan semua tindakan harus berdasar standar prosedur operasional, serta sesuai dengan standar profesi. Dalam kaitannya, peranan program menjaga mutu amat penting, karena apabila program menjaga mutu dapat dilaksanakan dengan baik, maka diharapkan dapat terselenggaranya pelayanan kesehatan bermutu, dan berdampak pada peningkatan kepuasan para pemakai jasa pelayanan kesehatan. 6,7 SIMPULAN Kualitas pelayanan RSGM-FKG UNPAD secara umum baik. Hanya ada satu kekurangan dalam artian penilaian tampak dari segi kesopanan yang penilaiannya masih kurang. Hal ini perlu diadakan pemberian pelatihan bagi petugas, baik para medis, administrasi maupun tim medis dalam tata kepribadian diri menghadapi pasien. Penilaian segi keamanan, kompetensi, dan kredibilitas termasuk positif, hal ini menjelaskan bahwa keamanan dengan penjagaan petugas keamanan di RSGM dapat dijamin baik, kerahasiaan, serta dari segi kompetensi dan kredibilitas termasuk baik pula. Secara umum hasil kuisioner penelitian ini cukup baik, dengan banyaknya segi yang menilai positif.

DAFTAR PUSTAKA : 1. Donabedian, A. The Quality of Care, How Can It Be Assesed, Quality Assurance in Hospitals Strategies for Assessment and Implementation, Nancy O Graham.,Second Edition, Rockville Maryland, An Aspen Publication.1990 page 214-216. 2. Moenir,H.A.S, Manajemen Pelayanan Umum di Indonesia. Bumi Aksara, 2000, hlm 19-27. 3. Jacobalis, S. Menjaga Mutu Pelayanan RS Suatu Pengantar, Jakarta, Citra Windu Satria, 1990, hlm 65-71. 4. Pohar,I. Jaminan Mutu Pelayanan Kesehatan. Kesaint Blanc. Jakarta.2003, hlm 56-65 5. Rachmat, J. Psikologi Komunikasi, PT.Remaja Rosdakarya,Bandung.2000,hlm 24-30 6. Wijono Djoko, Manajemen Mutu Pelayanan Kesehatan, Teori, Strategi dan Aplikasi.Airlangga Univercity Press, Surabaya.2000, hlm 76 88. 7. Yamit,Z. Manajemen Kualitas Produk dan Jasa. Ekosinia Yogyakarta. 2001, hlm 23-25.