PENDEKATAN ERGONOMIS DALAM PERANCANGAN STASIUN KERJA Nama: Siti Krisnawati (12-039)
Pendekatan Ergonomis dalam Perancangan stasiun Kerja Secara ideal perancangan stasiun kerja harus disesuaikan dengan komponen2 sistem kerja yg terlibat yaitu manusia, mesin/peralatan & lingkungan fisik kerja. Namun dalam kaitannya dgn lingkungn kerja fisik, banyak sekali perencana sistem kerja yg justru lebih memperhatikan mesin/peralatn daripada manusia/ pekerjanya yg lebih dulu harus dilindungi. Maka dari itu, ada beberapa aspek ergonomis yg harus diperhatikan dalam perencanaan stasiun kerja, antara lain: 1. Sikap dan posisi kerja 2. Antropometri dalam dimensi ruang kerja 3. Efisiensi ekonomi gerakan dan pengaturan fasilitas kerja
1. Sikap dan posisi kerja Kondisi pekerja yg berada dalam sikap dan posisi yg tdk mengenakkan dan terkadang berlangsung dlm jangka waktu yg lama akan mengakibatkan pekerja cepat lelah, membuat kesalahan ataupun menderitan cacat tubuh. Untuk menghindari hal tersebut, pertimbangan2 ergonomis menyarankan hal2 spt berikut : a) Mengurangi keharusan pekerja berada pada sikap dan posisi membungkuk dgn frekuensi kegiatan yg sering atau lama. b) Pekerja tidak seharusnya menggunakan jarak jangkauan maksimum yg bs dilakukan. c) Pekerja tdk seharusnya duduk atau berdiri saat bekerja utk waktu yg lama dgn kepala, leher, dada atau kaki dlm sikap/posisi miring. d) Pekerja tidk seharusnya dipaksa bekerja dlm frekuensi/periode waktu yg lama dgn tangan /lengan dlm posisi diatas level siku yg normal.
2. Antropometri dalam dimensi ruang kerja Dalam perencanaan stasiun kerja, data antropometri akan bermanfaat baik dlm memilih fasilitas2 kerja yg sesuai dimensinya dgn ukuran tubuh pekerja, maupun dlm merencanakan dimensi ruang kerja itu sendiri. Dimensi ruang kerja dipengaruhi eleh 2 hal pokok yaitu situasi fisik & situasi kerja yg ada. Dlm menentukan dimensi ruang kerja juga perlu diperhatikan antara lain jarak jangkauan yg bisa dilakukan oleh pekerja, batasan2 ruang yg enak dan cukup memberikan keleluasaan gerak pekerja, serta kebutuhan area minimum yg harus dipenuhi utk kegiatan tertentu.
3. Efisiensi ekonomi gerakan dan pengaturan fasilitas kerja Selama tahap perancangan sistem kerja harus diperhatikan prosedur2 utk mengekonomiskan gerakan2 kerja sehingga dpt memperbaiki efisiensi dan mengurangi kelelahan kerja. Hal ini dikarenakan akan mempermudah modifikasi bilamana diperlukan terhadap hardware, prosedur kerja, dll. Beberapa ketentuan pokok yg berkaitan dgn prinsip2 ekonomi gerakan yg perlu dipertimbangkan dlm perencanaan stasiun kerja : a. Organisasi fasilitas kerja pekerja akan mudah mengetahui lokasi penempatan material (bahan baku, limbh buangan), spare parts, peralatan kerja, mekanisme kontrol atau display, dll yg dibutuhkan tanpa harus mencari. b. Membuat rancangan fasilitas kerja dgn dimensi yg sesuai data antropometri dlm range 5-95 th percentile pekerja dpt bekerja secara leluasa dan tdk cepat lelah.
c. Mengatur suplai/ pengiriman material/peralatan secara teratur ke stasiun2 kerja yg membutuhkan utk menghemat waktu dan simpanan energi pekerja d. Membakukan rancangan lokasi dr peralatan kerja utk model dan tipe yg sama. untuk menghindari pelatihan ulang yg tdk perlu dan kesalahan2 manusia krn pola kebiasaan yg sudah dianut. e. Membuat rancangan kegiatan kerja sedemikian rupa agar terjadi keseimbangan kerja antara tangan kanan dan tangan kiri (terutama utk kegitan perakitan) f. Mengatur letak fasilitas pabrik sesuai dgn aliran proses produksinya. utk meminimalkan jarak perpindahan material selama proses produksi berlangsung. g. Mengkombinasikan dua/lebih peralatan kerja utk memperketat proses kerja