Klasifikasi dari ikan Kurisi (N. Japonicus) menurut Widyako (2008) adalah sebagai berikut : Kingdom : Animalia Filum : Chordata Kelas : Pisces Ordo : Percomorpht Famili : Nemipteridea Genus : Nemipterus Spesies : N. Japonicus B. Morfologi dan Anatomi Morfologi adalah bentuk luar suatu organisme. Morfologi merupakan salah satu ciri yang mudah dilihat dalam mempelajari organisme. Morfologi ikan sangat berhubungan dengan habitat ikan, sehingga bentuk dan bagian-bagian tubuhnya bervariasi (Nadia, 2014). Morfologi setiap jenis ikan dapat menunjukkan kedekatan kekerabatannya. Kedekatan kekerabatan tersebutdapat dilihat dari kemiripan dan perbedaan-perbedaan karakter morfologi ikan. Karakter ikan tersebut mencakup bentuk tubuh dan semua bagian-bagian tubuh serta struktur tubuh ikan (Nadia, 2012). Ikan kurisi memiliki bentuk tubuh compressed posisi mulut terminal, bentuk sirip ikan emarginate, posisi sirip perut terhadap sirip dada thoracic. Ikan kurisi berbadan langsing agak gepeng.kepala tanpa duri dan bagian depannya tidak bersisik.sirip punggung berjari-jari keras 10 dan 9 lemah.jari-jari keras pertama dan kedua tumbuh memenjang seperti serabut, demikian juga jari-jari teratas lembaran sirip ekornya.sirip dubur berjari-jari keras 3 dan 7 jari-jari lemah.warna kepala dan gigir punggung kemerahan.satu totol kuning terdapat pada awal garis rusuk. Cambuk pada sirip punggung maupun ekornya berwarna kuning.sirip punggung abu-abu keunguan dengan warna kuning ditengah-tengahnya demikian juga sirip dubur.sirip ekor sedikit kegelapan.sirip perut dan dada putih sedikit kecoklatan.ukuran ikan kurisi dapat mencapai panjang 25 cm, umumnya 12-18 cm (Rasyid, 2012) Ciri-ciri Ikan kembung (Rastrelliger kanagurta L.) Ciri-ciri tubuh dari ikan kembung adalah bentuk badan seperti torpedo badan agak langsing panjang kepala lebih tinggi dari tinggi kepala. Seluruh tubuh tertutup sisik halus dan terdapat corselet di belakang sirip dada. Terdapat selaput lemak pada kelopak mata. Usus 1,3-3,7 kali panjang badan. Tapisan insang panjang jelas tampak
bila mulut dibuka dengan jumlah sebanyak 30-46 buah, sisik garis rusuk berjumlah 120-150 buah, sirip punggung kedua berjari-jari keras berjumlah 10 buah, sirip punggung kedua berjari- jari lemah 11-12 sirip dubur berjari-jari lemah lemah sebanyak 11-12 buah. Di belakang sirip punggung dan dubur terdapat 5-6 buah finlet (Rennoad, 2013). Ikan kembung banyar memiliki warna biru kehijauan di bagian atas dan bagian bawah berwarna putih kekuningan. Dua baris totol-totol hitam pada punggung, satu totol hitam dekat sirip dada. Ban warna gelap memanjang di atas garis rusuk, dua ban warna keemasan di bawah garis rusuk. Sirip punggung abu-abu kekuningan. Sirip ekor dan dada kekuningan. Sirip-sirip lain bening kekuningan. Ikan ini memiliki panjang maksimum 35 cm dengan panjang rata-rata 20-25 cm (Saanin, 1984). Taksonomi Ikan Cakalang Sistematika cakalang menurut Matsumoto, Skillman dan Dizon (1985) adalah: Filum : Vertebrata Subfilum : Craniata Superclass : Gnatnostomata Series : Pisces Class : Teleostomi Subclass : Actinopterygii Order : Perciformes Suborder : Scombroidei Family : Scombridae Subfamily : Scombrinae Tribe : Thunnini Genus : Katsuwonus Spesies : Katsuwonus pelamis
Cakalang adalah ikan pelagis yang merupakan perenang cepat (good swimmer) dan mempunyai sifat rakus (varancious). Ikan ini melakukan migrasi jarak jauh dan hidup bergerombol dalam ukuran besar. Bentuk tubuhnya digolongkan dalam bentuk torpedo, yaitu badan fusiform, bagian kepala sangat tebal, ramping dan kuat kearah ekor dan sedikit pipih pada bagian samping. Penangkpan ikan cakalang dapat dilakukan dengan pole and line, hand and line dan tonda (Ayodya,1981). Ikan cakalang memiliki tubuh yang membulat atau memanjang dan garis lateral. Ciri khas dari ikan cakalang memiliki 4-6 garis berwarna hitam yang memanjang di samping bagian tubuh. Ikan cakalang pada umumnya mempunyai berat sekitar 0,5 11,5 kg serta panjang sekitar 30-80 cm. Ikan cakalang mempunyai ciri-ciri khusus yaitu tubuhnya mempunyai bentuk menyerupai torpedo (fusiform), bulat dan memanjang, serta mempunyai gill rakers (tapis insang) sekitar 53-63 buah. Ikan cakalang memiliki dua sirip 6 punggung yang letaknya terpisah. Sirip punggung pertama terdapat 14-16 jari-jari keras, pada sirip punggung perut diikuti oleh 7-9 finlet. Terdapat sebuah rigi-rigi (keel) yang sangat kuat diantara dua rigi-rigi yang lebih kecil pada masing-masing sisi dan sirip ekor (Matsumoto et al 1984). Kerapu sunu. Ciri-ciri dan Aspek Biologi Ciri fisik Badan ikan memanjang tegap. Kepala, badan, dan bagian tengah dari sirip berwarna abu-abu kehijau-hijauan, cokelat, merah, atau jingga kemerahan dengan bintik-bintik biru yang berwarna gelap pada pinggirnya. Bintik-bintik pada kepala dan bagian depan badan sebesar diameter bola matanya atau lebih besar. Pada jenis kerapu sunu lodi kasar umumnya bintik-bintik biru di badan berbentuk lonjong. Sebaliknya, pada kerapu sunu lodi halus bintik-bintik ini berbentuk bulat dan lebih kecil ukurannya bintik-bintik yang ada di bagian belakang badan berbentuk bukat dan berukuran kecil. Sementara itu, bagian bawah kepala dan badan tidak terdapat bintik-bintik biru. Namun, ada satu bintik biru pada pangkal sirip dada. Bentuk ujung sirip ekor ikan kerapu sunu rata. Ujung sirip tersebut terdapat garis putih. Adapun pada sirip punggung ikan terdapat duri sebanyak 7-8 buah. Klasifikasi ilmiah
Kerajaan: Animalia Filum: Chordata Kelas: Actinopterygii Ordo: Perciformes Famili:Serranidae Genus: Spesies: Plectropomus P. leopardus Kerapu bebek Ikan ini tidak mempunyai gigi canine (gigi yang terdapat dalam geraham ikan) lubang hidung hidung besar berbentuk bulan sabit dertical, kulit berwarna terang abu-abu kehijauan dengan bintik-bintik hitam diseluruh kepala, badan dan sirip. Pendahuluan Di Indonesia sumberdaya perikanan pelagis kecil merupakan salah satu sumberdaya perikanan yang paling melimpah dan paling banyak ditangkap untuk dijadikan konsumsi masyarakat Indonesia dari berbagai kalangan. Penyebaran ikan pelagis merata di seluruh perairan Indonesia. Jenis ikan pelagis yang banyak ditangkap di perairan adalah ikan spesies Lemuru (Sardinella longiceps), Tongkol (Euthynnus spp), Layang (Decapterus spp), Kembung (Rastrelinger sp), cakalang (Katsuwonus pelamis) dan jenis ikan pelagis lainnya. Perikanan merupakan salah satu sektor ekonomi potensial yang diharapkan dapat memenuhi kebutuhan manusia yang semakin sulit. Peningkatan pertumbuhan manusia tidak sebanding dengan peningkatan sumber daya alam yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan manusia. Hal ini mendorong sektor perikanan untuk meningkatkan hasil tangkapannya. Ikan cakalang adalah salah satu jenis ikan pelagis yang mempunyai nilai ekonomis penting di perairan laut Indonesia. Menurut United States Department of Agriculture (USDA) ikan cakalang mempunyai kandungan protein yang cukup tinggi sebesar 26% per 100 gram daging. Menurut Afrianto dan Liviawaty (1989), pemenuhan protein ikan sangat diperlukan oleh tubuh manusia karena selain mudah dicerna juga mengandung asam amino dengan pola yang sama dengan pola asam amino yang terdapat dalam tubuh manusia. Ikan cakalang merupakan salah satu komoditas perikanan ekspor Indonesia ke negara-negara, seperti Korea, Jepang, Vietnam, Iran dan Australia sehingga dapat berkontribusi dalam peningkatan devisa negara. Ikan cakalang yang memiliki standar mutu sehingga dapat menjamin keamanan pangan sehingga ekspor dapat diterima. Anatomi ikan salem
Anatomi Ikan Salem Secara umum ikan Scomber japonicus memiliki tubuh berbentuk compressed dan mempunyai batang ekor yang ramping. Ikan salem mempunyai gigi-gigi kecil yang runcing pada rahang atas dan bawah, deretan gigi serupa juga terdapat di langit-langit mulut (Crone et al., 2009). Ikan tersebut mempunyai tapisan insang (gill raker) 24-28 pada bagian bawah busur insang pertama, dilengkapi juga dengan dua sirip punggung yang saling berjauhan, dimana sirip punggung pertama berjari-jari keras 10-13 dan 12 jari-jari lemah pada sirip punggung kedua, diikuti lima finlet, begitu pula pada sirip dubur. Terdapat dua lunas (keel) kecil pada pangkal sirip ekor, tanpa lunas tengah. Bagian dorsal berwarna biru keabuan, sedangkan bagian ventral berwarna putih perak. Pada bagian dorsal terdapat pita serong berwarna hitam, bergelombang, kadang-kadang bersikusikuan. Sirip bewarna abu-abu kekuningan (Murniyati, 2004). Perbedaan ikan salem dengan ikan jenis mackerel lainnya terletak pada bagian dorsal tubuhnya yang mempunyai pita serong yang bergelombang berwarna hitam. Ikan salem mempunyai panjang rata-rata 15-50 cm. Berdasarkan ukurannya ikan salem dibagi menjadi tiga kategori, antara lain kategori juvenil ( dibawah 15 cm), muda (15-28 cm), dan dewasa (diatas 28 cm) (Hernandez and Ortega, 2000).. ANATOMI (ikan) Pada praktikum ikan mas (Cyprinus carpio), kedua kami mengamati bagian anatominya, dimana pada bagian anatominya tersebut kami dapat menemukan beberapa bagian, diantaranya adalah: a. Sistem Pencernaan 1) Rongga mulut (Rima oris) Selain tempat masuknya makan, ronga mulut pada ikan berperan dalam pengaliran air yang mengandung oksigen untuk proses respirasi. 2) Faring (Pharinx) Saluran lanjutan dari rongga mulut kearah posterior, fungsinya dalm sistem pencernaan adalah sebagai penghubug antara mulut esofagus. Dinding faring terdiri atas otot-otot yang menginduksi gerakan menelan. 3) Kerongkongan Bagian saluran pencernaan yang langsung berhubungan dibagaian anterior dengan faring dan dibagian posterior danga lambung. 4) Lambung Kelanjutan dari esofagus yang agak melebar. Bentuknya seperti tabung yang panjang tanpa perlekukan cardia dibagian depan dan pilorus dibagian belakang 5) Usus halus Usus berbentuk seperti tabung yang memanjang kearah posterior, berlekuk-lekuk serta mengisi hampir sebagian rongga abdominal.
6) Hati Hati berbentuk tidak beraturan, berwarnah merah, letaknya melebar mengelilingi usus. Hati mensekresikan cairan empedu yang mengalir ke dalam kantung empedu. 7) Pankreas Pankreas ikan mas bersifat mikroskopis dan difuse. Pancreas menghasilkan enzim pancreas yang berperan dalam proses pencernaan makanan.