A. Pengertian Psikometri Chart atau Humidty Chart a. Terminologi a) Humid heat ( Cs

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 9. Kurva Kelembaban (Psychrometric) dan Penggunaannya

MODUL 8 PSIKROMETRIK CHART

Satuan Operasi dan Proses TIP FTP UB

5/30/2014 PSIKROMETRI. Ahmad Zaki M. Teknologi Hasil Pertanian UB. Komposisi dan Sifat Termal Udara Lembab

Pengeringan. Shinta Rosalia Dewi

HUMIDIFIKASI DEHUMIDIFIKASI

Campuran udara uap air

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II DASAR TEORI. BAB II Dasar Teori. 2.1 AC Split

BAB II DASAR TEORI 0,93 1,28 78,09 75,53 20,95 23,14. Tabel 2.2 Kandungan uap air jenuh di udara berdasarkan temperatur per g/m 3

BAB II DASAR TEORI. BAB II Dasar Teori

SMK NEGERI I CIREBON 2011 Visit us on : ptu.smkn1-cirebon.sch.id

BAB III METODE PENELITIAN

/ Teknik Kimia TUGAS 1. MENJAWAB SOAL 19.6 DAN 19.8

/ Teknik Kimia TUGAS 1. MENJAWAB SOAL 19.6 DAN 19.8

BAB II LANDASAN TEORI. tropis dengan kondisi temperatur udara yang relatif tinggi/panas.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

UNIT 4 SIKLUS REFRIGERASI

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II MODUL 7 WETTED WALL COLUMN

UNIT 7 PROSES-PROSES PSYCHROMETRICS

Laporan Tugas Akhir BAB II TEORI DASAR

Menurut Brennan (1978), pengeringan atau dehidrasi didefinisikan sebagai pengurangan kandungan air oleh panas buatan dengan kondisi temperatur, RH, da

AZAS TEKNIK KIMIA (NERACA ENERGI) PRODI TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

BAB II LANDASAN TEORI

Pengeringan. Shinta Rosalia Dewi

TUGAS PERPINDAHAN PANAS

BAB 4 UAP JENUH DAN UAP PANAS LANJUT

TINJAUAN PUSTAKA. Df adalah driving force (kg/kg udara kering), Y s adalah kelembaban

II. TINJAUAN PUSTAKA. seperti kulit binatang, dedaunan, dan lain sebagainya. Pengeringan adalah

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Sistem Refrigerasi Kompresi Uap

BAB 9. PENGKONDISIAN UDARA

ANALISIS KINERJA COOLING TOWER 8330 CT01 PADA WATER TREATMENT PLANT-2 PT KRAKATAU STEEL (PERSERO). TBK

PENGARUH KONSENTRASI LARUTAN, KECEPATAN ALIRAN DAN TEMPERATUR ALIRAN TERHADAP LAJU PENGUAPAN TETESAN (DROPLET) LARUTAN AGAR AGAR SKRIPSI

BAB 1 Energi : Pengertian, Konsep, dan Satuan

Nama : Maruli Tua Sinaga NPM : 2A Jurusan : Teknik Mesin Fakultas : Teknologi Industri Pembimbing :Dr. Sri Poernomo Sari, ST., MT.

HIDROMETEOROLOGI Tatap Muka Ke 6 (KELEMBABAN UDARA)

PENGARUH JENIS SPRAYER TERHADAP EFEKTIVITAS DIRECT EVAPORATIVE COOLING DENGAN COOLING PAD SERABUT KELAPA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Proses Perpindahan Panas Konveksi Alamiah dalam Peralatan Pengeringan

BAB III LANDASAN TEORI

PENGARUH VARIASI FLOW DAN TEMPERATUR TERHADAP LAJU PENGUAPAN TETESAN PADA LARUTAN AGAR-AGAR SKRIPSI

PSIKOMETRIK DAN CHART

BAB II LANDASAN TEORI

PERUBAHAN EFISIENSI KERJA AIR COOLER DENGAN SPONGE

FISIKA TERMAL Bagian I

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang I.2 Rumusan Masalah I.3 Tujuan Instruksional Khusus I.4 Manfaat Percobaan

STUDI EXPERIMENT KARAKTERISTIK PENGERINGAN BATUBARA TERHADAP VARIASI SUDUT BLADE PADA SWIRLING FLUIDIZED BED DRYER.

Salah satu jenis pengering udara adalah regenerative desiccant air dryer. Gambar 2.2 merupakan salah satu contoh dari alat pengering udara jenis

AIR CONDITIONING SYSTEM. Oleh : Agus Maulana Praktisi Bidang Mesin Pendingin Pengajar Mesin Pendingin Bandung, 28 July 2009

Studi Eksperimen Pengaruh Sudut Blade Tipe Single Row Distributor pada Swirling Fluidized Bed Coal Dryer terhadap Karakteristik Pengeringan Batubara

PENINGKATAN EFISIENSI AIR COOLER DENGAN SERABUT KELAPA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV PENGOLAHAN DATA DAN ANALISA COOLING TOWER

Studi Eksperimen Pemanfaatan Panas Buang Kondensor untuk Pemanas Air

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

...(2) adalah perbedaan harga tengah entalphi untuk suatu bagian. kecil dari volume.

FISIKA 2. Pertemuan ke-4

PENGARUH STUDI EKSPERIMEN PEMANFAATAN PANAS BUANG KONDENSOR UNTUK PEMANAS AIR

ENTROPI. Untuk gas ideal, dt dan V=RT/P. Dengan subtitusi dan pembagian dengan T, akan diperoleh persamaan:

UNIVERSITAS DIPONEGORO TUGAS AKHIR LUTFI HAVIDZ KIRANTHO L2E FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

LANDASAN TEORI. P = Pc = P 3 = P 2 = Pg P 5 P 4. x 5. x 1 =x 2 x 3 x 2 1

PENGARUH KECEPATAN UDARA TERHADAP TEMPERATUR BOLA BASAH, TEMPERATUR BOLA KERING PADA MENARA PENDINGIN

BAB III LEMBAR UDARA ( = HUMIDITY)

DATA METEOROLOGI. 1. Umum 2. Temperatur 3. Kelembaban 4. Angin 5. Tekanan Udara 6. Penyinaran matahari 7. Radiasi Matahari

FISIKA TERMAL(1) Yusron Sugiarto

PENGARUH LAJU ALIRAN UDARA TERHADAP KINERJA SISTEM REFRIGERASI PADA TATA UDARA SENTRAL. M. Nuriyadi ABSTRACT

BAB V ANALISA PERHITUNGAN DARI BEBERAPA ALAT. V.1 Hasil perhitungan beban pendingin dengan memakai TRACE 700

12/3/2013 FISIKA THERMAL I

UNIVERSITAS DIPONEGORO MODIFIKASI SPLIT AIR CONDITIONING SEBAGAI UNIT DEHUMIDIFIER DENGAN UDARA SUPLAI 50 0 C (DB) 20% RH LAPORAN TUGAS AKHIR

Proses Pengeringan. Rosdaneli Hasibuan. Program Studi Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara

benar kering. Kandungan uap air dalam udara pada untuk suatu keperluan harus dibuang atau malah ditambahkan. Pada bagan psikometrik ada dua hal yang p

BAB V PENUTUP Kesimpulan Saran. 60 DAFTAR PUSTAKA.. 61 LAMPIRAN. 62

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

III ZAT MURNI (PURE SUBSTANCE)

perubahan baik fisik maupun kimiawi yang dikehendaki ataupun yang tidak dikehendaki. Di samping itu, setelah melalui proses pengolahan, makanan tadi

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. ABSTRAK... iii. DAFTAR GAMBAR... viii. DAFTAR TABEL... x. DAFTAR NOTASI... xi Rumusan Masalah...

Analisa performansi cooling pad dengan penambahan saluran berbentuk silinder dan balok

MESIN PENGHASIL AIR AKI MENGGUNAKAN MESIN SIKLUS KOMPRESI UAP DILENGKAPI DENGAN HUMIDIFIER

Gambar 4.1. Profil Temperatur Pada Posisi Aksial Variasi (Psti = Pa, ṁco,i = 6,9 x 10-4 kg/s)

PENGUJIAN DIRECT EVAPORATIVE COOLING POSISI VERTIKAL DENGAN ALIRAN SEARAH

STUDI EKSPERIMENTAL PERFORMANSI COOLING PAD BERBAHAN SUMBU KOMPOR DENGAN PENAMBAHAN VARIASI DUCTING BERBENTUK SILINDER DAN BALOK ABSTRAK

Studi Eksperimen Pengaruh Sudut Blade Tipe Single Row Distributor pada Swirling Fluidized Bed Coal Dryer terhadap Karakteristik Pengeringan Batubara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ENGE DA D L A IAN IA RH S ELAM A A A PENY

AIR COOLER DENGAN MEMPERGUNAKAN AIR YANG DIDINGINKAN MESIN PENDINGIN

KESETIMBANGAN ENERGI

1. Bengkuang yang digunakan diperoleh dari pasar pakem 2. Udara panas sebagai media pengering

UJI PRESTASI PENDINGINAN EVAPORASI KONTAK TIDAK LANGSUNG (INDIRECT EVAPORATIVE COOLING) DENGAN VARIASI TEMPERATUR MEDIA PENDINGIN AIR

JTM Vol. 04, No. 1, Februari

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II DASAR TEORI. Tabel 2.1 Daya tumbuh benih kedelai dengan kadar air dan temperatur yang berbeda

Pengaruh Jenis Sprayer Terhadap Efektivitas Pendinginan Evaporasi Kontak Langsung

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Proses Perpindahan Panas Konveksi Alamiah dan Peralatan Pengering

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

1.4 Tujuan Masalah Tinjauan Umum Kelembaban Udara Temperatur Bola Kcring (t^) Temperatur Bola Basah (l,h) 7

ALAT UKUR KELEMBABABAN UDARA

KESETIMBANGAN ENERGI

TUGAS AKHIR. PERHITUNGAN BEBAN PENDINGIN RUANG UTAMA Lt. 3 KANTOR MANAJEMEN PT SUPERMAL KARAWACI DENGAN METODE CLTD

Transkripsi:

A. Pengertian Psikometri Chart atau Humidty Chart Psikrometri adalah ilmu yang mengkaji mengenai sifat-sifat campuran udara dan uap air yang memiliki peranan penting dalam menentukan sistem pengkondisian udara. Psychrometric Chart atau Chart psikrometrik merupakan hasil karya jenius peninggalan kakek moyang kita yang berhubungan dengan karakteristik udara. Dengan adanya chart ini maka perencanaan tata udara menjadi lebih sederhana, karena tidak perlu menggunakan hitungan matematis yang rumit. Chart psikrometrik merupakan tampilan secara grafikal sifat thermodinamik udara antara lain suhu, kelembaban, enthalpi, kandungan uap air dan volume spesific. Dalam chart ini dapat langsung diketahui hubungan antara berbagai parameter udara secara cepat dan persisi, baik yang berkaitan dengan sifat fisik udara maupun sifat thermiknya. Cara terbaik memahami psikrometrik chart adalah mengobservasi bagaimana letak dan posisi setiap garis kurva diletakkan atau dipetakan pada psikrometrik chart. Psikrometrik chart menyatakan hubungan antara suhu bola kering, suhu bola basah, suhu titik embun, kelembaban relatif, panas total (entalpi), volume speisifik, kelebaban spesifik, panas sensibel dan panas laten. a. Terminologi Kelembaban Ҥ (specific humidity) merupakan massa uap air (dalam lb atau kg) per unit massa udara kering (dalam lb atau kg) (beberapa menggunakan mole uap air per mole udara kering sebagai penjelasan dari kelembaban) Terminologi yang berkaitan dengan campuran udara-uap air antara lain : a) Humid heat (Cs) Merupakan kapasitas panas campuran udara-uap air yang berdasarkan pada basis 1 lb atau kg udara kering. Asumsi kapasitas panas untuk udara dan uap air adalah konstan di bawah range kondisi tertentu eksperimen pada perhitungan AC dan humidifikasi, sehingga dapat dituliskan pada satuan AE : 1

Sedangkan pada satuan SI Tabel 9.1 Parameter yang Termasuk dalam Perhitungan Grafik Humidity b) Humid volume Pada sistem AE : Merupakan volume 1 lb atau kg udara kering plus uap air pada udara. dimana dalam ft 3 /lb udara kering. Pada sistem SI : dimana dalam m 3 /kg udara kering. c) Dry-bulb Temperature (T DB ) Merupakan temperature seperti umumnya yang selalu digunakan dengan mengukur pada gas dalam o F, atau o C, ( o R atau K). d) Wet-bulb Temperature (T WB ) Pengukuran temperature dilakukan pada kondisi thermometer yang basah. Misalnya mengukur temperature dengan membasahi thermometer bagian ujung yang berisi merkuri dengan cotton/sumbu (wick) basah. Seperti ditunjukkan pada gambar dibawah ini : 2

3

Gambar. Wet-bulb temperature Pada saat air di sumbu menguap, sumbu tersebut akan menjadi dingin dan terus menjadi dingin sampai laju energi energi yang ditransfer ke sumbu dengan steady- state oleh udara yang dialirkan sama dengan energi yang hilang karena air yang menguap dari sumbu. Wet-bulb temperature terjadi pada ujung pentolan (bulb) saat air pada sumbu berada dalam kondisi kesetimbangan dengan uap air di udara. Gambar. Pendinginan karena evaporasi pada sumbu dengan kondisi awal dry- bulb temperature (T DB ) menyebabkan thermometer yang dililit sumbu pada kondisi kesetimbangan untuk mencapai wet-bulb temperature (T DB ) B. Grafik Humiditi (Psychrometric) Grafik humidity atau secara formal disebut grafik psikometrik berhubungan dengan berbagai macam parameter yang termasuk di dalam neraca energi dan massa pada udara lembab.

Pada grafik humiditi, bagian sumbu vertical (pada bagian kanan) adalah specific humidity, sedangkan bagian sumbu horizontal merupakan dry-bulb temperature. a. Garis Wet-bulb (Persamaan) Wet-bulb temperature berdasarkan pada kesetimbangan antara laju energi ke pentolan (bulb) dan evaporasi air. Gambar. Koordinat utama grafik humiditi Gambar. Representasi proses wet-bulb pada grafik H(humidity)-T Sebagai contoh, pada proses wet-bulb dengan kondisi awal T DB (sepanjang garis horisontal) dan H DB (sepanjang garis vertikal) kombinasi kedua garis tersbut adalah titik A. Garis ditarik kearah kiri melalui wet-bulb line menuju kurva

saturasi (di titik B). Lalu dari titik B ditarik garis ke bawah sehingga diperoleh T WB (di titik C), dan ditarik garis ke samping arah kanan dari titik B sehingga diperoleh H DB (di titik D). b. Garis Pendinginan Adiabatis (Persamaan) Pendinginan adiabatic disebut juga humidfikasi seperti ditunjukkan pada gambar dibawah ini. Gambar. Proses Humidifikasi Adiabatis dengan Air yang di-recycle Pada proses ini, udara didinginkan dan dihumidifikasi (kandungan air naik) sedangkan sedikit air yang diresiskulasi diuapkan sehingga dibutuhkan makeup water. Pada kondisi kesetimbangan dan steady-state, temperature udara keluar sama dengan temperature air, dan udara yang keluar jenuh pada kondisi temperature ini. Catatan untuk garis dan kurva pada grafik humidity : 1. Relative humidity konstan diindikasikan dalam persen 2. Humid volume konstan 3. Garis pendinginan adiabatik dimana sama dengan wet-bulb atau garis psikometrik. 4. Kurva relative humidity 100% (contoh : kurva udara jenuh) 5. Entalpi spesifik per massa udara kering untuk campuran udara jenuh-uap air :

Gambar. akerangka Grafik humidity (psikometrik) menunjukkan hubungan temperature, dewpoint, wet- and dry-bulb temperature, relative humidity, specific humid volume, humidity enthalpy, adiabatic cooling/wet-bulb line.

Gambar 9.7 Grafik humidity (psikometrik) dalam satuan AE

Gambar 9.8 Grafik humidity (psikometrik) dalam satuan SI

C. Contoh Menentukan Properti Udara Basah dengan Grafik Humiditi/Psikometrik Tuliskan semua properti yang dapat Anda temukan di grafik humidity (satuan AE) untuk udara basah pada dry-bulb temperature 90 o F and wet-bulb temperature 70 o F. Dapat diasumsikan bahwa sesorang dapat mengukur dry-bulb temperature menggunakan thermometer raksa dan wet-bulb temperature menggunakan sling psychrometer. Penyelesaian dengan melihat grafik humidity satuan AE. Menentukan titik A dari dry-bulb temperature (90 o F) dan wet-bulb temperature (70 o F) dengan menraik garis ke atas dari T DB = 90 o F kemudian berpotongan dengan garis wet-bulb pada suhu 70 o F dan menarikanya ke kiri hingga mencapai saturated air line (100% relative humidity). Dari titik A, ditarik ke arah kiri sampai dengan garis humidity (H). Properti yang lain bisa ditentukan setelah titik A fixed, properti tersebut antara lain : a. Dew Point Saat udara pada titik A didinginkan pada tekanan tetap (efeknya adalah humidity konstan) sehingga mencapai temperature dimana udara tersebut mulai terkondensasi. Proses ini dapat diketahui di grafik dengan menarik garis horizontal dari titik A ke kiri sampai berpotongan dengan saturated air line. Dew point ditunjukkan pada titik B yaitu pada suhu 60 o F. b. Relative humidity Diperoleh dengan menginterpolasi antara garis Relative humidity 30% dan 40%, sehingga dapat ditentukan relative humidity untuk titik A adalah sekitar 37%.

c. Humidity (H) Humidity dapat diperoleh dengan menarik garis dari titik A ke kanan sehingga diperoleh nilai 0.0112 lb H 2 O/lb udara kering. d. Humid volume Melalui interpolasi antara garis humid volume 14.0 ft 3 /lb dan 14.5 ft 3 /lb, sehingga diperoleh humid volume sebesar 14.1 ft 3 /lb udara kering. e. Enthalpy Entalpi untuk udara jenuh pada kondisi wet-bulb temperature 70 o F adalah 34.1 Btu/lb udara kering. Deviasi entalpi ditunjukkan pada garis putus- putus pada gambar 9.7. Pada keadaan kurang dari udara jenuh, entalpi adalah -0.2 Btu/ lb udara kering sehingga entalpi udara yang sesungguhnya pada relative humidity 37% adalah 34.1-0.2 = 33.9 Btu/lb udara kering. D. Aplikasi Grafik Humiditi atau Psikometri Pada beberapa proses industri, dapat ditemukan beberapa properti yang terdapat dalam grafik humidity antara lain : a. Proses pengeringan (udara basah masuk dan udara dengan kandungan air lebih sedikit keluar pda proses). b. Humidifikasi (air liquid diuapkan menjadi udara basah). c. Pembakaran (udara basah masuk ke proses dan air tambahan ditambahkan ke udara basah tersebut dari hasil pembakaran). d. Air conditioning (udara bersih dipanaskan dan didinginkan) E. Kondensasi (udara kering didinginkan di bawah suhu jenuhnya)