RETURN DAN RESIKO AKTIVA TUNGGAL

dokumen-dokumen yang mirip
AKTIVA TUNGGAL. Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Tunas Pembangunan Surakarta.

RETURN DAN RISIKO AKTIVA TUNGGAL

A. Expected Return. 1. Perhitungan expected return investasi tahunan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dua hal, yaitu risiko dan return. Dalam melakukan investasi khususnya pada

BAB III KONSEP PENTING DALAM INVESTASI

RISIKO. Untuk menghitung risiko berdasarkan probabilitas, investor menggunakan standar deviasi dengan rumus sebagai berikut.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. investasi adalah pemahaman hubungan antara return yang diharapkan dan. return yang diharapkan. (Tandelilin, 2001 : 3)

Dasar-Dasar. Proses Valuasi. Top-down Analysis: 3 Pokok Analisis. 1. Perekonomian. Fiscal Policy. (Kebijakan Fiskal)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan nasional negara tersebut, Sehingga banyak negara yang melakukan

RETURN YANG DIHARAPKAN DAN RISIKO PORTFOLIO ANALISIS INVESTASI DAN PORTOFOLIO ANDRI HELMI M, SE., MM.

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek. Pasar modal merupakan tempat

PORTFOLIO EFISIEN & OPTIMAL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Investasi. cukup, pengalaman, serta naluri bisnis untuk menganalisis efek-efek mana yang

BAB 2. Tinjauan Teoritis dan Perumusan Hipotesis

BAB II KAJIAN PUSTAKA. keuntungan di masa yang akan datang (Tandelilin, 2010:1). Pengertian investasi

ANALISIS EKONOMI, KEUANGAN PERUSAHAAN & INVESTASI MANAJEMEN INVESTASI

BAB I PENDAHULUAN. kisaran 6% per tahun (sumber : Selain itu salah satu faktor

BAB I PENDAHULUAN. dikelompokkan menjadi dua bagian, yaitu investasi (investment), sering juga

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tidak pasti (uncertain) dapat berakibat menguntungan atau merugikan. Ketidak

BAB II LANDASAN TEORI. tertentu untuk mencapai suatu tingkat pengembalian (rate of return) yang. dan dampaknya terhadap harga surat berharga tersebut.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berupa capital gain. Menurut Indriyo Gitosudarmo dan Basri (2002: 133),

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. / stock. Saham merupakan surat bukti kepemilikan atas aset-aset perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kegiatan investasi pada umumnya dilakukan untuk memperoleh

Total Ekuitas Nilai buku per lbr saham = Jumlah Saham Beredar

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mencari keuntungan sebesar-besarnya demi menyejahterakan karyawan dan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh pembiayaan atau dana dengan cara penjualan saham. Pasar modal

BAB 1 PENDAHULAN. Menurut Bursa Efek Indonesia (BEI), pasar modal (capital market)

RISK AND RETURN 1. RISK AND RETURN FUNDAMENTALS. Untuk memaksimumkan harga saham, financial manager harus menetapkan risk dan return.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. investasi tersebut ada suatu keuntungan (return) yang diinginkan oleh investor.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dibidang keuangan, serta keseluruhan surat-surat berharga yang beredar. Dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan informasi bagi pihak-pihak yang

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. memfasilitasi jual-beli sekuritas yang umumnya berumur lebih dari satu tahun,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Definisi Indeks LQ Kriteria Indeks LQ45

BAB I PENDAHULUAN. tertentu (Jogiyanto,2003). Investasi ke dalam produksi yang efisien dapat

BAB II KAJIAN PUSTAKA. korelasi antar return. Teori ini memformulasikan keberadaan unsur return dan risiko

BAB II KAJIAN PUSTAKA. sehingga pemegang saham memiliki hak klaim atas dividen atau distribusi lain yang

BAB 1 PENDAHULUAN. situasi perekonomian yang semakin terbuka. Sejalan dengan itu, maka perusahaan


I. PENDAHULUAN. Kegiatan investasi mempunyai peranan yang sangat penting dalam. kemajuan perekonomian suatu negara. Krisis moneter pada tahun 1997

BAB 1 PENDAHULUAN. bisnis. Investasi dapat didefinisikan sebagai penundaan konsumsi sekarang untuk

BAB I PENDAHULUAN. sebuah negara. Dalam beberapa tahun terakhir sektor industri ini menjadi salah

sejarah perusahaan. untuk melanjutkan operasi Teknik-Teknik Analisis Laporan Keuangan teknik yang lazim dipakai yaitu:

Nurdin (1999), dengan objek penelitiannya adalah perusahaan - perusahaan. Properti yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta periode , seperti

BAB I PENDAHULUAN. modal dan industri-industri sekuritas yang ada pada suatu negara tersebut. Peranan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. dari penelitian yang akan dilakukan yang berhubungan dengan pengaruh. manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Keadaan perekonomian Indonesia yang saat ini menurun akibat melemahnya

Security Market Line & Capital Asset Pricing Model

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat sekarang ini banyak orang tertarik untuk melakukan investasi.

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. perusahaan dimana pemiliknya disebut juga sebagai pemegang saham (shareholder

2. LANDASAN TEORI. Pada dasarnya, pasar modal ( capital market ) merupakan pasar untuk

LANDASAN TEORI. atau keuntungan atas uang tersebut (Ahmad, 1996:3). Investasi pada hakikatnya

OBLIGASI, SAHAM, RISK & RETURN

BAB I PENDAHULUAN. pihak yang membutuhkan dana. Menurut Fahmi dan Hadi (2009:41), pasar modal

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia saat ini sangat stabil hal ini dibuktikan adanya pengakuan oleh

BAB II LANDASAN TEORI

Manajemen Keuangan. Penilaian Saham dan Obligasi. Basharat Ahmad. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Program Studi Manajemen

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Myers (1977) memandang nilai perusahaan sebagai sebuah kombinasi assets in

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. yang diharapkann, model ini digunakan dalam penilaian harga sekuritas Model CAPM

BAB 1 PENDAHULUAN. telah memperlihatkan kemajuan seiring dengan perkembangan ekonomi

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. akan datang (Tandelilin, 2010:2). Menurut Hartono (2013:7) tipe-tipe investasi

BAB I PENDAHULUAN. lama dengan harapan mendapatkan keuntungan di masa-masa yang akan datang

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. diperdagangkan di Bursa Efek dan Pasar Uang, dengan tujuan menyebarkan

Tabel. IV.1 RKAP Asuransi Jasindo

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Menurut Eduardus Tandelilin (2010: 372) menyatakan bahwa :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam portofolio sering disebut dengan return. Return merupakan hasil yang

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal di Indonesia terus berkembang dan semakin menarik bagi para

I. PENDAHULUAN. investor. Para investor yang menginvestasikan dananya, pasti akan. mengharapkan return (tingkat pengembalian) berupa capital gain, dan

BAB I PENDAHULUAN. utama dalam berinvestasi. Contoh investasi yang diminati oleh berbagai kalangan

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. ukuran perusahaan, dan Return On Asset (ROA) terhadap return saham (studi

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Menurut M.Hanafi (2008:42) pengertian ROA adalah mengukur

MODUL 15 PENILAIAN OBLIGASI

BAB I PENDAHULUAN. keuntungan di masa mendatang. Para investor dapat membeli saham, obligasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. sekuritas pada negara tersebut. Pasar modal Indonesia memiliki peran besar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 LANDASAN TEORI. Setiap individu atau badan mempunyai keinginan agar harta yang dimilikinya dapat terus

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Sharpe et al (dalam, Setiyono 2016) pengumuman informasi

SKRIPSI OLEH: WAHYUDI ILHAMI NIM : JURUSAN AKUNTANSI PROGRAM S1

I. PENDAHULUAN. panjang seperti saham, obligasi, reksadana, instrumen derivatif dan instrumen

BAB I PENDAHULUAN. untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Namun lebih dari itu, kegiatan mengelola

II. LANDASAN TEORI. jumlah modal kerja bersih yang layak diterima, serta menjamin tingkat likuiditas

BAB I PENDAHULUAN. Dipandang dari sisi perusahaan, dividen merupakan cost atas sumber

BAB II TIMJAUAN PUSTAKA

HASIL & RESIKO INVESTASI

BAB I PENDAHULUAN. lengkap tentang perkembangan bursa kepada publik, BEI menyebarkan data

BAB I PENDAHULUAN. pihak yang akan menginvestasikan dananya (investor). Prinsip-prinsip

BAB 1 PENDAHULUAN. diperlukan dana yang cukup besar, dimana pemenuhannya tidak hanya

Transkripsi:

1 Pertemuan 9 RETURN DAN RESIKO AKTIVA TUNGGAL A. Pengertian Return & Resiko Suatu Investasi Seorang investor maupun perusahaan yang melakukan kegiatan investasi selalu dihadapkan pada resiko dan return yang terkandung dalam investasi tersebut. Return dapat diartikan sebagai hasil pengembalian investasi atau hasil yang di peroleh dari investasi (pada umumnya dinyatakan dalam persentase dari investasi). Pengukuran return ini sangat penting bagi investor untuk menafsirkan seberapa baik manajer investasi melakukan investasi. Hanya menghitung return saja untuk suatu investasi tidaklah cukup. Resiko dari investasi juga perlu diperhitungkan. Return dan resiko merupakan dua hal yang tidak terpisah, karena pertimbangan suatu investasi merupakan trade-off dari kedua faktor ini. Return dan resiko mempunyai hubungan yang positif, semakin besar resiko yang harus ditanggung, semakin besar return yang harus dikompensasikan. Resiko sering dihubungkan dengan penyimpangan atau deviasi dari outcome yang diterima dengan yang diekspektasi. Van Horne dan Wachowics, Jr. (1992) mendefinisikan resiko sebagai variabilitas return terhadap return yang diharapkan. Untuk menghitung resiko, metode yang banyak digunakan adalah deviasi standar yang mengukur absolut penyimpangan nilai-nilai yang sudah terjadi dengan nilai ekspektasinya. Return realisasi (realized return) merupakan return yang telah terjadi. Return realisasi dihitung menggunaan data historis. Return realisasi sangat penting karena digunakan sebagai salah satu pengukur kinerja dari perusahaan. Return realisasi atau return historis ini juga berguna sebagai dasar penentuan return ekspektasi dan resiko di masa yang akan datang. Return ekspektasian (expected return) adalah return yang diharapkan akan diperoleh oleh investor di masa yang akan datang. Berbeda dengan return realisasi yang sifatnya sudah terjadi, return ekspektasi sifatnya belum terjadi.

2 B. Komponen Return Return dari suatu investasi terdiri dari dua komponen yaitu: 1. Yield Yield merupakan komponen dasar yang paling sering muncul dalam investing return yaitu dalam arus kas secara periodik yang diperoleh selama berinvestasi, baik bunga maupun dividen. Dalam berinvestasi saham, yield-nya berupa dividen. Sedangkan dalam berinvestasi obligasi, yield-nya adalah berupa kupon. Pengukuran yield tergantung dari arus kas dan harga, seperti harga beli atau harga beli sekarang. 2. Capital gain (loss) Capital gain (loss) merupakan komponen yang juga penting, khususnya dalam saham biasa (common stock) dan long term bonds. Komponen ini merupakan apresiasi dari harga suatu asset yang biasanya disebut capital gain (loss). Capital gain (loss) secara sederhana dapat disebut perbedaan harga atau selisih antara harga jual dan harga beli suatu instrumen investasi. Bila harga jual < harga beli, maka terjadi capital loss dan sebaliknya. Dari kedua komponen diatas, jika disatukan ke dalam bentuk total return menjadi: TOTAL RETURN: YIELD + PRICE CHANGE C. Sumber dan Tipe Risiko Sumber risiko ada 8 jenis, antara lain: 1. Interest Rate Risk Interest rate risk merupakan variabilitas return sekuritas yang disebabkan oleh perubahan tingkat suku bunga. Interest rate risk mempengaruhi obligasi secara langsung dibandingkan common stock, tapi interest rate risk juga mempengaruhi keduanya dan membutuhkan pertimbangan yang sangat penting bagi para investor. 2. Market Risk Market risk merupakan variabilitas return sebagai hasil dari fluktuasi dalam keseluruhan pasar (pasar saham agregat). Market risk juga termasuk faktor-faktor eksogen seperti resesi, perang, perubahan struktur dalam ekonomi dan perubahan selera konsumen.

3 3. Inflation Risk Faktor yang mempengaruhi semua sekuritas adalah resiko daya beli atau berkurangnya kemampuan membeli investasi dalam dollar. Dengan inflasi yang tidak menentu, return yang nyata juga melibatkan/mengandung resiko walaupun return nominal cukup aman. Resiko ini berhubungan dengan interest rate risk, karena interest rate biasanya meningkat seiring peningkatan inflasi. 4. Business Risk Business risk merupakan resiko yang terjadi karena melakukan suatu bisnis dalam industri khusus. 5. Financial Risk Financial risk berhubungan dengan penggunaan pembiayaan hutang oleh perusahaan. Besarnya proporsi asset oleh pembiayaan hutang dan besarnya variabilitas return adalah sama. Konsep financial leverage juga termasuk di dalam financial risk. 6. Liquidity Risk Liquidity risk merupakan resiko yang berhubungan dengan pasar sekunder dalam perdagangan sekuritas. Suatu investasi yang dapat dibeli atau dijual secara cepat dan tanpa harga yang signifikan biasanya bersifat liquid. Semakin tidak menentunya elemen waktu dan konsesi (kelonggaran) harga, semakin besar liquidity risk-nya. 7. Exchange Rate Risk Semua investor yang berinvestasi secara internasional pada arena investasi global sekarang ini, menghadapi prospek yang tak menentu dalam return setelah mereka mengubah keuntungan mereka ke dalam mata uang negara mereka masing-masing. Exchange Rate Risk dapat didefinisikan sebagai variabilitas return yang disebabkan oleh fluktuasi mata uang. Exchange rate risk biasanya disebut juga currency risk.

4 8. Country Risk Country risk biasanya disebut juga political risk, yaitu risiko yang penting untuk para investor pada zaman sekarang ini. Dengan banyaknya investor yang berinvestasi secara internasional, baik secara langsung maupun tidak langsung, stabilitas dan kelangsungan hidup ekonomi suatu negara perlu dipertimbangkan. United States mempunyai country risk yang paling rendah, dan beberapa negara lain dapat dinilai dengan menggunakan ukuran United States sebagai tolok ukurnya. D. Tipe Risiko 1. Unsystematic Risk / Micro Risk Unsystematic risk merupakan resiko yang bisa dihilangkan melalui diversifikasi dengan menganekaragamkan bentuk investasi. Contoh: masalah likuiditas perusahaan, kemampuan membayar dividen, efisiensi produk, dll. 2. Systematic Risk / Macro Risk. Systematic risk merupakan resiko yang tidak bisa dihilangkan melalui diversifikasi. Ukuran systematic risk adalah beta (β). Contoh: pengaruh inflasi, fluktuasi nilai tukar, economic growth, dan fluktuasi IHSG terhadap naik turunnya harga suatu asset. E. Pengukuran Return Realisasi (Real Return) 1. Total Return Sebuah pengukuran return yang benar harus memasukkan dua komponen dari return, yaitu hasil (yield) dan perubahan harga (price change). Return yang berlawanan dengan waktu atau dari sekuritas yang berbeda dapat diukur dan dibandingkan dengan menggunakan konsep total return. Total return adalah persentase yang berhubungan dengan semua penerimaan arus kas oleh seorang investor selama beberapa periode waktu yang telah ditentukan untuk harga pembelian atas asset. Total return dirumuskan sebagai berikut: RETURN: CAPITAL GAIN (LOSS) +YIELD atau,

5 Capital gain atau capital loss merupakan selisih dari harga investasi sekarang relatif dengan harga periode yang lalu. CAPITAL GAIN (LOSS) = Arus kas untuk sebuah obligasi (bond) berasal dari penerimaan pembayaran bunga, dan untuk sebuah saham berasal dari penerimaan dividen. Untuk beberapa asset, seperti sebuah surat kuasa atau sebuah saham yang tidak membayar dividen, hanya sebuah perubahan harga. Konsep total return bernilai sebagai sebuah pengukuran return karena: a. Semua terhitung. b. Mengukur total return dari setiap original investment. c. Memudahkan perbandingan return dari asset melalui periode yang telah ditetapkan, apakah perbandingan tersebut dari asset yang berbeda, seperti saham versus obligasi, atau dari sekuritas yang berbeda dengan tipe yang sama, seperti beberapa common stock. Return total dapat juga di nyatakan sebagai berikut ini: + yield Contoh soal 1: Dividen setahun yang dibayarkan adalah sebesar Rp120,-. Harga saham bulan kemarin adalah sebesar Rp1010,- dan bulan ini adalah sebesar Rp1100,-. Return total bulan ini sebesar: Contoh soal 2: Dividen setahun yang dibayarkan adalah sebesar Rp120-. Harga saham minggu kemarin adalah sebesar Rp1050,- dan minggu ini adalah sebesar Rp1100,-. Return total minggu ini adalah sebesar: 2. Relative Return Relative return terkadang diperlukan untuk mengukur return dari sedikit perbedaan dasar daripada total return. Relative return menyeleseaikan masalah ketika return negatif karena relative return selalu positif. Relative return menambahkan 1.0 untuk total return, dan meskipun relative return mungkin lebih kecil dari1.0, relative return akan lebih besar dari

6 nol, dengan mengeliminasi angka-angka yang negatif. Relative return dirumuskan sebagai berikut : RR = RETURN TOTAL + 1 atau, Contoh soal : Tabel berikut menunjukkn nilai dari relative return untuk saham PT. A PERIODE (1) HARGA SAHAM ( 2) DIVIDEN (3) RETURN (Rt) (4) RELATIP RETURN (RRt)(5) = (4)+1 1989 1750 100 - - 1990 1755 100 0,060 1,060 1991 1790 100 0,077 1,077 1992 1810 150 0,095 1,095 1993 2010 150 0,193 1,193 1994 1905 200 0,047 1,047 1995 1920 200 0,113 1,113 1996 1935 200 0,112 1,112 Untuk tahun 1990, relative return di tabel dapat dihitung sebagai berikut: RR1990 = R1990 + 1 = 1.060 Atau dengan menggunakan rumus: RR1990 = (P1990 + D1990) / P1989 = (1755 + 100) /1750 = 1.060 3. Cumulative Wealth Index Pengukuran return ini seperti pengukuran total return namun ada perubahan dalam tingkat kekayaan. Meskipun begitu, cumulative wealth index lebih dikehendaki untuk mengukur tingkat kekayaan (atau harga) daripada perubahan kekayaannya. Dengan kata lain, kita mengukur pengaruh cumulative dari return sepanjang waktu dengan memberikan beberapa jumlah awal yang ditetapkan, yaitu 1. Cumulative wealth index dirumuskan sebagai berikut:

7 IKK = KKo(1 + R1)(1 + R2) (1 + Rn) Keterangan : IKK = cumulative wealth index pada akhir periode n / indeks kemakmuran kumulatif, mulai dari periode pertama sampai ke n KK0 = index value awal, yaitu 1 / kekayaan awal Rt = periodik total return dalam bentuk decimal / return periode ke-t, mulai dari awal periode (t = 1) sampai ke akhir periode (t = n) Cumulative wealth index dapat digunakan untuk menghitung rate of return untuk periode yang telah ditetapkan, dirumuskan sebagai berikut: Rn = Keterangan Rn = Total Return untuk periode n CWI = Cumulative Wealth Index Contoh soal 1: Indeks kemakmuran kumulatif untuk saham PT A mulai dari tahun 1989 sampai dengan tahun 1996 tampak di tabel berikut ini: PERIODE RETURN (Rt) INDEKS KEMAKMURAN KOMULATIF(IKK) 1989-1,000 1990 0,060 1,060 1991 0,077 1,142 1992 0,095 1,250 1993 0,193 1,492 1994 0,047 1,562 1995 0,113 1,738 1996 0,112 1,933 Indeks kemakmuran kumulatif ini menunjukkan kemakmuran akhir yang diperoleh dalam suatu periode tertentu. Misalnya dengan membeli saham A di akhir tahun 1989, maka pada akhir tahun 1991, kemakmuran akan menjadi sebesar 114.20% dari kemakmuran semula. Jika saham ini dipertahankan lagi, maka pada akhir tahun berikutnya akan menjadi sebesar 125.00% dari nilai semula di akhir tahun 1990 dengan perhitungan sebagai berikut: CWI1992 = 1 ( 1 + 0.060) (1 + 0.077) (1 + 0.095) = 1.250 atau 125.00 %

8 CWI atau indeks kemakmuran kumulatif dapat juga dihitung berdasarkan perkalian nilainilai komponennya sebagai berikut: IKK = PHK x YK Dengan: IKK = Indeks kemakmuran kumulatif PHK = Perubahan harga kumulatif YK = Yield kumulatif Contoh Soal 2: Tabel berikut menunjukkan contoh hasil perhitungan indeks kumulatif yang dihitung dari perkalian perubahan harga kumulatif dengan yield kumulatif PERIODE CAPITAL GAIN (LOSS) ( 2) DIVIDEN YIELD PERUBAHAN HARGA KOMULATIF (4) YIELD KOMULATIF INDEKS KEMAKMURAN KOMULATIF (6)=(4)X(5) (1) (3) (5) 1990 0,0029 0,0571 1,003 1,057 1,060 1991 0,0199 0,0570 1,023 1,117 1,142 1992 0,0112 0,0838 1,034 1,211 1,250 1993 0,1105 0,0829 1,148 1,311 1,505 1994-0,0522 0,0995 1,088 1,442 1,569 1995 0,0079 0,1050 1,097 1,593 1,747 1996 0,0078 0,1042 1,105 1,759 1,943 Sebagai ilustrasi perhitungan, perubahan harga kumulatif (PHK), Yield Kumulatif (YK) dan Indeks Kemakmuran Kumulatif (CWI) untuk tahun 1991 dapat dihitung sebagai berikut: PHK1990 = (1 + Capital Gain1990)(1+ Capital Gain 1991) = (1 + 0.0029)(1 + 0.0199) = 1.023 YK1991 = (1 + Yield1990)(1 + Yield 1991) CWI1991 = (1+ 0.0571) (1+ 1.570) = 1.117 = (PHK1991)(YK1991) = 1.023 x 1.117 = 1.142 Bila hasil ini dibandingkan dengan perhitungan pada tabel contoh soal 1 maka akan menunjukkan hasil yang hampir sama. Perbedaan nilai yang ada disebabkan oleh pembulatan dalam perhitungan. Indeks berbeda dengan rata-rata, Indeks menggunakan tahun dasar di dalam perhitungannya, sedangkan rata-rata tidak menggunakannya. Dengan menggunakaan tahun dasar, indeks menunjukkan kinerja dari saham yang diwakilinya dari waktu ke waktu relatif terhadap periode waktu dasaranya, sedang rata-rata hanya menunjukkan kinerja pada

9 suatu waktu tertentu, tidak dibandingkan relatif dengan kinerja di waktu yang berbeda. Sebagai contoh adalah CWI pada contoh soal 2 untuk tahun 1996 adalah sebesar 1.943. tahun dasar indeks ini adalah tahun 1989 dengan nilai dasar 1. hasil ini menunjukkan bahwa selama 7 tahun yaitu dari tahun 1989 sampai dengan 1996, nilai dari saham perusahaan A telah meningkat sebesar 94.3%. F. Return yang disesuaikan (Adjusted Return) Pengaruh perubahan inflasi Semua return yang telah dibahas diatas adalah nominal returns, atau money returns, yaitu mengukur jumlah satuan mata uang atau perubahan jumlahnya tetapi tidak menyebutkan tentang kekuatan pembelian dari satuan mata uang tersebut. Untuk menangkap dimensi tersebut, kita perlu mempertimbangkan real return, atau inflation adjusted returns. Cara menghitung inflation adjusted returns dirumuskan sebagai berikut: Keterangan : IF = tarif inflasi Persamaan tersebut digunakan untuk masing-masing tahun dan rata-rata dari total return. TR(ia) = the inflation adjusted total return Contoh soal 1: Return sebesar 17% yang diterima setahun dari sebuah surat berharga jika disesuaikan dengan tingkat inflasi sebesar 5 % untuk tahun yang sama, akan memberikan return riel sebesar : TR(ia) = [(1+0.17)/(1+0.05)]-1 = 0.11429 atau 11.429%. Diversifikasi internasional sekarang semakin dibicarakan, karena diversifikasi seperti ini dapat menurunkan tingkat resiko yang sudah tidak dapat diturunkan lagi akibat diversifikasi domestic. Jika investasi dilakukan di luar negeri, pengembalian yang diperoleh perlu disesuaikan dengan kurs mata uang yang berlaku sebagai berikut :

10 Dengan RKA = Return yang disesuaikan dengan kurs mata uang asing RR = Relatif Return Contoh soal 2: Investor Indonesia yang membeli saham perusahaan Amerika pada awal tahun1997 mendapatkan return tahunan sebesar 15%. Pada saat membeli saham ini, harga kurs beli us$ adalah sebesar Rp2000,- dan pada akhir tahun, kurs jual adalah sebesar Rp2100,- per US$. Return bersih yang diperoleh setelah disesuaikan dengan kurs adalah sebesar : RKA = [ 1.15 x (rp2100 / Rp2000)] -1 = 0.2075 atau 20.75% G. Return Rata-Rata 1. Arithmetic Mean Statistik yang paling dikenal baik oleh kebanyakan orang adalah arithmetic mean. Oleh karena itu, ketika seseorang menunjuk ke mean return mereka biasanya menunjuk ke arithmetic mean. Arithmetic mean biasanya ditetapkan dengan simbol X-bar, dengan rumus: 2. Geometric Mean Geometric mean return mengukur susunan tarif dari pertumbuhan (rate of growth) sepanjang waktu. Geometric mean terkadang digunakan dalam investasi dan keuangan untuk menggambarkan tarif pertumbuhan yang tetap dari dana investasi sepanjang beberapa periode yang lampau. Geometric mean ditentukan sebagai akar yang paling akhir dari produk yang dihasilkan dari perkembangan relative return. Geometric mean dirumuskan sebagai berikut: G = [(1 + TR1)(1 + TR2) (1 + TRn)] - 1

11 Arithmetic Mean Versus Geometric Mean Kapan seharusnya kita menggunakan arithmetic mean dan kapan seharusnya kita menggunakan geometric mean untuk menerangkan return dari financial asset? Jawabannya tergantung dari pandangan objektif investor, yaitu: Arithmetic mean adalah sebuah pengukuran yang baik atas rata-rata (pada khususnya) yang ditunjukkan dalam satu periode. Arithmetic mean adalah perkiraan terbaik dari pengembalian yang diharapkan (expected return) untuk periode berikutnya. Geometric mean adalah sebuah pengukuran yang baik atas perubahan kekayaan sepanjang waktu (multiple period). Geometric mean mengukur hasil susunan rate of return dimana uang bertambah melewati periode yang telah ditetapkan. Contoh soal 1: Harga dari suatu saham pada periode ke-0 (periode awal) adalah Rp500,-. Pada periode selanjutnya (periode ke-1), harga saham ini meningkat menjadi Rp600,- dan turun di periode ke-2 menjadi Rp550,-. Return untuk masing-masing periode adalah sebagai berikut: R1 =(Rp660 Rp500)/Rp500 =0.20 atau 20% R2 =(Rp550 Rp600)/Rp600 = 0.083 atau 8.33% Rata-rata Return yang dihitung berdasarkan dengan metode aritmatika adalah sebesar: RA = Jika dihitung dengan metode rata-rata geometric adalah sebesar RG = [(1 +0.2)(1-0.083)] 1/2 1 = 0.04883 atau 4.883% Jika dihitung dengan metode rata-rata aritmatika pertumbuhan harga saham ini adalah sebesar 5.8335. Jika return ini benar dan harga bertumbuh dengan tingkat 5.833% maka untuk periode ke 2, harga saham ini seharusnya menjadi Rp560.03 (Rp500 x 1.05833 x 1.05833). Padahal harga saham ini di akhir periode ke-2 adalah sebsar Rp550,-. Dengan demikian return yang dihitung dengan metode rata-rata aritmatik ini kurang tepat. Jika dihitung dengan metode rata-rata geometrik, pertumbuhan harga saham ini adalah 4.883%. Dengan menggunakan tingkat pertumbuhan ini harga saham di akhir periode ke-2 seharusnya Rp550,- (Rp500 x 1.04883 x 1.04833) sesuai dengan nilai yang sebenarnya. Jadi metode ratarata geometrik lebih tepat digunakan untuk situasi yang melibatkan pertumbuhan, sedang

12 metode rata-rata aritmatika lebih tepat digunakan untuk menghitung rata-rata untuk satu periode yang sama dari banyak return tanpa melibatkan pertumbuhan. Rata-rata geometric juga banyak digunakan untuk menghitung CWI. Jika rata-rata geometric diketahui, CWI untuk suatu periode tertentu dapat dihitung dengan rumus: CWIt = (1 + RG) n bv Dengan : CWI (IKK) = indeks kemakmuran kumulatif Bv = nilai dasar N = lama periode dari periode dasar ke periode ke-t T = periode ke-t Bv = nilai dasar Rata-rata geometric untuk return dari tahun 1990 sampai dengan tahun 1996 adalah sebesar: RG = [(1+0.060)(1+0.077)(1+0.095)(1+0.13)(1+0.047)(1+0.113)(1+0.112) 1/7-1 = 0.0987 CWI untuk tahun 1996 dapat dihitung sebesar: CWI1996 = (1+0.0987)7 x 1 =1.933136 Hubungan antara return rata-rata aritmatika dan rata-rata geometric adalah sebagai berikut: (1 + RG) 2 (1 + RA) 2 (SD) 2 Contoh soal: Rata-rata aritmatik untuk return dari tahun 1990 sampai dengan tahun 1996 adalah 0.060; 0.077; 0.095; 0,193; 0,047; 0,113; 0,112. Dari hubungan rata-rata aritmatika dan rata-rata geometric, deviasi standar dapat dihitung sebesar: RA= Dari hubungan rata-rata aritmatika dan rata-rata geometric, deviasi standar dapat dihitung sebesar: (1+0.0987)2 = (1+0.09957)2 (SD)2 1.20714 = 1.2005 SD2 SD2 = (1.20905 1.20714) SD = 0.04375