Matakuliah : CB142 Tahun : 2008

dokumen-dokumen yang mirip
Etika Lingkungan dan Politik Lingkungan

ETIKA LINGKUNGAN. Dosen: Dr. Tien Aminatun

ETIKA DAN LINGKUNGAN

PARADIGMA DAN PRINSIP ETIKA LINGKUNGAN

BAB II LANDASAN TEORI

Baca artikel ini,diskusikan kemudian buat rangkuman.

ETIKA LINGKUNGAN (Kuliah V)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Alam adalah suatu dunia yang berbeda terpisah dari dirinya sendiri dan dapat

DAFTAR ISI... HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... HALAMAN PERNYATAAN... MOTTO... HALAMAN PERSEMBAHAN... PRAKATA... DAFTAR GAMBAR... INTISARI...

HUBUNGAN MANUSIA DAN LINGKUNGAN

KULIAH 3. ETIKA LINGKUNGAN : Antroposentris, Biosentris dan Ekosentris

Etika lingkungan dapat diartikan sebagai dasar moralitas yang memberikan pedoman bagi individu atau masyarakat dalam berperilaku atau memilih

Pendidikan Agama Katolik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pencemaran merupakan sesuatu hal yang dapat merusak lingkungan. Jenisjenis

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bahan tambang. Eksplorasi berlebihan tersebut memacu terjadinya kerusakan

2. Stakeholders dalam Organisasi Bisnis dan Fungsi dari Masing-Masing Stakeholder dalam Organisasi Bisnis

Etika dan Filsafat Lingkungan Hidup Lokakarya Peradilan dalam Penanganan Hukum Keanekaragaman Hayati. A.Sonny Keraf Jakarta, 12 Januari 2015

BAB VI PENUTUP. A. Kesimpulan. Masyarakat Jawa sudah sejak lama mengenal adanya ungkapan-ungkapan

PARADIGMA PERLINDUNGAN LINGKUNGAN HIDUP

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kemampuan komunitas untuk mengatur individunya merupakan modal sosial

BAB I. PENDAHULUAN. yang lebih maju yaitu industri (Tofler, 2002). Tingkatan kemajuan umat manusia

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. baik produktivitasnya serta memiliki nilai ekonomis lebih tinggi. Kegiatan

MATERI KULIAH ETIKA BISNIS. Pokok Bahasan: Pancasila sebagai Landasan Etika Bisnis

BAB I PENDAHULUAN. mengalami kerusakan dan bencana yang ditimbulkan oleh perilaku manusia

ETIKA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP Oleh : Abdul Mukti, NIM , Fakultas Pertanian Unpar. Abstract

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. yang ada, dan mampu meningkatkan ekonomi masyarakat sehingga membuat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

TOPIK I: PENGANTAR ETIKA TERAPAN

UNIVERSITAS INDONESIA PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN BERBASIS GERAKAN ECOSOPHY SKRIPSI JEFFERY JEREMIAS NPM

MAKALAH ETIKA LINGKUNGAN DISUSUN OLEH

UNIVERSITAS INDONESIA RESPECT FOR NATURE SEBAGAI TOLAK UKUR INDIVIDU DALAM MENGELOLA ALAM PADA ERA MODERN SKRIPSI TIMOTIUS KURNIAWAN

LAPORAN RAKORNAS PROGRAM STUDI BIOLOGI, PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI DAN PROGRAM STUDI BIOTEKNOLOGI SE INDONESIA Purwokerto, Februari 2017

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PENDIDIKAN PANCASILA. Pancasila Sebagai Sistem Filsafat. Modul ke: 06Fakultas Ekonomi. Program Studi Manajemen

PENDIDIKAN PANCASILA

ETIKA BAGI PENGEVALUASI AMDAL HADI S. FAKULTAS KEHUTANAN IPB

LEARNING OUTCOME (CAPAIAN PEMBELAJARAN) PROGRAM STUDI S1, S2 DAN S3 ILMU LINGKUNGAN ASOSIASI PROGRAM STUDI ILMU-ILMU LINGKUNGAN INDONESIA (APSILI)

BAB 6 PANCASILA SEBAGAI FILSAFAT

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Alam adalah suatu dunia yang berbeda terpisah dari dirinya sendiri dan dapat

BAB I PENDAHULUAN. dan mempromosikan ide politik dalam tulisan-tulisan etika dan politik. Dia yakin

MEMBANGUN ILMU PENGETAHUAN DENGAN KECERDASAN EMOSI DAN SPIRITUAL

UPAYA PEMELIHARAAN LINGKUNGAN OLEH MASYARAKAT DI KAMPUNG SUKADAYA KABUPATEN SUBANG

KISI KISI SOAL UJIAN SEKOLAH SMK SE-KABUPATEN CIAMIS TP. 2013/2014

ATRIBUT KEPRIBADIAN YANG MEMPENGARUHI PERILAKU ORGANISASI (OB)

Review Pertemuan ke-5

PANCASILA SEBAGAI ETIKA POLITIK

KONSEP DEEP ECOLOGY DALAM PENGATURAN HUKUM LINGKUNGAN

Pengertian dan Teori Etika

BAB I PENDAHULUAN. dalam bermasyarakat, namun juga dengan lingkungan. aikos yang artinya rumah atau tempat hidup dan logos yang artinya ilmu.

BAB IV PERBANDINGAN PANDANGAN ANTARA ISLAM DAN KRISTEN TENTANG PELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP

BAB VII PENUTUP. dan di kritisi dalam menganalisis isu-isu pendidikan kontemporer. Berdasarkan

Komponen Ekosistem Komponen ekosistem ada dua macam, yaitu abiotik dan biotik. hujan, temperatur, sinar matahari, dan penyediaan nutrisi.

Site Repair Upaya Mewujudkan Ruang Terbuka Ramah Lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

PANCASILA Sebagai Etika Politik

A. Program Magister Pendidikan Agama Islam (S2 PAI) 1. Standar Kompetensi Lulusan Jenjang Strata Dua (S2) Progam Magister

PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI BANGSA

KEPUTUSAN SENAT AKADEMIK INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG Nomor : 032/SK/K01-SA/2002 TENTANG NILAI-NILAI INTI INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Industri-industri di Indonesia mengalami perkembangan yang sangat pesat,

BAB I PENDAHULUAN. pencemaran lingkungan hidup yang disebabkan oleh ulah dan perilaku manusia.

PANCASILA SEBAGAI SISTEM ETIKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

MATA KULIAH ETIKA BISNIS [KODE/SKS : IT023270/ 2 SKS]

MENYANGKAL TUHAN KARENA KEJAHATAN DAN PENDERITAAN? Ikhtiar-Filsafati Menjawab Masalah Teodise M. Subhi-Ibrahim

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan

BE ETHICAL AT WORK. Part 9

Etika dan Filsafat. Komunikasi

TUJUAN Dalam rangka melaksanakan misi dan pencapaian visi PS MTM Universitas Lampung, maka ditetapkan tujuan Program Studi sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

ECOCENRTISM DALAM PENGELOLAAN TAMAN NASIONAL MUHDI, S.HUT., M.SI NIP DEPARTEMEN KEHUTANAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATRA UTARA

: Kemungkinan Studi Agama Secara Filsafati

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas VII semester genap pada bulan

PROGRAM STUDI S2 TEKNIK PERTANIAN DAN BIOSISTEM SIKAP

FILSAFAT ILMU DAN PENDAHULUAN. Dr. H. SyahrialSyarbaini, MA. Modul ke: 01Fakultas PSIKOLOGI. Program Studi Psikologi

BAB I PENDAHULUAN. pencemaran yang dihasilkan dari proses produksi industri akibat para pelaku

KONSEP DASAR EKOSISTEM

Pendahuluan Manusia adalah Makhluk Individu Memiliki akal pikiran, perasaan, dan kehendak. Makhluk Sosial Memiliki perilaku etis

Teori Sosial. (Apa Kontribusinya Terhadap Pemahaman Olahraga di Masyarakat)

Pancasila. Pancasila sebagai sistem Etika (etika, aliran etika dan etika Pancasila) Yuvinus Elyus, Amd. IP., SH., MH. Modul ke:

Pendidikan Pancasila. Berisi tentang Pancasila dan Implementasinya (Bag. 1) Dosen : Sukarno B N, S.Kom, M.Kom. Modul ke:

PENDAHULUAN Latar Belakang

IPTEK DAN SENI DALAM ISLAM

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PENGEMBANGAN ETIKA DAN MORAL BANGSA. Dr. H. Marzuki Alie KETUA DPR-RI

SONNY KERAF T U G I M A N Program Studi Ilmu Lingkungan UNIVERSITAS RIAU 2012

JUSTIFIKASI FILOSOFIS STATUS MORAL HEWAN DAN IMPLEMENTASINYA TERHADAP LINGKUNGAN DALAM AMPHIBIAN CAMPAIGN

KOMUNIKASI DAN ETIKA PROFESI

Tinjauan Buku. Alvin Plantinga, Where The Conflict Really Lies: Science, Religion and Naturalism (New York: Oxford University, 2011), 376 halaman.

I. 0PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Pengertian Etika. Nur Hidayat TIP FTP UB 2/18/2012

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Mahluk hidup memiliki hak hidup yang perlu menghargai dan memandang

II. TINJAUAN PUSTAKA. dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang

* Terdapat dua teori besar dalam ilmu social yang. 1. Teori struktural fungsionalisme, dan 2. Teori struktural konflik


BAB 1 TINJUAN UMUM ETIKA. Henry Anggoro Djohan

PROGRAM STUDI S2 MANAJEMEN SIKAP

KODE ETIK PSIKOLOGI. Teori Etika, Etika Deskriptif dan Etika Normatif. Mistety Oktaviana, M.Psi., Psikolog. Modul ke: Fakultas PSIKOLOGI

Pertemuan 1 NISBAH (RELASI DAN RELEVANSI) ANTARA ILMU FILSAFAT DAN AGAMA

Apakah pancasila sebagai pembangunan sudah diterapkan di Indonesia atau belum?

Sebuah sarana atau definisi tentang alam semesta yang diterjemahkan ke dalam Bahasa yang bisa dimengerti manusia sebagai usaha untuk mengetahui dan

Ekologi ilmu tentang rumah atau tempat tinggal organisme atau rumah tangga mahluk hidup.

Transkripsi:

Matakuliah : CB142 Tahun : 2008 Pertemuan 2 MANUSIA DAN LINGKUNGAN HIDUP

Learning outcome Mahasiswa mempu membedakan beberapa teori etika lingkungan dan konsekwensinya terhadap lingkungan hidup

Teori Etika Lingkungan Hidup Bumi Sebagai Kesatuan Ekosistem Kesatuan Manusia dengan Lingkungan Hidupnya Mengembangkan Paham yang Tepat tentang Lingkungan

1. Teori Etika Lingkungan Hidup 1.1. Antroposentrisme Antroposenstrisme (antropos=manusia) adalah suatu pandangan yang menempatkan manusia sebagai pusat dari alam semesta. Dalam konteks lingkungan hidup, tesis dasar dari antropsenterisme adalah pemanfaatan terhadap lingkungan hidup harus tunduk pada kepentingan manusia. Lingkungan dalam konteks ini hanya memiliki nilai instrumental, sebagai obyek eksploitasi, eksperimen untuk kepentingan manusia. Manusia dalam konteks ini merupakan satu-satunya subyek moral Beberapa Tinjauan Kritis terhadap: Didasarkan pada pandangan filsafat yang mengatakan bahwa hal yang bernuansa moral hanya berlaku bagi manusia Sangat bersifat instrumentalistis: pola hubungan manusia dan alam hanya terbatas pada relasi instrumental semata.

Sangat bersifat teleologis, karena pertimbangan yang diambil untuk peduli terhadap alam didasarkan pada akibat dari tindakan itu bagi kepentingan manusia Teori ini telah dituduh sebagai salah satu penyebab bagi terjadinya krisis lingkungan hidup Walau banyak kritik dilontarkan kepada teori antroposentrisme, namun sebenarnya argumen di dalamnya cukup sebagai landasan yang kuat bagi pengembangan sikap kepedulian terhadap alam

1.2. Biosentrisme Biosentrisme merupakan kebalikan dari antroposentrisme. Biosentrisme merupakan suatu pandangan yang menempatkan alam sebagai yang mempunyai nilai dalam dirinya sendiri, bukan tergantung pada manusia. Oleh karena itu, bukan hanya manusia yang memiliki hak untuk berada, tetapi juga alam. Manusia dalam konteks biosentrisme hanya merupakan salah satu bagian dari alam. Seperti manusia memiliki nilai pada dirinya sendiri, demikianpun bagian-bagian itu memiliki nilai di dalam dirinya sendiri. Dalam konteks ini, biosentrisme merupakan sebuah komunitas moral, dimana semua bagian dari komunitas itu memiliki nilai moral.

Catatan Kritis terhadap Biosentrisme Menekankan kewajiban terhadap alam bersumber dari pertimbangan bahwa kehidupan adalah sesuatu yang bernilai, baik kehidupan manusia maupun spesis lain di bumi ini Melihat alam dan seluruh isinya mempunyai harkat dan nilai dalam dirinya sendiri Memandang manusia sebagai makhluk biologis yang sama dengan makhluk biologis lainnya Pada intinya teori biosentrisme berpusat pada komunitas biotis dan seluruh kehidupan yang ada di dalamnya. Teori ini memberi bobot dan pertimbangan moral yang sama kepada semua makhluk hidup

1.3. Ekosentrisme Ekosentrisme merupakan perluasan dari bisentrisme. Biosentrisme menekankan komunitas bilogis yang hidup, sedangkan ekosentrisme memberikan perhatian pada komunitas biologis yang hidup dan mati. Ekosentrisme dalam konteks ini merupakan suatu paham yang mengajarkan bahwa baik komunitas biologis yang hidup maupun yang mati saling berkaitan satu sama lain. Air, udara, cahaya, tanah dan lain sebagainya sangat menentukan kualitas komunitas biologis. Beberapa Tinjauan Kritis: Versi lain dari ekosentrisme adalah Deep Ecology yang diperkenalkan oleh Arne Naes (filsuf norwegia). Deep Ecology disebut sebagai ecosophy, yang berarti kerifan mengatur hidup selaras dengan alam sebagai sebuah rumah tangga dalam arti luas.

Deep Ecology menganut prinsip biospheric egalitarianism, yaitu pengakuan bahwa semua organisma dan makhluk hidup adalah anggota yang sama statusnya dari suatu keseluruhan yang terkait sehingga mempunyai martabat yang sama Dia tidak hanya memusastkan perhatian pada dampak pencemaran bagi kesehatan mausia, tetapi juga pada kehidupan secara keseluruhan Deep ecology mengatasi sebab utama yang paling dalam dari pencemaran, dan bukan sekedar dampak superfisial dan jangka pendek

2. Bumi Sebagai Kesatuan Ekosistem 2.1. Ekosistem Bumi Bumi terdiri dari berbagai lapisan atau bagian yang saling berkaitan satu dengan yang lainnya. Terganggunya salah satu bagian dari ekosistem akan menyebabkan terganggungua kesatuan yang lainnya. Keseluruhan lapisan itu disebut biosfer. Biosfer berasal dari dua kata Yunani yakni bios yang berarti hidup dan sphere yang berari bola. Sedangkan ekosistem berasal dari kata Yunani oikos=rumah dan systema=keseluruhan. Biosfer terdiri dari ekosistem yang tidak terhitung jumlahnya. 2.2. Manusia hanya sebagai salah satu lapisan manusia dalam kesatuan ekosistem ini tidak memiliki independensi mutlak. Kualitas hidupnya tergantung pada kualitas ekosistem yang lainnya. 2.3. Peran Manusia yang semakin besar Tidak bisa disangkal bahwa walaupun manusia hanya merupakan salah satu bagian dari keseluruhan ekosistem, manusia merupakan satu-satunya mahluk yang paling dinamis. Manusia memiliki otak yang lebih besar, kehendak bebas, dan memiliki perasaan. Kualitas-kualitas itu membuat manusia lebih adaptable dibandingkan dengan mahluk yang lainnya, terutama dengan mahluk primata non manusia. Manusia dengan demikian tidak hanya dideterminir oleh lingkungannya, tetapi juga dapat merekayasa lingkungannya sesuai dengan kehendaknya. Sehingga manusia memiliki pengaruh yang begitu besar terhadap ekosistem baik secara positif maupun negatif.

3. Kesatuan Manusia dengan Lingkungan Hidupnya 3.1. Pengaruh seleksi alam Manusia, seperti adanya, yaitu fenotipenya, terbentuk oleh interaksi antara genotipe dan lingkungan hidupnya. 3.2. Gambaran Kedudukan Manusia dalam alam lingkungannya 3.2.1. Dari struktur prilaku manusia. Dari segi struktur perilaku manusia yang paling dinamis dan adaptabel dengan lingkungannya. Hal ini disebabkan manusia memiliki kualitas akal budi dan memiliki kehendak yang bebas 3.2.2. Dari segi kedudukan dalam keseluruhan ekosistem dalam keseluruhan ekosistem, manusia hanya merupakan salah satu bagian dari bagian yang lainnya. Bagian-bagian ini saling menentukan. Alam dapat menentukan kualitas hidup manusia dan manusia dapat menentukan alam.

4. Mengembangkan Paham yang Tepat tentang Lingkungan Baik antroposentrisme, biosentrisme maupun ekosentrisme samasama memiliki perhatian yang sama tentang kehidupan. Antroposentrisme menekankan kehidupan manusia dan mengabaikannya, biosentrisme menekankan hidupan mahluk biotik dan ekosentrisme menekankan saling ketergantungan antara berbagai elemen dari ekosistem baik manusia, lingkungan biotik maupun abiotik. Ketiga-tiganya baik manusia, lingkungan biotik maupun abiotik saling menentukan. Manusia tidak akan dapat berkembang sebagai manusia tanpa didukung oleh lingkungan baik lingkungan biotik maupun abiotik yang baik. Inilah prinsip dasari dari apa yang disebut dengan deep ecology. Deep ecology bukan hanya sekedar paham filosofis mengenai relasi yang seharusnya antara berbagai elemen dalam ekosistem, melainkan merupakan suatu gerakan baru, kesadaran baru, paradigma baru yang harus menjadi kultur kita dalam setiap prilaku dan pengambilan kebijakan baik kebijakan politis, ekonomis maupun akademik.