EKSTRAKSI KURKUMIN DARI KUNYIT

dokumen-dokumen yang mirip
PEMANFAATAN DAN EFISIENSI KURKUMIN KUNYIT (CURCUMA DOMESTICA VAL) SEBAGAI INDIKATOR TITRASI ASAM BASA

EKSTRAKSI BAHAN NABATI (EKS)

EKSTRAKSI MULTI TAHAP KURKUMIN DARI KUNYIT (Curcuma domestica Valet) MENGGUNAKAN PELARUT ETANOL

EKSTRAKSI KURKUMIN DARI TEMULAWAK DENGAN MENGGUNAKAN ETANOL

LAMPIRAN 1 DATA PERCOBAAN

PERCOBAAN 04 KROMATOGRAFI KOLOM DAN KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS : ISOLASI KURKUMIN DARI KUNYIT (Curcuma longa L.) DAN PEMISAHAN ZAT (KI- 2051)

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 2, (2013) ISSN: ( Print) F-234

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Lampiran 1. Prosedur Analisis Pati Sagu

LAMPIRAN 1 DATA PERCOBAAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Taksonomi Dan Morfologi Tanaman Durian. Kingdom : Plantae ( tumbuh tumbuhan ) Divisi : Spermatophyta ( tumbuhan berbiji )

Temu Putih. Penyortiran Basah. Pencucian. Pengupasan. Timbang, ± 200 g. Pengeringan sesuai perlakuan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Ayam pedaging yang sering disebut sebagai ayam broiler merupakan jenis

3 Metodologi Penelitian

PENGARUH PERLAKUAN PADA PROSES BLANCHING DAN KONSENTRASI NATRIUM BIKARBONAT TERHADAP MUTU SUSU KEDELAI

3 Metodologi Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk mengetahui kinerja bentonit alami terhadap kualitas dan kuantitas

BAB III METODE PENELITIAN

3 METODOLOGI PENELITIAN

Lampiran 1. Hasil analisis proksimat pakan komersil (% bobot kering) Lampiran 2. Hasil analisis kualitas air hari pertama

EKSTRAKSI Ekstraksi padat-cair Ekstraksi cair-cair Ekstraksi yang berkesinambungan Ekstraksi bertahap Maserasi metode ekstraksi padat-cair bertahap

III. BAHAN DAN METODE

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia D III Analis Kesehatan Fakultas

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: ( Print) F-39

BAB III RANCANGAN PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek atau bahan penelitian ini adalah cincau hijau. Lokasi penelitian

III. METODE PENELITIAN. Alat yang digunakan yaitu pengering kabinet, corong saring, beaker glass,

II. METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. furnace, desikator, timbangan analitik, oven, spektronik UV, cawan, alat

sampel pati diratakan diatas cawan aluminium. Alat moisture balance ditutup dan

BAB III METODE PENELITIAN

EKSTRAKSI MULTI TAHAP KURKUMIN DARI KUNYIT (Curcuma domestica Valet) MENGGUNAKAN PELARUT ETANOL SKRIPSI. Oleh Rajian Sobri Rezki

Lampiran 1. Prosedur Analisis Karakteristik Pati Sagu. Kadar Abu (%) = (C A) x 100 % B

PENGARUH KONSENTRASI LARUTAN POTASSIUM HIDROKSIDA DAN WAKTU HIDROLISIS TERHADAP PEMBUATAN ASAM OKSALAT DARI TANDAN PISANG KEPOK KUNING

4025 Sintesis 2-iodopropana dari 2-propanol

SNI Standar Nasional Indonesia. Gambir. Badan Standardisasi Nasional ICS

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia dan Laboratorium Kimia Instrumen

PENGARUH KONSENTRASI LARUTAN, TEMPERATUR DAN WAKTU PEMASAKAN PADA PEMBUATAN PULP BERBAHAN BAKU SABUT KELAPA MUDA (DEGAN) DENGAN PROSES SODA

BAHAN DAN METODE. Pelaksanaan Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Blanching. Pembuangan sisa kulit ari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan Ca-Bentonit. Na-bentonit memiliki kandungan Na +

4028 Sintesis 1-bromododekana dari 1-dodekanol

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Lampiran 1. Prosedur Karakterisasi Komposisi Kimia 1. Analisa Kadar Air (SNI ) Kadar Air (%) = A B x 100% C

BAB V METODOLOGI. Gambar 6. Pembuatan Minyak wijen

I. Judul: Isolasi Minyak Jahe Dari Rimpang Jahe (Zinger Officinale) II. Tanggal Percobaan: 6 Maret 2013 III. Tanggal selesai Percobaan: 6 Maret 2013

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Muhammadiyah Semarang di Jalan Wonodri Sendang Raya 2A Semarang.

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset Kimia dan Laboratorium

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Tahapan

Lampiran 1. Prosedur Pengujian Kadar Kurkuminoid metode HPLC (High Perfomance Liquid Chromatography)

Jurnal sains kimia Vol.II No.2,2010 PENURUNAN TITIK BEKU LARUTAN

BAB III METODOLOGI. A.2. Bahan yang digunakan : A.2.1 Bahan untuk pembuatan Nata de Citrullus sebagai berikut: 1.

Pemungutan Kurkumin dari Kunyit (Curcuma domestica val.) dan Pemakaiannya Sebagai Indikator Analisis Volumetri

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

5004 Asetalisasi terkatalisis asam 3-nitrobenzaldehida dengan etanadiol menjadi 1,3-dioksolan

EKSTRAKSI MINYAK SEREH DAPUR SEBAGAI BAHAN FLAVOR PANGAN I N T I S A R I

PEMBUATAN PULP DARI SERABUT GAMBAS TUA KERING DENGAN PROSES ALKALI DENGAN ALKOHOL

KARAKTERISASI LIMBAH RADIOAKTIF CAIR UMPAN PROSES EVAPORASI

Ferry Riyanto Harisman Powerpoint Templates Page 1

PENENTUAN KARAKTERISTIK PENGERINGAN BAWANG PUTIH(ALLIUM SATIVUM L.) (Variabel Bentuk Bahan dan Suhu Proses)

Lampiran 1. Tatacara karakterisasi limbah tanaman jagung

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Metode Pembuatan Petak Percobaan Penimbangan Dolomit Penanaman

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

PROSES PEMBUATAN MINYAK BIJI BUNGA MATAHARI MENGGUNAKAN METODE EKSTRAKSI-DESTILASI DENGAN PELARUT N-HEXAN DAN PELARUT ETANOL

SNI Standar Nasional Indonesia. Kecap kedelai. Badan Standardisasi Nasional ICS

LAMPIRAN. Lampiran 1. Umbi talas (Xanthosoma sagittifolium (L.) Schott) Lampiran 2. Pati umbi talas (Xanthosoma sagittifolium (L.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kimia/Biokimia Hasil Pertanian

Jurnal Ilmiah Widya Teknik Volume 15 Nomor ISSN PROTOTIPE ALAT PENGEKSTRAK KUNYIT OTOMATIS MENGGUNAKAN AKTUATOR MOTOR DC

I PENDAHULUAN. protein berkisar antara 20% sampai 30%. Kacang-kacangan selain sumber protein

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi pengambilan sampel bertempat di daerah Cihideung Lembang Kab

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Jurnal Bahan Alam Terbarukan

3. Metodologi Penelitian

LAPORAN KIMIA ORGANIK

Serbuk Temulawak Sebagai Bahan Baku Minuman

BAB III METODE PENELITIAN. Subjek dalam penelitian ini adalah nata de ipomoea. Objek penelitian ini adalah daya adsorpsi direct red Teknis.

Gambar sekam padi setelah dihaluskan

Jurnal Bahan Alam Terbarukan

Metoda-Metoda Ekstraksi

III. METODOLOGI PENELITIAN

METODE PENELITIAN. pembuatan vermikompos yang dilakukan di Kebun Biologi, Fakultas

setelah pengeringan beku) lalu dimasukan ke dalam gelas tertutup dan ditambahkan enzim I dan enzim II masing-masing sebanyak 1 ml dan aquadest 8

PENGARUH LAMA PENYIMPANAN TERHADAP RENDEMEN DAN KUALITAS MINYAK ATSIRI DAUN LEDA (Eucalyptus deglupta)

ANALISIS PEWARNA RHODAMIN B DALAM ARUM MANIS SECARA KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS DAN SPEKTROFOTOMETRI UV-Vis DI DAERAH SUKOHARJO DAN SURAKARTA

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada Maret Juni 2012 bertempat di Bendungan Batu

BAB III METODE PENELITIAN

TEKNIK ANALISIS KADAR SERAT KENCUR

4026 Sintesis 2-kloro-2-metilpropana (tert-butil klorida) dari tert-butanol

Gambar 6. Kerangka penelitian

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah kentang merah dan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

PREPARASI LIMBAH RADIOAKTIF CAIR EFLUEN PROSES PENGOLAHAN KIMIA UNTUK UMPAN PROSES EVAPORASI

METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan April sampai September 2015 dengan

LAMPIRAN A PROSEDUR ANALISIS

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan yang kaya akan keragaman hayati.

PERBANDINGAN HASIL ANALISIS BEBERAPA PARAMETER MUTU PADA CRUDE PALM OLEIN YANG DIPEROLEH DARI PENCAMPURAN CPO DAN RBD PALM OLEIN TERHADAP TEORETIS

Transkripsi:

PROSIDING SEMINAR NASIONAL REKAYASA KIMIA DAN PROSES 2004 ISSN : 1411-4216 EKSTRAKSI KURKUMIN DARI KUNYIT Wahyuni, A. Hardjono, dan Paskalina Hariyantiwasi Yamrewav Jurusan Teknik Kimia, Sekolah Tinggi Teknologi Nasional Yogyakarta Jl. Babarsari, Yogyakarta, 55281 Telp. (0274) 485 390 ; Fax : (0274) 487 249 ; e-mail : yuni_mt@eudoramail.com Abstrak Kunyit merupakan tanaman yang biasa dipakai secara tradisional untuk keperluan dapur, obatobatan, dan bahan pewarna. Kunyit mengandung kurkumin yang dapat dipisahkan dengan cara ekstraksi menggunakan pelarut asam asetat glasial 98 %. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan jumlah pelarut dan waktu ekstraksi yang tebaik untuk ekstraksi kurkumin dari kunyit. Ekstraksi dilakukan pada jumlah pelarut 50, 100, 150, 200, 250 dan 300 ml serta waktu ekstraksi 25, 50, 75, 100, dan 125 menit. Diperoleh kondisi operasi yang terbaik pada jumlah pelarut 300 ml dan waktu ekstraksi 75 menit dengan jumlah kurkumin terambil sebesar 2,16 %. Kata kunci : ekstraksi; kunyit; kurkumin Abstract The turmeric is a plant usually used traditionally for kitchen purposes, medicine, and coloring stuff. It contains curcume which can be separated by extraction using 98 % of glacial acetic acid. This study aims to determine the best quantity of solvent and time extraction for extracting curcumin from turmeric. The process of extraction was done in 50, 100, 150, 200, 250 and 300 ml of solvent and 25, 50, 75, 100 and 125 minutes of extraction time. The best condition was reached at 300 ml of solvent and 75 minutes of extraction time, in the manner of taken curcumin 2,16 %. Key words : curcume, extraction, turmeric Pendahuluan Indonesia merupakan salah satu negara agraris yang sebagian besar penduduknya bertumpu pada bidang pertanian. Bumi Indonesia yang subur ini mampu memproduksi beraneka ragam tanaman yang bermanfaat seperti tanaman pangan, tanaman obat-obatan dan tanaman industri. Salah satu produk pertanian yang cukup banyak adalah kunyit. Tanaman ini merupakan tanaman pekarangan yang termasuk dalam salah satu tanaman apotik hidup yang mudah ditanam pada berbagai tempat. Pemanfaatan kunyit pada umumnya hanya digunakan untuk keperluan dapur, obat-obatan dan bahan pewarna. Selain itu, di dalam kunyit terdapat kandungan zat yang bisa digunakan sebagai pengganti bahan kimia untuk obat-obatan yang terdapat di pasaran. Mengingat zat warna kuning alamiah yang terkandung didalamnya bisa diambil untuk dijual dengan nilai tinggi, maka perlu dilakukan penelitian untuk mencari kondisi operasi yang relatif baik dalam mendapatkan zat warna dari kunyit tersebut. Berdasarkan hal tersebut, maka dilakukan penelitian pengambilan zat warna kuning dari kunyit dengan metode ekstraksi menggunakan pelarut asam asetat glasial. Tinjauan Pustaka Kunyit merupakan tanaman berbatang basah dan mempunyai tinggi sampai 1 meter. Tanaman ini dapat tumbuh di berbagai tempat. Kunyit (Curcuma Domestica Valet) termasuk dalam klasifikasi sebagai berikut : Kingdom : Plantae (tumbuh-tumbuhan) Divisi : Spermatophyta (tumbuhan berbiji) Sub Divisi : Angiospermae (berbiji tertutup) Kelas : Monocotyledonae (biji berkeping satu) F-17-1

Ordo Famili Genus Spesies : Zingiberales : Zingiberaceae : Curcuma : Curcuma Domestica Valet Susunan kunyit terdiri atas akar, rimpang, batang semu, pelepah daun, daun, tangkai bunga dan kuntum bunga. Kandungan zat kimia dari rimpang kunyit dapat dilihat pada tabel 1 di bawah ini. Tabel 1. Kandungan zat kimia dari rimpang kunyit Kandungan zat (dari bobot kering) 1. Kadar minyak atsiri (%) 2. Kadar pati (%) 3. Kadar serat (%) 4. Kadar abu (%) Sumber : Taryono, dkk (1988) Kp. Cimanggu Bogor 1,8100 55,0300 3,4400 6,4700 Kp. Manoko Lembang 1,4600 47,8100 2,8700 7,5200 Komponen utama yang terpenting dalam rimpang kunyit adalah kurkuminoid dan minyak atsiri. Berdasarkan hasil penelitian Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat (Balittro) bahwa kandungan kurkumin rimpang kunyit rata-rata 10,92 %. Selain kunyit, ada juga beberapa tanaman yang mengandung kurkumin, misalnya temulawak dan temu hitam. Sifat-sifat kurkumin adalah sebagai berikut : - Berat molekul : 368,37 (C = 68,47 %; H = 5,47 %; O = 26,06 %) - Warna : light yellow o - Melting point : 183 C - Larut dalam alkohol dan asam asetat glasial - Tidak larut dalam air Rumus bangun kurkumin adalah sebagai berikut : OCH 3 COCH=CH OH CH 2 COCH=CH OH OCH 3 Kurkumin dapat larut dalam alkohol dan asam asetat glaial (The Merck Index, 1976). Asam asetat glasial (CH 3 COOH) merupakan zat cair yang mudah menguap, tidak berwarna dan memiliki bau yang khas. Titik didih asam asetat glasial 118,1 o C, spesific gravity 1,049, berat molekul 60,05 gram/mol (Perry RH, 1973). Salah satu cara pengambilan kurkumin dari rimpangnya adalah dengan cara ekstraksi. Ekstraksi merupakan salah satu metode pemisahan berdasarkan perbedaan kelarutan. Secara umum ekstraksi dapat didefinisikan sebagai proses pemisahan dan isolasi zat dari suatu zat dengan penambahan pelarut tertentu untuk mengeluarkan komponen campuran dari zat padat atau zat cair. Dalam hal ini fraksi padat yang diinginkan bersifat larut dalam pelarut (solvent), sedangkan fraksi padat lainnya tidak dapat larut. Proses tersebut akan menjadi sempurna jika solute dipisahkan dari pelarutnya, misalnya dengan cara distilasi/penguapan. F-17-2

Bahan dan Metode Penelitian Untuk penelitian ini digunakan bahan kunyit serta asam asetat glasial sebagai bahan pelarutnya. Sebagai parameter variabel adalah jumlah pelarut (50, 100, 150, 200, 250, dan 300 ml) dan waktu ekstraksi (25, 50, 75, 100, dan 125 menit). Penelitian dilakukan dalam 4 tahap, yaitu : persiapan bahan, ekstraksi kurkumin, distilasi dan analisa data. a. Persiapan Bahan: Kunyit mula-mula dipilih dan dibersihkan, kemudian dipotong kecil-kecil/tipis-tipis. Selanjutnya kunyit tersebut ditimbang sebanyak 20 gram untuk persiapan ekstraksi. b. Ekstraksi Kurkumin Kunyit sebanyak 20 gram dikeringkan dalam oven pada suhu 100 o C selama 1 jam. Selanjutnya dimasukkan ke dalam labu leher tiga ditambah pelarut asam asetat glasial dengan jumlah volume dan waktu ekstraksi tertentu. Pemanas dihidupkan dan pendingin balik diaktifkan. Waktu nol dari ekstraksi ditentukan pada saat asam asetat glasial mencapai titik didihnya (118,1 o C) dan diakhiri pada waktu yang telah ditentukan. Hasil ekstraksi didinginkan dan disaring menggunakan kertas saring. Filtratnya didistilasi sedangkan residunya dibuang. c. Distilasi Filtrat yang diperoleh dari hasil ekstraksi dimasukkan ke dalam labu distilasi untuk memisahkan kurkumin dari pelarut. Pemanas dihidupkan dan diperoleh hasilnya berupa pelarut dan residu. Residu o dikeringkan di dalam oven dengan suhu 120 C untuk menghilangkan sisa asam asetat glasial yang masih terdapat dalam kurkumin. Setelah itu dilakukan penimbangan sampai diperoleh berat konstan. d. Analisa Data Analisa data dilakukan dengan menggunakan alat spektrofotometer. Hasil distilasi yang telah dikeringkan sampai diperoleh berat konstan ditimbang dengan berat tertentu kemudian diencerkan dengan 10 ml alkohol p.a. Cuvette spektrofotometer diisi dengan larutan hasil pengenceran dan dimasukkan ke dalam spektrofotometer. Skala absorbansi dibaca pada panjang gelombang 468,4 nm. Konsentrasi kurkumin dihitung dengan menggunakan grafik standart absorbansi vs konsentrasi. Hasil dan Pembahasan % hasil kurkumin dari ekstraksi kunyit pada berbagai volume pelarut dan waktu ekstraksi disajikan pada tabel 2. F-17-3

Tabel 2. Hubungan antara waktu ekstraksi dengan % hasil pada berbagai volume pelarut Waktu (menit) (%) hasil 50 ml 100 ml 150 ml 200 ml 250 ml 300 ml 25 3,5 4,5 5 4 5 3,75 50 3,8 4,15 5 5,25 4,5 4,25 75 4 4,5 6,5 5,75 5 6,25 100 4,25 5,5 5 4,75 6 6,25 125 4,4 5,5 5,5 5,5 4,5 6,55 Hasil (%) 7 6,5 6 5,5 5 4,5 4 3,5 3 0 25 50 75 100 125 150 Waktu (menit) 50 ml 100 ml 150 ml 200 ml 250 ml 300 ml Gambar 2. Grafik hubungan antara waktu ekstraksi dengan % hasil pada berbagai volume pelarut Dari Gambar 2 terlihat bahwa semakin lama waktu ekstraksi, maka % hasil yang diperoleh semakin besar. Begitu pula semakin banyak pelarut yang digunakan, maka % hasil yang diperoleh juga semakin besar. Akan tetapi pada waktu tertentu % hasil yang diperoleh menurun. Hal ini disebabkan kandungan kurkumin pada kunyit sudah menurun. Oleh karena itu untuk analisa diambil kondisi optimum yaitu pada volume pelarut 300 ml dengan waktu ekstraksi yang berbeda-beda. Untuk analisa data kurkumin yang terambil dibuat grafik standart hubungan antara konsentrasi kurkumin dengan absorbansi. Grafik standart disajikan pada Gambar 3. Absorbansi 2 1,5 1 0,5 0 y = 0,0194x + 0,143 0 20 40 60 80 100 Konsentrasi (ppm) Gambar 3. Grafik standart hubungan antara konsentrasi kurkumin dengan absorbansi. Data hubungan antara waktu ekstraksi dengan kurkumin yang terambil pada volume pelarut 300 ml disajikan pada tabel 3. F-17-4

Tabel 3. Hubungan antara waktu ekstraksi dengan kurkumin yang terambil pada volume pelarut 300 ml Waktu Ekstraksi Berat Sampel Absorbansi Kurkumin yang Terambil (dr Gb.3) Kurkumin yang Terambil (Perhitungan) Kurkumin yg Terambil (menit) (gram) (ppm) (ppm) ( % ) 25 0,0136 0,403 13,4021 9854,45588 0,9854 50 0,0120 0,643 25,7732 21477,65833 2,1478 75 0,0084 0,495 18,1443 21600,39286 2,1600 100 0,0095 0,430 14,7938 15572,43158 1,5572 125 0,0115 0,157 0,7217 627,52174 0,0627 Kurkumin yang terambil ( % ) 2,5 2 1,5 1 0,5 0 25 50 75 100 125 Waktu (menit) Gambar 4. Grafik hubungan antara waktu ekstraksi dengan kurkumin yang terambil pada volume pelarut 300 ml Dari Gambar 4 terlihat bahwa semakin lama waktu kontak antara pelarut dengan padatan, maka kurkumin yang diperoleh semakin besar sampai waktu 75 menit. Tetapi pada selang waktu tertentu (lebih dari 75 menit) kurkumin yang diperoleh tidak begitu besar (mulai menurun). Hal ini disebabkan kandungan kurkumin yang terdapat dalam padatan semakin berkurang. Pada penelitian ini terlihat bahwa untuk waktu ekstraksi 75 menit total kurkumin yang terambil sebesar 21600,39 ppm atau 2,16 %. Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan bahwa : 1. Pengambilan kurkumin dari kunyit dapat dilakukan dengan cara ekstraksi dengan menggunakan pelarut asam asetat glasial 98 %. 2. Pengaruh absorbansi terhadap kurkumin yang terambil mempunyai hubungan matematis Y = 0,0194 X + 0,143 3. Kondisi operasi yang relatif baik untuk ekstraksi kurkumin dari kunyit dengan pelarut asam asetat glacial 98 % adalah pada waktu ekstraksi 75 menit dan volume pelarut 300 ml dengan total kurkumin terambil sebesar 21600,39 ppm atau 2,16 % Daftar Pustaka Dharma, A.P., Tanaman Obat Tradisional Indonesia, P.N. Balai Pustaka, Jakarta, hal. 199 200. Heyne, (1987), Tumbuhan Berguna di Indonesia, Badan Litbang Kehutanan, Jakarta, hal. 597. th Perry, R.H., (1950), Chemical Engineer s Handbook, 6 edition, McGraw-Hill Book Company, Inc., Tokyo, 3-25 p. Rahmat Rukmana, Ir, (1994), Kunyit, Kanisius, Yogyakarta. The Merck Index, (1976), An Encyclopedia of Chemicals and Drugs, Ninth edition, Merck and Co. Inc, Page 384. Winarno, F.G., (1997), Kimia Pangan dan Gizi, PT. Gramedia, Jakarta. F-17-5

DATA PRIBADI PENYAJI 1. Nama Penulis (lengkap dengan gelar akademis) Wahyuni, ST.MT. 2. Tempat/tanggal lahir : Purworejo / 1 Nopember 1969 3. Alamat Instansi : Jurusan Teknik Kimia, Sekolah Tinggi Teknologi Nasional Yogyakarta, Jl. Babarsari No. 1, Depok, Sleman, Yogyakarta, 55281 4. Pendidikan : S-2, Jurusan Teknik Kimia 5. Pengalaman Penelitian : 1. Karakteristik Hidrolik Kolom Perforated Plate 2. Hubungan Distribusi Aliran Dengan Efisiensi Tray Pada Modifikasi Kolom Sieve Tray Sistem Udara-Air 3. Ekstraksi Kurkumin Dari Kunyit 6. Publikasi Ilmiah : 1. Karakteristik Hidrolik Kolom Perforated Plate 2. Pengaruh Penambahan Abu Sekam Terhadap Konduktivitas Themal Tanah Lempung 3. Distribusi Aliran Pada Modifikasi Kolom Sieve Tray Sistem Udara-Air 7. Alat yang diperlukan untuk presentasi :! OHP # LCD Yogyakarta, 1 Juli 2004 Tertanda, (Wahyuni, ST.MT.) F-17-6

7 Wahyuni, ST,MT Distribusi Aliran Pada Modifikasi Kolom Sieve-tray Sistem Udara-Air Jurnal Teknologi Nasional, Vol.IV, No.2, April 2001 ISSN : 1410-5802 Jurnal Teknologi Nasional, 4 Wahyuni, ST,MT Karakteristik Hidrolik Kolom "Perforated Plate" Vol.II, No.1, Oktober 1998 ISSN : 1410-5802 F-17-7