INTISARI PROFIL SWAMEDIKASI OBAT BATUK PILEK BEBAS PADA ANAK DI APOTEK AMANDIT FARMA BANJARMASIN

dokumen-dokumen yang mirip
INTISARI TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN TERHADAP SWAMEDIKASI BATUK DI APOTEK PANASEA BANJARMASIN

INTISARI. Ahmad Rajidin 1 ; Riza Alfian 2 ; Erna Prihandiwati 3

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

INTISARI. Rahmatullah 1 ;Dita Ayuliav D.S 2 ; Iriani Yamuningsih 3

INTISARI. Madaniah 1 ;Aditya Maulana PP 2 ; Maria Ulfah 3

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN STATUS EKONOMI TERHADAP RASIONALITAS PENGGUNAAN OBAT SWAMEDIKASI PADA PENGUNJUNG DI APOTEK X KOTA PANGKALPINANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

INTISARI TINGKAT PENGETAHUAN ORANG TUA DALAM PENGGUNAAN AMOXICILLIN SIRUP KERING PADA PASIEN BALITA DI PUSKESMAS SUNGAI KAPIH SAMARINDA

BAB I PENDAHULUAN. sampai dengan lima tahun. Pada usia ini otak mengalami pertumbuhan yang

INTISARI. Yopi Yanur 1 ; Yugo Susanto 2 ; Riza Alfian 3

BAB I PENDAHULUAN. Sakit (illness) berbeda dengan penyakit (disease). Sakit berkaitan dengan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilakukan di apotek Mega Farma Kota Gorontalo pada tanggal

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan berbagai spektrum penyakit dari tanpa gejala atau infeksi ringan

BAB I PENDAHULUAN. dan batuk baik kering ataupun berdahak. 2 Infeksi saluran pernapasan akut

Kata Kunci : Medication Error, skrining resep, persentase ketidaklengkapan administrasi resep

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pengobatan sendiri (swamedikasi) merupakan bagian dari upaya

ABSTRAK GAMBARAN PENGETAHUAN ORANG TUA TENTANG ISPA DI PUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN

Sugiarti, et al, Studi Penggunaan Antibiotik pada Pasien Penyakit ISPA Usia Bawah Lima Tahun...

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Batasan anak balita adalah setiap anak yang berada pada kisaran umur

BAB I. Kesehatan merupakan hal yang penting di dalam kehidupan. Seseorang. yang merasa sakit akan melakukan upaya demi memperoleh kesehatannya

Kata Kunci : Hubungan, Pendidikan, Tingkat Pengetahuan, Obat CTM.

BAB I PENDAHULUAN. masalah besar yang harus benar-benar diperhatikan oleh setiap orang tua. Upaya

HUBUNGAN KEPATUHAN PASIEN DALAM MENGKONSUMSI OBAT CAPTOPRIL TERHADAP TEKANAN DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI DI PUSKESMAS ALALAK SELATAN BANJARMASIN

ABSTRAK TINGKAT KEPATUHAN ORANG TUA DALAM PEMBERIAN KOTRIMOKSAZOL SUSPENSI KEPADA BALITA YANG MENGALAMI ISPA DI PUSKESMAS TERMINAL BANJARMASIN

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN TINGKAT KEPATUHAN IBU HAMIL DALAM MENGKONSUMSI ASAM FOLAT DI APOTEK BORNEO BANJARMASIN

BAB I PENDAHULUAN. yang disebabkan oleh virus atau bakteri dan berlangsung selama 14 hari.penyakit

ABSTRAK TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN GASTRITIS TERHADAP PENGGUNAAN TERAPI KOMBINASI RANITIDIN DAN ANTASIDA DI PUSKESMAS S. PARMAN BANJARMASIN

BAB I PENDAHULUAN. Nigeria masing-masing 6 juta episode (Kemenkes RI, 2011). (15%-30%). Berdasarkan hasil penelitian Khin, dkk tahun 2003 di Myanmar

ABSTRAK. Hairun Nisa 1 ;Erna Prihandiwati,S.F.,Apt 2 ;Riza Alfian,M.Sc.,Apt 3

HUBUNGAN KARAKTERISTIK UMUR DAN TINGKAT PENDIDIKAN TERHADAP PENGETAHUAN TENTANG TANAMAN OBAT KELUARGA (TOGA)

BAB 1 PENDAHULUAN. saluran pernapasan sehingga menimbulkan tanda-tanda infeksi dalam. diklasifikasikan menjadi dua yaitu pneumonia dan non pneumonia.

Catur Setiya Sulistiyana, Yogi Irawan Fakultas Kedokteran, Universitas Swadaya Gunung Jati, Cirebon

INTISARI. Ari Aulia Rahman 1 ; Yugo Susanto 2 ; Rachmawati 3

FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS AIRLANGGA DEPARTEMEN FARMASI KOMUNITAS SURABAYA 2012

BAB I PENDAHULUAN. yang semula hanya berfokus kepada pengelolaan obat (drug oriented)

EVALUASI TINGKAT KESALAHAN PENGOBATAN SENDIRI (SWAMEDIKASI) DI KALANGAN MAHASISWA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

POLA PENGGUNAAN OBAT DALAM UPAYA PASIEN MELAKUKAN PENGOBATAN SENDIRI DI BEBERAPA APOTEK

BAB I PENDAHULUAN. lima tahun pada setiap tahunnya, sebanyak dua per tiga kematian tersebut

TINGKAT PENGETAHUAN SWAMEDIKASI DALAM PENANGANAN DEMAM PADA ANAK OLEH IBU DI RW 08 DUSUN WONOREJO SARIHARJO NGAGLIK SLEMAN YOGYAKARTA

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN KETEPATAN PEMILIHAN OBAT INFLUENZA PADA MAHASISWA FARMASI NASKAH PUBLIKASI

SWAMEDIKASI PADA PENGUNJUNG APOTEK DI APOTEK MARGI SEHAT TULUNG KECAMATAN TULUNG KABUPATEN KLATEN

BAB I PENDAHULUAN. balita di dunia, lebih banyak dibandingkan dengan penyakit lain seperti

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pneumonia adalah penyakit batuk pilek disertai nafas sesak atau nafas cepat,

INTISARI. Kata Kunci : Hipertensi, Pelayanan Komunikasi, Informasi Dan Edukasi.

EVALUASI PENGGUNAAN OBAT ANALGETIK ANTIPIRETIK SEBAGAI UPAYA PENGOBATAN SENDIRI DI KELURAHAN PONDOK KARANGANOM KLATEN NASKAH PUBLIKASI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 : PENDAHULUAN. kesehatan salah satunya adalah penyakit infeksi. Masa balita juga merupakan masa kritis bagi

ASUPAN GIZI MAKRO, PENYAKIT INFEKSI DAN STATUS PERTUMBUHAN ANAK USIA 6-7 TAHUN DI KAWASAN PEMBUANGAN AKHIR MAKASSAR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. masyarakat yang setinggi tingginya (Depkes, 2009). Adanya kemajuan ilmu

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia yang produktif secara sosial dan ekonomis. Pencapaian tujuan

HUBUNGAN PEMBERIAN INFORMASI OBAT DENGAN KEPATUHAN MINUM OBAT ANTIBIOTIK PADA PASIEN RAWAT JALAN DI PUSKESMAS REMAJA SAMARINDA

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Batuk pilek merupakan gangguan saluran pernafasan atas yang paling

BAB I LATAR BELAKANG. suatu usaha dalam pemilihan dan penggunaan obat obatan oleh individu UKDW

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan gizi yang sering terjadi di seluruh negara di dunia adalah

Kata Kunci: Tingkat Pengetahuan, Asam Mefenamat, Pasien Poli Gigi

INTISARI. Puskesmas 9 NopemberBanjarmasin. 1 Akademi Farmasi ISFI Banjarmasin 2

BAB 1 PENDAHULUAN. Di dalam bab ini akan dibahas tentang latar belakang penelitian, masalah

HUBUNGAN PENGETAHUAN ORANG TUA TERHADAP TINDAKAN SWAMEDIKASI SELESMA PADA ANAK DI KELURAHAN GROBOGAN PURWODADI NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. Balita. Pneumonia menyebabkan empat juta kematian pada anak balita di dunia,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang paling banyak diderita oleh masyarakat. Sebagian besar dari infeksi

SKRIPSI. Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Derajat Gelar S 1 Keperawatan. Oleh: WAHYUNI J

BAB 1 PENDAHULUAN. Berdasarkan laporan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013 ISPA

KETEPATAN DOSIS PERESEPAN ANTIBIOTIK AMOXICILLIN PADA BALITA PENDERITA ISPA DI PUSKESMAS KELAYAN TIMUR BANJARMASIN

INTISARI. Kata Kunci : Tingkat Pengetahuan, Ibu Hamil, Tablet Kalsium Laktat. Puskesmas Sungai Jingah. xiii. 1-2 Akademi Farmasi ISFI Banjarmasin 3

Kata Kunci : Tingkat Pengetahuan, Orang Tua, Balita, Zinc

BAB I PENDAHULUAN UKDW. trakea bahkan paru-paru. ISPA sering di derita oleh anak anak, baik di negara

UPAYA KELUARGA DALAM PENCEGAHAN INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT (ISPA) PADA BALITA. Fithria

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ABSTRAK PENILAIAN TINGKAT TERKONTROLNYA ASMA BERDASARKAN METODE ASTHMA CONTROL TEST TM PADA PENDERITA ASMA

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU BALITA TENTANG PENYAKIT ISPA DI PUSKESMAS PEMBANTU SIDOMULYO WILAYAH KERJA PUSKESMAS DEKET KECAMATAN DEKET KABUPATEN LAMONGAN

BAB 1 PENDAHULUAN. mempengaruhi kesembuhan penyakit dan komplikasi yang mungkin timbul.

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu faktor yang menentukan tingkat kesehatan dan kesejahteraan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengobatan sendiri (swamedikasi) merupakan upaya yang paling banyak dilakukan masyarakat untuk mengatasi keluhan

BAB I PENDAHULUAN. Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) adalah infeksi akut yang

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN IBU DENGAN PENGELOLAAN AWAL INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT PADA ANAK

BAB I PENDAHULUAN. anak-anak dan dewasa muda. Penyakit ini mencapai lebih dari 13 juta kematian per

PERAN KELUARGA TERHADAP PENANGGULANGAN AWAL ISPA BUKAN PNEUMONIA PADA BALITA

KARYA TULIS ILMIAH DUKUNGAN EMOSIONAL KELUARGA PADA PENDERITA PENYAKIT JANTUNG KORONER (PJK) Di Poli Jantung RSUD Dr.

PENGETAHUAN IBU TENTANG PENYAKIT INFLUENZA PADA ANAK USIA 3-5 TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Angka kematian ibu dan bayi di Indonesia masih tinggi, walaupun dari

UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Di Indonesia diare merupakan penyebab kematian utama pada bayi dan anak.

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit ISPA khususnya pneumonia masih merupakan penyakit utama penyebab

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Daenaa Kecamatan Limboto Barat

HUBUNGAN STATUS GIZI DAN STATUS IMUNISASI DENGAN KEJADIAN ISPA PADA BALITA

BAB I PENDAHULUAN. 1.Latar Belakang. Anak merupakan aset masa depan yang akan melanjutkan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. peningkatan kesehatan masyarakat. Definisi swamedikasi menurut

ABSTRAK FAKTOR-FAKTOR PREDISPOSISI PENYAKIT DBD PADA PASIEN ANAK-ANAK DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE MARET - JUNI

BAB I PENDAHULUAN. (Infeksi Saluran Pernafasan Akut). Saat ini, ISPA merupakan masalah. rongga telinga tengah dan pleura. Anak-anak merupakan kelompok

INTISARI. Mahrita Sauriah 1 ; Yugo Susanto 2 ; Dita Ayulia 3

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

INTISARI KETEPATAN DOSIS PERESEPAN ANTIBIOTIK AMOXICILLIN

ABSTRAK PENGETAHUAN SIKAP DAN PERILAKU PENDERITA HIPERTENSI PRIMER TERHADAP HIPERTENSI

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TERJADINYA ISPA PADA BAYI (1-12 BULAN) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RAJABASA INDAH BANDAR LAMPUNG TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. Self Medication menjadi alternatif yang diambil masyarakat untuk meningkatkan

ABSTRAK TINGKAT PENGETAHUAN PARA ORANG TUA TERHADAP PENGGUNAAN COTRIMOXAZOL SUSPENSI PADA ANAK DI PUSKESMAS KAYU TANGI BANJARMASIN

Transkripsi:

1 INTISARI PROFIL SWAMEDIKASI OBAT BATUK PILEK BEBAS PADA ANAK DI APOTEK AMANDIT FARMA BANJARMASIN Rianisa Hasty Agustiani 1, Ratih Pratiwi Sari 2, Maria Ulfah 3 Gencarnya promosi obat bebas melalui iklan baik media cetak maupun media elektronik mendorong para orang tua untuk menggunakan obat bebas dalam mengatasi batuk pilek anak. Menurut WHO, dari kecenderungan tersebut terdapat lebih dari 50% yang tidak mengkonsumsi obat dengan benar. Oleh sebab itu dalam penggunaannya, gejala penyakit dan penanganannya perlu dikenali untuk membantu penyembuhan dan mencegah timbulnya komplikasi lebih jauh. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui profil swamedikasi obat batuk pilek bebas di Apotek Amandit Farma Banjarmasin. Jenis penelitian berupa penelitian deskriptif dengan metode survei. Pengambilan sampel menggunakan teknik sistematik random sampling. yang dilakukan pada tanggal 10 Februari-15 Maret 2017 dengan menggunakan kuesioner yang diberikan pada responden yang membeli obat batuk pilek bebas di Apotek Amandit Farma Banjarmasin. Selama periode penelitian diperoleh hasil dengan 172 responden, sebanyak 70,9% orang tua memberikan obat batuk pilek bebas bila anaknya sakit batuk pilek. Gejala yang terbanyak dirasakan oleh anak adalah batuk berdahak, pilek disertai demam (23,2%) Komposisi obat bebas yang banyak digunakan adalah kombinasi antara Tripolidin + Pseudoephedrine (13,1%), Tripolidin + Pseudoephedrine + GG (10,7%), Noscapin + CTM + GG + Paracetamol + Succus liq. + Pseudoephedrine (8,9%), Bromhexine + Paracetamol + CTM + Phenilephrine (7,1%), Paracetamol + GG + Efedrine + CTM (7,1%). Kata Kunci : Obat batuk pilek, Obat bebas, Anak 1,2 Akademi Farmasi ISFI Banjarmasin 3 Apotek Amandit Farma Banjarmasin xi

2 ABSTRACT SWAMEDICATION PROFILE OF COUGH AND COLD OVER THE COUNTER MEDICATION FOR CHILDREN AT AMANDIT FARMA PHARMACY BANJARMASIN Rianisa Hasty Agustiani 1, Ratih Pratiwi Sari 2, Maria Ulfah 3 Incessant promotion over the counter medication through commercial form and electronic motivate the parents to use over the counter medication to conquer cough and cold for children.. According to WHO, over these trends there are more than 50% people who don t consume medicine correctly. Therefore in its use, symptoms of the disease and how to handle it need to known to help healing and to avoid further complication. The purpose of this research is to discover user profile uses over the counter cough and cold medication in Amandit Farma Pharmacy Banjarmasin. This type of research is descriptive research with survey method. The sampling using random sampling systematic technique doing on February 10 th till March 15 th 2017 using questionnaire on the respondents who buy over the counter cough and cold medicine in Amandit Farma Pharmacy Banjarmasin. During this research period the result is 172 respondents, there are 70,9% parents who give over the counter cough and cold medicine to their children when they get cough and cold disease. The most symptoms that felt by child are cough with phlegm, cold and fever (23,2%). The composicion of the medicine that use in general are combination of Tripolidin + Pseudoephedrine (13,1%), Tripolidin + Pseudoephedrine + GG (10,7%), Noscapin + CTM + GG + Paracetamol + Succus liq. + Pseudoephedrine (8,9%), Bromhexine + Paracetamol + CTM + Phenilephrine (7,1%), Paracetamol + GG + Efedrine + CTM (7,1%). Keywords: Cough and flu medication, over the counter medicine, children 1,2 ISFI Academy Pharmacy Banjarmasin 3 Amandit Farma Pharmacy Banjarmasin xii

3 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, sejalan dengan meningkatnya pendidikan dan pengetahuan masyarakat serta gencarnya promosi obat bebas melalui iklan baik media cetak maupun media elektronik mendorong masyarakat untuk melakukan pengobatan sendiri dengan obat bebas. Profil kesehatan Indonesia tahun 2006 menunjukan bahwa penduduk yang memiliki keluhan kesehatan sebanyak 71,44% memilih melakukan pengobatan sendiri. Jumlah ini lebih tinggi dari tahun sebelumnya yaitu sebesar 69,88% yang melakukan pengobatan sendiri (DepKes RI, 2007). Menurut WHO dari kecenderungan dilakukannya tindakan pengobatan sendiri, diperkirakan lebih dari 50% obat yang diresepkan, dibagikan atau dijual secara tidak tepat, dan 50% dari seluruh pasien tidak mengkonsumsi obat dengan benar (WHO, 2006). Dalam penelitian Supardi dkk tahun 2002 di Kecamatan Warungkondang Kabupaten Cianjur diperoleh data bahwa 100% responden melakukan pemilihan dengan tepat golongan obat, 66,10% memilih obat yang tepat sesuai sakit yang dirasakannya, 51,80% menggunakannya dengan dosis obat yang tepat dan 95% melakukan pengobatan tidak melewati batas aturan pemakaiannya atau dapat diartikan bahwa 45% responden melakukan tindakan pengobatan sendiri (untuk obat bebas) dengan sesuai aturan berdasarkan kriteria tepat golongan, tepat obat, tepat dosis, dan hanya dalam jangka waktu terbatas serta 55% melakukan dengan tidak sesuai aturan. Hasil penelitian terdahulu

4 menunjukkan pula bahwa di Kecamatan Tanjung Bintang Kabupaten Lampung Selatan hanya 46,10% ibu-ibu melakukan pengobatan sendiri yang sesuai aturan (Supardi dkk., 2002). Dari kedua penelitian tersebut terlihat bahwa hampir sekitar 50% masyarakat melakukan tindakan pengobatan sendiri yang tidak sesuai aturan. Penggunaan obat bebas yang tidak sesuai aturan adalah salah satu bentuk penyimpangan dari pemanfaatan obat, sebagaimana hasil penelitian WHO yang mengidentifikasi beberapa bentuk penyimpangan penggunaan obat yang sering terjadi yang tidak sesuai dan menimbulkan dampak negatif pada kesehatan masyarakat, yang diantaranya adalah penggunaan yang berlebihan dari obat-obat bebas (Chetley dkk., 2007). Obat dapat dimanfaatkan untuk mendiagnosa, mencegah penyakit, menyembuhkan atau memelihara kesehatan. Selain efek pengobatan yang ditimbulkan, obat juga mempunyai efek samping yang tidak diinginkan meskipun pada dosis normal. Efek samping yang ditimbulkan dari penggunaan obat adalah sangat bervariasi tergantung dari sifat zat aktif obat. Oleh karenanya obat harus dikonsumsi sesuai yang dianjurkan dan hanya dalam jangka waktu tertentu yang telah ditentukan. Informasi tentang penggunaan obat bebas dapat dilihat pada brosur atau penandaan obat yang menyertai obat tersebut (Anief, 1997 ; Ditjen POM, 1997). Salah satu obat yang sering digunakan untuk mengatasi keluhan kesehatan melalui cara pengobatan sendiri adalah obat batuk dan pilek. Batuk dan pilek merupakan salah satu gejala utama yang membawa pasien pada sarana kesehatan selain demam dan diare. Batuk berguna sebagai pertahanan tubuh khususnya pertahanan respiratorik.

5 Klasifikasi batuk bermacam-macam tetapi umumnya dibagi dalam kelompok besar yaitu batuk akut dan batuk kronik (Supriyanto, 2010).Sedangkan flu biasa (common-cold) atau salesma adalah infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) yang sangat umum diderita oleh masyarakat. Terutama pada anak dengan keadaan gizi (nutrisi) yang buruk, anak dengan gizi yang kurang akan lebih mudah terserang batuk dan pilek dibandingkan anak dengan gizi normal. Menurut Rahajoe (2008), penyakit batuk pilek di negara berkembang adalah 2 10 kali lebih banyak dari pada negara maju dikarenakan perbedaan berhubungan dengan etiologi dan faktor resiko. Data Riskesdas 2007 menunjukkan bahwa prevalensi ISPA di Indonesia adalah 25,5% (kisaran 17,5 41,4%). Data selanjutnya dari Departemen Kesehatan Republik Indonesia menyatakan bahwa episode penyakit batuk pilek pada anak di Indonesia diperkirakan 3 6 kali per tahun (DepKes RI, 2008). Puspitasari (2010), menyatakan bahwa umumnya, pada pergantian musim anak dan balita mudah terserang penyakit batuk pilek. Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Supardi dkk pada tahun 2013 bahwa sebanyak 82,1% orang tua memberikan obat batuk pilek bebas bila anaknya mengalami sakit batuk pilek. Peningkatan kejadian batuk pilek dapat dihubungkan dengan fakta bahwa lebih banyak anak berada di dalam ruangan dan dekat satu sama lain. Selain itu, virus flu banyak berkembang di kelembaban rendah, membuat saluran hidung kering dan lebih rentan terhadap infeksi. Hal ini disebabkan karena pada anak memiliki sistem kekebalan tubuh belum matang dan memiliki waktu terbatas untuk mendapatkan kekebalan terhadap virus umum.

6 Oleh sebab itu gejala penyakit dan cara penanganannya perlu dikenali. Penanganan juga bukan hanya membantu penyembuhan, namun juga dapat mencegah timbulnya komplikasi lebih jauh. Berdasarkan latar belakang di atas maka peneliti tertarik meneliti permasalahan ini pada penelitian yang berjudul Profil Swamedikasi Obat Batuk Pilek Pada Anak Di Apotek Amandit Farma Banjarmasin.