1 INTISARI PROFIL SWAMEDIKASI OBAT BATUK PILEK BEBAS PADA ANAK DI APOTEK AMANDIT FARMA BANJARMASIN Rianisa Hasty Agustiani 1, Ratih Pratiwi Sari 2, Maria Ulfah 3 Gencarnya promosi obat bebas melalui iklan baik media cetak maupun media elektronik mendorong para orang tua untuk menggunakan obat bebas dalam mengatasi batuk pilek anak. Menurut WHO, dari kecenderungan tersebut terdapat lebih dari 50% yang tidak mengkonsumsi obat dengan benar. Oleh sebab itu dalam penggunaannya, gejala penyakit dan penanganannya perlu dikenali untuk membantu penyembuhan dan mencegah timbulnya komplikasi lebih jauh. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui profil swamedikasi obat batuk pilek bebas di Apotek Amandit Farma Banjarmasin. Jenis penelitian berupa penelitian deskriptif dengan metode survei. Pengambilan sampel menggunakan teknik sistematik random sampling. yang dilakukan pada tanggal 10 Februari-15 Maret 2017 dengan menggunakan kuesioner yang diberikan pada responden yang membeli obat batuk pilek bebas di Apotek Amandit Farma Banjarmasin. Selama periode penelitian diperoleh hasil dengan 172 responden, sebanyak 70,9% orang tua memberikan obat batuk pilek bebas bila anaknya sakit batuk pilek. Gejala yang terbanyak dirasakan oleh anak adalah batuk berdahak, pilek disertai demam (23,2%) Komposisi obat bebas yang banyak digunakan adalah kombinasi antara Tripolidin + Pseudoephedrine (13,1%), Tripolidin + Pseudoephedrine + GG (10,7%), Noscapin + CTM + GG + Paracetamol + Succus liq. + Pseudoephedrine (8,9%), Bromhexine + Paracetamol + CTM + Phenilephrine (7,1%), Paracetamol + GG + Efedrine + CTM (7,1%). Kata Kunci : Obat batuk pilek, Obat bebas, Anak 1,2 Akademi Farmasi ISFI Banjarmasin 3 Apotek Amandit Farma Banjarmasin xi
2 ABSTRACT SWAMEDICATION PROFILE OF COUGH AND COLD OVER THE COUNTER MEDICATION FOR CHILDREN AT AMANDIT FARMA PHARMACY BANJARMASIN Rianisa Hasty Agustiani 1, Ratih Pratiwi Sari 2, Maria Ulfah 3 Incessant promotion over the counter medication through commercial form and electronic motivate the parents to use over the counter medication to conquer cough and cold for children.. According to WHO, over these trends there are more than 50% people who don t consume medicine correctly. Therefore in its use, symptoms of the disease and how to handle it need to known to help healing and to avoid further complication. The purpose of this research is to discover user profile uses over the counter cough and cold medication in Amandit Farma Pharmacy Banjarmasin. This type of research is descriptive research with survey method. The sampling using random sampling systematic technique doing on February 10 th till March 15 th 2017 using questionnaire on the respondents who buy over the counter cough and cold medicine in Amandit Farma Pharmacy Banjarmasin. During this research period the result is 172 respondents, there are 70,9% parents who give over the counter cough and cold medicine to their children when they get cough and cold disease. The most symptoms that felt by child are cough with phlegm, cold and fever (23,2%). The composicion of the medicine that use in general are combination of Tripolidin + Pseudoephedrine (13,1%), Tripolidin + Pseudoephedrine + GG (10,7%), Noscapin + CTM + GG + Paracetamol + Succus liq. + Pseudoephedrine (8,9%), Bromhexine + Paracetamol + CTM + Phenilephrine (7,1%), Paracetamol + GG + Efedrine + CTM (7,1%). Keywords: Cough and flu medication, over the counter medicine, children 1,2 ISFI Academy Pharmacy Banjarmasin 3 Amandit Farma Pharmacy Banjarmasin xii
3 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, sejalan dengan meningkatnya pendidikan dan pengetahuan masyarakat serta gencarnya promosi obat bebas melalui iklan baik media cetak maupun media elektronik mendorong masyarakat untuk melakukan pengobatan sendiri dengan obat bebas. Profil kesehatan Indonesia tahun 2006 menunjukan bahwa penduduk yang memiliki keluhan kesehatan sebanyak 71,44% memilih melakukan pengobatan sendiri. Jumlah ini lebih tinggi dari tahun sebelumnya yaitu sebesar 69,88% yang melakukan pengobatan sendiri (DepKes RI, 2007). Menurut WHO dari kecenderungan dilakukannya tindakan pengobatan sendiri, diperkirakan lebih dari 50% obat yang diresepkan, dibagikan atau dijual secara tidak tepat, dan 50% dari seluruh pasien tidak mengkonsumsi obat dengan benar (WHO, 2006). Dalam penelitian Supardi dkk tahun 2002 di Kecamatan Warungkondang Kabupaten Cianjur diperoleh data bahwa 100% responden melakukan pemilihan dengan tepat golongan obat, 66,10% memilih obat yang tepat sesuai sakit yang dirasakannya, 51,80% menggunakannya dengan dosis obat yang tepat dan 95% melakukan pengobatan tidak melewati batas aturan pemakaiannya atau dapat diartikan bahwa 45% responden melakukan tindakan pengobatan sendiri (untuk obat bebas) dengan sesuai aturan berdasarkan kriteria tepat golongan, tepat obat, tepat dosis, dan hanya dalam jangka waktu terbatas serta 55% melakukan dengan tidak sesuai aturan. Hasil penelitian terdahulu
4 menunjukkan pula bahwa di Kecamatan Tanjung Bintang Kabupaten Lampung Selatan hanya 46,10% ibu-ibu melakukan pengobatan sendiri yang sesuai aturan (Supardi dkk., 2002). Dari kedua penelitian tersebut terlihat bahwa hampir sekitar 50% masyarakat melakukan tindakan pengobatan sendiri yang tidak sesuai aturan. Penggunaan obat bebas yang tidak sesuai aturan adalah salah satu bentuk penyimpangan dari pemanfaatan obat, sebagaimana hasil penelitian WHO yang mengidentifikasi beberapa bentuk penyimpangan penggunaan obat yang sering terjadi yang tidak sesuai dan menimbulkan dampak negatif pada kesehatan masyarakat, yang diantaranya adalah penggunaan yang berlebihan dari obat-obat bebas (Chetley dkk., 2007). Obat dapat dimanfaatkan untuk mendiagnosa, mencegah penyakit, menyembuhkan atau memelihara kesehatan. Selain efek pengobatan yang ditimbulkan, obat juga mempunyai efek samping yang tidak diinginkan meskipun pada dosis normal. Efek samping yang ditimbulkan dari penggunaan obat adalah sangat bervariasi tergantung dari sifat zat aktif obat. Oleh karenanya obat harus dikonsumsi sesuai yang dianjurkan dan hanya dalam jangka waktu tertentu yang telah ditentukan. Informasi tentang penggunaan obat bebas dapat dilihat pada brosur atau penandaan obat yang menyertai obat tersebut (Anief, 1997 ; Ditjen POM, 1997). Salah satu obat yang sering digunakan untuk mengatasi keluhan kesehatan melalui cara pengobatan sendiri adalah obat batuk dan pilek. Batuk dan pilek merupakan salah satu gejala utama yang membawa pasien pada sarana kesehatan selain demam dan diare. Batuk berguna sebagai pertahanan tubuh khususnya pertahanan respiratorik.
5 Klasifikasi batuk bermacam-macam tetapi umumnya dibagi dalam kelompok besar yaitu batuk akut dan batuk kronik (Supriyanto, 2010).Sedangkan flu biasa (common-cold) atau salesma adalah infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) yang sangat umum diderita oleh masyarakat. Terutama pada anak dengan keadaan gizi (nutrisi) yang buruk, anak dengan gizi yang kurang akan lebih mudah terserang batuk dan pilek dibandingkan anak dengan gizi normal. Menurut Rahajoe (2008), penyakit batuk pilek di negara berkembang adalah 2 10 kali lebih banyak dari pada negara maju dikarenakan perbedaan berhubungan dengan etiologi dan faktor resiko. Data Riskesdas 2007 menunjukkan bahwa prevalensi ISPA di Indonesia adalah 25,5% (kisaran 17,5 41,4%). Data selanjutnya dari Departemen Kesehatan Republik Indonesia menyatakan bahwa episode penyakit batuk pilek pada anak di Indonesia diperkirakan 3 6 kali per tahun (DepKes RI, 2008). Puspitasari (2010), menyatakan bahwa umumnya, pada pergantian musim anak dan balita mudah terserang penyakit batuk pilek. Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Supardi dkk pada tahun 2013 bahwa sebanyak 82,1% orang tua memberikan obat batuk pilek bebas bila anaknya mengalami sakit batuk pilek. Peningkatan kejadian batuk pilek dapat dihubungkan dengan fakta bahwa lebih banyak anak berada di dalam ruangan dan dekat satu sama lain. Selain itu, virus flu banyak berkembang di kelembaban rendah, membuat saluran hidung kering dan lebih rentan terhadap infeksi. Hal ini disebabkan karena pada anak memiliki sistem kekebalan tubuh belum matang dan memiliki waktu terbatas untuk mendapatkan kekebalan terhadap virus umum.
6 Oleh sebab itu gejala penyakit dan cara penanganannya perlu dikenali. Penanganan juga bukan hanya membantu penyembuhan, namun juga dapat mencegah timbulnya komplikasi lebih jauh. Berdasarkan latar belakang di atas maka peneliti tertarik meneliti permasalahan ini pada penelitian yang berjudul Profil Swamedikasi Obat Batuk Pilek Pada Anak Di Apotek Amandit Farma Banjarmasin.