PENGUJIAN TINGKAT KESEGARAN MUTU IKAN DISUSUN OLEH: NAMA : F. I. RAMADHAN NATSIR NIM : G KELOMPOK : IV (EMPAT)

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

DINI SURILAYANI, S. Pi., M. Sc.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Data hasil penelitian pengaruh penambahan garam terhadap nilai organoleptik

PENGGUNAAN ES SEBAGAI PENGAWET HASIL PERIKANAN

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 2. KUALITAS HASIL PERIKANAN. 2.1 Parameter Kualitas Hasil Perikanan

BAB I PENDAHULUAN. perikanan yang sangat besar. Oleh karena itu sangat disayangkan bila. sumber protein hewani, tingkat konsumsi akan ikan yang tinggi

BAB 11 TINJAUAN PUSTAKA. meningkatkan daya tahan ikan mentah serta memaksimalkan manfaat hasil tangkapan

Harryara Sitanggang

PENGOLAHAN DAN PENGAWETAN IKAN. Riza Rahman Hakim, S.Pi

Jurnal KELAUTAN, Volume 2, No.1 April 2009 ISSN : TINGKAT KETAHANAN KESEGARAN IKAN MAS (Cyprinus carpio) MENGGUNAKAN ASAP CAIR

BAB I PENDAHULUAN. macam belimbing yaitu belimbing manis (Averrhoa carambola) dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

HASIL DAN PEMBAHASAN

Uji Organoleptik Ikan Mujair

0 C. Ikan dimatikan dengan cara menusuk pada kepala bagian medula oblongata yang menyebabkan ikan langsung mati.

Lampiran 1 Lembar penilaian uji organoleptik ikan segar

PENILAIAN MUTU ORGANOLEPTIK IKAN MUJAIR (TILAPIA MOSSAMBICA) SEGAR DENGAN UKURAN YANG BERBEDA SELAMA PENYIMPANAN DINGIN.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. batok sabut kelapa (lunggabongo). Sebelum dilakukan pengasapan terlebih dahulu

Nova Nurfauziawati Kelompok 11 A V. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. makanan sangat terbatas dan mudah rusak (perishable). Dengan pengawetan,

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4. HASIL DAN PEMBAHASAN. kemunduran mutu ikan sebelumnya (IFFI-1). Kedua instrumen ini

APLIKASI METODE AKUSTIK UNTUK UJI KESEGARAN IKAN

PENGARUH LAMA PENYIMPANAN DAGING RAJUNGAN (Portunus pelagicus) REBUS PADA SUHU KAMAR

BAB I PENDAHULUAN. kecukupan gizi. Unsur gizi yang dibutuhkan manusia antara lain: protein, lemak,

TINJAUAN PUSTAKA. Sistematika dari ikan kembung adalah : : Tunicata (Urochordata) : Scomber kanangurta

I PENDAHULUAN. dapat diperoleh di pasar atau di toko-toko yang menjual bahan pangan. Abon dapat

3 METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Metode Penelitian

Perubahan Metabolisme Pada Ikan

KARAKTERISTIK MUTU ORGANOLEPTIK IKAN LAYANG

Lampiran 2 Lay out Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Sadeng

II. TINJAUAN PUSTAKA. Bahan Baku Kerang. Kerang Anadara sp termasuk Kelas Pelecypoda (Bivalva) yang mempunyai

ANALISIS ORGANOLEPTIK PADA HASIL OLAHAN SOSIS IKAN AIR LAUT DAN AIR TAWAR

BAB I PENDAHULUAN. manusia untuk mencapai kesehatan dan kesejahteraan sepanjang siklus kehidupan,

IKAN PINDANG AIR GARAM

TELUR ASIN PENDAHULUAN

PEMANFAATAN FILTRAT TAOGE UNTUK MEREDUKSI KADAR UREA IKAN CUCUT (Carcharinus sp)

KERUPUK UDANG ATAU IKAN

Lampiran 1 Tahapan Penelitian. Penirisan. 1 ekor karkas ayam segar. Tanpa perlakuan kitosan (Kontrol) Serbuk kitosan komersil.

I. PENDAHULUAN. Tempe merupakan produk pangan tradisional Indonesia berbahan dasar kacang

4. HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Kadar Air (%) Tempe Dengan Penambahan Tepung Belut dan Variasi Konsentrasi Usar Tempe

Mutiara Nugraheni

MEMPELAJARI METODE REDUKSI KADAR HISTAMIN DALAM PEMBUATAN PlNDANG TONGKOL. Oleh F FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN instltut PERTANIAN BOGOR

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

>> PENDAHULUAN >> TUJUAN >> MANFAAT

IKAN ASIN CARA PENGGARAMAN KERING

II. TINJAUAN PUSTAKA Pengasapan Ikan. Pengasapan adalah salah satu teknik dehidrasi (pengeringan) yang dilakukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Susu kedelai adalah salah satu hasil pengolahan yang merupakan hasil ekstraksi dari

BAB I PENDAHULUAN. tropis terutama di Indonesia, tanaman nangka menghasilkan buah yang

BAB I PENDAHULUAN. sebagian besar masyarakat. Sampai saat ini produk-produk sumber protein

FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN KEMUNDURAN MUTU IKAN SEGAR SECARA SENSORI, KIMIAWI, DAN MIKROBIOLOGI. Oleh : Rendra Eka A

I PENDAHULUAN. banyak ditemukan dan dikonsumsi yaitu ikan tongkol. Secara ilmu pengetahuaan,

PAPER BIOKIMIA PANGAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. freezer selama 5 hari, 10 hari, 15 hari dan 20 hari dapat dilihat pada table ini.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan Negara kepulauan terbesar di dunia (archipelagic state).

PENGERINGAN PENDAHULUAN PRINSIP DAN TUJUAN PENGOLAHAN SECARA PENGERINGAN FAKTOR-FAKTOR PENGERINGAN PERLAKUAN SEBELUM DAN SETELAH PENGERINGAN

HASIL DAN PEMBAHASAN. Karakteristik Fisik Sosis Sapi

Mutu Organoleptik dan Mikrobiologis Ikan Kembung Segar dengan Penggunaan Larutan Lengkuas Merah

Proses Pembuatan Madu

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sanitasi dan Higienitas di Tempat Pelelangan Ikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

HASIL DAN PEMBAHASAN

IKAN ASAP 1. PENDAHULUAN

Pengertian Bahan Pangan Hewani Dan Nabati Dan Pengolahannya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENGARUH PENAMBAHAN EKSTRAK ROSELA

The Study of Catfish (Pangasius hypophthalmus) Freshness by Handling with Different Systems By Yogi Friski 1 N. Ira Sari 2 and Suparmi 2 ABSTRACT

ABON IKAN 1. PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

GEMARIKAN - Gerakan Memasyarakatkan Ikan

BAB I PENDAHULUAN. terjangkau oleh berbagai kalangan. Menurut (Rusdi dkk, 2011) tahu memiliki

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

I. PENDAHULUAN. tidak ada sama sekali. Saat produksi ikan melimpah, belum seluruhnya

I. PENDAHULUAN. dan cepat mengalami penurunan mutu (perishable food). Ikan termasuk komoditi

BAB I PENDAHULUAN. pertambahan penduduk, perkembangan ekonomi, perubahan gaya hidup serta kesadaran

I PENDAHULUAN. (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian,

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

Prinsip-prinsip Penanganan dan Pengolahan Bahan Agroindustri

I PENDAHULUAN. Pada pendahuluan menjelaskan mengenai (1) Latar Belakang, (2)

6. TINGKATAN MUTU HASIL TANGKAPAN DOMINAN DIPASARKAN DAN POTENSI KERUGIAN PENGGUNA PPP LAMPULO

KAJIAN PENGARUH PERENDAMAN DAlAM larutan ASAM SITRAT DAN NATRIUM NITRIT PAOA ABON IKAN TONGKOl SKRIPSI OLEH: HA.RJA Tl ( )

BAB I PENDAHULUAN. oleh hampir seluruh masyarakat Indonesia dari berbagai kalangan mulai

PENDAHULUAN. segar mudah busuk atau rusak karena perubahan komiawi dan kontaminasi

I. PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Klasifikasi dan Deskripsi Ikan Layang (Decapterus sp.)

TINJAUAN PUSTAKA. Kerbau adalah hewan tergolong memamah biak subkeluarga bovinae dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. penting dalam pemenuhan kebutuhan gizi, karena memiliki protein yang

BAB I PENDAHULUAN. Telur adalah salah satu sumber protein yang dikonsumsi oleh sebagian besar

ILMU PASCAPANEN PETERNAKAN

BAB III METODE PENELITIAN

KARAKTERISTIK MUTU IKAN TENGGIRI (Scomberomorus commersonii) DI KECAMATAN MANGGAR, KABUPATEN BELITUNG TIMUR. Oleh : Tri Septiarini C

BAB I PENDAHULUAN. makanan yang halal dan baik, seperti makan daging, ikan, tumbuh-tumbuhan, dan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

KUALITAS DAN DAYA SIMPAN IKAN NILA DAN IKAN KAKAP MERAH DENGAN MENGGUNAKAN DAUN SIRIH HIJAU SEBAGAI PENGAWET ALAMI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Konsentrasi dan Lama Perendaman dalam Air Perasan Jeruk

I. PENDAHULUAN. keberadaannya sebagai bahan pangan dapat diterima oleh berbagai lapisan

Transkripsi:

TUGAS PENDAHULUAN APLIKASI TEKNOLOGI PENGOLAHAN HASIL LAUT PENGUJIAN TINGKAT KESEGARAN MUTU IKAN DISUSUN OLEH: NAMA : F. I. RAMADHAN NATSIR NIM : G 311 09 003 KELOMPOK : IV (EMPAT) LABORATORIUM PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN MUTU PANGAN PROGRAM STUDI ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN JURUSAN TEKNOLOGI PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2010

SOAL: 1. Tuliskan ciri ciri ikan segar dan ikan busuk! 2. Sebutkan dan jelaskan secara lengkap tahap tahap perubahan ikan setelah kematian! 3. Sebutkan dan jelaskan factor faktor yang dapat mempengaruhi pembusukan pada ikan! 4. Sebutkan dan jelaskan metode penentuan kesegaran ikan secara kimiawi! 5. Sebutkan beberapa jenis ikan lengkap dengan komposisi kimianya! JAWABAN: 1. Ciri-ciri ikan yang segar, yaitu : mata ikan jernih, kornea bening, pupil hitam dan mata cembung, insangnya berwarna merah segar dan cemerlang, lendir ikan segar bening dan cemerlang, sisiknya ikan segar melekat kuat, mengkilap, aroma ikan segar berbau segar khas ikan (tanpa bau busuk atau menyimpang), daging ikan segar biasanya kenyal, elastis dan berwarna cerah. Jika ditekan tidak menimbulkan bekas permanen. Sedangkan, cirri-ciri ikan tidak segar, yaitu : Ciri-ciri ikan tidak segar (tidak layak dikonsumsi), antara lain : mata cekung, buram, serta mata kelabu tertutup lendir, insang keabu-abuan, berlendir dan bau, lendir menjadi kekuningan, lengket dan aroma menyengat, sisik ikan berubah menjadi mudah lepas dan warnanya memudar, aroma ikan berbau busuk dan mengapung jika diletakkan di dalam air, ikan busuk berwarna pucat, lunak dan menimbulkan jejak permanen jika ditekan.

2. Setelah ikan mati, berbagai proses perubahan fisik, kimia dan organoleptik berlangsung dengan cepat. Semua proses perubahan ini akhirnya mengarah ke pembusukan. Urutan proses perubahan yang terjadi pada ikan setelah mati meliputi perubahan prerigor, rigor mortis, post rigor (aktivitas enzim, aktivitas mikroba dan oksidasi) serta pembusukan. Ikan dalam menuju titik kerusakannya melalui beberapa tahapan fase yakni a. Fase pre-rigor Fase ini ialah fase yang pertama kali dialami ikan ketika pertama kali mati. Pada fase ini sifat dari ikan masih menyerupai ikan hidup/masih bersifat segar. Ciri-ciri dari ikan segar itu sendiri yakni bola mata yang menonjol, warna bola mata cerah dan bening, insang berwarna merah cemerlang, tekstur daging elastis, sedikit lendir pada tubuh ikan, serta bau nya spesifik jenis. b. Fase rigor mortis Fase ini ialah fase yang dilewati setelah ikan melalui fase pre-rigor, fase ini ditandai dengan tubuh ikan yang mulai mengejang, dan tekstur daging ikan relative keras. Hal ini disebabkan oleh reaksi biokimiawi yang kompleks. c. Fase post-rigor Fase ini merupakan fase yang dilewati setelah ikan melalui fase rigormortis, fase ini ditandai dengan tektstur daging ikan yang kembali melunak yang disebabkan oleh peristiwa autolysis pada daging ikan. Pada fase ini, bakteri menyerang secara intensif pada tubuh ikan. Lamanya fase-fase tersebut bergantung kepada bagaimana ikan itu ditangani, jika ikan ditangani secara benar, maka kemundurun mutu ikan dapat diperlambat. Selain itu juga ukuran ikan juga ikut mempengaruhi

tingkat kemunduran mutu ikan. Ikan yang berukuran besar lebih lama busuk dibandingkan dengan ikan yang berukuran kecil. Hal ini disebabkan karena ikan berukuran besar memiliki cadangan glikogen yang lebih banyak dibandingkan dengan ikan yang berukuran kecil. 3. Faktor yang mempengaruhi pembusukan pada ikan yaitu : a. Cara Penangkapan Ikan yang ditangkap dengan alat trawl, pole, line, dan sebaginya akan lebih baik keadaannya bila dibandingkan dengan yang ditangkap menggunakan ill-net dan long-line. Hal ini dikarenakan pada alat-alat yang pertama, ikan yang tertangkap segera ditarik di atas dek, sedangkan pada alat-alat yang kedua ikan yang tertangkap dan mati dibiarkan terendam agak lama di dalam air. Kondisi ini menyebabkan keadaan ikan sudah tidak segar sewaktu dinaikkan ke atas dek. b. Reaksi Ikan Menghadapi Kematian Ikan yang dalam hidupnya bergerak cepat, contoh tongkol, tenggiri, cucut, dan lain-lain, biasanya meronta keras bila terkena alat tangkap. Akibatnya banyak kehilangan tenaga, cepat mati, rigor mortis cepat terjadi dan cepat pula berakhir. Kondisi ini menyebabkan ikan cepat membusuk. Berbeda dengan ikan bawal, ikan jenis ini tidak banyak memberi reaksi terhadap alat tangkap, bahkan kadang-kadang ia masih hidup ketika dinaikkan ke atas dek. Jadi masih mempunyai banyak simpanan tenaga. Akibatnya ikan lama memasuki rigor mortis dan lama pula dalam kondisi ini. Hal ini menyebabkan pembusukan berlangsung lambat.

c. Jenis dan Ukuran Ikan Kecepatan pembusukan berbeda pada tiap jenis ikan, karena perbedaan komposisi kimia ikan. Ikan-ikan yang kecil membusuk lebih cepat dari pada ikan yang lebih besar. d. Keadaan Fisik Ikan Sebelum Mati Ikan dengan kondisi fisik lemah, misal ikan yang sakit, lapar atau habis bertelur lebih cepat membusuk. e. Keadaan Cuaca Keadaan udara yang panas berawan atau hujan, laut yang banyak bergelombang, mempercepat pembusukan. 4. Metode penentuan kesegaran ikan secara kimiawi adalah : a. Penentuan kandungan TVB TVB merupakan salah satu metode penentuan kesegaran ikan yang dilakukan secara kimia. Prinsip penetapan TVB adalah menguapkan senyawa-senyawa Volatil yang terbentuk karena penguraian asam-asam amino yang terdapat pada daging ikan. Penambahan nilai TVB pada bebebrapa spesies,ikan selama penyimpanan dengan es berhubungan dengan pembusukan oleh mikroba dengan substrat yang dihasilkan yaitu amine yang bersifat volatile dan ammonia. TVB merupakan komponen menguap yang terdiri dari senyawasenyawa amin yang diproduksi oleh reaksi oksidasi,aktifitas enzyme dan aktifitas mikroba. Komponen uap bernitrogen ini pada ikan akan menimbulkan bau amis.

b. Penentuan kandungan TMA (Trimetil amin) Kandungan TMA pada ikan dapat berasal dari penggabungan asam laktat dengan TMAO. pada ikan laut akan dihasilkan pada dimetil amine dan tri metil amine. Dengan demikian pemeriksaan dimetil amine atau trimetil amin pada ikan darat tidak sesuai digunakan sebagai cara penentuan kesegarannya. Jika kerusakan ikan masih pada tahap permulaan sehingga kesegarannya masih cukup baik,lebih baik di lakukan pemeriksaan dimetil amin,sedangkan pemeriksaan tri metil amin digunakan pada ikan yang kesegarannya sudah mundur sekali. c. Penentuan kandungan histamine Histamin merupakan senyawa turunan dari asam amino histidin yang banyak terdapat pada ikan.histamin tidak membahayakan jika dikonsumsi dalam jumlah yang rendah, yaitu 8 mg/ 100 gr ikan. Keracunan ini biasanya akan timbul karena tingginya kadar histamin yang terdapat pada ikan yang kita konsumsi. Tingginya histamine pada ikan disebabkan oleh ikan yang mengandung asam amino histidin bebas yang oleh aktifitas bakteri, asam amino tersebut didekarboksilasikan menjadi histamine. Jadi saat busuk, ikan banyak mengandung bakteri yang dapat merubah histidin menjadi histamine. d. Penentuan K-Value Penentuan K-Value merupakan salah satu metode kimia untuk menentukan kesegaran ikan yang didasarkan pada degradasi nukleotida. K-value adalah perbandingan antara konsentrasi HxR (inosin) + Hx (hipoksantin) dengan jumlah total konsentrasi ATP dan semua senyawa turunannya (ATP, ADP, AMP, IMP, HxR, Hx).

5. Beberapa jenis ikan dengan komposisi kimianya masing masing : a. komposisi kimia ikan gabus terdiri dari air 77,0 %, protein 11,0%, lemak 1,5 %, karbohidrat 0,2 % serta mineral 1,3 %. kandungan albumin per 100 cc ikan gabus adalah 6,224 gram dengan jumlah 69 kalori, 1,7412 mg seng, 3,093 mg glutamate, 1,1 mg arginin dan 3,2 mg BCAA. b. Ikan Salmon Kalori : 116 Protein (gr) : 19.9 Lemak (gr) : 3.45 Kolesterol (mg) : 52 Zat besi (mg) : 0.7 c. Ikan Tengiri Kalori : 112 Protein (gr) : 21.4 Lemak (gr) : 2.3 Kolesterol (mg) : 33 Zat besi (mg) : 0.9 d. Ikan Kakap Kalori : 111 Protein (gr) : 24 Lemak (gr) : 1 Kolesterol (mg) : 46 Zat besi (mg) : 0.7 e. Ikan Lele Kalori : 84 Protein (gr) : 14.8 Lemak (gr) : 2.3 Kolesterol (mg) : 58 Zat besi (mg) : 0.3