ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH

dokumen-dokumen yang mirip
1.1 MAKSUD DAN TUJUAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN

2. Kerangka Teoritis 2.1. Laporan Keuangan Pemerintah Peranan dan Tujuan Pelaporan Keuangan

PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAH BERBASIS AKRUAL SEBAGAI AMANAT UNDANG-UNDANG

DAFTAR ISI. Halaman I. DAFTAR ISI... i II. DAFTAR TABEL... iii III. DAFTAR LAMPIRAN... iv

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan. daerah sebagai penyelenggara pemerintah daerah.

I. PENDAHULUAN Latar Belakang. Keuangan daerah merupakan faktor strategis yang turut menentukan

BAB I PENDAHULUAN. secara terus-menerus berpartisipasi dalam mewujudkan kepemerintahan yang baik (good

BAB I PENDAHULUAN. Sejak pelaksanaan otonomi daerah tahun 1999, tata kelola pemerintahan di

BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN KEMENTERIAN KEUANGAN RI

Laporan Keuangan Satker Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Tengah (05) Dana Dekonsentrasi Kementerian Pertanian Semester II TA. 2014

Ringkasan Laporan Realisasi Anggaran TA 2013 dan 2012 dapat disajikan sebagai berikut:

Realisasi Belanja Negara pada TA 2014 adalah senilai Rp ,00 atau mencapai 90,41% dari alokasi anggaran senilai Rp ,00.

BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

I. RINGKASAN. Tabel 1 Ringkasan Laporan Realisasi Anggaran TA 2012 dan Anggaran (Rp) Realisasi (Rp) % Realisasi terhadap Anggaran

BUPATI MAROS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MAROS,

Laporan Keuangan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Tahun Anggaran 2016 Audited

LAPORAN KEUANGAN BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL Untuk Periode Yang Berakhir 31 Desember 2014 (AUDITED)

BAB I PENDAHULUAN. untuk menerapkan akuntabilitas publik. Akuntabilitas publik dapat diartikan sebagai bentuk

BUPATI BANGKA SELATAN PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

> *\ PEMERINTAH KOTA PEKALONGAN ^UL^pT)

GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 30 TAHUN 2014 TENTANG

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBAWA NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 238/PMK.05/2011 TENTANG PEDOMAN UMUM SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAHAN

ANALISIS IMPLEMENTASI STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAH DALAM PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH KOTA GORONTALO

SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAHAN BANDI

RINGKASAN LAPORAN KEUANGAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TEMANGGUNG,

I. RINGKASAN. Tabel 1. Ringkasan Laporan Realisasi Anggaran TA 2012 dan 2011

2017, No Mengingat : Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2013 tentang Tata Cara Pelaksanaan Anggaran Pendapatan Dan Belanja Negara (Lembaran Ne

Laporan Keuangan Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian per 31 Desember 2012

LAPORAN REALISASI ANGGARAN

BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL

KEBIJAKAN PELAPORAN KEUANGAN

KERANGKA KONSEPTUAL AKUNTANSI PEMERINTAHAN (Menurut PP No 71 Tahun 2010 ttg SAP)

Akuntansi sektor publik memiliki peran utama untuk menyiapkan laporan. keuangan sebagai salah satu bentuk pelaksanaan akuntabilitas publik.

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAHAN AJAR Pelaporan dan Evaluasi Kinerja

BAB I PENDAHULUAN 1.2. MAKSUD DAN TUJUAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN

BUPATI LOMBOK UTARA PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN BUPATI LOMBOK UTARA NOMOR... TAHUN 2015 TENTANG SISTEM AKUNTANSI BERBASIS AKRUAL

PERATURAN BUPATI PEMALANG TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI

BAB 2 TINJAUAN LITERATUR Proses Pelaporan Keuangan Urutan siklus akuntansi menurut Indra Bastian (2005) adalah sebagai berikut:

BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 30 TAHUN 2014 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR

LAPORAN REALISASI ANGGARAN

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

I. RINGKASAN. Tabel 1 Ringkasan Laporan Realisasi Anggaran TA 2012 dan Anggaran (Rp) Realisasi (Rp) % Realisasi terhadap Anggaran


BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 49 TAHUN 2015 TENTANG SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN SIDOARJO

TENTANG PEDOMAN AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM MENTERI KEUANGAN,

LAPORAN REALISASI ANGGARAN BERBASIS KAS

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2017 (Audited) LKPP TAHUN 2017 AUDITED

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Pengelolaan Keuangan Daerah menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri


BAB II DASAR TEORI. 1. Pengertian Standar Akuntansi Keuangan. dikeluarkan oleh badan yang berwenang. Standar Akuntansi Keuangan

Lampiran I. Pokok-pokok Perbedaan Dalam Kerangka Konseptual Akuntansi Kas Menuju Akrual dengan Akuntansi Berbasis Akrual

LAPORAN KEUANGAN DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KOTA SERANG TAHUN ANGGARAN 2016 (AUDITED)

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

RINGKASAN LAPORAN KEUANGAN

L A P O R A N K E U A N G A N T A H U N BAB

B U P A T I T A N A H L A U T PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 70 TAHUN 2016 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH KABUPATEN MALANG BUPATI MALANG,

BALAI BESAR INSEMINASI BUATAN SINGOSARI

I. PENDAHULUAN.

PIDATO MENTERI KEUANGAN PADA RAPAT PARIPURNA DPR-RI POKOK-POKOK RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG

LAPORAN ARUS KAS I. PENDAHULUAN I.1 Tujuan

MEMAHAMI LAPORAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM

mensyaratkan bentuk dan isi laporan pertanggungjawaban pelaksanaan

PROFIL KEUANGAN DAERAH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAGIAN ANGGARAN 089 LAPORAN KEUANGAN PERWAKILAN BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PROVINSI PAPUA BARAT SEBAGAI UNIT KUASA PENGGUNA ANGGARAN

RINGKASAN LAPORAN KEUANGAN

PROVINSI BANTEN PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 76/PMK.05/2008 TENTANG PEDOMAN AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM MENTERI KEUANGAN,

2 2015, No.1413 melakukan kegiatan akuntansi dan pelaporan tingkat satuan kerja. 2. UAKPA Dekonsentrasi adalah unit akuntansi yang melakukan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. pencatatan single-entry. Sistem double-entry baru diterapkan pada 2005 seiring

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENELITIAN TERDAHULU. Pada Pemerintah Daerah Kabupaten Banyuwangi. Tujuan dari penelitian ini

PROVINSI JAWA TENGAH

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN ( CALK )

BUPATI BENGKULU TENGAH

KOMITE STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN KERANGKA KONSEPTUAL STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL

2016, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Keuangan tentang

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA ttd BAMBANG AROCHMAN

RINGKASAN LAPORAN KEUANGAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

B U P A T I K U N I N G A N

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Dalam Kajian Pustaka ini akan dijelaskan mengenai pengertian-pengertian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Peraturan dan Perundang-undangan yang Berkaitan dengan Keuangan Daerah

WALIKOTA PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN TENTANG

BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 66 TAHUN 2014 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH KABUPATEN TRENGGALEK

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG

GUBERNUR KALIMANTAN BARAT

BAB II DASAR TEORI. pelaksanaan keuangan secara baik dan benar. Kinerja keuangan akan. kerja dalam periode tertentu. Irham Fahmi (2011)

RINGKASAN LAPORAN KEUANGAN

TUGAS MAKALAH ANALISA LAPORAN KEUANGAN

NTT Raih WTP, Ini Untuk Pertama Kalinya

BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL

BUPATI BOLAANG MONGONDOW UTARA PROVINSI SULAWESI UTARA PERATURAN BUPATI BOLAANG MONGONDOW UTARA NOMOR 33 TAHUN 2015 T E N T A N G KEBIJAKAN AKUNTANSI

Transkripsi:

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH Santa Hardiningsih Prasetyo (120620120013) Ignatius Adisurya Kantus (120620120001) Hendra Kusbiantoro (120620120006) Fajar Santoso (120620120002)

Laporan Keuangan Laporan keuangan disusun untuk menyediakan informasi yang relevan mengenai posisi keuangan dan seluruh transaksi yang dilakukan oleh suatu entitas pelaporan selama satu periode pelaporan. Laporan keuangan terutama digunakan untuk mengetahui nilai sumber daya ekonomi yang dimanfaatkan untuk melaksanakan kegiatan operasional pemerintahan, menilai kondisi keuangan, mengevaluasi efektivitas dan efisiensi suatu entitas pelaporan, dan membantu menentukan ketaatannya terhadap peraturan perundang-undangan.

Tujuan Pelaporan (1-2) Untuk menyajikan informasi: sumber, alokasi dan penggunaan sumber daya keuangan; kecukupan penerimaan periode berjalan untuk membiayai seluruh pengeluaran; jumlah sumber daya ekonomi yang digunakan dalam kegiatan entitas pelaporan serta hasil-hasil yang telah dicapai; bagaimana entitas pelaporan mendanai seluruh kegiatannya dan mencukupi kebutuhan kasnya;

Tujuan Pelaporan (2-2) posisi keuangan dan kondisi entitas pelaporan berkaitan dengan sumber-sumber penerimaannya, baik jangka pendek maupun jangka panjang, termasuk yang berasal dari pungutan pajak dan pinjaman; dan perubahan posisi keuangan entitas pelaporan, apakah mengalami kenaikan atau penurunan, sebagai akibat kegiatan yang dilakukan selama periode pelaporan.

Manfaat LK AKUNTABILITAS Mempertanggungjawabkan pengelolaan sumber daya serta pelaksanaan kegiatan secara periodik MANAJEMEN Membantu para pengguna mengevaluasi pelaksanaan kegiatan memudahkan fungsi perencanaan, pengelolaan dan pengendalian atas seluruh aset, kewajiban dan ekuitas dana TRANSPARANSI Memberikan informasi keuangan yang terbuka dan jujur kepada masyarakat KESEIMBANGAN ANTAR GENERASI Membantu para pengguna untuk mengetahui kecukupan penerimaan pemerintah untuk membiayai seluruh pengeluaran yang dialokasikan

Komponen LK (1-2) Dalam suatu set laporan keuangan pokok terdiri dari: Laporan Realisasi Anggaran: menggambarkan perbandingan antara anggaran dengan realisasinya dalam satu periode pelaporan. Sekurangnya menyajikan unsur-unsur: pendapatan, belanja, transfer, surplus/defisit, pembiayaan, dan sisa lebih/kurang pembiayaan anggaran. Neraca: menggambarkan posisi keuangan suatu entitas pelaporan mengenai aset, kewajiban, dan ekuitas dana pada tanggal tertentu.

Komponen LK (2-2) Laporan Arus Kas: menyajikan informasi mengenai sumber, penggunaaan, perubahan kas dan setara kas selama satu periode akuntansi, dan saldo kas dan setara kas pada tanggal pelaporan. Catatan atas Laporan Keuangan: penjelasan atau daftar terinci atau analisis atas nilai suatu pos yang disajikan dalam Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, dan Laporan Arus Kas. Termasuk kebijakan akuntansinya.

LK Pemerintah Pusat (1-4) Sesuai dengan UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, Laporan Keuangan Pemerintah Pusat yang diaudit oleh BPK terdiri dari: Laporan Realisasi APBN (LRA), Neraca, Laporan Arus Kas (LAK), dan Catatan atas Laporan Keuangan (CALK), yang dilampiri dengan laporan keuangan perusahaan negara dan badan lainnya. Perkembangan LRA, Neraca dan LAK yang disajikan pada LKPP sepanjang 5 tahun terakhir adalah sebagai berikut:

LK Pemerintah Pusat (2-4) Perkembangan Laporan Realisasi APBN Ringkasan Laporan Realisasi APBN selama 5 tahun terakhir adalah sebagai berikut (Rp. triliun): (http://www.perbendaharaan.go.id)

LK Pemerintah Pusat (3-4) Perkembangan Neraca Ringkasan Neraca Pemerintah Pusat selama 5 tahun terakhir adalah sebagai berikut (Rp. triliun): (http://www.perbendaharaan.go.id)

LK Pemerintah Pusat (4-4) Perkembangan Laporan Arus Kas Ringkasan Laporan Arus Kas selama 5 tahun terakhir adalah sebagai berikut (Rp. triliun): (http://www.perbendaharaan.go.id)

Analisis Laporan Keuangan Analisis laporan keuangan merupakan kegiatan untuk menginterpretasikan angka-angka dari berbagai macam informasi yang disajikan dalam laporan keuangan dalam rangka menilai kinerja keuangan dan hasil dari analisis tersebut dapat dipakai sebagai dasar pengambilan keputusan ekonomi, sosial, atau politik. Dalam melakukan analisis, setiap pengguna laporan harus mengidentifikasi informasi yang harus dipilih untuk dianalisis, teknik analisis yang tepat, ruang lingkup, kedalaman analisis dengan menggunakan pertimbangan yang cermat agar dapat memperoleh informasi yang diinginkan untuk mendukung keputusankeputusan yang diambilnya.

Tujuan Analisis LK Meyakini bahwa pemerintah telah melaksanakan anggaran sesuai dengan peraturan perundang-udangan T U J U A N Mengukur dan mengevalusasi kinerja pemerintah Mengukur potensi pendapatan atau sumber ekonomi Mengetahui kondisi keuangan Mengetahui kemampuan pemerintah dalam memenuhi kewajibannya

Analisis Komponen LK ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH Analisis Neraca Analisis Laporan Realisasi Anggaran Analisis Laporan Arus Kas DENGAN MEMPERHATIKAN Catatan Atas Laporan Keuangan

Prasyarat Analisis LK Laporan keuangan disusun berdasarkan Sistem Akuntansi Pemerintahan Pusat (SAPP) dan kebijakan akuntansi yang ditetapkan oleh Pemerintah. Angka-angka yang disajikan dalam laporan keuangan yang dipengaruhi oleh suatu kondisi atau masalah yang spesifik tidak menjadi obyek analisis. Pengaruh transaksi, peristiwa dan kejadian yang ekstrim atau luar biasa juga harus dieliminasi supaya tidak menyesatkan. Pemilihan angka-angka yang menjadi tolok ukur harus dilaksanakan secara hati-hati, terlebih lagi jika yang digunakan sebagai pembanding adalah laporan keuangan.

Tolok Ukur atau Pembanding 1. Evaluasi hasil analisa laporan keuangan akan dibandingkan dengan kriteria atau tolok ukur yang ditetapkan. 2. Tolok ukur yang dapat digunakan dalam melakukan analisa ini antara lain: informasi internal dari kementerian negara/lembaga yang bersangkutan, berupa: rencana kerja dan anggaran atau dokumen lainnya laporan keuangan periode sebelumnya informasi eksternal, informasi yang disajikan dalam laporan keuangan K/L lainnya.

Langkah-Langkah Analisis 1. Menilai kinerja makro. Misalnya dibidang ekonomi menyangkut tingkat inflasi. Atau dibidang pemerintahan menyangkut indeks good governance, indeks korupsi, dan indeks kepuasan pelayanan. 2. Menilai kinerja program dan kegiatan. Dapat dilihat dari Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPj) Pelaksanaan Tugas Umum Pemerintahan dan Pembangunan atau dari Laporan Akuntabilitas dan Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP). 3. Menilai kinerja keuangan. Setelah dilakukan penilaian terhadap kinerja makro serta kinerja program dan kegiatan, kemudian dapat dilakukan penilaian kinerja lebih rinci dengan cara melakukan analisis laporan keuangan.

Metode Analisis o o Analisis horisontal: dilaksanakan dengan membandingkan angka-angka dalam suatu LK kementerian negara/lembaga dengan kementerian negara/lembaga lainnya, antara pemerintah dengan pemerintah lainnya. LK yang digunakan untuk analisis adalah paling sedikit 5 tahun. Analisis vertikal: dilakukan dengan membandingkan antara pos yang satu dengan pos yang lain dalam laporan keuangan yang sama. LK yang digunakan untuk analisis adalah cukup 1 tahun.

Teknik Analisis 1. Analisis perubahan LK 2. Analisis persentase per komponen 3. Analisis tren 4. Analisis rasio 5. Analisis sumber dan penggunaan dana 6. Analisis ketaatan terhadap peraturan

1. Analisis Perubahan LK (1-2) Pengertian Teknik analisa yang dilakukan dengan memperbandingkan pos-pos yang sama dari dua LK suatu K/L dengan dua periode yang berlainan. Tujuan Untuk mengetahui perubahan suatu pos dari periode yang satu ke periode yang lain.

1. Analisis Perubahan LK (2-2) Analisis

2. Analisis Persentase Per Komponen (1-2) Pengertian Suatu teknik analisa yang dilakukan dengan membandingkan antara suatu pos terhadap totalnya dalam laporan keuangan yang sama. Tujuan Untuk mengetahui seberapa besar kontribusi suatu pos dalam bentuk angka total.

2. Analisis Persentase Per Komponen (2-2) Analisis

3. Analisis Tren (1-2) Pengertian Teknik analisa yang dilakukan dengan membandingkan pos-pos yang sama dari beberapa periode yang berurutan (time series data). Tujuan Untuk memahami arah atau kecenderungan suatu pos dari waktu ke waktu.

3. Analisis Tren (2-2) Analisis

4. Analisis Rasio (1-6) Pengertian Teknik analisis yang dilakukan dengan membandingkan pos yang satu dengan pos yang lain dalam laporan keuangan yang sama. Rasio-rasio yang diperoleh selanjutnya akan dibandingkan dengan rasio yang sama di K/L yang bersangkutan untuk periode yang berlainan atau akan dibandingkan dengan rasio pos yang sama dari K/L lainnya. Tujuan Untuk mengetahui likuiditas, solvabilitas, efisiensi serta kemampuan suatu organisasi dalam memperoleh hasil untuk membiayai pengeluarannya.

4. Analisis Rasio (2-6) Likuiditas Rasio likuiditas mengukur kemampuan pemerintah untuk membayar utang (kewajiban) jangka pendeknya. Rasio ini bisa diukur dengan rasio lancar dan rasio kas (terhadap utang jk. Pendek). Pos persediaan pada neraca pemerintah umumnya bukan persediaan barang dagang yang ditujukan untuk dijual tetapi untuk digunakan dalam operasi pemerintah atau diserahkan kepada masyarakat. Oleh karena itu, dalam perhitungan rasio lancar sebaiknya pos persediaan tidak diperhitungkan. ILUSTRASI Rasio lancar = (aktiva lancar persediaan) : utang jk. Pendek Rasio lancar = (72.825 1.540) : 6.890 Rasio lancar = 10,35 Rasio lancar (current ratio) ini menunjukkan perbandingan antara aktiva lancar (di luar persediaan) dengan utang jangka pendek yang besarnya adalah 10,35:1. Hal ini berarti untuk setiap Rp. 1 utang, pemerintah mempunyai Rp. 10,35 aktiva yang sangat lancar. Kondisi ini menunjukkan bahwa kondisi keuangan pemerintah sangat likuid. Nilai standar rasio lancar dianggap aman adalah 2:1 dan nilai minimalnya adalah 1:1 (Mahmudi, 2007).

4. Analisis Rasio (3-6) Likuiditas ILUSTRASI Rasio kas = kas dan setara kas : utang jk. Pendek Rasio kas = 68.935 : 6.890 Rasio kas = 10 Kesimpulan: rasio kas (quick ratio) menunjukkan perbandingan yang lebih likuid dari rasio lancar, dalam hal ini perbandingan antara kas dengan utang jangka pendek adalah 10:1. Hal ini berarti untuk setiap Rp. 1 utang, pemerintah mempunyai Rp. 10 kas dan setara kas. Kondisi ini menunjukkan bahwa kodisi keuangan pemerintah sangat likuid. Artinya tanpa harus menunggu ditagihnya piutang pajak, pemerintah sudah dapat melunasi utang jangka pendek tersebut pada saat ini.

4. Analisis Rasio (4-6) Solvabilitas Rasio solvabilitas digunakan untuk mengukur kemampuan pemerintah untuk membayar semua utangnya yang akan jatuh tempo. Rasio ini bisa diukur dengan rasio aktiva terhadap utang atau rasio ekuitas dana terhadap utang. ILUSTRASI Rasio solvabilitas = total aktiva : total utang Rasio solvabilitas = 663.325 : 12.890 Rasio solvabilitas = 51,46 Kesimpulan: rasio solvabilitas menunjukkan perbandingan antara total aktiva dengan total utang yang besarnya adalah 51,46:1. Hal ini berarti untuk setiap Rp. 1 utang, pemerintah mempunyai Rp. 51,46 aset. Kondisi ini menunjukkan bahwa kondisi keuangan pemerintah masih sangat solvable. Nilai minimal rasio solvabilitas dianggap aman adalah 1:1 (Mahmudi, 2007).

4. Analisis Rasio (5-6) Analisis

4. Analisis Rasio (6-6) 2010 2009 Current Asset Current Ratio= ------------------------ Current Liabilities 1,27 1,23 Cash Quick Ratio = ----------------------- Current Liabilities 0,58 0,43 Total Asset Solvabilitas Ratio = -------------------- Total Liabilities 1,35 1,26

5. Analisis Sumber dan Penggunaan Dana (1-2) Pengertian Teknik analisa untuk mengetahui dari mana pemerintah memperoleh dana dan bagaimana pemerintah tersebut menggunakan dana yang diperolehnya selama tahun berjalan. Tujuan Analisa ini dimaksudkan antara lain untuk mengetahui: sumber dana selama satu tahun anggaran penggunaan dana selama satu tahun anggaran kemampuan pemerintah untuk memenuhi kebutuhan operasionalnya sumber dana yang digunakan untuk memperoleh aset dari mana defisit anggaran ditutup ke mana surplus anggaran digunakan

5. Analisis Sumber dan Penggunaan Dana (2-2) Analisis

6. Analisis Ketaatan Terhadap Peraturan (1-3) Pengertian Teknik analisa yang dilakukan dengan cara menguji apakah peraturan-peraturan yang ada telah ditaati. Tujuan Untuk meyakini bahwa semua peraturan perundangundangan telah dipatuhi.

6. Analisis Ketaatan Terhadap Peraturan (2-3) Prinsip 1. Pendapatan dan belanja diatur dalam undang-undang APBN 2. Prinsip prealabel, yaitu anggaran harus disahkan sebelum ada penggunaan 3. Prinsip universalitas, yaitu semua jenis pengeluaran harus dicantumkan dalam anggaran 4. Prinsip spesialitas, yaitu anggaran yang telah disediakan dalam mata anggaran pengeluaran tertentu tidak diperkenankan untuk digeser 5. Prinsip periodisitas, yaitu laporan disusun secara berkala sesuai dengan peraturan 6. Azas bruto, yaitu tidak diperbolehkan adanya offsetting antara pendapatan dan belanja 7. Anggaran belanja merupakan plafon 8. Pelaksanaan anggaran sesuai dengan pedoman yang mengatur pelaksanaan anggaran

6. Analisis Ketaatan Terhadap Peraturan (3-3) Analisis Berdasarkan pasal 30 ayat (2) UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, Pemerintah berkewajiban menyusun laporan keuangan yang setidak-tidaknya meliputi Laporan Realisasi APBN, Neraca, Laporan Arus Kas, dan Catatan atas Laporan Keuangan, yang dilampiri dengan laporan keuangan perusahaan negara dan badan lainnya. Dari periode 2007 sd. 2011 terlihat bahwa Pemerintah telah melakukan kewajibannya menyajikan Laporan Keuangan secara lengkap sebagaimana yang sudah diamanatkan dalam UU.

Daftar Pustaka Halim, Abdul. (2004). Akuntansi Sektor Publik: Akuntansi Keuangan Daerah. Edisi Revisi, Salemba Empat, Jakarta. Mahmudi. (2007). Analisis Laporan Keuangan Pemerintah Daerah: Panduan Bagi Eksekutif, DPRD dan Masyarakat dalam Pengambilan Keputusan Ekonomi, Sosial dan Politik, Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN, Yogyakarta. Tim Penyusun Modul Program Pendidikan Non Gelar Auditor Sektor Publik. (2007). Analisis Laporan Keuangan Daerah, Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, Jakarta., (2011). Panduan Pemeriksaan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah, BPK RI, Jakarta. Peraturan Menteri Keuangan No.171/PMK.05/2007 tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat. Peraturan Pemerintah No. 24 tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintah. Undang-Undang No. 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara. Undang-Undang No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. Rahmawati, Vivi Devi dan Ery Wibowo, Membaca Rasio-Rasio Kabupaten Pekalongan Dalam Neraca, Seminar Nasional Ilmu Ekonomi Terapan, Fakultas Ekonomi UNIMUS 2011, Semarang