MK Teknologi Pengendalian Dan Penanggulangan Penyakit Dalam Akuakultur Jenis-jenis penyakit akibat mikroba: PROTOZOAN Program Alih Jenjang D4 Bidang Konsentrasi Akuakultur
Penyakit Budidaya Perikanan akibat Protozoa Penyakit yang disebabkan oleh parasit secara umum jarang mengakibatkan penyakit yang sporadis Untuk intesitas penyerangan yang sangat tinggi dan areal yang terbatas dapat berakibat sporadis Akibat dari penyakit yang disebabkan oleh parasit secara ekonomis cukup merugikan: kematian, menurunkan biomassa, bentuk fisik serta ketahanan tubuh ikan (resiko infeksi sekunder oleh patogen lain: jamur, bakteri dan virus) Penyakit yang disebabkan oleh parasit terdiri dari protozoa dan metazoa. Protozoa bersifat parasitik terhadap ikan dan jumlahnya lebih dari 2000 jenis
Penyakit Budidaya Perikanan akibat Protozoa Secara umum gejala ikan yang terserang protozoa: - ikan tampak pucat - nafsu makan kurang - gerakan lambat dan sering menggososk-gosokkan tubuhnya ada dinding kolam - pada infeksi lanjut ikan megap-megap dan meloncat-loncat ke permukaan air untuk mengambil oksigen - adanya bercak-bercak putih pada permukaan tubuh ikan
1. lchthyophthiriasis Ciliata Ichthyophthirius multifiliis Sangat kecil; tak dapat terlihat oleh mata biasa Ciliata Ichthyophthirius multifiliis bersarang pada lapisan lendir kulit dan sirip ikan; lapisan insang merusak sel-sel lendir ikan, pendarahan pada sirip dan insang ikan Dapat terlokalisasi pada selaput lendir ikan berjumlah puluhan / ratusan; terlihat sebagai bintik-bintik putih (white spot) Siklus hidup parasit ini sangat penting untuk diketahui oleh karena segala cara pemberantasannya pada dasarnya ialah memutuskan rantai kehidupannya
Ciliata Ichthyophthirius multifiliis Siklus hidup: a. Fase Parasiter I. multifiliis tumbuh dewasa dalam tubuh ikan hingga akhirnya melepaskan diri untuk berenang di air; 8 hari b. Fase Pre-cyste I. multifiliis sudah melepaskan diri dari inang; masih mencari tempat cocok untuk membentuk kista c. Fase Cyste I. multifiliis melekat pada substrat dan membentuk kista; pembelahan individu dewasa d. Fase post-cyste I. multifiliis muda keluar dari kista; mencari ikan sebagai inang untuk pertumbuhan (48 jam mati!)
Pengenalan dan Pencegahan lchthyophthiriasis Jenis ikan yang dapat terinfeksi: hampir semua jenis ikan air tawar Ukuran ikan yang banyak terinfeksi: benih atau dewasa (ikan Mas) Gejala klinis: bintik-bintik putih pada bagian tubuh yang terinfeksi; ikan yang terinfeksi menggosok-gosokkan tubuhnya pada dasar / dinding wadah budidaya Ikan terlihat sulit bernafas terutama apabila parasit menginfeksi insang tingkat kematian ikan tinggi karena ikan mengalami gangguan penyerapan oksigen akibat infeksi pada insang tersebut Pencegahan penyakit ini yaitu antara lain: - Penggunaan air yang kualitasnya balk - Peralatan yang digunakan hendaknya didesinfeksi terlebih dahulu - Pertahankan suhu air pada level 28 C.
Pengendalian lchthyophthiriasis Fase cyste: I. multifiliis terbungkus lendir Pengobatan paling efektif: fase pre-cyste / post-cyste I. multifiliis tidak terbungkus lapisan lendir Jenis agen pengobatan: 1. Garam dapur (NaCl) Perendaman dengan garam dapur 0,1 0,3 ppm ; 5 10 menit pembilasan bersih dengan air tawar 2. Metilen Biru Perendaman dalam larutan metilen biru 1% (2-4 cc dalam 4 L air bersih) 24 jam sebanyak 3 5 kali perendaman (hingga sembuh)
Pengendalian lchthyophthiriasis 3. Malakit hijau Perendaman dalam larutan malakit hijau 0,15 ppm sebanyak 3 kali, interval 3 hari 4. Formalin - Perendaman dalam larutan formalin 200 250 ppm - Perendaman dalam formalin 167 250 ppm + malakit hijau 1 2 ppm selama 24 jam 5. Perendaman dalam larutan Kina (1 gr dalam 20 L air) 6. Perendaman dalam Chloramine (1 gr dalam 100 L air) selama beberapa hari
2. Myxosporeasis Ikan mas (tawar) Disebabkan oleh Myxobolus sp. Gejala: Bintil kemerahan Kumpulan ribuan spora Tutup insang ikan selalu terbuka a: Myxobolus dispar b: M. ellipsoideus c: M. exiguus d: M. oviformis Spesies lain: - Myxosoma sp. - Thelohanellus sp.
MYXOSPOREA Klasifikasi : Phylum : Protozoa Klass : Sporozoa Ordo : Myxosporidea Familia : Myxobolidae Genus : Myxosporea Spesies : Myxosporea sp. Myxosporea cyprini Myxosporea dispar Morfologi : Mempunyai spora berbentuk lonjong 2 kapsul polar pd anterior, berpasangan bentuk labu Dinding katub tidak jelas Pada saluran pencernaan
Henneguya Sp. Klasifikasi : Phylum : Protozoa Klass : Myxospora/Sporozoa Ordo : Myxosproridae Familia : Myxobolidae Genus : Henneguya Spesies : Henneguya pserospermica
Morfologi : Sporoplas mempunyai vakuola coklat kemerahan (jodium) Pada insang gurami Membentuk cyste (kista) Siklus Hidup : 1. Ikan terserang terdapat bisul-bisul 2. Bisulo-bisul pecah spora menyebar sebagai plankton 3. Spora masuk perut ikan, spora pecah menjadi 2 bag. Isi spora berubah 2 flagel 4. Spora menembus dinding sel usus 5. Masuk pembulh darah ke seluruh organ tubuh 6. Mengadakan pembelahan (Schizogeni) 7. Kemudian dinding spora larut keluar binatang bergerak spt amoeba 7. Masuk sal. darah ke sel tubuh membentuk bintil baru
Landeberg (1985) S.H Myxobolus secara tidak langsung tanpa inang perantara Darnas (1985) Spora pada ikan mati tahan hidup lama tertelan ikan lepaskan filamen polar menempel dinding sel sporoplasma ameboid ke sel tubuh tropozoid membelah (Shizogoni) & Sporogony >> spora
Siklus hidup Myxobolus sp. Bintil pecah spora (10 20 µm) menyebar keluar ukuran kecil ; tertelan oleh ikan spora mencapai dinding usus spora masuk dalam saluran darah pembentukan bintil baru Penyebaran dapat melalui luka pada tubuh ikan Tingkat mortalitas hingga 80%
Pengendalian myxosporeasis Keterbatasan informasi dalam pengobatan yang efektif Dasar kolam ditebari kapur CaO (25 kg/ha) Inkubasi selama 1 minggu Ikan yang terserang sebaiknya dimusnahkan dengan dikubur / dibakar Pencegahan melalui manajemen kualitas air yang baik
3. Trichodiniasis Ciliata Trichodina spp. Penyakit gatal terutama pada kulit, sirip, insang Penempelan Trichodina pada tubuh ikan
Karakteristik Trichodina spp. Bentuk seperti lingkaran transparan dengan silia disekelilingnya Tubuh bagian bawah terdapat lingkaran pelekat (adhesive disk) melekatkan diri pada tubuh ikan / benda lainnya
3. Trichodiniasis Gejala utama: 1. Memiliki bintik-bintik putih terutama di kepala dan punggung 2. Penurunan nafsu makan 3. Penurunan biomasa ikan 4. Penurunan tingkat motilitas (pergerakan melambat) 5. Peningkatan produksi lendir ikan tampak mengkilat 6. Terkadang terjadi pendarahan pada bagian eksternal tubuh Pengendalian: 1. Perendaman dalam larutan garam 30 ppm 2. Perendaman dalam larutan asam asetat 1 : 500 3. Perendaman dalam larutan formalin 15 ppm
4. Costiasis Disebabkan oleh Costia sp. Bentuk oval Pergerakan cepat Memiliki 2 pasang flagel Menyerang insang dan permukaan luar tubuh ikan Tingkat mortalitas tinggi, terutama fase larvikultur
Costiasis Penyebab : Costia necatrix Disebut : Whita Slime Disease Klasifikasi : Phylum Klass Ordo Familia Genus Spesies Costia necatrix : Protozoa : Flagellata / Zoomastigophora : Rhizomastigida : Tetramitidae : Costia : Costia necatrix
Morfologi : Mempunyai flegella anterior pendek dan 2 flagella getar Mempunyai sitostoma (unit melekat) Ukuran : P : 1-25 mikron, L : 5 10 mikrom Induk semang : anak-anak ikan air tawar Siklus Hidup : Belum begitu jelas Berkembang biak dgn pembelahan langsung, sangat cepat dalam waktu singkat 10.000 parasit/ cm 2 kulit Pada kulit, insang, sirip
Costiasis Gejala: 1. Produksi lendir secara berlebihan 2. Lapisan putih keabuan menutupi permukaan luar tubuh ikan 3. Kadang terjadi pendarahan pada bagian luar tubuh 4. Perilaku abnormal (berenang ke permukaan; menggesekkan badan) 5. Kerusakan pada insang
Pengendalian Costiasis Perendaman dalam larutan asam asetat 1:500 Perendaman dalam larutan formalin 1:400 Perendalam dalam larutan metilen biru Perendalam dalam larutan NaCl (1gr/100L, 20 menit) Perendalam dalam larutan KMnO 4 Perendalam dalam larutan CuSO 4
...TERIMA KASIH...