PENATALAKSANAAN DISPEPSIA Berdasarkan Konsensus Nasional Penanggulangan Helicobacter pylori 1996,ditetapkan skema penatalaksanaan dispepsia, yang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Thera Rolavina S,S.Farm.,Apt

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. obat berperan sangat penting dalam pelayanan kesehatan. Berbagai pilihan obat saat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Sakit perut berulang menurut kriteria Apley adalah sindroma sakit perut

OBA B T A T S I S ST S E T M

FARMAKOTERAPI PADA PENYAKIT / GANGGUAN SALURAN CERNA ULKUS PEPTIK ULKUS PEPTIK

BAB 1 PENDAHULUAN. Aspirin adalah golongan Obat Anti Inflamasi Non-Steroid (OAINS), yang

EVALUASI PENGGUNAAN OBAT TUKAK PEPTIK PADA PASIEN TUKAK PEPTIK DI INSTALASI RAWAT INAP RS ISLAM SURAKARTA TAHUN 2008 SKRIPSI

OBAT GASTROINTESTINAL

BAB I PENDAHULUAN. makanan dicerna untuk diserap sebagai zat gizi, oleh sebab itu kesehatan. penyakit dalam dan kehidupan sehari-hari (Hirlan, 2009).

HIPONATREMIA. Banyak kemungkinan kondisi dan faktor gaya hidup dapat menyebabkan hiponatremia, termasuk:

juga mendapat terapi salisilat. Pasien harus diberi pengertian bahwa selama terapi bismuth subsalisilat ini dapat mengakibatkan tinja berwarna hitam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. daya manusia yang dilakukan secara berkelanjutan. Berdasarkan visi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. diserahkan oleh apoteker di apotek (Asti dan Indah, 2004). The International

Obat-obat Gastritis ANTASIDA

PR0GHlllltG. B00l( UPDATEIN GASTROENTERO-HEPATOLOGYPATIENT'S MANAGEMENT! FROMBENGHTO CLINICALPRACTICE

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Dispepsia berasal dari bahasa Yunani yang berarti pencernaan yang tidak baik.

SINDROMA DISPEPSIA. Dr.Hermadia SpPD

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. penyakit gastritis pada manusia dan merupakan faktor etiologi gastric ulcer,

BAB I PENDAHULUAN. Tukak lambung merupakan salah satu bentuk tukak peptik yang ditandai dengan

BAB I PENDAHULUAN. Sistem peyampaian obat konvensional tidak dapat mempertahankan

EVALUASI PENGGUNAAN OBAT TUKAK PEPTIK PADA PASIEN TUKAK PEPTIK (Peptic Ulcer Disease) DI RUMAH SAKIT BHAYANGKARA BRIMOB TAHUN 2015

EVALUASI PENGGUNAAN OBAT TUKAK PEPTIK PADA PASIEN TUKAK PEPTIK (Peptic Ulcer disease) DI INSTALASI RAWAT INAP RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA TAHUN 2008

EVALUASI PENGGUNAAN OBAT TUKAK PEPTIK PADA PASIEN TUKAK PEPTIK

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. tidak enak perut bagian atas yang menetap atau episodik disertai dengan keluhan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN GASTRITIS PADA LANSIA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ASUHAN KEPERAWATAN GASTRITIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Apotek merupakan suatu jenis bisnis retail (eceran) yang komoditasnya

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

Gastroesophageal Reflux Disease (GERD)

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL RIMPANG DRINGO (Acorus calamus L.) TERHADAP TUKAK USUS TIKUS YANG DIINDUKSI OLEH INDOMETASIN

ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN ULKUS PEPTIKUM

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

I PENDAHULUAN. Bab ini akan membahas mengenai: (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi Masalah,

PENGETAHUAN PASIEN TENTANG PENYAKIT GASTRITIS DI RSUD GAMBIRAN KOTA KEDIRI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Dispepsia kronis merupakan keluhan nyeri atau rasa tidak nyaman yang berpusat

BAB I1 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Penyakit ulkus peptikum (tukak peptik) terdiri dari ulkus gaster dan ulkus

*Arfenilla Salamanya, , **Nur Rasdianah, S.Si., M.Si., Apt, ***Madania, S.Farm., M.Sc., Apt. Program Studi S1, Jurusan Farmasi, FIKK, UNG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dispepsia merupakan keluhan nyeri atau rasa tidak nyaman yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Obat Anti-Inflamasi Nonsteroid (OAINS) adalah suatu golongan obat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. inflamasi. Obat ini merupakan salah satu kelompok obat yang paling banyak diresepkan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. memiliki aktifitas penghambat radang dengan mekanisme kerja

Lesi mukosa akut lambung akibat Aspirin atau dengan istilah Aspirin gastropati merupakan kelainan mukosa akibat efek topikal yang akan diikuti oleh

BAB I PENDAHULUAN. Dispepsia merupakan kumpulan gejala berupa rasa nyeri atau

ABSTRAK TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN GASTRITIS TERHADAP PENGGUNAAN TERAPI KOMBINASI RANITIDIN DAN ANTASIDA DI PUSKESMAS S. PARMAN BANJARMASIN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. pekerjaan serta problem keuangan dapat mengakibatkan kecemasan pada diri

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penelitian tentang perdarahan yang disebabkan Stress Related Mucosal

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN. kumpulan gejala yang terdiri dari nyeri atau rasa tidak nyaman di epigastrium, mual, muntah,

portal, ascites, spontaneous bacterial peritonitis (SBP), varises esofagus, dan ensefalopati hepatik (EASL, 2010). Menurut Doubatty (2009)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang penelitian. Pada negara berkembang infeksi Helicobacter pylori terjadi pada 80% populasi,

BAB 1 PENDAHULUAN. gangguan mual-mual, perut keras bahkan sampai muntah (Simadibrata dkk,

Suspensi. ALUMiNII HYDROXYDUM COLLOIDALE. Aluminium Hidroksida Koloidal. Alukol

sebesar 90% (Dodge, 1993). Ulkus gaster berukuran lebih besar dan lebih menonjol sehingga pada pemeriksaan autopsi lebih sering atau mudah dijumpai di

3.EPIDEMIOLOGI 4. ETIOLOGI. Infeksi bakteri.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Peresepan Obat di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN. Stroke merupakan salah satu sumber penyebab gangguan otak pada. usia masa puncak produktif dan menempati urutan kedua penyebab

BAB I PENDAHULUAN. beberapa jenis makan yang kita konsumsi, boraks sering digunakan dalam campuran

BAB I PENDAHULUAN. dalam bidang kesehatan dan perekonomian dunia. Selama empat dekade terakhir

EVALUASI PENGGUNAAN OBAT PADA PASIEN TUKAK PEPTIK DI INSTALASI RAWAT INAP RSUP Dr. SOERADJI TIRTONEGORO KLATEN TAHUN 2014 NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. paling sering terjadi. Peningkatan penyakit gastritis atau yang secara umum

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit utama dari lambung dan duodenum adalah, gastritis (radang

BAB I PENDAHULUAN. merasakan sakit atau tidak enak badan pasti akan melakukan upaya untuk

ABSTRAK ETIOPATOGENESIS ULKUS PEPTIKUM. Nita Amelia, 2006, Pembimbing utama : Freddy T Andries, dr., M.S.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan kesehatan di Indonesia saat ini dihadapkan pada dua

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hingga lapisan otot dari suatu daerah saluran cerna yang langsung berhubungan

BAB 1 PENDAHULUAN. terjadinya gangguan pencernaan. Salah satunya dispepsia. Dispepsia adalah

Peran Antagonis Reseptor H-2 Dalam Pengobatan Ulkus Peptikum

BAB I PENDAHULUAN. dan pola konsumsi makanan, sehingga banyak timbul masalah kesehatan, salah

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Almatsier tahun 2004, dispepsia merupakan istilah yang

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Prestasi merupakan pencapaian akan usaha seseorang yang diperoleh

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. merupakan korban tersering dari kecelakan lalu lintas. 1. Prevalensi cedera secara nasional menurut Riskesdas 2013 adalah 8,2%,

[FARMAKOLOGI] February 21, Obat Anti Inflamasi Non Steroid ( OAINS ) Pada th/ sistomatis, tidak u/ th/ kausal. Ibuprofen, asam mefenamat,

Agustin Wijayanti, Yunanto Wahyu Saputro INTISARI

BAB I PENDAHULUAN. dengan jarak ukuran nm. Obat dilarutkan, dijerat, dienkapsulasi, dan

OBAT DAN NASIB OBAT DALAM TUBUH

POLA PENGGUNAAN OBAT TUKAK PEPTIK (Peptic Ulcer Disease) PADA PASIEN GERIATRIK DI INSTALASI RAWAT INAP RSUD Dr. MOEWARDI TAHUN TUGAS AKHIR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bahan pengisi. Berdasarkan metode pembuatan, dapat digolongkan sebagai

Drugs for the Treatment of Peptic Ulcers

I. PENDAHULUAN. disebabkan oleh rusaknya ketahanan mukosa gaster. Penyakit ini. anemia akibat perdarahan saluran cerna bagian atas (Kaneko et al.

Profil Penggunaan Obat Pada Pasien Dispepsia Di RSU Anutapura Palu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keluhan dispepsia merupakan keadaan klinik yang sering dijumpai dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

Transkripsi:

PENATALAKSANAAN DISPEPSIA Berdasarkan Konsensus Nasional Penanggulangan Helicobacter pylori 1996,ditetapkan skema penatalaksanaan dispepsia, yang dibedakan bagi sentra kesehatan dengantenaga ahli (gastroenterolog atau internis) yang disertai fasilitas endoskopi denganpenatalaksanaan dispepsia di masyarakat.pengobatan dispepsia mengenal beberapa golongan obat, yaitu: 1. Antasid Golongan obat ini mudah didapat dan murah. Antasid akan menetralisir sekresi asamlambung. Antasid biasanya mengandungi Na bikarbonat, Al(OH)3, Mg(OH)2, dan Mgtriksilat. Pemberian antasid jangan terus- menerus, sifatnya hanya simtomatis, untuk mengurangi rasa nyeri. Mg triksilat dapat dipakai dalam waktu lebih lama, juga berkhasiatsebagai adsorben sehingga bersifat nontoksik, namun dalam dosis besar akan menyebabkandiare karena terbentuk senyawa MgCl2. Sering digunakan adalah gabungan Aluminiumhidroksida dan magnesium hidroksida.aluminum hidroksida boleh menyebabkan konstipasidan penurunan fosfat; magnesium hidroksida bisa menyebabkan BAB encer. Antacid yangsering digunakan adalah seperti Mylanta, Maalox, merupakan kombinasi Aluminiumhidroksida dan magnesium hidroksida. Magnesium kontraindikasi kepada pasien gagal ginjalkronik karena bisa menyebabkan hipermagnesemia, dan aluminium bisa menyebabkankronik neurotoksik pada pasien tersebut. 2. Antikolinergik Perlu diperhatikan, karena kerja obat ini tidak spesifik. Obat yang agak selektif yaitupirenzepin bekerja sebagai anti reseptor muskarinik yang dapat menekan seksresi asamlambung sekitar 28-43%. Pirenzepin juga memiliki efek sitoprotektif. 3. Antagonis reseptor H2 Golongan obat ini banyak digunakan untuk mengobati dispepsia organik atau esensialseperti tukak peptik. Obat yang termasuk golongan antagonis reseptor H2 antara lainsimetidin, roksatidin, ranitidin, dan famotidin. 4. Penghambat pompa asam (proton pump inhibitor = PPI). Golongan obat ini mengatur sekresi asam lambung pada stadium akhir dari prosessekresi asam lambung. Obat-obat yang termasuk golongan PPI adalah omeperazol,lansoprazol, dan pantoprazol. Waktu paruh PPI adalah ~18jam ; jadi, bisa dimakan antara 2dan 5 hari supaya sekresi asid gastrik kembali kepada ukuran normal. Supaya terjadipenghasilan maksimal, digunakan sebelum makan yaitu sebelum sarapan pagi kecualiomeprazol. 5. Sitoprotektif Prostoglandin sintetik seperti misoprostol (PGE1) dan enprostil (PGE2). Selainbersifat sitoprotektif, juga menekan sekresi asam lambung oleh sel parietal. Sukralfatberfungsi meningkatkan sekresi prostoglandin endogen, yang selanjutnya memperbaikimikrosirkulasi, meningkatkan produksi mukus dan meningkatkan sekresi bikarbonat mukosa,serta membentuk lapisan protektif (site protective), yang bersenyawa dengan protein sekitarlesi mukosa saluran cerna bagian atas. Toksik daripada obat ini jarang, bisa

menyebabkankonstipasi (2 3%). Kontraindikasi pada pasien gagal ginjal kronik. Dosis standard adalah 1 gper hari. 6. Golongan prokinetik Obat yang termasuk golongan ini, yaitu sisaprid, domperidon, dan metoklopramid.golongan ini cukup efektif untuk mengobati dispepsia fungsional dan refluks esofagitisdengan mencegah refluks dan memperbaiki bersihan asam lambung (acid clearance). 7. Antibiotik untuk infeksi Helicobacter pylori Eradikasi bakteri Helicobacter pylori membantu mengurangi simptom pada sebagianpasien dan biasanya digunakan kombinasi antibiotik seperti amoxicillin (Amoxil),clarithromycin (Biaxin), metronidazole (Flagyl) dan tetracycline (Sumycin). Kadang kala juga dibutuhkan psikoterapi dan psikofarmakoterapi (obat anti- depresi dancemas) pada pasien dengan dispepsia fungsional, karena tidak jarang keluhan yang munculberhubungan dengan faktor kejiwaan seperti cemas dan depresi. Terapi Dispepsia Fungsional : 1. Farmakologis - pengobatan jangka lama jarang diperlukan kecuali pada kasus-kasus berat. (regularmedication) - mungkin perlu pengobatan jangka pendek waktu ada keluhan. (on demand medication) 2. Psikoterapi- Reassurance- Edukasi mengenai penyakitnya 3. Perubahan diit dan gaya hidup - Dianjurkan makan dalam porsi yang lebih kecil tetapi lebih sering. - Makanan tinggi lemak dihindarkan Pengobatan terhadap dispepsia fungsional adalah bersifat terapi simptomatik. Pasiendengan dispepsia fungsional lebih dominan gejala dan keluhan seperti nyeri pada abdomenbagian atas (ulcer - like) bisa diobati dengan PPI (Proton Pump Inhibitors). Pasien dengankeluhan yang tidak jelas di bagian abdomen atas di mana yang gagal dengan pengobatan PPI,bisa diobati dengan tricyclic antidepressants, walaupun data yang menyokong masihkurang. Pasien dengan keluhan dismotility like symptom bisa diobati dengan sama adadengan acid suppressive therapy, prokinetic agents, atau 5-HT1 agonists. Metoclopramide dandomperidone menunjukkan antara obat placebo dalam pengobatan dispepsia fungsional.

Tatalaksana Ulkus Peptikum Tatalaksana untuk infeksi H.Pilorii Terapi Eradikasi :Laporan uji klinis terapi infeksi H.pilorri Di Indonesia pada mulanyamenggunakan monoterapi dengan preparat bismuth dengan tujuan supresi bukan eradikasi. Dewasa ini, regimen terapi yang digunakan adalahterapi kombinasi antara inhibitor pompa proton (IPP) dengan dua atautiga macam antibiotic. Pertemuan consensus nasional di Jakartamenganjurkan terapi tripel, kombinasi omeprazole, amoksilin danklaritromisin dengan dosis sebagai berikut : a)omeprazole 20 mg bid b) Amoksillin1 G bid c) Klaritromisin 500 mg bid atau d) Tetrasiklin500 mg qid atau e) Metronidazole500 mg tid atau f) Bismuth (KBS)120 mg qid (Slamet,2001) a. Farmakologis :Tujuan pengobatan ulkus peptikum : 1. Menghilangkan rasa nyeri, 2. Menyembuhkan ulkus serta mencegah kambuhnya ulkus 3. Mencegah terjadinya komplikasi 4. Melindungi mukosa lambung dari kerusakan (Elizabeth,2009)Pengobatan ulkus peptikum ditujukan untuk menetralkan denganantasida atau mengurangi sekresinya dengan obat-obat antisekresi, yaitu: 1. H2bloker : simetidin, ranitidin, famotidin, nizatidin. 2. Muskarinik bloker : pirenzepin, mepenzolat, hiosciamin 3.Penghambat pompa proton (H+/K+ ATPase) : omeprazol,lansoprazol. 4.Gologan analog prostaglandin : misoprotol Mekanisme kerja obat yang betujuan untuk menetralkanantasida dan mengurangi sekresi : 1.Golongan antagonis reseptor h2 Golongan Obat antagonis reseptor H2 (simetidin,ranitidin, famotidin, nizatidin) menghambat secara kompetitif ikatanhistamin dengan reseptor H2, sehingga mengurangi konsentrasicamp intraseluler dan mengurangi sekresi asam lambung. 2. Golongan analog prostaglandin Golongan obat analog prostaglandin yaitumisoprostol. Misoprostol adalah analog Prostaglandin E2 dan I2dihasilkan oleh mukosa lambung > menghambat sekresi enzimadenil siklase > menghambat sekresi asam lambung. 3. Golongan penghambat pompa proton

Golongan Obat ini mengikat sistem enzim H/K ATPase (pompa proton) dari sel parietal jadi menghambatmasuknya/menekan ion hidrogen kedalam lumen lambung. 4. Golongan anti muskarinik Obat anti muskarinik ini akan menurunkan kadar kalsium diintraselular sehingga motilitas dan sekresi asam lambung berkurang(estuningtyas, 2007). Mekanisme kerja obat yang bertujuan untuk penetralisir asamlambung yaitu : 1. Golongan antasidaantasida merupakan basa lemah yang bereaksi dengan asamlambung sehingga akan membentuk air dan. Antasid dibagi dalamdua golongan, yaitu antasid sistemik dan antasid nonsistemik.antasid sistemik, misalnya natrium bikarbonat, diabsorbsi dalamusus halus sehingga menyebabkan urin bersifat alkalis. Pada pasiendengan kelainan ginjal, dapat terjadi alkalosisi metabolik Penggunaan kronik natrium bikarbonat memudahkan nefrolitiasisfosfat (Estuningtyas, 2007). Mekanisme kerja obat yang bertujuan untuk pelindung mukosa(sitoprotektif) : 1.Sukralat Kompleks AL(OH)3 ditambah sukrosa sulfat akan berikatandengan glikoprotein pada mukosa lambung yang akan membentuk barier yang menghalangi difusi HCL dan mencegah degradasi oleh pepsin. 2.Bismuth koloidal Mekanismenya sebagai berikut : a.efek antimikroba b.menghambat aktivitas pepsin c.meningkatkan sekresi mucus d.membungkus dan melindungi lubang ulkus dengan cara berinteraksi dengan protein jaringan mukus. 3.Fucoidan Mekanismenya sebagai berikut : a. Membentuk lapisan film yang tipis pada sel epitel lambung b. Meningkatkan produksi faktor pertumbuhan sel yaitu EGF(ephitelial growth factor) dan FGF (fibroblast growth factor) c. Menghambat adhesi bakteri H. pylori.pasien yang menderita ulkus karena terinfeksi dengan H.pilori.Kebanyakan pasien ditangani dengan penambahan antibiotic.terapinya dengan menggunakan terapi tiga obat yaitu metronidazol dan bismuth subsitrat ditambah amoksisilin selama 14 hari. Obat penekanasam dapat yang diberikan selama 4-6 minggu dapat membantu penyembuhan ulkus. Inhibitor pompa proton secara

langsungm,enghambat H.pylori dan tampaknya merupakan inhibitor urease proton. Pemberian inhibitor p[ompa proton ditambah amoksisilin danklatritomisin atau amoksisilin ditambah metronidazol juga sangat efektif dalam mengobati infeksi H.pilori (Stephen,2008) Non-Farmakologi : 1) Edukasi mengenai factor apa saja yang bisa memperberat penyakitulkus peptikum tersebut. 2) Anjurkan pasien menghindari makanan yang menyebabkan sekresihcl berlebihan. 3) Pendidikan kesehatan tentang tentang menghindari alcohol dankafein dapat meredakan gejala dan meningkatkan proses penyembuhan ulkus yang sudah ada. 4) Menghentikan atau mengurangi pengurangan obat NSAID. 5) Dorong individu untuk berhenti merokok, dimana rokok dapatmengiritasi usus dan memperlambar penyembuhan. 6) Beritahu kepada pasien agar makan tepat pada waktunya, agar tidak merangsang pengeluaran asam lambung yang berlebihan. 7) Mengurangi makanan yang banyak lemak dan alcohol, karena dapatmemperberat kerja gaster. 8) Dikarenakan masih dalam proses penyembuhan ulkus, maka pasienlebih baik makan dengan metode sedikit tapi sering, agar kerja gaster tidak terlalu berat. 9) Makan dan minum dengan makanan dan minuman yang sudahdimasak dengan benarbenar matang untuk mengurangi resikoterjangkitnya infeksi H. pylori di makanan dan minuman. 10) Memberikan edukasi tentang penggunaan yang tepat obat-obatan NSAID dan steroid yang sedang dikonsumsi Daftar pustaka Adi, Pangestu. 2006. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi IV Jilid I.Jakarta :Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI. Hal: 289 Anand, BS, et al. 2011. Peptic Ulcer Disease.Medscape Reference. Corwin, Elizabeth J. 2009. Buku Saku Patofisiologi. Buku kedokteran. Jakarta :EGC Dipiro, J.T et al. 2005. Pharmacotherapy : Phatophisiology Approach, New York:MC Grow Hill