PENGANTAR ILMU KOMUNIKASI

dokumen-dokumen yang mirip
Pengantar Ilmu Komunikasi

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang dan Tujuan I.2 Batasan Masalah I.3 Sasaran

Modul ke: Komunikasi Massa. Model Model Komunikasi. Radityo Muhammad, SH.,M.A. Fakultas FIKOM. Program Studi Public Relations

TEORI KOMUNIKASI. Pengertian Teori dan Model Komunikasi. SUGIHANTORO, S.Sos, M.IKom. Modul ke: Fakultas ILMU KOMUNIKASI

Pengertian Teori Komunikasi dan Model Komunikasi

Jurusan Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia

POKOK BAHASAN III MODEL MODEL KOMUNIKASI DESKRIPSI SINGKAT

BAB IV ANALISIS DATA. dijadikan sebagai suatu temuan penelitian yang akan mengupas

BAB II MODEL Fungsi Model

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Karakteristik Pembelajaran Matematika SD. Pembelajaran matematika pada tingkat SD berbeda dengan pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan daya pikir manusia. Perkembangan teknologi dan informasi

SIMULASI SISTEM. Himpunan elemen-elemen yang saling berinteraksi untuk mencapai tujuan tertentu.

Sistem berasal dari kata Yunani yaitu systema yang mengandung arti sehimpunan bagian atau komponen yang saling berhubungan secara teratur dan

BAB I PENDAHULUAN. Sebuah definisi komunikasi yang dibuat oleh sekelompok sarjana

Gambar Skema Proses Pemodelan

3. KLASIFIKASI MODEL.

MODUL PERKULIAHAN. Psikologi Kognitif. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh 08

1/14/2010. Riani L. Jurusan Teknik Informatika

RENCANA PROGRAM KEGIATAN PERKULIAHAN SEMESTER (RPKPS)

Modul Perkuliahan XI Komunikasi Massa

TEORI KOMUNIKASI. Pendekatan dan Pengertian Ilmu Komunikasi. SUGIHANTORO, S.Sos, M.IKom. Modul ke: Fakultas ILMU KOMUNIKASI

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. soal matematika.hal ini berarti bila seseorang terampil dengan benar

Pengantar Ilmu Komunikasi

TEORI KOMUNIKASI. Pengertian, Sifat, Tujuan dan Fungsi Teori

RISET OPERASIONAL. Staf Pengajar Kuliah : Fitri Yulianti, MSi.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Modul Perkuliahan VII Komunikasi Massa

BAB I PENDAHULUAN. I.2 Batasan Masalah. Makalah ini hanya membahas prinsip komunikasi dan komunikasi sebagai. proses.

SISTEM DAN MODEL Tujuan Instruksional Khusus:

SOSIOLOGI KOMUNIKASI

BAB III LANDASAN TEORI. direkam ke dalam berbagai bentuk media. (Gultom et al, 2005).

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan siswa dalam berfikir secara matematika (think mathematically).

1. Penggunaan Pemodelan

METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Modul Perkuliahan VII Komunikasi Massa

PENGANTAR MODEL STOKASTIK. Teknik Industri 2015

KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KREATIF

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Saputro (2012), soal matematika adalah soal yang berkaitan

MODEL- MODEL KOMUNIKASI MATA KULIAH PENGANTAR ILMU KOMUNIKASI BY DYAN RAHMIATI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu tujuan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) untuk mata

1-2. KONSEP DASAR PEMODELAN.

I. PENDAHULUAN. Setiap siswa mempunyai cara yang berbeda dalam mengkonstruksikan

Komunikasi Antar Budaya

MODUL KOMUNIKASI ANTARBUDAYA ( 3 SKS ) Oleh : Ira Purwitasari

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Strategi komunikasi pemasaran saat ini sudah menjadi bagian utama dari

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Pendidikan merupakan bagian terpenting di dalam kehidupan.

Perspektif Sistem. Teori dan Pemodelan Sistem Mas ud Effendi

Lecture 1: Pemodelan Sistem Pendahuluan. Hanna Lestari, M.Eng

Geometri Siswa SMP Ditinjau dari Kemampuan Matematika. (Surabaya: PPs UNESA, 2014), 1.

PETA DAN KARTOGRAFI (Bagian 2)

Proses dan efek Media

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

PEMBUKTIAN, PENALARAN, DAN KOMUNIKASI MATEMATIK. OLEH: DADANG JUANDI JurDikMat FPMIPA UPI 2008

BAB III METODE PENELITIAN

Modul Perkuliahan XIII Komunikasi Massa

02FDSK. Dasar Dasar Desain 2. Denta Mandra Pradipta Budiastomo, S.Ds, M.Si.

Modul ke: Tes Inteligensi. Skala Inteligensi Wechsler. Fakultas Psikologi. Yenny, M.Psi. Psikolog. Program Studi Psikologi.

Klasifikasi Model. Teori dan Pemodelan Sistem TIP FTP UB Mas ud Effendi

Komunikasi dan Politik 1 Oleh : Adiyana Slamet, S.Ip., M.Si

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan berpikir kritis, sistematis, logis, dan mampu mengkomunikasikan

Teori Komunikasi. Teori dalam Komunikasi. Shalaty Putri, M.Si. Modul ke: 02Fakultas Fakultas Ilmu Komunikasi

BAB II KAJIAN TEORI. mengetahui derajat kualitas (Arifin, 2009). Sedangkan menurut. komponen, hubungan satu sama lain, dan fungsi masing-masing dalam

Komunikasi dan Etika Profesi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. siswa tidak cukup hanya mendengarkan dan mencatat seperti yang sering

TINJAUAN PUSTAKA. lebih luas dari pada itu, yakni mengalami. Hal ini sejalan dengan pernyataan

PEMANFAATAN MEDIA DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kajian Teori

OPERATION RESEARCH-1

BAB I PENDAHULUAN. produknya kepada konsumen. Dalam hal ini keunggulan dalam bersaing sangat diperlukan

Konsep Dasar Perencanaan Pembelajaran

Modul Perkuliahan I Komunikasi Massa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Helen Martanilova, 2014

II. TINJAUAN PUSTAKA. dalam pendidikan matematika yang pertama kali diperkenalkan dan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka meningkatkan prestasi belajar siswa dibidang Matematika,

MODUL KOMUNIKASI ANTARBUDAYA ( 3 SKS ) Oleh : Ira Purwitasari

II. TINJAUAN PUSTAKA. Model pembelajaran problem solving merupakan salah satu model pembelajaran

CAKUPAN DAN METODE ILMU. Ilmu ekonomi adalah studi tentang bagaimana individu dan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sarah Inayah, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Handayani Eka Putri, 2015

BAHAN AJAR PEMBELAJARAN II 1. Nama Mata KuIiah : Filsafat Komunikasi 2. Kode / SKS : FIF 349 / 2 SKS 3. Waktu Pertemuan : 1 x pertemuan (2 x 50

Mata Kuliah Pengantar Ilmu Komunikasi. Rencana Program dan Kegiatan Pembelajaran Semester (RPKPS)

BAB III METODE PENELITIAN. Reguler 1 dan Kelas Reguler 2 Fakultas Psikologi Universitas Mercu Buana.

Psikologi Komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi siswa yaitu Sekolah. Melalui pendidikan di

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Menengah Pertama Melalui Pembelajaran dengan Pendekatan Metaphorical Thinking. (repository.upi.edu, 2013), 3.

BAB I PENDAHULUAN. Film adalah suatu media komunikasi massa yang sangat penting untuk

KOMUNIKASI YANG EFEKTIF

Modul Perkuliahan VII Komunikasi Massa

MODUL KOMUNIKASI ANTARBUDAYA ( 3 SKS ) Oleh : Ira Purwitasari

dari komunikasi massa dalam kehidupan masyarakat. Berikutnya pada Modul 5 dibahas materi tentang komunikasi personal. Di dalamnya secara mendetail

PERSEPSI INTI KOMUNIKASI. Rizqie Auliana

BAB II KAJIAN PUSTAKA

II._TINJAUAN PUSTAKA. Keterampilan proses sains merupakan salah satu bentuk keterampilan proses

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Politik menurut Aristoteles yang dikutip dalam Arifin (2011: 1) adalah

MATA KULIAH PENGANTAR ILMU KOMUNIKASI. RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER (RPKPS)

Transkripsi:

MODUL PERKULIAHAN PENGANTAR ILMU KOMUNIKASI Modul Standar untuk digunakan dalam Perkuliahan di Universitas Mercu Buana Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Ilmu Komunikasi Marketing MK85001 Communications & 07 Advertising Abstract Kompetensi Fungsi dan Manfaat Model Tipologi Model Komunikasi Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tipologi model komunikasi.

MODEL MODEL KOMUNIKASI I. Definisi Model Apa yang di sebut model? Apakah model sama dengan teori? Dalam buku-buku dan jurnal-jurnal komunikasi masih banyak ditemui kerancuan tentang penggunaan konsep teori dan model. Akibatnya pembaca menjadi sulit untuk membedakan yang mana yang di sebut teori dan yang mana yang disebut model. Bahkan tidak jarang ditemui teori x disebut sebagai sebagai model x dan sebaliknya. Meskipun penjelasan dan batasan tentang kedua konsep tersebut masih merupakan sesuatu yang dapat diperdebatkan. Menurut Littlejohn (006) In a broad sense the term model can apply to any symbolis representation of a thing, process, or idea (dalam pengertian luas penngertian model menunjuk pada setiap representasi simbolis dari dari suatu benda, proses atau gagasan/ide). Pada level konseptual model merepresentasikan ide-ide dan proses. Perbedaan antara teori dan model menurut Littlejohn adalah teori merupakan penjelasan (explanation), sedangkan model hanya merupakan representasi (representation). Dengan demikian, model komunikasi dapat diartikan sebagai representasi dari suatu persitiwa komunikasi. Akan tetapi, model tidak berisikan penjelasan mengenai hubungan dan interaksi antara factor-faktor atau unsure-unsur yang menjadi bagian dari model. Penjelasannya diberikan oleh teori. Model adalah representasi suatu fenomena, baik nyata ataupun abstrak dengan menonjolkan unsure-unsur terpenting fenomena tersebut. Menurut Sereno dan Mortensen, suatu model komunikasi merupakan deskripsi ideal mengenai apa yang dibutuhkan untuk terjadinya komunikasi. Suatu model merepresentasikan secara abstrak cirri-ciri penting dan menghilangkan rincian komunikasi yang tidak perlu dalam dunia nyata. Sedangkan B. Aubrey Fisher mengatakan model adalah analogi yang mengabstraksikan dan memilih bagian dari keseluruhan, unsure, sifat atau komponen yang penting dari fenomena yang dijadikan model. Model adalah gambaran informal untuk menjelaskan atau menerapkan teori. Dengan kata lain, model adalah teori yang lebih disederhanakan dalam bentuk gambar. Karena itu, hakikatnya model adalah alat bantu. Sebagai alat bantu, model mempermudah penjelasan fenomena komunikasi dengan merepresentasikan secara abstrak cirri-ciri yang dianggap penting dan menghilangkan rincian yang tidak perlu. Oleh karena itu hubungan antara model dengan teori begitu erat, model sering dicampuradukkan dengan teori. Karena kita memilih

unsure-unsur tertentu yang kita masukkan dalam model, suatu model mengimplikasikan penilaian atas relevansi, dan ini pada gilirannya mengimplikasikan suatu teori mengenai fenomena yang diteorikan/ Model dapat berfungsi sebagai basis bagi suatu teori yang lebih kompleks, alat untuk menjelaskan teori dan menyarankan cara-cara untuk melukiskan model suatu objek, teori atau proses. Para pakar lazim merancang model-model komunikasi dengan menggunakan serangkai blok, segi empat, lingkaran, panah, garis, spiral dan sebagainya untuk mengidentifikasi komponen-komponen, variable-variabel atau kekuatan-kekuatan yang membentuk komunikasi dan menyarankan atau melukiskan hubungan di antara komponenkomponen tersebut. Kata-kata, huruf, dan angka sering pula digunakan untuk melengkapi model-model komunikasi tersebut. II. Fungsi dan Manfaat Model Apa fungsi suatu model? Model memberi teorisi suatu struktur untuk menguji temuan mereka dalam dunia nyata. Meskipun demikian, model seperti juga definisi atau teori, pada umumnya tidak pernah sempurna dan final. Sehubungan dengan model komunikasi, Gordon Wiseman dan Larry Barker mengemukakan bahwa model komunikasi mempunyai tiga fungsi; pertama, melukiskan proses komunikasi, kedua, menunjukkan hubungan visual, dan ketiga, membantu dalam menemukan dan memperbaiki kemacetan komunikasi. Deutsch menyebutkan bahwa model itu mempunyai empat fungsi: Pertama, fungsi mengorganisasikan (kemiripan data dan hubungan) yang tadinya tidak teramati, Artinya, model membantu kita mengorganisasikan sesuatu hal dengan cara mengurut-ngurutkan serta mengaitkan satu bagian/sistem dengan bagian/sistem lainnya sehingga kita memperoleh gambaran yang menyeluruh, tidak sepotong-sepotong. Aspek lainnya dari fungsi pertama ini ini adalah model memberikan gambaran umum tentang sesuatu hal dalam kondisi-kondisi tertentu. Kedua, model membantu menjelaskan. Meskipun model pada dasarnya tidak berisi penjelasan namun model membantu kita dalam menjelaskan tentang suatu hal melalui penyajian informasi yang sederhana. Tanpa model, informasi tentang suatu hal akan tampak rumit atau tidak jelas. Ketiga, fungsi heuristic (menunjukkan fakta-fakta dan metode baru yang tidak diketahui), Artinya melalui model, kita akan dapat mengetahui sesuatu hal secara keseluruhan. Karena model membantu kita dengan memberikan gambaran tentang komponen-komponen pokok dari sebuah proses atau sistem. Keempat, fungsi prediktif, memungkinkan peramalan dari sekedar tipe ya atau tidak hingga yang kuantitatif yang berkenaan dengan kapan dan berapa banyak: pengukuran,

mengukur fenomena yang diprediksi. Melalui model kita dapat memperkirakan tentang hasil atau akibat yang akan dapat di capai. Oleh karena itu, dalam dunia ilmiah model ini sangat penting karena dapat dipergunakan sebagai dasar bagi para peneliti dalam merumuskan hipotesis yakni pernyataan-pernyataan yang berisikan penjelasan mengenai kemungkinan adanya hubungan sebab akibat antara satu factor dengan factor-faktor lainnya. Fungsi-fungsi tersebut pada gilirannya merupakan basis untuk menilai suatu model: 1. Seberapa umum (general) model tersebut? Seberapa banyak bahan yang diorganisasikan, dan seberapa efektif?. Seberapa heuristic model tersebut? Apakah ia membantu menemukan hubunganhubungan baru, fakta atau metode? 3. Seberapa penting prediksi yang dibuat dari model tersebut bagi bidang penelitian? Seberapa strategis prediksi itu pada tahap perkembangan bidang tersebut? 4. Sseberapa akurat pengukuran yang dapat dikembangkan dengan model tersebut? Deutsch juga menambahkan criteria berikut untuk menilai model: 1. Seberapa orisinal model tersebut? Seberapa banyak pandangan baru yang ditawarkannya?. Bagaimana kesederhanaan dan kehematan (parsimony) model tersebut? (ini menyangkut efisiensi model atau pencapainnya akan tujuan yang dimaksudkan. Suatu contoh terbaik adalah teori Einstein bahwa energy dan materi dapat dipertukarkan, yang dinyatakan sebagai E = mc ) 3. Seberapa nyata model tersebut? Seberapa jauh kita bergantung padanya sebagai representasi realitas fisik? Pembuatan model jelas memberikan manfaat kepada para ilmuwan. Irwin D.J Bross menyebutkan beberapa keuntungan model. Model menyediakan kerangka rujukan untuk memikirkan masalah, bila model awal tidak berhasil memprediksi Keuntungan lain pembuatan model adalah terbukanya problema abstraksi. Dunia nyata adalah suatu lingkungan yang sangat rumit. Sebuah apel, misalnya, mempunyai banyak sifat (ukuran, bentuk, warna, komposisi kimiawi, rasa, berat, dan sebagainya). Dalam memutuskan apakah apel tersebut akan dimakan atau tidak, hanya sebagian sifat apel ini saja yang dipertimbangkan. Suatu tingkat abstraksi dibutuhkan untuk mengambil keputusan. Oleh karena itu, pembuat model juga harus memutuskan cirri-ciri apa dari dunia nyata, misalnya dari fenomena komunikasi yang akan dimasukkan ke dalam sebuah model. Menggunakan pendapat Raymond S.Ross, model memberikan penglihatan yang lain kepada kita, berbeda, dan lebih dekat; model menyediakan kerangka rujukan, menyarankan

kesenjangan informasional, menyoroti problem abstraksi dan menyatakan suatu problem dalam bahasa simbolik bila terdapat peluang untuk menggunakan gambar atau symbol. III. Tipologi Model Model dapat digolongkan ke dalam berbagai cara seperti yang digambarkan Gerhard J. Hanneman dan William J. McEwen dalam gambar berikut ini : Bentuk-Bentuk Model Gerhard J. Hannemanndan William J.McEwen Semua Model Model Simbolik Model Fisik Model Mental Model Matematik Model Verbal Model Ikonik Model Analog Sumber: Mary B. Cassata dan Molefi K. Asante dalam Deddy Mulyana. 004. Pengantar Ilmu Komunikasi. Suatu Pengantar. Bandung; Rosdakarya. Hal. 15 Gambar di atas menggambarkan taksonomi model yang mudah dipahami, dalam suatu grafik yang melukiskan derajat abstraksi yang berlainan. Dari kiri ke kanan, tampak bahwa derajat abstraksi model tersebut menurun. Model mental merepresentasikan proses mental internal yang tampaknya tidak begitu relevan buat kita. Model yang mungkin lebih penting adalah model simbolik yang terdiri dari model matematik seperti teorama Pythagoras dan model verbal, kemudian model fisik yang terdiri dari model ikonik dan model analog. Model verbal adalah model atau teori yang dinyatakan dengan kata-kata meskipun bentuknya sangat sederhana. Definisi-definisi komunikasi yang di rumuskan dalam kalimatkalimat seperti definisi Lasswell, definisi Pearson dan Nelson dan lain-lain.

Model verbal sering dibantu dengan grafik, diagram atau gambar. Raymond S. Ross menyebut model demikian sebagai model verbal-piktorial. Model grafik atau model diagramatik secara skematis menampilkan apa yang dapat disajikan dengan sekedar katakata. Contoh model ini adalah model struktur organisasi yang dilihat dari perspektif komunikasi organisasi, menunjukkan jabatan-jabatan suatu organisasi, tingkat-tingkat jabatan dan hubungan kerja (komunikasi formal) berbagai jabatan tersebut. Contoh lain model ini adalah peta yang menggambarkan jarak pada permukaan bumi dan kalender yang merepresentasikan waktu. Model diagramatik, model grafik atau model verbal-piktorial proses komunikasi umumnya disajikan melalui berbagai model umum (general model) yang melukiskan fenomena komunikasi dari berbagai pakar komunikasi. Model fisik secara garis besar terbagi dua yakni model ikonik yang penampilan umumnya (rupa, bentuk, tanda-tanda) menyerupai objek yang di modelkan seperti model pesawat terbang, boneka, mannequin, maket sebuah gedung atau sebuah kompleks perumahan dan sebagainya. Serta model analog yang mempunyai fungsi serupa dengan objek yang dimodelkan meskipun bentuk fisiknya tidak serupa seperti komputer yang fungsinya menyerupai fungsi otak manusia. Sebagian bentuk ikonik selain menyerupai objek aslinya juga menunjukkan sebagian fungsi penting objek yang dimodelkan tersebut. Contoh model ikonik ini adalah model kendaraan seperti pesawat terbang, kapal laut, kereta api dan mobil yang meskipun tampak rumit sebenarnya merupakan versi sederhana dari kendaraan-kendaraan tersebut yang cara beroperaasinya jauh lebih rumit. Perangkat yang ditunjukkan model pesawat terbang misalnya boleh jadi meliputi mesin pesawat, interior pesawat, kendali yang dapat dioperasikan dan bahkan mekanisme radionya. Kita dapat mempelajari masalah pesawat terbang melalui konstruksi dan operasi model fisik tersebut sebagaimana seorang ilmuwan dapat mempelajari fenomena alam lewat suatu model yang merepresentasikannya. Model pesawat terbang jauh lebih mudah dipelajari daripasa pesawat terbang yang sebenarnya karena bebagai alasan. Model lebih menyenangkan ditangani dan dimanipulasi. Model juga lebih sederhana daripada pesawat terbang yang sebenarnya, dan prinsip-prinsip bekerjanya mungkin lebih jelas. Namun tentu saja ada bahaya oversimplikasi. Sebagian cirri pesawat terbang yang sebenarnya mungkin terabaikan bila kita terlalu memerhatikan modelnya. Menurut Bross, model menyajikan suatu proses abstraksi. Pesawat terbang yang sebenarnya mempunyai banyak atribut seperti bentuk, berat, warna, cara bekerja dan

sebagainya. Hanya sebagian saja dari sekian banyak atribut yang diitiru dalam model tersebut. Model juga digunakan untuk merancang garis pantai, jembatan, sistem persediaan air dan semua jenis produk dari boneka hingga pesawat terbang. Komunikasi adalah suatu proses yang dinamis dan melibatkan banyak unsure atau factor. Kaitan antara satu unsure/factor dengan unsure/factor lainnya dapat bersifat structural atau fungsional. Dengan demikian, model-model komunikasi juga memberikan gambaran kepada kita tentang struktur dan hubungan fungsional dari unsure-unsur/factorfaktor yang ada dalam sistemnya. Pengertian struktur menunjuk pada tatanan kedudukan dan garis hubungan antara saru unsure/factor dengan unsure-unsur/factor-faktor lainnya dalam sebuah sistem. Oleh karena itu, melalui model, kita akan dapat memahami secara mudah dan komprehensif mengenai struktur dan fungsi dari unsure-unsur/factor-faktor yang terlibat dalam proses komunikasi, baik dalam konteks individual, diantara dua orang atau lebih, kelompok/organisasi ataupun dalam konteks komunikasi dengan masyarakat secara luas. Dennis McQuail dan Sven Windahl (1981) dalam buku mereka telah menginventarisasikan dan menjelaskan 8 buah model komunikasi. Kedua puluh delapan model komunikasi ini menurut McQuail dan Windahl dapat dibagi dalam lima kelompok. Kelompok pertama, disebut sebagai model-model dasar. Kelompok kedua menyangkut pengaruh personal, penyebaran dan dampak komunikasi massa terhadap perorangan. Kelompok ketiga meliputi model-model tentang efek komunikasi massa terhadap kebudayaan dan masyarakat. Kelompok keempat berisikan model-model yang memusatkan perhatian pada khalayak. Kleompok kelima mencakup model-modl komunikasi tentang sistem, produksi, seleksi dan alur media massa. Daftar Pustaka 1. Arifin Anwar, Ilmu Komunikasi : sebuah Pengantar Ringkas, Rajawali Press Jakarta, 003,. Mc. Quail, Dennis, Sven Windhal, Communication Models, Longman Inc, 010