Citra LANDSAT Semarang

dokumen-dokumen yang mirip
DASAR-DASAR ILMU TANAH WIJAYA

DASAR-DASAR ILMU TANAH

Komponen Anorganik PENYUSUN TANAH/Mineral Silikat. Kuliah Mineralogi Tanah Minggu Ke X

Berdasarkan susunan kimianya, mineral dibagi menjadi 11 golongan antara lain :

DASAR ILMU TA AH 0 2: : K

Gambar 6. Daur Batuan Beku, Sedimen, dan Metamorf

DASAR-DASAR ILMU TANAH

DASAR-DASAR ILMU TANAH

Universitas Gadjah Mada 43

BAB 3 KIMIA TANAH. Kompetensi Dasar: Menjelaskan komponen penyusun, sifat fisika dan sifat kimia di tanah

Magma dalam kerak bumi

Bab III Karakteristik Alterasi Hidrotermal

Unsur Bumi 28/09/2012

TINJAUAN PUSTAKA. Tingkat Perkembangan Tanah. daerah tropika: 1. Tahap awal bahan induk yang tidak terkikis; 2. Tahap yuwana

BAB IV UBAHAN HIDROTERMAL

Universitas Gadjah Mada 36

ACARA IX MINERALOGI OPTIK ASOSIASI MINERAL DALAM BATUAN

Mineralogi. By : Asri Oktaviani

(25-50%) terubah tetapi tekstur asalnya masih ada.

IV. SIFAT - SIFAT KIMIA TANAH

4.1. Bahan Induk Tanah, Komposisi Mineral dan Sifat-Sifat Tanah Sawah

TINJAUAN PUSTAKA. Batuan

TINJAUAN PUSTAKA. Mineral Liat. membedakan dua urutan mineral (pelikan) yaitu mineral primer dan mineral

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV ALTERASI HIDROTERMAL. 4.1 Teori Dasar

Dasar Ilmu Tanah semester ganjil 2011/2012 (EHN & SIN) Materi 09: Sifat Kimia (2)- Mineral Liat & Bahan Organik Tanah

TINJAUAN UMUM DAERAH PENELITIAN

Metamorfisme dan Lingkungan Pengendapan

BAB III LANDASAN TEORI

BAB IV PROSPEK MINERAL LOGAM DI DAERAH PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bab ini diuraikan mengenai latar belakang masalah, tujuan dari penelitian dan manfaat yang diharapkan. I.

DASAR-DASAR ILMU TANAH

BAB V PEMBENTUKAN NIKEL LATERIT

DASAR-DASAR ILMU TANAH WIJAYA

TINJAUAN PUSTAKA. irreversible, dan selalu dalam keadaan kesetimbangan. Pada dasarnya terdapat dua tahap yang saling

Pemupukan Tanaman Kopi dan Kakao Perlu Memperhatikan Interaksi Antarhara. Pusat Penelitian Kopi dam Kakao Indonesia, Jl. PB. Sudirman 90 Jember 68118

BAB I PENDAHULUAN I.1.

IV. BATUAN METAMORF Faktor lingkungan yang mempengaruhi

III.4.1 Kuarsa sekunder dan kalsedon

LATIHAN DAN TES JARAK JAUH (LTJJ) Persiapan OSK Bidang : Kebumian. Tes 1. Bahan : Geologi -1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. Vertisol

PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB V ALTERASI PERMUKAAN DAERAH PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. tidak memadai, dan kadar air tanah yang melebihi, Permasalahan umum yang sering dijumpai dalam pelaksanaan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil analisis tanah lokasi penelitian disajikan pada Lampiran 1. Berbagai sifat kimia tanah yang dijumpai di lokasi

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Kondisi hidrogeologi daerah penelitian.

BAB V KIMIA AIR. 5.1 Tinjauan Umum

batuan, butiran mineral yang tahan terhadap cuaca (terutama kuarsa) dan mineral yang berasal dari dekomposisi kimia yang sudah ada.

SOIL COMPONENT EKOSARI R. 2011

DASAR ILMU TANAH. Bab 5: Sifat Kimia Tanah

Proses metamorfosis meliputi : - Rekristalisasi. - Reorientasi - pembentukan mineral baru dari unsur yang telah ada sebelumnya.

BAB IV ALTERASI HIDROTERMAL

II. TINJAUAN PUSTAKA. Ultisol merupakan salah satu jenis tanah di Indonesia yang mempunyai

TINJAUAN PUSTAKA Mucuna Bracteata DC.

Makalah Mineralogi. Genesa Mineral. Disusun oleh : Vina Oktaviany Fakultas Teknik Geologi Universitas Padjadjaran

Ciri Litologi

LABORATORIUM GEOLOGI OPTIK DEPARTEMEN TEKNIK GEOLOGI FAKULTAS TEKNIK - UNIVERSITAS GADJAH MADA

BAB V MINERALISASI Mineralisasi di daerah Sontang Tengah

ENDAPAN MAGMATIK Kromit, Nikel sulfida, dan PGM

BAB III ALTERASI HIDROTERMAL BAWAH PERMUKAAN

1. Kristal dan Mineral

DASAR ILMU TA AH Ba B b 5 : : S i S fa f t t K i K mia T a T nah

A. BATUAN BEKU ULTRABASA (ULTRAMAFIK)

PAPER FELDSPAR DI SUSUN OLEH: DESAN DESITNA ARUNG 41202A0045 PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MATARAM

Bab IV Sistem Panas Bumi

KESIMPULAN DAN SARAN. Kesimpulan

Gambar 2.8. Model tiga dimensi (3D) stratigrafi daerah penelitian (pandangan menghadap arah barat laut).

BAB III TEORI DASAR 3.1 Genesa Endapan serta Hubungannya dengan Pelapukan

TINJAUAN PUSTAKA. Sekilas Tentang Tanah Andisol. lapisan organik dengan sifat-sifat tanah andik, mana saja yang lebih

MINERALOGI, PETROLOGI DAN TERAPANNYA

BATUAN BEKU IGNEOUS ROCKS

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah

BAB II TATANAN GEOLOGI

ALBUM PETROGRAFI BATUAN METAMORF MARMER

ANALISIS MINERAL LEMPUNG TANAH REGOSOL LOMBOK DENGAN MENGGUNAKAN SINAR X DALAM KAITANNYA DENGAN PENENTUAN SIFAT DAN CARA PENGELOLAAN TANAH

1. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara di wilayah tropika basah yang sebagian besar

Disusun Oleh : Shellyta Ratnafuri M BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

DISTRIBUSI MINERALOGI PASIR BESI PADA JALUR PANTAI SELATAN KEBUMEN KUTOARJO. Oleh:

GELISOLS. Pustaka Soil Survey Staff Soil Taxonomy, 2 nd edition. USDA, NRCS. Washington. 869 hal.

KIMIA. Sesi. Kimia Unsur (Bagian I) A. KELIMPAHAN UNSUR-UNSUR DI ALAM a. Struktur Lapisan Bumi. b. Komposisi Lapisan Bumi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Besar butir adalah ukuran (diameter dari fragmen batuan). Skala pembatasan yang dipakai adalah skala Wentworth

BAB III Perolehan dan Analisis Data

TINJAUAN PUSTAKA. Tinjauan Umum Lempung

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

PERILAKU MINERAL ZEOLIT DAN PENGARUHNYA TERHADAP PERKEMBANGAN TANAH

TANAH. Apa yang dimaksud dengan tanah? Banyak definisi yang dapat dipakai untuk tanah. Hubungan tanah dan organisme :

II. TINJAUAN PUSTAKA

SHARIFF AK OMANG WAN AZMONA WAN MOHAMED KADDERI MD. DESA

MK. KESUBURAN TANAH. K - Ca - Mg TANAH. Prof Dr Ir Soemarno,M.S.

TINJAUAN PUSTAKA. silika, alumina atau hodroxida-besi. Tanah yang terbentuk dari abu vulkanik ini

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA. P tersedia adalah P tanah yang dapat larut dalam air dan asam sitrat. Bentuk P

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

FOSFOR. Kesuburan Tanah Ratih Kurniasih

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

MODUL III DIFERENSIASI DAN ASIMILASI MAGMA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

III.1 Morfologi Daerah Penelitian

Transkripsi:

Batuan/Mineral

Citra LANDSAT Semarang

Indonesia 5 s/d 7 km 163 m + 2 km QUARRY BARAT LAUT Tidak ditambang (untuk green belt) muka airtanah 163 m batas bawah penambangan (10 m dpl) 75-100 m dpl Keterangan Satuan Batugamping Satuan Batupasir BARAT LAUT PENAMPANG MELINTANG PULAU NUSAKAMBANGAN (TANPA SKALA)

DINAMIKA PROSES DI PERMUKAAN BUMI Faktor dinamik AKTIF: 1. Gravitasi 2. Iklim 3. Aksi biologi 4. TEKTONIKA AKTIF Faktor dinamik PASIF: 5. Litologi 6. STRUKTUR GEOLOGI 7. Posisi di permukaan (Campy & Macaire, 1989)

Geologi dan tanah

Mineral dengan Tingkat Kestabilan Menurun Primer Zirkon Rutil Turmalin Ilmenit Garnet Kuarsa Epidot Sphen Muskovit Mikrolin Ortoklas Sodik plagioklas Kalsik plagioklas Hornblende Klorit Augit Biotit Serpentin Kaca vulkanik ApatitOlivin Sekunder Anatase Gibsit Hematit Kaolinit Pedogenik klorit Smektit Vermikulit Illit Haloisit Sapiolit (dan poligarskit) Alofan (dan imogolit) Kalsit (CaCO3) Gipsum Halit (NaCl) Kestabilan ditentukan oleh: Tingkat kristalisasi Bahan penyusun Banyak mengandung kation basa tidak stabil

Kestabilan Batuan/Mineral Mudah atau tidaknya melapuk tergantung dari struktur kimia dan tingkat kristaliasi dari batuannya Batuan yang banyak mengandung tetrahedral bebas rantai tunggal rantai ganda lapisan (sheet): Semakin banyak ikatan dengan kation basa dengan Si4+ lebih mudah terombak semakin kecil ratio tsb. Perombakan terjadi dengan rusaknya ikatan kation basa-tetrahedral Kristalisasi terjadi dan terombak dimulai juga pada kayanya tetrahedral (alumina dan silika) oleh kation basa Temperatur, tingkat keasaman air sangat berperan dalam kestabilan mineral terhadap perombakan

Kesabilan mineral juga ditentukan oleh: Keberadaan ion dalam kondisi reduktif (terutama besi fero) teroksidasi akan memecahkan struktur kristalnya. Jumlah oksigen yang terikat dalam sruktur mineral tsb. Semakin banyak semakin berkurang kestabilannya. Adanya rongga dalam struktur yang diakibatkan oleh sebagian volume terisi dengan oksigen Semakin banyak prosentase sel yang tersingkap di permukaan (ukuran partikel) semakin kurang stabil mineral tsb. Keberadaan/kontak asosiasi mineral satu dengan lainnya.

Mineral Dapat Lapuk Berukuran debu pasir, meliputi: feldspar, feldsathoid, feromagnesium, gelas volkan, mika, zeolit, dan apatit Berukuran lempung: semua lempung 2/1, sepiolit, talk, glukonit.

Tahapan Pelapukan Mineral Halus Pelapukan tahap awal/early Halit, gipsum, sulfida, garam larut mudah larut/teruapkan Kalsit, dolomit, apatit berbahan karbonat atau fosfat Olivin, amfibol, piroksin silikat primer kaya basa Biotit, glaukonit, mafik klorit, nontronit filosilikat primer kaya dengan Fe dan Mg Feldspar (albit, K-feldspar) tektosilikat dengan substitusi isomorfik Kuarsa tektosilikat tanpa substitusi isomorfik

Pelapukan menengah/intermediate Muskofit pilosilikat primer kaya Fero dan Mg Vermikulit alterasi mika kaya Feri dan Mg Smektit Rendah Feri dan Mg Klorit hidroksil Al interlayer dari filosilikat Pelapukan lanjut/advance Kaolin/haloisit miskin kation basa, 1/1 Gibsit, alofan mineral kaya Al Oksida besi (geotit, hematit) kaya Fe Oksida titanium (anatase, rutil, ilmenit), zirkon, korundum mineral sisa

Tabel I. Tingkat pelapukan dan mineral dalam tanah Sumber: Jackson & Sherman. 1953 Tingkat pelapukan Pewakilan Mineral Tipe tanah Tingkat pelapukan "awal" 1. Gipsum (juga halit, natrium nitrat) 2. Kalsit (juga dolomit dan apatit) 3. Olivm-homblende (juga piroksin) Tanah didominasi oleh mineral tersebut (lempung & debu) merupakan tanah muda di dunia tapi tanah tua di gurun yang jumlah air terbatas menyebabkan proses kimia terhambat. 4. Biotit (juga glaukonit, nontronit) 5. Albit (juga anortit, mikrolin, ortoklas) Tingkat pelapukan "rnenengah" 6. Kuarsa 7. Muskofu (juga ilit) Tanah didominasi oleh mineral tersebut (debu halus & lempung) terutama di daerah "sedang", penghasil gandum dan jagung zone di dunia. 8. 2:1 silikat (termasuk vermikulit, hidrat-mika yang mengembang) 9. Montmorillonit Tingkat pelapukan "lanjut" 10. Kaolinit 11. Gibsit Daerah pelapukan intensif di tropis basah, didominasi oleh mineral tersebut (lempung), dicirikan oleh kesuburan yang rendah. 12. Hematit (juga geotit, limonit) 13. Anatase

Umur suatu tanah dapat ditentukan berdasar atas komposisi mineraloginya. 1. Tanah muda: Mengandung hampir semua mineral primer, tapi garam terlarutkan seperti gipsum dan kalsit dapat telah terlindi. Masih mengandung semua mineral yang terkandung dalam bahan induk tanah tersebut. 2. Pematangan awal: Hampir semua mineral yang berukuran lempung yang mengandung ion Ca, Mg dan fero (hornblende, biotik, plagioklas feldspar) tidak dijumpai di horison A. Lempung silikat terbentuk dan terakumulasi di horison B, tipe lempung 2/1 mendominasi koloid tanah ini. 3. Pematangan akhir: Hampir semua mineral primer yang berukuran lempung dan sebagian besar dari mineral berukuran debu telah melapuk; tipe lempung 2/1 digantikan oleh tipe 1/1. Kandungan aluminium dan besi oksida cenderung meningkat. 4. Tanah tua: Hampir semua lempung dan debu telah hilang di horison A akibat pelapukan dan pelindian; Quartz dan feldsfar ukuran pasir mendominasi horison A; B horison kaya dengan lempung 1/1 dan oksida.