LAPORAN PRAKTIKUM PEMBUATAN PREPARAT SQUASH AKAR BAWANG

dokumen-dokumen yang mirip
LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI SEL DAN MOLEKULER MITOSIS AKAR BAWANG

PEMBELAHAN MITOSIS PADA TUDUNG AKAR BAWANG MERAH (Allium Cepa)

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM MIKROTEKNIK

MODUL IV REPRODUKSI SEL

ANALISIS MEIOSIS PENDAHULUAN

Mitosis pada Akar Bawang Merah (Allium cepa)

Dan lain-lainnya hanya di

UNIVERSITAS GADJAH MADA LABORATORIUM GENETIKA DAN PEMULIAAN

PETUNJUK PRAKTIKUM BIOLOGI MODUL 3 BIOPSIKOSOSIOKULTURAL FAKULTAS KEDOKTERAN

PEMBUATAN PREPARAT WHOLE MOUNT EPIDERMIS BAWAH/ATAS DAUN

MEKANISME SEL. Mitosis & Meiosis

BAB I PENDAHULUAN. ada didalam sel, pembelahan dan penduplikasian merupakan konsep terpenting

Pengamatan Pembelahan Mitosis pada Sel Ujung Akar Bawang Merah (Allium cepa L.)dengan Mikroskop Binokuler. Oleh Marthen Kause NIM ABSTRAK

SET 4 REPRODUKSI SEL 1 (MITOSIS & MEIOSIS)

MAKALAH GENETIKA. Mitosis dan Meiosis. Oleh : Nama : Ayu Milad Fauziah NPM : Kelas : H FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS PADJADJARAN

Pembelahan Sel Muhammad Ridha Alfarabi Istiqlal, SP MSi


STUDI IDENTIFIKASI MITOSIS AKAR BAWANG MERAH MEDIA PEMBELAJARAN

PETUNJUK PRAKTIKUM BIOLOGI SEL

MITOSIS DAN MEIOSIS. TUTI NURAINI, SKp., M.Biomed. BIOLOGI KEPERAWATAN 2009

PEMBELAHAN DAN SIKLUS SEL

PEMBELAHAN MITOSIS PADA AKAR BAWANG MERAH (Allium cepa)

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Januari-April Penelitian ini

LAPORAN PRAKTIKUM PEMBUATAN PREPARAT WHOLE MOUNT PROTOZOA

PETUNJUK PRAKTIKUM. Biologi umum (kimia) Oleh : Dr. Tyas Pramesti G Ria Ramadhani, S.Kep Asmuni Hasyim, M.Si

PEMBELAHAN SEL Adelya Desi Kurniawati, STP., MP., M.Sc.

ANALISIS MITOSIS PENDAHULUAN

REPRODUKSI SEL REPRODUKSI SEL AMITOSIS. Profase I. Pembelahan I. Metafase I. Anafase I MEIOSIS. Telofase I. Interfase. Profase II.

Kaitan Reproduksi Sel dengan Pewarisan Sifat. Oleh Trisia Lusiana Amir, S.Pd., M. Biomed Fakultas Fisioterapi, Universitas Esa Unggul 2016

SIKLUS & PEMBELAHAN SEL. Suhardi S.Pt.,MP

ANALISIS METODE PEWARNAAN KROMOSOM TANAMAN JATI (Tectona grandis L.f.) TOFAN RANDY WIJAYA

KEHIDUPAN DI BUMI. Widodo Setiyo Wibowo

PEWARNA ALTERNATIF DAUN JATI MUDA (Tectona grandis) DAN DAUN JAMBU MONYET (Annacardium occidentale L.)

UNIVERSITAS GADJAH MADA LABORATORIUM GENETIKA DAN PEMULIAAN

PEDOMAN PRAKTIKUM. Nama : NIM : Kelompok : Kelas : Asisten :

Diperlukan untuk tumbuh, regenerasi, dan reproduksi

BAHAN AJAR DASAR-DASAR GENETIKA

II. Bagaimana sifat diwariskan

PETUNJUK PRAKTIKUM GENETIKA DASAR. Disusun oleh : Dr. Henny Saraswati, M.Biomed PROGRAM STUDI BIOTEKNOLOGI FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Media merupakan bentuk jamak dari medium yang berasal dari bahasa

Skripsi Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana 1 Program Studi Pendidikan B iologi. Disusun Oleh: RAHAYU KURNIA DEWI

III. METODE PENELITIAN

TINJAUAN PUSTAKA Botani Nilam

LAPORAN PRAKTIKUM HISTOTEKNIK Disusun oleh: Jekson Martiar Siahaan

bio.unsoed.ac.id MATERI DAN METODE PENELITIAN

Pada keadaan demikian, kromosom lebih mudah menyerap zat warna, misalnya sudan III, hematoksilin, methylen blue, dan kalium iodida.

Kromosom, DNA, Gen, Non Gen, Basa Nitrogen

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah eksperimen. Penelitian eksperimen merupakan

III. METODE PENELITIAN

PEMBELAHAN SEL. Tujuan Pembelajaran. Kata Kunci

JUMLAH DAN PANJANG ABSOLUT KROMOSOM BAWANG MERAH KULTIVAR SAMAS (ALLIUM ASCALONICUM L. CV. SAMAS) ABSTRAK

LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI SEL DAN MOLEKULER KROMOSOM KELENJAR LUDAH Chironomus

LAPORAN PRAKTIKUM PEMBUATAN PREPARAT SUPRAVITAL EPITELIUM MUKOSA MULUT

MAKALAH BIOLOGI KROMOSOM

MAKALAH BIOLOGI PEMBELAHAN MEIOSIS

PENGARUH KOLKISIN TERHADAP KROMOSOM UJUNG AKAR BAWANG MERAH

II. TINJAUAN PUSTAKA A.

Lampiran 1 Prosedur Pembuatan Preparat Histologi

II. METODE PENELITIAN

PEMBUATAN PREPARAT IRISAN MELALUI METODE PARAFIN

ANALISIS POLA PITA-C KROMOSOM TANAMAN SALAK JANTAN DAN BETINA (Salacca zalacca var. zalacca)

PEMBUATAN PREPARAT MELINTANG DENGAN METODE PARAFIN

II. METODE PENELITIAN

Laporan Praktikum Histotehnik. Oleh: Lucia Aktalina. Jum at, 14 September WIB

LAPORAN PRAKTIKUM. : Histoteknik : Selly Oktaria Tanggal Praktikum : 14 September 2012

ABSTRACT. IDENTIFICA'I'ION OF PERIOD NEEDED EACH PHASE IN Pyrrosia lanceolata (L.) Farwell FERN ROOT CELLS DURING MITOSIS

Lampiran 1 Proses Dehidrasi Jaringan

OLeh : Titta Novianti, S.Si. M.Biomed

Kultur Invitro untuk Tanaman Haploid Androgenik. Yushi Mardiana, SP, Msi Retno Dwi Andayani, SP, MP

Pembelahan Sel secara Mitosis dan Meiosis pada Manusia

LAPORAN PRAKTIKUM PEWARNAAN SPORA BAKTERI. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Mikrobiologi yang diampu oleh Prof. Dr. Dra. Utami Sri Hastuti, M.

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi

SEL

BAB III METODOLOGI 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2 Alat dan Bahan 3.3 Jenis Data Data Primer

MODUL III TRANSPORTASI MEMBRAN SEL

Pembuatan Preparat Utuh (whole mounts) Embrio Ayam

LAPORAN PRAKTIKUM PEMBUATAN PREPARAT DAN PENGAMATAN STRUKTUR TUMBUHAN. DisusunOleh: Tribuana Maharani Muria XI MIPA 3 / 23 SMA NEGERI 2 WONOSARI

DNA & PEMBELAHAN SEL?

BAB III METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Kembang sungsang (Gloriosa. superba L.) merupakan salah satu jenis

BAB IV METODE PENELITIAN. pertama kali merokok pada usia 5-9 tahun di kota tersebut merupakan urutan ke-2

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Klasifikasi Anggrek

BAB III BAHAN DAN METODE

METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Pembuatan preparat dalam pengamatan sel dan jaringan tumbuhan atau

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan. menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 5 perlakuan 5

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian pengaruh ekstrak daun sirsak (Annona muricata L.) terhadap

LAPORAN PRAKTEK LABORATORIUM HISTOTEKNIK TISSUE PROCESSING DAN PEWARNAAN

BAB III METODE PENELITIAN. dan 1 kontrol terhadap ikan nila (O. niloticus). bulan, berukuran 4-7 cm, dan berat gram.

: Kirana patrolina sihombing

Keywords: Allium ascalonicum, mitosis, soaking time, safranin

PENYIAPAN SPECIMEN AWETAN OBJEK BIOLOGI 1

MATERI DAN METODE. Materi

BAB III METODE PENELITIAN. rancangan penelitian yang digunakan adalah acak lengkap dengan lima kelompok,

METODOLOGI PENELITIAN. Lampung untuk pemeliharaan dan pemberian perlakuan pada mencit dan

: Kirana patrolina sihombing

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental yang menggunakan

UJIAN AKHIR SEMESTER 1 SEKOLAH MENENGAH TAHUN AJARAN 2014/2015 Mata Pelajaran : Biotek

Laporan Praktikum ph Meter, Persiapan Larutan Penyangga

5. Perhatikan gambar!

Transkripsi:

LAPORAN PRAKTIKUM PEMBUATAN PREPARAT SQUASH AKAR BAWANG Disusun Guna Memenuhi Tugas Terstruktur Mata Kuliah Praktikum Mikroteknik Tahun Ajaran 2014 Disusun Oleh : Litayani Dafrosa Br S 4411412016 Kelompok 4 Rombel 1 Biologi Murni JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS METEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2014

PEMBUATAN PREPARAT AKAR BAWANG MERAH DAN AKAR BAWANG PUTIH DENGAN SQUASH DENGAN PEWARNAAN ACETOCARMINE Tanggal Praktikum 14 November 2014 A. TUJUAN 1. Membuat preparat squash akar bawang merah dan squash akar bawang putih menggunakan metode squash dengan pewarnaan acetocarmin. 2. Menganalisis hasil pembuatan preparat squash akar bawang merah dan squash akar bawang putih menggunakan metode squash dengan pewarnaan acetocarmin. B. LANDASAN TEORI Proses pertumbuhan tumbuhan berada pada ujung akar dan apeks batang pada bagian meristem. Proses pembelahan sel dimulai dengan pembelahan intinya dan selanjutnya terjadi pembelahan sel. Pembelahan sel secara mitosis pembelahan inti selnya telah didahului dengan terjadinya beberapa perubahan yang sangat penting yaitu terbentuknya kromosom dalam inti sel selama berlangsungnya proses pembelahan tersebut. Mitosis merupakan dasar dalam perkembangbiakan vegetatif tanaman, sedangkan meiosis merupakan dasar munculnya keragaman. Kromosom pada metafase mitotik mengalami kondensasi dan penebalan yang maksimal, sehingga kromosom pada tahap ini dapat diamati dengan lebih jelas panjangnya dan letak sentromernya. Setelah panjang total dan letak sentromernya diketahui, maka dapat dilanjutkan dengan analisis kariotipe. Mitosis terjadi dalam sel somatik yang bersifat meristematik, yaitu sel-sel yang hidup terutama yang sedang tumbuh (ujung akar dan ujung batang), mitosis pada tumbuhan terjadi selama mulai dari 30 menit sampai beberapa jam dan merupakan bagian dari suatu proses yang berputar dan terus menerus. Proses mitosis ini terjadi bersama dengan pembelahan sitoplasma dan bahan-bahan di luar inti sel. Pada mitosis setiap induk yang diploid (2n) akan menghasilkan dua buah sel anakan yang masing-masing tetap diploid serta memiliki sifat keturunan yang sama dengan sel induknya.

Pada pembelahan sel secara mitosis meliputi 4 tahapan yaitu : 1.Profase, sentrosoma membelah menjadi mikrotubula aster yang terpisah. Ujungnya memanjang dan sentrosoma menjauh. Kromatin menduplikasi dan berkondensasi menjadi kromosom yang terikat pada sentromer, sentromer diikat kinetokor 2.Metafase, selubung nukleus pecah, mikrotubula masuk daerah nukleus, mikrotubula kinetokor mengatur letak dan arah kromosom pada bidang ekuator yang diseimbangkan oleh gaya tarik menarik sama kuat dari kedua kutub pembelahan 3. Anafase, kromosom terbelah menjadi 2 kromatid, setiap kromatid bergerak ke kutub yang berlawanan, selanjutnya berkumpul di kutub pembelahan. 4. Telofase, selubung nukleus terakit kembali disekeliling tiap kromosom baru, kromosom berubah menjadi kromatin. Serat gelendong hilang, terbentuk karyotheca. Nukleolus muncul, bintang kutub mejadi sentriol, mengganda menjadi dua, diselaputi sentrosom. Gentingan pada bidang equator sampai ketengah putus tebentuk dua sel anak, masingmasing mengandung kromosom tetap 2n. C. PROSEDUR KERJA Melakukan pengakaran bawang merah dan bawang putih selama 7-10 hari. Akar bawang yang sudah tumbuh dipotong sepanjang 5 mm dari ujung akar diambil pada pukul 15.00,16.00,17.00,18.00.19.00,20.00,21.00,22.00,23.00,00.00,01.00,02.00,03.00,04.00,05.00, 06.00,07.00,08.00,09.00,10.00,11.00,12.00,13.00,14.00,dan 15.00. Pemfiksasian irisan-irisan ujung akar dalam botol flakon berisi larutan asam asetat glasial 45% pada suhu 4 0 C selama 15 menit. Pencucian dengan cara mengganti larutan fiksatif dengan aquadest sebanyak dua kali. Untuk menghidrolisis akar bawang digunakan HCL 1 N suhu 60 0 C dalam pemanas selama 30 menit/lebih (sampai akar menjadi transparan). Selanjutnya dicuci dengan cara mengganti larutan HCL 1 N dengan aquadest sebanyak beberapa kali sampai bersih menggunakan bantuan spuit/jarum suntik. Untuk pewarnaan digunakan acetocarmin selama 2 jam di dalam botol flakon. Selanjutnya acetocarmine diganti dengan gliserin 1 ml untuk merendam irisan akar sebagai larutan stok. Afixing dengan mengambil sediaan akar bawang dari botol flakon dengan kuas, selanjutnya diletakan diatas gelas benda dan dipotong sepanjang 2 mm dari pangkal akar untuk dibuang(bagian yang transparan) dengan silet tajam.

Mounting dengan diberi beberapa tetes gliserin pada akar selanjutnya preparat akar bawang disquah atau dipencet dengan gelas penutup/deck glass. Caranya adalah mendorong deckglass dengan di squash. Penyegelan tepi deck glass digunakan kutek yang transparan.hasil preparat squash diamati dan dianalisi dibawah mikroskop.

D.HASIL DAN PEMBAHASAN No Preparat squash akar bawang Gambar Keterangan Gambar 1 Squash akar bawang merah a a.sitoplasma b.inti sel (nukleus) b c.dinding sel c 2. Squash akar bawang putih a.sitoplasma a b.inti sel (nukleus) b c c. sel panjang akar bawang putih d. sel penutup d

Ujung akar terdiri dari sel-sel yang bersifat meristematik, artinya sel-selnya sangat aktif membelah. Sehingga penggunaan ujung akar pada praktikum ini diharapkan agar fase-fase mitosis dapat diamati secara lengkap. Pada praktikum pembuatan preparat squash akar bawang merah dan bawang putih ini, praktikan mendapat bagian untuk melakukan pemotongan akar dan fiksasi pada pukul 19.00 WIB. Proses pembuatan preparat dilakukan di luar laboratorium, yaitu di kost salah satu teman. Sebelum praktikum, terlebih dahulu praktikan mempersiapkan alur kerja yang akan dilakukan, seperti halnya pada praktikum sebelumnya, agar proses kerja dapat terkontrol dengan baik. Alur kerja ini dibuat lebih efektif dengan mencantumkan tiap-tiap langkah kerja secara singkat dan persiapan alat dan bahan yang digunakan, serta penggunaan waktu yang harus dilalui pada tiap-tiap langkah kerja yang dilakukan. Secara umum, langkah-langkah pembuatan preparat squash yaitu: Fiksasi, Hidrolisis, Pencucian, Pewarnaan, Pencucian, Perekatan/squashing, penyegelan dan labeling. Pada tahap fiksasi, jenis fiksatif yang digunakan adalah asam asetat glacial 45% pada suhu 4 C. Fiksatif ini merupakan jenis fiksatif sederhana karena didalamnya hanya mengandung satu macam zat saja. Penggunaan asam asetat 45 % juga membantu dalam melunakkan dinding sel, sehingga zat pewarna (acetocarmine) dapat cepat masuk dan menyerap lebih kuat. Selain itu, asam asetat juga menghilangkan bahan-bahan yang akan mengganggu dalam pengamatan kromosom. Metode ini biasanya digunakan untuk tanaman dengan jumlah kromosom yang tidak banyak. Bahan pencuci yang digunakan setelah proses fiksasi adalah aquades, yang selanjutnya proses diteruskan dengan proses hidrolisis. Bahan yang digunakan pada proses hidolisis ini menggunakan HCl 1 N, dan dilakukan di dalam panci yang berisi air panas. Hal ini bertujuan untuk melunakkan ujung akar bawang putih, karena sifat ujung akar bawang putih adalah keras, jadi harus dilunakkan terlebih dahulu agar mudah ketika dilakukan pemejetan atau squosh. Perendaman ujung akar dalam larutan HCl 1 N bertujuan untuk melunakkan dinding sel atau jaringan. Pada tanaman yang lebih keras, konsentrasi HCl dapat ditingkatkan dan perendaman dapat dilakukan lebih lama. Setelah perendaman, batas antara tudung akar dengan sel-sel diatasnya akan tampak jelas. Tudung akar menjadi berwarna lebih putih. Pewarnaan dilakukan dengan menggunakan acetocarmin 1%. Acetocarmin 1% merupakan zat warna alam, yaitu berasal dari hewan. Dari hasil pengamatan preparat squash akar bawang merah ini,terlihat bahwa sel-sel akar tidak mengalami proses pembelahan mitosis. pada preparat squash akar bawang merah ini

hanya dapat diamati bagian dinding sel dan inti sel tidak ada ditemukan adanya fase-fase pembelahan mitosis yang meliputi tahap profase,prometafase,metafase, anafase dan Telofase.sehingga dapat dikatakan bahwa pada pukul 19.00 WIB pada akar bawang merah tidak ada pembelahan mitosis. Sama hal nya pada akar bawang putih sel tidak mengalami adanya fase pembelahan mitosis pada pukul 19.00 WIB. Sehingga dapat dikatakan bahwa pada pukul 19.00 WIB tidak terjadi pembelahan mitosis pada akar bawang merah dan bawang putih. Preparat yang dihasilkan sudah representatif,karena dapat dibedakan antara bagian satu dengan bagian lain. Contohnya yaitu dapat dibedakan antara inti sel yang berwarna lebih merah dengan sitoplasma yang berwarna merah muda. Selain itu antara sel satu dengan sel lain saling terpisah. Hal ini membuktikan bahwa pewarnaan yang dilakukan telah berhasil. Namun, jika dilihat lebih seksama,ada beberapa sel yang mengalami lisis atau pecah. Hal ini disebabkan oleh lamanya waktu pada tahap hidrolisis, sehingga mengakibatkan sel-sel akar menjadi sangat lunak dan saat dilakukan proses squashing sel akan mengalami lisis. Pada bagian tertentu preparat squash akar bawang merah dan akar bawang putih terdapat tumpukan-tumpukan sel sehinggga tidak dapat diamati bagian-bagian sel hal ini disebabkan karena pada saat melakuakn squash kurang hati-hati sehingga masih ada bagian yang bertumpuk-tumpuk.dan pada preparat squash akar bawang putih sel tidak terwarna sempurna seperti pada preparat squah akar bawang merah.

E. KESIMPULAN DAN SARAN KESIMPULAN Berdasarkan hasil pembahasan dan analisis preparat pejetan akar bawang putih dan bawang merah dengan pewarna acetocarmin dapat disimpulkan bahwa: 1.Preparat akar bawang merah dan bawang putih dapat dibuat menggunakan metode squash dengan pewarnaan acetocarmin. 2.Preparat squosh akar bawang putih dan merah pada jam pemotongan 19.00 WIB tidak mengalami proses pembelahan mitosis.pada squah akar bawabg putih sel kurang terwarnai dengan baik. SARAN Berdasarkan simpulan di atas penulis memberi saran yaitu sebagai berikut: 1. Pada saat melakukan proses hidrolisis,hendaknya harus diperhatikan,jangan terlalu lama karena dapat menyebabkan lisisnya sel akar. 2.Squashing dilakukan dengan cepat dan hati-hati agar sel-sel akar tidak bertumpuk. DAFTAR PUSTAKA Coe G. F. and K. Klitgaard. 1959. Procedur for squash preparation of somatic Sugar Beet tissues. Journal of The A. S. S. B. T. 10(7):609-611. Sastrosumarjo, S., Yudiwanti, S. I. Aisyah, S. Sujiprihati, M. Syukur, R. Yunianti. 2006. Panduan Laboratorium, hal. 261. Dalam S. Sastrosumarjo (Ed.) Sitogenetika Tanaman. IPB Press. Bogor Rudyatmi, Ely. 2014. Bahan Ajar Mikroteknik. Semarang: Jurusan Biologi FMIPA UNNES