PROKLAMASI KEMERDEKAAN DAN PEMBENTUKAN PEMERINTAH INDONESIA A. UPAYA PERSIAPAN KEMERDEKAAN INDONESIA 1. Kekosongan Kekuasaan Jepang terjun sebagai negara imperialis mengikuti jejak bangsa-bangsa barat. Jepang berhasil menghancurkan pangkalan Angkatan Laut Amerika Serikat di Pearl Harbour, Hawai manyebabkan ruang gerak pasukan Jepang bertambah leluasa. Untuk menghadapi garakan bangsa Jepang, negara-negara Barat membentuk pasukan gabungan yaitu Front ABCD ( Amerika Serikat, Inggris, China, Belanda). Namun pasukan Jepang terus berupaya untuk menghancurkan Front ABCD. Namun pada pertempuran yang terjadi di Laut Karang tgl 7 Mei 1945, pasukan Jepang mengalami kekalahan yang luar biasa yaitu serangan bom atom yang terjadi di Kota Hiroshima dan Nagasaki pada tgl 6 dan 9 Agustus 1945 yang dilakukan oleh front ABCD. Kemudian pada tgl 14 Agustus 1945, Jepang menyerah tanpa syarat kepada sekutu. Dan hal ini menyebabkan terjadinya kekosongan kekuasaan di wil. Indonesia. Keadaan ini merupakan peluang yang sangat baik bagi bangsa Indonesia untuk memproklamasikan kemerdekaan. 2. Kegiatan Pemuda Pejuang di Jakarta. Pada pertengahan tahun 1944 atas inisiatif pemerintah pendudukan Jepang berdiri sebuah organisasi untuk para pemuda yang bernama Angkatan Muda Indonesia (AMI). Pada kongres AMI dinyanyikan lagu Indonesia Raya yang diikuti dengan pengibaran bendera Merah Putih. Lagu kebangsaan Jepang, Kimigayo, tidak mereka nyanyikan dan bendera Jepang, Hinomaru pun tidak dikibarkan. Pada kongres itu muncul pendapat tentang perlu adanya persatuan para pemuda dibawah pimpinan nasional serta mengusulkan untuk mempercepat proses dan pelaksanaan kemerdekaan Indonesia. Sehingga pada tgl 15 Juni 1945, sekelompok pemuda mendirikan organisasi pergerakan yaitu Gerakan Angkatan Baru Indonesia. Yang berada di Markas Pemuda Menteng 31 Jakarta. Yang diketuai oleh B.M. dengan anggota-anggotanya antara lain kelompok pemuda Sukarni, Sudiro, Chaerul Saleh, Syarif Thayeb, Wikana, Supeno, Asmara Hadi, P. Gultom. Kelompok Sukarni juga bekerja sama dengan kelompok Syahrir dalam masalah perkembangan politik luar negeri yang berkaitan dengan proses kekalahan Jepang. Setelah mendengar berita kekalahan Jepang dari pasukan sekutu melalui siaran radio BBC (British Broadcasting Corporation/ siaran radio Inggris), kelompok Syahrir langsung menghadap Soekarno-Hatta. Mereka menuntut agar Soekarno-Hatta segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia secepat mungkin.
3. Perbedaan Pendapat Diantara Kelompok Pejuang. Para pemuda yang tergabung dalam Angkatan Baru segera mengadakan pertemuan setelah mendengar berita kekalahan Jepang pada tgl 15 Agustus 1945 pukul 08.00 malam. Soekarno / golongan tua berpendapat bahwa kemerdekaan Indonesia harus dilaksanakan tgl 18 Agustus 1945 dalam rapat PPKI. Sebaliknya, Drs. Moh. Hatta dan Mr. Ahmad Subardjo berpendapat bahwa kemerdekaan Indonesia, baik datangnya dari pemerintah Jepang atau hasil perjuangan bangsa Indonesia sendiri, tidak perlu dipersoalkan karena mereka berpendapat bahwa Jepang sudah kalah dalam perang pasifik. Menurut keduanya, yang perlu dihadapi adalah pasukan sekutu yang berusaha untuk mengembalikan kekuasaan Belanda atas wilayah Indonesia. Pendapat itu tidak mendapat tanggapan dari golongan pemuda, dan mereka tetap pada prinsipnya semula, sehingga terjadilah perbedaan pendapat mengenai masalah kemerdekaan antara golongan tua dan golangan muda. 4. Peristiwa Rengasdengklok. Perbedaan pendapat mengenai cara melepaskan diri dari Jepang mendorong para pemuda untuk membawa Soekarno-Hatta ( golongan tua) ke Rengasdengklok (sebuah kota Kawedanan di sebelah timur Jakarta) tanggal 16 Agustus 1945, agar jauh dari pengaruh pemerintah pendudukan Jepang. Rengasdengklok dipilih karena berada jauh dari jalan raya utama Jakarta-Cirebon. Disamping itu mereka dengan mudah dapat mengawasi tentara Jepang yang hendak dating ke Rengasdengklok, Karawang, Jawa Barat. Saat itu, di Jakarta sedang terjadi perundingan antara Ahmad Subardjo (mewakili golongan tua) dengan Wikana ( mewakili golongan muda). Dari perundingan itu tercapai kata sepakat bahwa Proklamasi Kemerdekaan Indonesia harus dilaksanakan di Jakarta. Laksamana Tadashi Maeda mengizinkan rumah kediamannya dijadikan sebagai tempat perundingan dan bahkan ia bersedia menjamin keselamatan para pemimpin bangsa Indonesia itu. Berdasarkan kesepakatan antara golongan pemuda dan Laksamana Tadashi Maeda itu, maka Jusuf Kunto bersedian mengantarkan Ahmad Subardjo dan sekretaris pribadinya yaitu Sayuti Melik pergi menjemput Soekarno-Hatta ke Rengasdengklok. Sebelum berangkat ke Rengasdengklok, Ahmad Subardjo memberikan jaminan dengan taruhan nyawanya bahwa Proklamasi Kemerdekaan Indonesia akan dilaksanakan tanggal 17 Agustus 1945, selambat-lambatnya pukul 12.00 WIB. Dengan jaminan itu, Komandan Kompi Sudancho Sebeno bersedia melepas Soekarno-Hatta beserta rombongan untuk kembali ke Jakarta. Rombongan tersebut tiba di Jakarta pukul 17.30 WIB.
B. PROKLAMASI KEMERDEKAAN INDONESIA. 1. Perumusan Naskah Proklamasi Perumusan Naskah Proklamasi dilaksanakan dirumah kediaman Laksamana Tadashi Maeda di Jalan Imam Bonjol No.1 (sekarang Perpustakaan Nasional, Depdiknas). Laksamana Tadashi Maeda mengantar Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta menghadap Mayor Jenderal Nishimura, untuk menjajaki sikapnya mengenai Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Dan mereka juga ditemani oleh Shigetada, Nishijima, Tomegoro, Yoshizumi, dan Miyoshi sebagai penerjemah. Setelah pertemuan itu mereka kembali kerumah Laksamana Tadashi Maeda untuk merumuskan naskah proklamasi. Laksamana Maeda menyediakan ruang makannya untuk dijadikan sebagai tempat merumuskan teks proklamasi. Usul mengenai menandatangani naskah proklamasi sebagai wakil-wakil bangsa Indonesia ditentang oleh Sukarni / Golongan Muda. Sukarni mengusulkan agar yang menandatangani naskah proklamasi adalah Soekarno-Hatta atas nama bangsa Indonesia. Lalu usulnya diterima oleh para hadirin, maka Soekarno meminta Sayuti Melik untuk mengetik sesuai dengan naskah tulisan tangannya yang telah mengalami perubahan yang telah disepakatinya. 2. Pembacaan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Pertemuan yang menghasilkan naskah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia berlangsung pada tgl 17 Agustus 1945 dini hari. Pembacaan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dilaksanakan didepan rumah Soekarno di Jln. Pegangsaan Timur No. 56 Jakarta, pada hari Jum at tgl 17 Agustus 1945 pukul 10.00 WIB (pertengahan bulan Ramadhan). Sebelum pelaksanaan proklamasi kemerdekaan Indonesia, Wakil Walikota Suwiryo memerintahkan Mr. Wilopo untuk mempersiapkan peralatan-peralatan yang diperlukan, seperti mikrofon dan pengeras suara. Sudiro memerintahkan S. Suhud untuk menyiapkan tiang bendera. Tiang bendera dibuat dari sebatang bamboo yang diberi tali dan ditancapkan beberapa langkah dari teras rumah Ir. Soekarno. Sedangkan bendera dijahit oleh Fatmawati Soekarno dengan ukuran standar untuk dikibarkan. 3. Makna Proklamasi Bagi Bangsa Indonesia Proklamasi Kemerdekaan mempunyai 2 makna penting, yakni; 1). Bangsa Indonesia dengan tekad yang bulat dan percaya pada kekuatan sendiri telah menjadi bangsa yang merdeka dan bebas dari penjajah. 2). Bangsa Indonesia menjadi pelopor bangsa-bangsa di Asia-Afrika untuk memerdekakan diri dari penindasan bangsa Asing. Bangsa Indonesia merupakan bangsa Asia pertama yang merdeka setelah Perang Dunia II usai. Proklamasi Kemerdekaan tgl 17 Agustus 1945, tiga hari setelah Perang Dunia II selesai, dilakukan pada saat yang tepat, yaitu ketika terjadi kekosongan kekuasaan. Hal ini memberi peluang kepada bangsa Indonesia untuk menentukan nasibnya.
Hasilnya adalah Proklamasi Kemerdekaan yang menandakan bahwa bangsa Indonesia telah terbebas dari segala bentuk ikatan bangsa-bangsa Asing. Oleh karena itu, Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dapat dijadikan sebagai tonggak pembaruan kehidupan bangsa Indonesia disegala bidang kehidupan. Setelah proklamasi kemerdekaan dikumandangkan, para pemimpin beserta rakyat Indonesia bersama-sama terus berjuang membenahi tatanan kehidupan berbangsa dan bernegara. Usaha-usaha yang ditempuh diantaranya mengadakan rapat PPKI tgl 18 Agustus 1945 untuk memilih presiden dan wakil presiden, menetapkan UUD 1945, serta membentuk Komite Nasional untuk membantu presiden melaksanakan tugasnya. Selanjutnya, tgl 19 Agutus 1945, Presiden memanggil anggota PPKI dan pemimpin pemuda untuk membicarakan pembentukan Komite Nasional Idonesia Pusat (KNIP), merancang pembentukan 12 Departemen dan menunjuk para menterinya menentukan pembagian wilayah Indonesia menjadi 8 Provinsi. Kemudian tgl 23 Agustus 1945 Presiden mengumumkan terbentuknya 3 badan baru untuk menopang pemerintahan yang baru berdiri, yaitu Komite Nasional Indonesia (KNI), Partai Nasional Indonesia (PNI), dan Badan Keamanan Rakyat (BKR).
C. PENYEBARLUASAN BERITA PROKLAMASI KEMERDEKAAN INDONESIA. 1. Penyebar Berita Proklamasi. Surat kabar yang pertama kali menyiarkan berita tentang proklamasi kemerdekaan Indonesia adalah Tjahaja yang terbit di Bandung dan Soeara Asia yang terbit di Surabaya. Penyambutan berita proklamasi kemerdekaan Indonesia oleh seluruh rakyat dibuktikan dengan pelucutan senjata pasukan Jepang, pengambil-alihan pimpinan dan semangat terus berjuang untuk merebut dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Disamping melalu siaran radio, koran, dan selebaran-selebaran, berita proklamasi secara resmi dibawa oleh para utusan yang kebetulan menghadiri siding PPKI dan menyaksikan pelaksanaan proklamasi kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945. Pekikan pembangkit semangat kebangsaan pada waktu itu adalah merdeka!. 2. Dukungan Rakyat Terhadap Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. a. Rapat Raksasa di Lapangan Ikada. Pada tanggal 19 agustus 1945 para pemuda Jakarta yang di pelopori oleh Komite Aksi Menteng 31 merencanakan aksi massa pada suatu rapat raksasa dilapangan Ikada atau (Ikatan Atletik Djakarta).Persiapan penyelenggaraan rapat raksasa itu dilakukan secara beranting oleh organisasi pemuda, BKR, Barisan Pelopor, Pamong desa, API, RT, Pelajar, dan Hisbullah. Gerakan besar itu disambut dengan antusias dan patuh oleh bangsa Indonesia. Walaupun demikian, rapat raksasa itu mengalami banyak hambatan, antara lain; 1. Pada tgl 16 Agustus 1945, Jepang mengeluarkan pernyataan yang melarang pelaksanaan rapat-rapat. 2. Adanya pro dan kontra dikalangan para menteri, mengingat bahaya yang di timbulkan terhadap larangan dari jepang itu. 3. Pada saat terlaksananya rapat itu, lapangan IKADA di jaga ketat dalam radius 1 km, oleh pasukan tenk, pasukan pejalan kaki, dan tentara jepang yang dilengkapi dengan bayonet. b. Pernyataan Sri Sultan Hamengku Buwono IX. Sri Sultan Hamengku Buwono IX sebagai Sultan Ngayogyakarto Hadiningrat memberikan dukungan terhadap proklamasi kemerdekaan Indonesia tgl 17 Agustus 1945, yaitu: Kami Sri Sultan Hamengku Buwono IX, Sultan Ngayogyakarto Hadiningrat menyatakan:
1). Bahwa negeri Ngayogyakarto Hadiningrat yang bersifat kerajaan adalah Daerah Istimewa dari Negara Republik Indonesia. 2). Bahwa kami sebagai kepala daerah memegang segala kekuasaan dalam negeri Ngayogyakarto Hadiningrat dan oleh karena itu, berhubung dengan keadaan para dewasa ini segala urusan pemerintahan dalam negeri Ngayogyakarto Hadiningrat mulai saat ini berada di tangan kami dan kekuasaan-kekuasaan lain kami pegang seluruhnya. 3). Bahwa hubungan antara negeri Ngayogyakarto Hadiningrat dengan pemerintah pusat Negara Republik Indonesia bersifat langsung dan kami bertanggung jawab atas negeri kami langsung kepada Presiden Republik Indonesia. Kami memerintahkan supaya segenap penduduk dalam negeri Ngayokyakarto Hadiningrat mengindahkan amanat kami ini. Ngayokyakarto Hadiningrat, 28 Puasa Ehe, 1876 (1 September 1945). Hamengku Buwono IX 3. Tindakan- Tindakan Heroik di Berbagai Kota. Di Surabaya. Selama bulan September 1945, terjadi perebutan senjata di Arsenal (gudang mesin) Don Bosco dan perebutan Markas Pertahanan di Jawa Timur. Selain itu juga dilakukan perebutan atas pangkalan Angkatan Laut di Ujung Beserta Markas Tentara Jepang dan pabrikpabrik yang tersebar di seluruh kota. Di Yogyakarta. Perebutan kekuasaan di daerah Yogyakarta dilakukan secara serentak dimulai tanggal 26 September 1945. Di Semarang. Tgl 14 Oktober 1945, 400 orang tawanan Jepang dari pabrik gula Cipiring diangkut oleh pemuda Indonesia ke Semarang rencana untuk menawannya di penjara Bulu. Di Sulawesi Selatan. Kalangan pemuda di Sulawesi Selatan menganggap bahwa tindakan Sam Ratulangi, Gubernur Sulawesi Selatan terlalu berhati-hati. Oleh karena itu, para pemuda mengorganisasi diri serta merencanakan untuk merebut gedung yang dianggap penting, seperti studio radio, tangsi militer, dan pos polisi. Kelompok itu terdiri dari kelompok Barisan Berani Mati. Di Kalimantan. Pada tgl 18 Noovember 1945, 8000 orang berkumpul didepan kompleks NICA di kota Balikpapan sambil mengibarkan bendera Merah Putih.
Di Bali dan Sumbawa. Para pemuda Bali membentuk organisasi, yaitu Angkutan Muda Indonesia (AMI) dan Pemuda Republik Indonesia (PRI). Yang bertujuan untuk menegakkan kedaulatan RI. Di Sumbawa, pada bulan Desember 1945, para pemuda Sumbawa melakukan aksi perebutan pos-pos militer Jepang, yaitu terjadi di Gempe, Sape, dan Raba. Di Biak. Pada tgl 14 Maret 1948, terjadi pemberontakan di Biak dengan sasaran Kamp NICA dan tangsi Sorido. Pemberontakan itu gagal dan dua orang pimpinannya dihukum mati, sedangkan yang lainnya di hokum seumur hidup. Di Banda Aceh. Pada tgl 6 Oktober 1945, para pemuda dan tokoh-tokoh masyarakat membentuk Angkatan Pemuda Indonesia (API). Namujn pada tgl 12 Oktober 1945, Shukokan Jepang memenggil para pemimpin pemuda dan menyatakan bahwa walaupun Jepang kalah, keamanan dan ketertiban masih menjadi tanggung jawab pemerintah Jepang. Di Sumatera Selatan. Pada tgl 8 Oktober 1945, terjadi perebutan kekuasaan di Sumatera Selatan. Perebutan kekuasaan di Palembang berjalan tanpa insiden, kerena orang-orang Jepang telah menghindar ketika terjadinya demonstrasi. 4. Dukungan di Berbagai Daerah. Negara Indonesia resmi berdiri setelah diproklamasikan tgl 17 Agustus 1945. Pemerintahan Republik Indonesia juga sudah terbentuk setelah terpilih Presiden dan Wakil Presiden serta UUD 1945 pada tgl 18 Agustus 1945 yang ditetapkan pada sidang PPKI. Pada sidang itu dihadiri utusan dari berbagai daerah. Ketika para utusan itu kembali ke daerahnya, mereka menyampaikan kabar mengenai kemerdekaan Indonesia. Para utusan ini mengajak seluruh rakyat untuk terus berjuang mengusir penjajah dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia di daerahnya masing-masing. Selain itu juga menghimbau seluruh rakyat di daerahnya untuk mengakui dan mendukung berdirinya pemerintahan RI agar tetap tegak dari ancaman penjajah yang akan kembali menanamkan kekuasaannya. Para utusan itu antara lain: Teuku Muhammad Hasan (Utusan dari Sumatera) Sutarjo Kartohadikusumo (Utusan Jawa Barat) R.M Surjo (Utusan Jawa Timur) R. Panji Suroso (Utusan Jawa Tengah) Mr. I Gusti Ketut Pudja (Utusan Sunda Kecil / Nusa Tenggara) Mr. Latuharhary (Utusan Maluku) Dr. G.S.S.J. Ratulangi (Utusan Sulawesi) A.A. Hamidan (Utusan Kalimantan)
KESIMPULAN Jepang menyerah tanpa syarat kepada sekutu pada Perang Dunia ke II setelah kota Hiroshima dan Nagasaki dibom atom oleh Amerika Serikat. Keadaan ini menimbulkan kekosongan kekuasaan di Indonesia. Sehingga pada tanggal 17 Agustus 1945, bangsa Indonesia berhasil memproklamasikan kemerdekaan. Yang dilaksanakan di depan rumah Ir. Soekarno di jalan Pegangsaan Timur No. 56 Jakarta, pada hari Jum at pukul 10.00 WIB (pertengahan bulan Ramadhan). Proklamasi Kemerdekaan dibacakan oleh Soekarno-Hatta mewakili seluruh bangsa Indonesia. Proklamasi Kemerdekaan ini mempunyai makna yang mendalam bagi bangsa Indonesia karena akhirnya bangsa Indonesia menjadi bangsa yang bebas dari penjajahan bangsa asing dan berhak menentukan nasibnya sendiri secara mandiri.